*Berita pagi ini datang dari Stella Geovan, istri pengusaha muda Sean Geovan yang berhasil membangun sebuah konveksi di wilayah Yogyakarta. Dengan nama Regina Orlando Tailor. Konveksi ini telah sukses dilirik oleh pasar internasional ketika terendus kabar designer kondang Diandra Hanindar bekerja sama dengan Regina Orlando Tailor. Informasi terakhir, konveksi ini telah memiliki ribuan pesanan. Bahkan baru-baru ini banyak pasar internasional yang sudah mulai mengajak Regina Orlando Tailor untuk bekerja sama memasok fashion wanita terkini. Sayangnya, hingga detik ini istri dari pengusaha muda Sean Geovan masih belum mau dimintai keterangan. Hanya pengawas dari Regina Orlando Tailor yang memberikan sedikit keterangan. Lepas dari berita yang beredar, publik menanyakan alasan dari Sean Geovan tidak memakai nama Geovan di usaha konveksi ini. Beliau hanya memakai Regina Orlando yang merupakan bagian dari nama akhir dari Stella Geovan dan dipadukan dengan nama tengah Sean Geovan.*Stella mema
Stella memijat tengkuk lehernya kala dirinya baru saja menyelesaikan kelas keduanya. Ya, kali ini materi cukup berat membuat Stella sedikit pusing dan tubuhnya menjadi begitu lelah. Belum lagi tadi pagi sebelum berangkat ke kampus Sean menginginkannya lagi. Sekarang suaminya itu pandai mencari alasan. Sean akan mengatakan mempercepat proses pembuatan anak. Sungguh, Stella menyesal membicarakan tentang anak sekarang. Jika tahu akan seperti ini, lebih baik dirinya membicarakan nanti saja. “Stella?” Chery menghampiri Stella yang baru saja keluar kelas.“Kau sudah selesai mengerjakan tugas?” Stella bertanya. Pasalnya tadi di kelas, hanya Chery yang tidak megerjakan tugas. Temannya itu beralasan lupa kalau ada tugas. Al hasil, dosen memberikan kelonggaran pada Chery yaitu mengerjakan tugas setelah selesai kelas.Chery menyengir, memperlihatkan gigi putihnya. “Sudah, tapi tetap belum selesai. Mr. Charles memberikanku waktu hingga besok pagi. Kalau besok pagi aku belum mengumpulkan tugasku,
“Sialan!” Kelvin mengumpat kasar seraya memukul setir mobilnya. Dia menginjak gas. Menerobos lampu merah. Ya, kemarahan dalam dirinya memuncak. Pikiranya tak henti mengingat perkataan Alika. Wanita itu mengatakan dengan jelas tidak mau mengharapkan sesuatu yang membuatnya terluka. Demi Tuhan, Kelvin tidak mengerti dengan apa yang dikatakan oleh wanita itu. Bahkan pertemuan terakhirnya, mereka tampak baik-baik saja.Sepanjang perjalanan menuju rumah, Kelvin tidak henti mengumpat kasar. Jalanan di malam hari yang sepi, membuat Kelvin terus melajukan mobilnya dengan kecepatan penuh. Tadinya malam ini Kelvin ingin mengajak Alika makan malam. Dia tahu hari ini Alika memiliki jadwal kuliah siang. Itu kenapa Kelvin datang menjemputnya. Namun, rencananya hanya sebuah angat semata. Kelvin mendapatkan kenyataan Alika tidak mau lagi menjadi teman kencannya. Wanita itu lebih memilih pria yang tidak jelas. Kelvin sudah tahu pria yang Alika pilih tidak sebanding dengannya.Saat mobil Kelvin hendak
“Sean, aku merindukan Miracle dan Selena. Kapan mereka akan ke Jakarta? Aku ingin sekali bertemu dengan kedua adik kembarmu itu.” Stella melangkah sambil membawakan namoan yang berisikan kopi hangat. “Minumlah, Sean. aku tadi membuatkanmu kopi,” ujarnya seraya meletakan kopi di atas meja. Kemudian dia duduk tepat di samping sang suami.Sean yang melihat Stella duduk di sampingnya, dia langsung meletakan koran ke atas meja. Didetik selanjutnya, dia mengambil kopi yang dibuatkan oleh Stella. Lalu menyesapnya perlahan. “Miracle mungkin akan ke Jakarta jika sudah melahirkan. Kandungannya sekarang sudah membesar. Tidak mungkin dia penerbangan jauh. Jarak Milan dan Jakarta cukup jauh. Mungkin hanya Selena yang bisa sering ke Jakarta. Karena dia sekarang menetap tinggal di Melbourne.”Stella menghela napas panjang. Sungguh dia merindukan kedua adi iparnya. Stella bukan hanya menganggap kedua adik iparnya sebagai saudara saja. Tapi Stella pun menganggap kedua adik iparnya sebagai sahabatnya s
“Sean, apa hari ini kau akan pulang malam?” Stella bertanya seraya membantu Sean memasangkan dasi. Tepat di saat dasi sudah terpasang sempurna, Stella memilihkan arloji untuk sang suami lalu membantu memakaikannya.“Aku belum tahu, tapi aku akan mengusahakan untuk pulang lebih awal.” Sean mengecup kening Stella. “Bagaimana dengan kuliahmu? Apa ada kesulitan yang kau alami?” tanyanya.Stella tersenyum mendengar pertanyaan Sean. Kemudian, dia mengecupi rahang sang suami dan berkata, “Kau tenang saja. Meski aku mengalami kesulitan sekali pun, aku mampu mengatasinya. Aku begitu menikmati kuliahku, Sean.”Ya, dunia fashion sejak dulu adalah mimpi Stella. Meski terkadang Stella mengami kesulitan dalam mata kuliah tertentu namun pada akhirnya Stella selalu mampu mengatasinya. Pelan dan pasti Stella yakin segela sesuatu yang hebat selalu bermulai dari sesuatu kerja keras yang membuahkan keberhasilan.Sean tersenyum mendengar apa yang dikatakan oleh Stella. “Yasudah, kita berangkat sekarang. N
“Alika? Di mana Stella? Kenapa sampai detik ini Stella belum juga datang?” tanya Chery seraya menatap Alika. Sesekali Chery melirik arloji, sudah satu jam tapi Stella tak kunjung datang. Padahal tadi Stella mengatakan akan tiba di kampus dalam waktu dua puluh menit.“Aku tidak tahu. Coba aku akan menghubunginya.” Alika mengambil ponsel dari dalam tas. Lalu menghubungi nomor Stella. Namun, tiba-tiba kening Alika berkerut kala nomor ponsel Stella tidak aktif.“Bagaimana, Alika?” tanya Chery seraya menatap Alika serius.“Ponsel Stella tidak aktif,” jawab Alika dengan wajah cemas. “Tadi Stella mengatakan akan langsung ke kampus, kan?” tanyanya memastikan.Chery mengangguk. “Iya, tadi Stella mengatakan akan langsung ke kampus. Tapi kenapa ponselnya tidak aktif? Apa mungkin ponselnya lowbet?”“Aku tidak tahu, Chery. Dia membuatku cemas saja,” ujar Alika dengan helaan napas dalam.“Hm, Alika. Apa kau memiliki nomor ponsel Sean? Kalau kau punya, kau bisa menghubungi Sean dan menanyakan kebera
“Tuan, kondisi luka istri anda cukup parah. Nyonya Stella mengalami benturan keras di perut bagian bawahnya. Tubuhnya terlempar mengakibatkan luka dalam serius di bagian rahim Nyonya Stella. Dalam kasus seperti ini kami akan berusaha menyelamatkan agar rahim Nyonya Stella tidak perlu harus diangkat. Namun, kemungkinan untuk Nyonya Stella memiliki keturunan akan sulit. Kerusakan jaringan rahim yang fatal, memberi peluang sangat kecil bagi Nyonya Stella untuk memiliki keturunan.”Bagai tersambar petir Sean membeku mendengar apa yang dikatakan oleh sang dokter. Sean berharap apa yang didengar ini adalah salah. Namun tidak. Apa yang didengarnya ini begitu jelas. Napas Sean memburu. Kemarahan melingkupi dirinya. Sorot mata tajam Sean tampak begitu menyeramkan.“Shit! Aku tidak peduli dengan omongan sialanmu!” Sean langsung menerjang dokter, menarik kerah baju dokter itu. “Selamatkan istriku. Aku ingin istriku baik-baik saja tanpa ada luka sedikit pun!” desisnya penuh dengan ancaman.“Sean,
Alika dan Chery berlari di koridor rumah sakit. Mereka langsung datang ke rumah sakit kala melihat pemberitaan di media istri dari Sean Geovan mengalami kecelakaan parah. Ya, pemberitaan di media mengenai kecelakaan itu telah menyebar luas. Banyak teman-teman kuliah Stella hendak menjenguk Stella. Namun saat ini Sean masih menolak untuk teman-teman Stella datang menjenguk. Sean hanya mengizinkan Alika dan Chery yang datang karena Sean sudah mengenal Alika dan Chery. Pelaku sebenarnya belum tertangkap membuat Sean memerketat keamanan Stella. Sean tidak mau kecolongan lagi sampai ada penyusup menyelinap.Saat Alika dan Chery telah tiba di depan ruang ICU, mereka terdia sesaat kala melihat Kelvin duduk tepat di depan ruang ICU. Dengan cepat, mereka langsung menghampiri Kelvin yang tak menyadari kehadiran mereka.“Kelvin, bagaimana keadaan Stella?” tanya Alika yang membuat Kelvin tersadar dirinya telah melamun sejak tadi.“Alika?” Senyum di bibir Kelvin terukir melihat Alika berada di had