“Stella…”Suara Alika dan Chery berseru memanggil Stella yang baru saja turun dari mobil. Mereka menatap Stella yang tengah melaimbaikan tangan pada mobil yang mengantarnya. Kemudian Alika dan Chery melangkah mendekat ke arah Stella.“Alika? Chery? Kalian di sini?” Stella mengulas senyumannya melihat Alika dan Chery di sampingnya.“Iya, aku dan Alika menunggunu,” jawab Chery hangat. “Oh, ya. Kau tadi diantar Sean?” tanyanya ingin tahu.Stella mengangguk. “Iya, tadi aku diantar Sean.”“Yasudah, kalau begitu kita ke kantin sekarang. Ada yang ingin aku bicarakan. Ada kabar yang menggembirakan,” seru Chery antusias.Alika mendengkus tak suka melihat wajah Chery yang tampak antusias. “Jangan berlebihan, Chery. Kau ini benar-benar menyebalkan.”Chery berdecak pelan. “Aku tidak berlebihan. Ini memang berita yang menggembirakan untukmu, bukan?”“Masih belum bisa dikatakan menggembirakan, Chery, Alika?” tanya Stella yang tak mengerti.“Ayo kita ke kantin. Nanti aku beritahu.” Chery memeluk len
“A-Aurora?”Stella terdiam sejenak melihat sosok wanita yang berdiri di hadapannya. Ya, wanita yang di hadapan Stella adalah Aurora. Perlahan Stella melepaskan tangannya yang tengah penyentuh dress yang dipilih oleh Aurora. Sesaat Aurora dan Stella saling menatap satu sama lain. Jika Stella masih berusaha bersikap tenang, berbeda dengan Aurora yang menatapnya penuh arti.“Kau di sini?” Aurora menyapa dengan nada dingin dan tak ramah.Stella mengangguk. “Iya, aku di sini. Kau masih di Jakarta? Aku pikir kau sudah tidak di sini.”“Setelah kejadian itu, aku tidak mungkin meninggalkan Jakarta. Masih banyak orang yang membenciku dan membicarakan buruk tentangku. Jadi aku memutuskan untuk tetap berada di sini sampai semuanya tenang. Mungkin setelah semua tenang, aku akan kembali ke Boston.” Aurora menjawab dengan nada begitu dingin dan sorot mata tegas. Ya, dia sangat membenci Stella. Namun, Aurora tidak bisa melakukan apa pun. Mengingat masalah yang terjadi akibat ulahnya sudah mencoreng n
Alika turun dari mobil, dan melangkah masuk ke dalam rumah. Sebelumnya, dia sudah meminta pelayan membawakan barang-barang belanjaannya dan meletakannya ke dalam kamarnya. Tampak Alika kelelahan namun raut wajahnya terlihat bahagia.“Ah, sepertinya berendam sangat enak,” gumam Alika kala melangkahkan kakinya masuk ke dalam rumah. Namun tiba-tiba saat Alika hendak melangkah, dia merasakan ada seseorang yang berada di belakangnya. Reflek, Alika langsung membalikan tubuhnya. “Ya, Tuhan, Kelvin. Kau membuatku jantungan. Apa kau ingin membunuhku?” serunya menyadari itu adalah Kelvin.Kelvin tidak menjawab ucapan Alika. Dia melipat tangan di depan dada. Mentap Alika dengan intens. “Kau dari mana? Kenapa jam segini baru pulang?” tanyanya dengan nada penuh introgasi.“Aku dari mall bersama dengan Stella dan Chery,” jawab Alika polos. “Kau kenapa ada di sini, Kelvin? Kau mengejutkanku. Jika kau ingin datang ke sini harusnya kau menghubungiku dulu. Bagaimana kalau kau datang, aku belum juga pul
Fable Night Club, Jakarta. Para DJ terkenal tampak menunjukan kebolehannya dalam memainkan sebuah lagu. Alunan musik yang langsung membuat para pengunjung berada di lantai dansa. Ingar bingar suasana klub malam itu membuat para pengunjung yang datang hanya sendiri turut menikmati suasana ramai di klub malam. Suara dentingan gelas sloki terdengar memenuhi klub malam ini. Ditambah dengan aroma tembakau yang bercampur dengan aroma anggur mahal terlah sukses membuat para pengunjung semakin menikmati malam mereka. Biasanya klub malam akan dijadikan pilihan saat para pengunjung telah lelah dengan pekerjana dan rutinits mereka yang mencekik kebebasan mereka. Well, tidak sedikit juga banyak pasangan yang mencari pasangan cinta satu malam. Ini adalah hal wajar bagi banyak orang.Di sebuah meja khusus para tamu VIP, dua wanita cantik tengah menikmakti whisky yang baru saja diantarkan oleh pelayan. Salah satu waniat itu pun, mengisap rokok dengan kuat dan mengembuskan asapnya ke udara.“Alesya,
*Berita pagi ini datang dari Stella Geovan, istri pengusaha muda Sean Geovan yang berhasil membangun sebuah konveksi di wilayah Yogyakarta. Dengan nama Regina Orlando Tailor. Konveksi ini telah sukses dilirik oleh pasar internasional ketika terendus kabar designer kondang Diandra Hanindar bekerja sama dengan Regina Orlando Tailor. Informasi terakhir, konveksi ini telah memiliki ribuan pesanan. Bahkan baru-baru ini banyak pasar internasional yang sudah mulai mengajak Regina Orlando Tailor untuk bekerja sama memasok fashion wanita terkini. Sayangnya, hingga detik ini istri dari pengusaha muda Sean Geovan masih belum mau dimintai keterangan. Hanya pengawas dari Regina Orlando Tailor yang memberikan sedikit keterangan. Lepas dari berita yang beredar, publik menanyakan alasan dari Sean Geovan tidak memakai nama Geovan di usaha konveksi ini. Beliau hanya memakai Regina Orlando yang merupakan bagian dari nama akhir dari Stella Geovan dan dipadukan dengan nama tengah Sean Geovan.*Stella mema
Stella memijat tengkuk lehernya kala dirinya baru saja menyelesaikan kelas keduanya. Ya, kali ini materi cukup berat membuat Stella sedikit pusing dan tubuhnya menjadi begitu lelah. Belum lagi tadi pagi sebelum berangkat ke kampus Sean menginginkannya lagi. Sekarang suaminya itu pandai mencari alasan. Sean akan mengatakan mempercepat proses pembuatan anak. Sungguh, Stella menyesal membicarakan tentang anak sekarang. Jika tahu akan seperti ini, lebih baik dirinya membicarakan nanti saja. “Stella?” Chery menghampiri Stella yang baru saja keluar kelas.“Kau sudah selesai mengerjakan tugas?” Stella bertanya. Pasalnya tadi di kelas, hanya Chery yang tidak megerjakan tugas. Temannya itu beralasan lupa kalau ada tugas. Al hasil, dosen memberikan kelonggaran pada Chery yaitu mengerjakan tugas setelah selesai kelas.Chery menyengir, memperlihatkan gigi putihnya. “Sudah, tapi tetap belum selesai. Mr. Charles memberikanku waktu hingga besok pagi. Kalau besok pagi aku belum mengumpulkan tugasku,
“Sialan!” Kelvin mengumpat kasar seraya memukul setir mobilnya. Dia menginjak gas. Menerobos lampu merah. Ya, kemarahan dalam dirinya memuncak. Pikiranya tak henti mengingat perkataan Alika. Wanita itu mengatakan dengan jelas tidak mau mengharapkan sesuatu yang membuatnya terluka. Demi Tuhan, Kelvin tidak mengerti dengan apa yang dikatakan oleh wanita itu. Bahkan pertemuan terakhirnya, mereka tampak baik-baik saja.Sepanjang perjalanan menuju rumah, Kelvin tidak henti mengumpat kasar. Jalanan di malam hari yang sepi, membuat Kelvin terus melajukan mobilnya dengan kecepatan penuh. Tadinya malam ini Kelvin ingin mengajak Alika makan malam. Dia tahu hari ini Alika memiliki jadwal kuliah siang. Itu kenapa Kelvin datang menjemputnya. Namun, rencananya hanya sebuah angat semata. Kelvin mendapatkan kenyataan Alika tidak mau lagi menjadi teman kencannya. Wanita itu lebih memilih pria yang tidak jelas. Kelvin sudah tahu pria yang Alika pilih tidak sebanding dengannya.Saat mobil Kelvin hendak
“Sean, aku merindukan Miracle dan Selena. Kapan mereka akan ke Jakarta? Aku ingin sekali bertemu dengan kedua adik kembarmu itu.” Stella melangkah sambil membawakan namoan yang berisikan kopi hangat. “Minumlah, Sean. aku tadi membuatkanmu kopi,” ujarnya seraya meletakan kopi di atas meja. Kemudian dia duduk tepat di samping sang suami.Sean yang melihat Stella duduk di sampingnya, dia langsung meletakan koran ke atas meja. Didetik selanjutnya, dia mengambil kopi yang dibuatkan oleh Stella. Lalu menyesapnya perlahan. “Miracle mungkin akan ke Jakarta jika sudah melahirkan. Kandungannya sekarang sudah membesar. Tidak mungkin dia penerbangan jauh. Jarak Milan dan Jakarta cukup jauh. Mungkin hanya Selena yang bisa sering ke Jakarta. Karena dia sekarang menetap tinggal di Melbourne.”Stella menghela napas panjang. Sungguh dia merindukan kedua adi iparnya. Stella bukan hanya menganggap kedua adik iparnya sebagai saudara saja. Tapi Stella pun menganggap kedua adik iparnya sebagai sahabatnya s