Alika turun dari mobil, dan melangkah masuk ke dalam rumah. Sebelumnya, dia sudah meminta pelayan membawakan barang-barang belanjaannya dan meletakannya ke dalam kamarnya. Tampak Alika kelelahan namun raut wajahnya terlihat bahagia.“Ah, sepertinya berendam sangat enak,” gumam Alika kala melangkahkan kakinya masuk ke dalam rumah. Namun tiba-tiba saat Alika hendak melangkah, dia merasakan ada seseorang yang berada di belakangnya. Reflek, Alika langsung membalikan tubuhnya. “Ya, Tuhan, Kelvin. Kau membuatku jantungan. Apa kau ingin membunuhku?” serunya menyadari itu adalah Kelvin.Kelvin tidak menjawab ucapan Alika. Dia melipat tangan di depan dada. Mentap Alika dengan intens. “Kau dari mana? Kenapa jam segini baru pulang?” tanyanya dengan nada penuh introgasi.“Aku dari mall bersama dengan Stella dan Chery,” jawab Alika polos. “Kau kenapa ada di sini, Kelvin? Kau mengejutkanku. Jika kau ingin datang ke sini harusnya kau menghubungiku dulu. Bagaimana kalau kau datang, aku belum juga pul
Fable Night Club, Jakarta. Para DJ terkenal tampak menunjukan kebolehannya dalam memainkan sebuah lagu. Alunan musik yang langsung membuat para pengunjung berada di lantai dansa. Ingar bingar suasana klub malam itu membuat para pengunjung yang datang hanya sendiri turut menikmati suasana ramai di klub malam. Suara dentingan gelas sloki terdengar memenuhi klub malam ini. Ditambah dengan aroma tembakau yang bercampur dengan aroma anggur mahal terlah sukses membuat para pengunjung semakin menikmati malam mereka. Biasanya klub malam akan dijadikan pilihan saat para pengunjung telah lelah dengan pekerjana dan rutinits mereka yang mencekik kebebasan mereka. Well, tidak sedikit juga banyak pasangan yang mencari pasangan cinta satu malam. Ini adalah hal wajar bagi banyak orang.Di sebuah meja khusus para tamu VIP, dua wanita cantik tengah menikmakti whisky yang baru saja diantarkan oleh pelayan. Salah satu waniat itu pun, mengisap rokok dengan kuat dan mengembuskan asapnya ke udara.“Alesya,
*Berita pagi ini datang dari Stella Geovan, istri pengusaha muda Sean Geovan yang berhasil membangun sebuah konveksi di wilayah Yogyakarta. Dengan nama Regina Orlando Tailor. Konveksi ini telah sukses dilirik oleh pasar internasional ketika terendus kabar designer kondang Diandra Hanindar bekerja sama dengan Regina Orlando Tailor. Informasi terakhir, konveksi ini telah memiliki ribuan pesanan. Bahkan baru-baru ini banyak pasar internasional yang sudah mulai mengajak Regina Orlando Tailor untuk bekerja sama memasok fashion wanita terkini. Sayangnya, hingga detik ini istri dari pengusaha muda Sean Geovan masih belum mau dimintai keterangan. Hanya pengawas dari Regina Orlando Tailor yang memberikan sedikit keterangan. Lepas dari berita yang beredar, publik menanyakan alasan dari Sean Geovan tidak memakai nama Geovan di usaha konveksi ini. Beliau hanya memakai Regina Orlando yang merupakan bagian dari nama akhir dari Stella Geovan dan dipadukan dengan nama tengah Sean Geovan.*Stella mema
Stella memijat tengkuk lehernya kala dirinya baru saja menyelesaikan kelas keduanya. Ya, kali ini materi cukup berat membuat Stella sedikit pusing dan tubuhnya menjadi begitu lelah. Belum lagi tadi pagi sebelum berangkat ke kampus Sean menginginkannya lagi. Sekarang suaminya itu pandai mencari alasan. Sean akan mengatakan mempercepat proses pembuatan anak. Sungguh, Stella menyesal membicarakan tentang anak sekarang. Jika tahu akan seperti ini, lebih baik dirinya membicarakan nanti saja. “Stella?” Chery menghampiri Stella yang baru saja keluar kelas.“Kau sudah selesai mengerjakan tugas?” Stella bertanya. Pasalnya tadi di kelas, hanya Chery yang tidak megerjakan tugas. Temannya itu beralasan lupa kalau ada tugas. Al hasil, dosen memberikan kelonggaran pada Chery yaitu mengerjakan tugas setelah selesai kelas.Chery menyengir, memperlihatkan gigi putihnya. “Sudah, tapi tetap belum selesai. Mr. Charles memberikanku waktu hingga besok pagi. Kalau besok pagi aku belum mengumpulkan tugasku,
“Sialan!” Kelvin mengumpat kasar seraya memukul setir mobilnya. Dia menginjak gas. Menerobos lampu merah. Ya, kemarahan dalam dirinya memuncak. Pikiranya tak henti mengingat perkataan Alika. Wanita itu mengatakan dengan jelas tidak mau mengharapkan sesuatu yang membuatnya terluka. Demi Tuhan, Kelvin tidak mengerti dengan apa yang dikatakan oleh wanita itu. Bahkan pertemuan terakhirnya, mereka tampak baik-baik saja.Sepanjang perjalanan menuju rumah, Kelvin tidak henti mengumpat kasar. Jalanan di malam hari yang sepi, membuat Kelvin terus melajukan mobilnya dengan kecepatan penuh. Tadinya malam ini Kelvin ingin mengajak Alika makan malam. Dia tahu hari ini Alika memiliki jadwal kuliah siang. Itu kenapa Kelvin datang menjemputnya. Namun, rencananya hanya sebuah angat semata. Kelvin mendapatkan kenyataan Alika tidak mau lagi menjadi teman kencannya. Wanita itu lebih memilih pria yang tidak jelas. Kelvin sudah tahu pria yang Alika pilih tidak sebanding dengannya.Saat mobil Kelvin hendak
“Sean, aku merindukan Miracle dan Selena. Kapan mereka akan ke Jakarta? Aku ingin sekali bertemu dengan kedua adik kembarmu itu.” Stella melangkah sambil membawakan namoan yang berisikan kopi hangat. “Minumlah, Sean. aku tadi membuatkanmu kopi,” ujarnya seraya meletakan kopi di atas meja. Kemudian dia duduk tepat di samping sang suami.Sean yang melihat Stella duduk di sampingnya, dia langsung meletakan koran ke atas meja. Didetik selanjutnya, dia mengambil kopi yang dibuatkan oleh Stella. Lalu menyesapnya perlahan. “Miracle mungkin akan ke Jakarta jika sudah melahirkan. Kandungannya sekarang sudah membesar. Tidak mungkin dia penerbangan jauh. Jarak Milan dan Jakarta cukup jauh. Mungkin hanya Selena yang bisa sering ke Jakarta. Karena dia sekarang menetap tinggal di Melbourne.”Stella menghela napas panjang. Sungguh dia merindukan kedua adi iparnya. Stella bukan hanya menganggap kedua adik iparnya sebagai saudara saja. Tapi Stella pun menganggap kedua adik iparnya sebagai sahabatnya s
“Sean, apa hari ini kau akan pulang malam?” Stella bertanya seraya membantu Sean memasangkan dasi. Tepat di saat dasi sudah terpasang sempurna, Stella memilihkan arloji untuk sang suami lalu membantu memakaikannya.“Aku belum tahu, tapi aku akan mengusahakan untuk pulang lebih awal.” Sean mengecup kening Stella. “Bagaimana dengan kuliahmu? Apa ada kesulitan yang kau alami?” tanyanya.Stella tersenyum mendengar pertanyaan Sean. Kemudian, dia mengecupi rahang sang suami dan berkata, “Kau tenang saja. Meski aku mengalami kesulitan sekali pun, aku mampu mengatasinya. Aku begitu menikmati kuliahku, Sean.”Ya, dunia fashion sejak dulu adalah mimpi Stella. Meski terkadang Stella mengami kesulitan dalam mata kuliah tertentu namun pada akhirnya Stella selalu mampu mengatasinya. Pelan dan pasti Stella yakin segela sesuatu yang hebat selalu bermulai dari sesuatu kerja keras yang membuahkan keberhasilan.Sean tersenyum mendengar apa yang dikatakan oleh Stella. “Yasudah, kita berangkat sekarang. N
“Alika? Di mana Stella? Kenapa sampai detik ini Stella belum juga datang?” tanya Chery seraya menatap Alika. Sesekali Chery melirik arloji, sudah satu jam tapi Stella tak kunjung datang. Padahal tadi Stella mengatakan akan tiba di kampus dalam waktu dua puluh menit.“Aku tidak tahu. Coba aku akan menghubunginya.” Alika mengambil ponsel dari dalam tas. Lalu menghubungi nomor Stella. Namun, tiba-tiba kening Alika berkerut kala nomor ponsel Stella tidak aktif.“Bagaimana, Alika?” tanya Chery seraya menatap Alika serius.“Ponsel Stella tidak aktif,” jawab Alika dengan wajah cemas. “Tadi Stella mengatakan akan langsung ke kampus, kan?” tanyanya memastikan.Chery mengangguk. “Iya, tadi Stella mengatakan akan langsung ke kampus. Tapi kenapa ponselnya tidak aktif? Apa mungkin ponselnya lowbet?”“Aku tidak tahu, Chery. Dia membuatku cemas saja,” ujar Alika dengan helaan napas dalam.“Hm, Alika. Apa kau memiliki nomor ponsel Sean? Kalau kau punya, kau bisa menghubungi Sean dan menanyakan kebera