Share

Bab 122. Tidak Menaruh Dendam

Penulis: Abigail Kusuma
last update Terakhir Diperbarui: 2024-07-07 20:28:12

“A-Aurora?”

Stella terdiam sejenak melihat sosok wanita yang berdiri di hadapannya. Ya, wanita yang di hadapan Stella adalah Aurora. Perlahan Stella melepaskan tangannya yang tengah penyentuh dress yang dipilih oleh Aurora. Sesaat Aurora dan Stella saling menatap satu sama lain. Jika Stella masih berusaha bersikap tenang, berbeda dengan Aurora yang menatapnya penuh arti.

“Kau di sini?” Aurora menyapa dengan nada dingin dan tak ramah.

Stella mengangguk. “Iya, aku di sini. Kau masih di Jakarta? Aku pikir kau sudah tidak di sini.”

“Setelah kejadian itu, aku tidak mungkin meninggalkan Jakarta. Masih banyak orang yang membenciku dan membicarakan buruk tentangku. Jadi aku memutuskan untuk tetap berada di sini sampai semuanya tenang. Mungkin setelah semua tenang, aku akan kembali ke Boston.” Aurora menjawab dengan nada begitu dingin dan sorot mata tegas. Ya, dia sangat membenci Stella. Namun, Aurora tidak bisa melakukan apa pun. Mengingat masalah yang terjadi akibat ulahnya sudah mencoreng n
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Dalam Pelukan Sang Billionaire (Sean&Stella)   Bab 123. Rupanya Kau Sudah Siap Menjadi Seorang Istri

    Alika turun dari mobil, dan melangkah masuk ke dalam rumah. Sebelumnya, dia sudah meminta pelayan membawakan barang-barang belanjaannya dan meletakannya ke dalam kamarnya. Tampak Alika kelelahan namun raut wajahnya terlihat bahagia.“Ah, sepertinya berendam sangat enak,” gumam Alika kala melangkahkan kakinya masuk ke dalam rumah. Namun tiba-tiba saat Alika hendak melangkah, dia merasakan ada seseorang yang berada di belakangnya. Reflek, Alika langsung membalikan tubuhnya. “Ya, Tuhan, Kelvin. Kau membuatku jantungan. Apa kau ingin membunuhku?” serunya menyadari itu adalah Kelvin.Kelvin tidak menjawab ucapan Alika. Dia melipat tangan di depan dada. Mentap Alika dengan intens. “Kau dari mana? Kenapa jam segini baru pulang?” tanyanya dengan nada penuh introgasi.“Aku dari mall bersama dengan Stella dan Chery,” jawab Alika polos. “Kau kenapa ada di sini, Kelvin? Kau mengejutkanku. Jika kau ingin datang ke sini harusnya kau menghubungiku dulu. Bagaimana kalau kau datang, aku belum juga pul

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-07
  • Dalam Pelukan Sang Billionaire (Sean&Stella)   Bab 124. Melenyapkan Kesombongan Aurora

    Fable Night Club, Jakarta. Para DJ terkenal tampak menunjukan kebolehannya dalam memainkan sebuah lagu. Alunan musik yang langsung membuat para pengunjung berada di lantai dansa. Ingar bingar suasana klub malam itu membuat para pengunjung yang datang hanya sendiri turut menikmati suasana ramai di klub malam. Suara dentingan gelas sloki terdengar memenuhi klub malam ini. Ditambah dengan aroma tembakau yang bercampur dengan aroma anggur mahal terlah sukses membuat para pengunjung semakin menikmati malam mereka. Biasanya klub malam akan dijadikan pilihan saat para pengunjung telah lelah dengan pekerjana dan rutinits mereka yang mencekik kebebasan mereka. Well, tidak sedikit juga banyak pasangan yang mencari pasangan cinta satu malam. Ini adalah hal wajar bagi banyak orang.Di sebuah meja khusus para tamu VIP, dua wanita cantik tengah menikmakti whisky yang baru saja diantarkan oleh pelayan. Salah satu waniat itu pun, mengisap rokok dengan kuat dan mengembuskan asapnya ke udara.“Alesya,

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-07
  • Dalam Pelukan Sang Billionaire (Sean&Stella)   Bab 125. Empat Anak atau Lima Anak?

    *Berita pagi ini datang dari Stella Geovan, istri pengusaha muda Sean Geovan yang berhasil membangun sebuah konveksi di wilayah Yogyakarta. Dengan nama Regina Orlando Tailor. Konveksi ini telah sukses dilirik oleh pasar internasional ketika terendus kabar designer kondang Diandra Hanindar bekerja sama dengan Regina Orlando Tailor. Informasi terakhir, konveksi ini telah memiliki ribuan pesanan. Bahkan baru-baru ini banyak pasar internasional yang sudah mulai mengajak Regina Orlando Tailor untuk bekerja sama memasok fashion wanita terkini. Sayangnya, hingga detik ini istri dari pengusaha muda Sean Geovan masih belum mau dimintai keterangan. Hanya pengawas dari Regina Orlando Tailor yang memberikan sedikit keterangan. Lepas dari berita yang beredar, publik menanyakan alasan dari Sean Geovan tidak memakai nama Geovan di usaha konveksi ini. Beliau hanya memakai Regina Orlando yang merupakan bagian dari nama akhir dari Stella Geovan dan dipadukan dengan nama tengah Sean Geovan.*Stella mema

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-07
  • Dalam Pelukan Sang Billionaire (Sean&Stella)   Bab 126. Hanya Tidak Ingin Terluka

    Stella memijat tengkuk lehernya kala dirinya baru saja menyelesaikan kelas keduanya. Ya, kali ini materi cukup berat membuat Stella sedikit pusing dan tubuhnya menjadi begitu lelah. Belum lagi tadi pagi sebelum berangkat ke kampus Sean menginginkannya lagi. Sekarang suaminya itu pandai mencari alasan. Sean akan mengatakan mempercepat proses pembuatan anak. Sungguh, Stella menyesal membicarakan tentang anak sekarang. Jika tahu akan seperti ini, lebih baik dirinya membicarakan nanti saja. “Stella?” Chery menghampiri Stella yang baru saja keluar kelas.“Kau sudah selesai mengerjakan tugas?” Stella bertanya. Pasalnya tadi di kelas, hanya Chery yang tidak megerjakan tugas. Temannya itu beralasan lupa kalau ada tugas. Al hasil, dosen memberikan kelonggaran pada Chery yaitu mengerjakan tugas setelah selesai kelas.Chery menyengir, memperlihatkan gigi putihnya. “Sudah, tapi tetap belum selesai. Mr. Charles memberikanku waktu hingga besok pagi. Kalau besok pagi aku belum mengumpulkan tugasku,

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-07
  • Dalam Pelukan Sang Billionaire (Sean&Stella)   Bab 127. Tidak Menerima Penolakan

    “Sialan!” Kelvin mengumpat kasar seraya memukul setir mobilnya. Dia menginjak gas. Menerobos lampu merah. Ya, kemarahan dalam dirinya memuncak. Pikiranya tak henti mengingat perkataan Alika. Wanita itu mengatakan dengan jelas tidak mau mengharapkan sesuatu yang membuatnya terluka. Demi Tuhan, Kelvin tidak mengerti dengan apa yang dikatakan oleh wanita itu. Bahkan pertemuan terakhirnya, mereka tampak baik-baik saja.Sepanjang perjalanan menuju rumah, Kelvin tidak henti mengumpat kasar. Jalanan di malam hari yang sepi, membuat Kelvin terus melajukan mobilnya dengan kecepatan penuh. Tadinya malam ini Kelvin ingin mengajak Alika makan malam. Dia tahu hari ini Alika memiliki jadwal kuliah siang. Itu kenapa Kelvin datang menjemputnya. Namun, rencananya hanya sebuah angat semata. Kelvin mendapatkan kenyataan Alika tidak mau lagi menjadi teman kencannya. Wanita itu lebih memilih pria yang tidak jelas. Kelvin sudah tahu pria yang Alika pilih tidak sebanding dengannya.Saat mobil Kelvin hendak

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-07
  • Dalam Pelukan Sang Billionaire (Sean&Stella)   Bab 128. Mengawasi dari Kejauhan

    “Sean, aku merindukan Miracle dan Selena. Kapan mereka akan ke Jakarta? Aku ingin sekali bertemu dengan kedua adik kembarmu itu.” Stella melangkah sambil membawakan namoan yang berisikan kopi hangat. “Minumlah, Sean. aku tadi membuatkanmu kopi,” ujarnya seraya meletakan kopi di atas meja. Kemudian dia duduk tepat di samping sang suami.Sean yang melihat Stella duduk di sampingnya, dia langsung meletakan koran ke atas meja. Didetik selanjutnya, dia mengambil kopi yang dibuatkan oleh Stella. Lalu menyesapnya perlahan. “Miracle mungkin akan ke Jakarta jika sudah melahirkan. Kandungannya sekarang sudah membesar. Tidak mungkin dia penerbangan jauh. Jarak Milan dan Jakarta cukup jauh. Mungkin hanya Selena yang bisa sering ke Jakarta. Karena dia sekarang menetap tinggal di Melbourne.”Stella menghela napas panjang. Sungguh dia merindukan kedua adi iparnya. Stella bukan hanya menganggap kedua adik iparnya sebagai saudara saja. Tapi Stella pun menganggap kedua adik iparnya sebagai sahabatnya s

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-07
  • Dalam Pelukan Sang Billionaire (Sean&Stella)   Bab 129. Kecelakaan

    “Sean, apa hari ini kau akan pulang malam?” Stella bertanya seraya membantu Sean memasangkan dasi. Tepat di saat dasi sudah terpasang sempurna, Stella memilihkan arloji untuk sang suami lalu membantu memakaikannya.“Aku belum tahu, tapi aku akan mengusahakan untuk pulang lebih awal.” Sean mengecup kening Stella. “Bagaimana dengan kuliahmu? Apa ada kesulitan yang kau alami?” tanyanya.Stella tersenyum mendengar pertanyaan Sean. Kemudian, dia mengecupi rahang sang suami dan berkata, “Kau tenang saja. Meski aku mengalami kesulitan sekali pun, aku mampu mengatasinya. Aku begitu menikmati kuliahku, Sean.”Ya, dunia fashion sejak dulu adalah mimpi Stella. Meski terkadang Stella mengami kesulitan dalam mata kuliah tertentu namun pada akhirnya Stella selalu mampu mengatasinya. Pelan dan pasti Stella yakin segela sesuatu yang hebat selalu bermulai dari sesuatu kerja keras yang membuahkan keberhasilan.Sean tersenyum mendengar apa yang dikatakan oleh Stella. “Yasudah, kita berangkat sekarang. N

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-07
  • Dalam Pelukan Sang Billionaire (Sean&Stella)   Bab 130. Kondisi Kritis

    “Alika? Di mana Stella? Kenapa sampai detik ini Stella belum juga datang?” tanya Chery seraya menatap Alika. Sesekali Chery melirik arloji, sudah satu jam tapi Stella tak kunjung datang. Padahal tadi Stella mengatakan akan tiba di kampus dalam waktu dua puluh menit.“Aku tidak tahu. Coba aku akan menghubunginya.” Alika mengambil ponsel dari dalam tas. Lalu menghubungi nomor Stella. Namun, tiba-tiba kening Alika berkerut kala nomor ponsel Stella tidak aktif.“Bagaimana, Alika?” tanya Chery seraya menatap Alika serius.“Ponsel Stella tidak aktif,” jawab Alika dengan wajah cemas. “Tadi Stella mengatakan akan langsung ke kampus, kan?” tanyanya memastikan.Chery mengangguk. “Iya, tadi Stella mengatakan akan langsung ke kampus. Tapi kenapa ponselnya tidak aktif? Apa mungkin ponselnya lowbet?”“Aku tidak tahu, Chery. Dia membuatku cemas saja,” ujar Alika dengan helaan napas dalam.“Hm, Alika. Apa kau memiliki nomor ponsel Sean? Kalau kau punya, kau bisa menghubungi Sean dan menanyakan kebera

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-07

Bab terbaru

  • Dalam Pelukan Sang Billionaire (Sean&Stella)   Bab 356. Ending Scene (Tamat)

    Beberapa bulan kemudian …Venice, Italia.Stella menatap hangat Shawn, Stanley, dan Steve yang tengah bermain saling mengejar sambil memakan ice cream di tangan mereka. Ya, tentu Stella tak perlu cemas karena Sean menyiapkan enam pengasuh khusus untuk ketiga anak kembar mereka dan sepuluh pengawal yang selalu berjaga-jaga mengawasi Shawn, Stanley, dan Steve. Terutama ketika mereka berlibur seperti ini maka penjagaan Sean sangat ketat.Kini tatapan Stella mulai teralih pada Savannah yang tertidur pulas dalam pelukannya. Putri kecilnya itu sangat cantik dan menggemaskan. Tangan Savannah peris seperti gulungan roti gemuk. Pipi bulat seperti bakpau. Bayi perempuannya memang sangat cantik dan menggemaskan.“Stella, apa kau masih ingin tinggal di New York? Atau kau ingin kita segera kembali ke Jakarta?” tanya Sean sembari menatap sang istri.Stella tersenyum hangat. “Biarkan saja kita di sini dulu, Sean. Anak-anak kita memiliki banyak teman di sini. Aku tidak tega memisahkan mereka dengan t

  • Dalam Pelukan Sang Billionaire (Sean&Stella)   Bab 355. Extra Part Sembilan

    Suara tangis bayi memecahkan kesunyian ruang persalinan. Stella meneteskan air matanya kala mendengar suara tangis bayi itu. Tak hanya Stella yang menteskan air mata tapi Sean yang selalu ada di sisinya pun sampai menteskan air mata. Setelah sekian lama akhirnya mereka kembali memiliki seorang anak lagi. Berawal dari rasa putus asa Stella nyatanya memiliki akhir yang indah. Tentu semua karena Sean yang memberikan dukungan luar biasa untuk Stella.“Tuan Sean … Nyonya Stella … selamat bayi Anda perempuan.” Sang dokter berucap langsung membuat Sean dan Stella tak henti meneteskan air mata mereka. Ya, Tuhan begitu baik pada mereka. Harapan mereka memiliki anak perempuan terwujud.“Sean … anak kita perempuan,” isak Stella.“Iya … anak kita perempuan. Terima kasih, Sayang.” Sean memberikan kecupan di bibir istrinya. Derai air mata mereka tak henti berlinang.“Nyonya Stella, silahkan lakukan proses IMD.” Dokter menyerahkan bayi mungkin itu ke dalam gendongan Stella. Sesaat Sean menatap Stell

  • Dalam Pelukan Sang Billionaire (Sean&Stella)   Bab 354. Extra Part Delapan

    “Nyonya, apa hari ini kita memasak menu Indonesian Food?”Suara pelayan bertanya pada Stella yang tengah sibuk di dapur. Ya, hari ini Stella akan kedatangan tamu special yaitu Jenniver—sepupunya. Jenniver tengah berlibur bersama Theo ke New York. Dan karena Jenniver akan datang, Stella mengundang Kelvin, Alika, Ken, dan Chery untuk datang. Hal itu yang membuat Stella sibuk di dapur. Stella memang memiliki chef khusus dan pelayan tetapi tetap saja dalam hal memasak, Stella tetap turun tangan sendiri. Namun kali ini porsinya berbeda. Stella tidak banyak melakukan apa pun. Dia hanya mengontrol saja. Mengingat kandungannya sudah membesar.“Masak saja, Mbak. Masak Indonesian Food juga. Jenniver dan Theo suka sekali dengan menu rawon dan ayam sayur. Tolong masak menu itu. Ah, satu lagi jangan lupa sambal goreng kentang.” Stela berujar memberi perintah pada sang pelayan dengan nada lembut.“Baik, Nyonya.” Sang pelayan menundukan kepalanya, lalu kembali memulai memasak membantu pelayan lainn

  • Dalam Pelukan Sang Billionaire (Sean&Stella)   Bab 353. Extra Part Tujuh

    Stella mengembuskan napas panjang kala mengingat laporan dari pengawal sang suami tentang kejadian di Central Park. Kejadian di mana Stanley membuat seorang gadis kecil menangis karena membuang permen pemberian gadis itu. Sungguh, Stella sangat sedih karena putranya bertindak demikian. Meski mertuanya sudah memberikan nasehat pada ketiga putranya tapi tetap saja Stella merasa gagal mendidik ketiga putranya.“Apa kalian hanya ingin diam saja? Tidak mau bilang apa-apa pada, Mommy?”Suara Stella menegur ketiga putranya yang tengah duduk di hadapannya itu. Ya, kini Stella berada di kamar Shawn. Kamar Shawn, Stanley, dan Steve memang terpisah. Tetapi karena Stella ingin berbicara dengan ketiga putranya maka tanley dan Steve mendatangi kamar Shawn. Tampak ketiga bocah laki-laki kembar itu menunduk. Tentu mereka tahu mereka akan mendapatkan teguran dari ibu mereka.“Mommy ini salahku. Maafkan aku, Mommy,” ucap Stanley dengan suara polosnya.Stella menarik napas dalam-dalam, dan mengembuskan

  • Dalam Pelukan Sang Billionaire (Sean&Stella)   Bab 352. Extra Part Enam

    Saat pagi menyapa Shawn, Stanley, dan Steve sudah begitu tampan dengan setelan celana pendek dan kaus berwarna hitam dengan logo Gucci di tengah baju ketiga bocah itu. Ya, Shawn, Stanley, dan Steve tampak begitu bersemangat karena hari ini mereka akan pergi bersaam dengan kakek dan nenek mereka. Sejak tadi malam memang ketiga bocah itu sangat bersemangat.“Anak Mommy tampan sekali.” Suara Stella dengan lembut berucap sambil menatap ketiga putra kembarnya. Stella mendekat pada Shawn, Stanley, dan Steve bersama dengan Sean yang ada di sisinya.“Daddy … Mommy …” Shawn, Stanley, dan Steve menghamburkan tubuh mereka pada Sean dan Stella yang mengampiri mereka.“Kalian mirip sekali seperti Daddy,” ucap Stella sembari mengurai pelukan ketiga putranya itu. Sean yang ada di samping Stella sejak tadi melukiskan senyuman hangat pada Shawn, Stanley, dan Steve.“Tentu saja, Mommy. Nanti saat kami dewasa kami akan seperti Daddy. Kami akan hebat.” Shawn, Stanley, dan Steve berucap serempak dan penuh

  • Dalam Pelukan Sang Billionaire (Sean&Stella)   Bab 351. Extra Part Lima

    “Mommy … akhirnya Mommy pulang. Kami merindukan, Mommy.”Stanley dan Steve menghamburkan tubuh mereka kala melihat Stella pulang bersama dengan Shawn. Sudah sejak tadi Stanley dan Steve menunggu ibu mereka pulang. Ya, Stella memang sengaja meminta Stanley dan Steve pulang lebih dulu bersama sopir kala tadi Stella harus menyelesaikan masalah Shawn yang memukul Felix. Tentu Stella tak membiarkan Stanley dan Steve menunggu di ruang guru. Pasalnya Stella tak ingin Stanley dan Steve membuat masalah. Sungguh, ketiga anak kembarnya itu sangatlah kompak. Sudah cukup masalah Shawn membuat Stella sakit kepala. Stella tidak ingin sampai Stanley dan Steve juga ikut membuat masalah.Stella membalas pelukan Stanley dan Steve sembari memberikan kecupan di puncak kepala kedua putranya itu. “Mommy juga merindukan kalian. Apa kalian sudah makan?”“Sudah, Mommy. Kami sudah makan.” Stanley dan Steve menjawab dengan kompak. Lalu mereka melihat ke atah Shawn yang sejak tadi hanya diam. “Kak, kami tadi mau

  • Dalam Pelukan Sang Billionaire (Sean&Stella)   Bab 350. Extra Part Empat

    “Shawn, Mommy tidak mau kau menggunakan kekerasan lagi. Tidak bagus, Nak. Kalau pun temanmu salah, kau bisa menegurnya tanpa harus memukul. Kalau kau menggunakan kekerasan sama saja kau main hakim sendiri, Shawn. Mommy tidak pernah mengajarkanmu untuk seperti itu.”Suara Stella menegur putra pertamanya itu. Nada bicaranya tegas tapi tetap lembut. Ya, Stella dan Shawn baru saja keluar dari ruang guru. Jika Stanley, dan Steve sudah lebih dulu pulang lain halnya dengan Shawn yang tadi ditahan di ruang guru. Itu kenapa Stella datang ke sekolah karena ulah putra pertamanya yang memukul teman sekolahnya. Tentu saja Shawn memukul bukan tanpa alasan. Bocah laki-laki kecil itu memukul temannya karena teman sekolahnya itu berani mencium pipi Katharina—putri bungsu Ken dan Chery. Dan hari ini Stella ke sekolah mendatangi guru tidak bersama dengan Sean. Kesibukan Sean yang membuat suaminya itu tidak bisa hadir. Pun Stella tidak memaksa untuk Sean menemaninya. Mengingat belakangan ini Sean terlalu

  • Dalam Pelukan Sang Billionaire (Sean&Stella)   Bab 349. Extra Part Tiga

    Suara tangis bocah kecil perempuan memasuki mansion, membuat Chery yang tengah membaca laporan perkembangan butik miliknya langsung terkejut. Tampak Chery segera meletakan laporan di tangannya ke atas meja. Wanita itu terburu-buru menghampiri suara tangis itu. Tentu Chery tahu itu adalah suara tangis putri kecilnya.“Katharina … kau kenapa, Nak? Kenapa menangis, Sayang?” Chery bersimpuh di depan Katharina—putri kecilnya yang tak kunjung berhenti menangis.“Nyonya, tadi di sekolah ada sedikit masalah.” Sang pengasuh menundukan kepalanya di depan Chery. “Masalah?” Chery bangkit berdiri. Lalu dia menatap Clovis—putra sulungnya yang sejak tadi hanya diam. “Clovis, ada apa, Nak? Kenapa adikmu menangis seperti ini? Apa kau tidak menjaga adikmu? Kan Mommy sudah bilang, kau harus menjaga adikmu dengan baik.” Chery menegur putranya dengan nada yang pelan, namun tersirat sedikit marah.Clovis Kendrick Jefferson adalah anak laki-laki pertama dari Ken dan Chery. Saat ini Clovis berusia empat tah

  • Dalam Pelukan Sang Billionaire (Sean&Stella)   Bab 348. Extra Part Dua

    PranggggSebuah guci mahal pecah begitu saja akibat tendangan seorang bocah perempuan kecil. Pecahan beling itu memenuhi lantai. Beruntung pecahan beling tak mengenai bocah perempuan cantik itu. Tidak hanya sendirian tapi bocah laki-laki yang merupakan saudara kembarnya juga ada di hadapannya. Mereka terlalu asik bermain sampai-sampai memecahkan guci di ruang keluarga. Ya, kini kedua bocah laki-laki dan perempuan itu begitu panik kala melihat guci pecah. Wajah mereka tampak ketakutan. Baru saja mereka melarikan diri dari pengasuh yang menjaga mereka. Tapi malah mereka mendapatkan masalah.“Tuan Muda … Nona Muda …” Seorang pengasuh terlihat sangat panik melihat pecahan guci itu.“Kami tidak sengaja.” Luke dan Lydia memasang wajah merengut agar tak disalahkan.“Astaagaaa Luke … Lydia … ada apa ini?” Suara Alika berseru seraya melangkah memasuki ruang keluarga. Seketika raut wajah Alika berubah melihat guci kesayangannya dengan harga fantastis itu pecah. Kini sepasang iris mata hitam Al

DMCA.com Protection Status