Home / Romansa / Dalam Genggaman Tiran Tampan / Bab 75 Di Hadapan Dunia

Share

Bab 75 Di Hadapan Dunia

Author: Dama Mei
last update Last Updated: 2025-04-29 17:50:52

Valeria Hudson akhirnya kembali setelah hampir dua bulan menyelesaikan urusan bisnis di Perancis. Udara sore menyapa lembut ketika langkah anggunnya menyentuh lantai bandara internasional. Dengan setelan berwarna krem dan kacamata hitam besar yang membingkai wajah tajamnya, dia menarik perhatian begitu banyak mata.

Di antara kerumunan, seorang pria berdiri tegak dengan mengenakan jas hitam rapi. Lawrie—asisten pribadi Valeria, segera melangkah maju dengan sopan saat melihat wanita itu.

"Selamat datang kembali, Nyonya Valeria," sapanya sambil membungkuk sedikit. Kemudian mengambil koper Valeria dari tangannya.

Valeria hanya mengangguk singkat, lalu melepas kacamata hitamnya. “Kemana Dante?”

Lawrie hanya diam. Tentu Valeria tahu jawaban dari pertanyaan itu. Dante tentu saja tidak akan sudi menyambut kepulangan Valeria. Kecuali datang ke pemakaman wanita tua itu.

***

Di dalam mobil yang melaju mulus meninggalkan bandara, Valeria duduk bersandar anggun. Kaki disilangkan dan jemarinya mema
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Dalam Genggaman Tiran Tampan   Bab 76 Seorang Evelyn

    Dante membuka pintu penthouse seperti biasa, meski wajahnya sedikit lelah oleh rapat panjang. Namun begitu memasuki ruang utama, sunyi. Padahal biasanya, Belle akan menyambut. Entah dengan senyuman, komentar sinis, atau celotehan kecil tentang apa yang terjadi hari itu. Tapi kali ini, ruang itu dingin. Sepi. Dan Belle hanya duduk diam di sofa, pandangannya kosong mengarah ke jendela.“Belle?” panggil Dante pelan, melepas jas dan meletakkannya di sandaran kursi. Dia berjalan mendekat, namun Belle tidak langsung menoleh. Hanya mengangguk kecil.Alis Dante bertaut. Dia berjongkok di hadapan Belle, menatap langsung wajah wanita itu. “Ada apa? Kau sakit?”Belle menggeleng. “Aku baik-baik saja,”Dante menyingkirkan rambut Belle yang jatuh ke pipi, menyentuh wajahnya dengan lembut. “Kau hampir tidak bicara sejak aku datang. Biasanya kau mengomel soal makan malam atau soal aku pulang telat,”Belle menarik napas, masih tak menatap matanya. “Apa kau mencintaiku?”Dante terdiam sesaat. “Tentu sa

    Last Updated : 2025-04-30
  • Dalam Genggaman Tiran Tampan   Bab 77 Menghancurkanmu

    Dante berdiri tegak, rahangnya mengeras. “Apa yang kau inginkan?”Evelyn mengangkat alis, senyumnya melebar tipis. “Aku hanya ingin bicara. Lima menit. Aku tahu kita punya banyak hal yang belum selesai, bukan?”Sofia melangkah mundur memberi jalan, menunggu instruksi.“The Levanthia. Sekarang,” ucap Evelyn lagi. “Apa kau mau satu mobil denganku?” Dia tersenyum begitu manis ke arah Dante.Dante mendengus, lalu membuang muka. “Jangan harap. Aku akan temui kau di sana,”***Dalam waktu singkat, sebuah suite premium di lantai 42 pun disiapkan. Ruangan itu dikenal karena dinding kacanya yang lebar membingkai panorama malam kota yang memukau.Di dalam ruangan itu, Evelyn menunggu—berbalut gaun satin berwarna wine-red. Duduk dengan anggun di dekat jendela, segelas wine di tangan. Dan senyuman licik menghiasi wajahnya.Pintu otomatis suite terbuka.Langkah kaki berat dan pasti terdengar mendekat. Dante Hudson melangkah masuk dengan tubuh tegap dibalut setelan gelap. Wajahnya dingin dan tanpa

    Last Updated : 2025-05-01
  • Dalam Genggaman Tiran Tampan   Bab 1 Pesta Mewah

    Bab 1 Pesta MewahBelle Monaghan berdiri di sudut ruangan, mengenakan gaun hitam sederhana. Mungkin cocok dengan perannya sebagai seorang asisten eksekutif. Bukan sebagai seorang tamu yang datang menikmati kemewahan malam ini. Belle menarik napas dalam-dalam, mencoba mengatasi rasa gugup. Dia tidak terbiasa berada di tengah keramaian seperti ini. Tempat orang-orang kaya dan berpengaruh saling memamerkan status mereka.Namun, sebagai asisten eksekutif Nate Whitmore—COO perusahaan tempat Belle bekerja, dia harus bertahan. Tugasnya adalah memastikan segala kebutuhan atasannya, Nate, terpenuhi sepanjang malam.Nate—pria berusia tiga puluhan dengan senyum percaya diri, berdiri beberapa meter darinya. Pria itu sedang berbincang dengan seorang investor potensial. Sesekali Nate melirik ke arah Belle, memberinya isyarat saat dia membutuhkan sesuatu.Belle melangkah mendekat dengan iPad di tangan. Dia mencatat jadwal dan rincian percakapan yang harus dia ingat untuk dilaporkan pada Nate nanti.

    Last Updated : 2025-01-20
  • Dalam Genggaman Tiran Tampan   Bab 2 Kalangan Bawah

    Bab 2 Kalangan Bawah“Siapa kau?” tanya pria itu dengan suara berat.Pria itu tinggi. Dengan setelan hitam yang sempurna membungkus tubuhnya. Matanya yang tajam seperti menyelidik ke dalam jiwa Belle. Aura kekuasaan dan dominasi memancar dari setiap gerakan pria itu.“Saya Isabella Monaghan. Asisten Pak Whitmore,” jawab Belle polos. Seperti anak kecil ketika berhadapan dengan pria tinggi itu. “Dan Anda siapa?”Pria itu tersenyum tipis. “Apa Nate tidak bilang padamu tentang aku?” Dia kemudian melirik Nate. “Perkenalkan, aku Dante Hudson. Sudah tahu?”Belle menelan ludah. Dia tidak tahu siapa Dante Hudson. Yang dia tahu, Dante pasti sama saja dengan Nate dan orang-orang kaya lain. “Tentu saja,” jawab Belle, tidak ingin terintimidasi. “Anda adalah orang kaya yang merasa berhak memandang rendah orang-orang seperti saya,”Dante mendekati Belle perlahan, postur tubuhnya tegap seperti seorang raja. “Keberanianmu itu menarik. Tapi jadi bodoh jika tidak digunakan pada tempatnya,” Belle menga

    Last Updated : 2025-01-21
  • Dalam Genggaman Tiran Tampan   Bab 3 Beban

    Belle berdiri diam sejenak. Matanya terpaku pada Vicky yang masih memasang ekspresi puas. Cairan sampanye yang dingin dan lengket mengalir di kulit Belle. Punggungnya panas. Rasanya Belle ingin meledak, menangis karena malu. Namun dia tidak ingin menunjukkan kelemahannya di depan orang-orang itu.Belle memutuskan untuk segera memutar tubuh dan berjalan cepat menuju pintu keluar. Kepalanya tertunduk, sedikit berlari agar segera bebas dari mereka.Begitu Belle keluar dari aula itu dan menemukan sudut sunyi di lorong belakang, dia berhenti. Kemarahan, penghinaan, dan rasa sakit bercampur menjadi satu dalam dadanya. Dia merasa seperti tak mampu bernapas.“Kenapa harus seperti ini?” gumamnya pelan di antara isak tangisnya.Belle baru saja melangkah pergi dari sudut lorong, mencoba menghapus sisa air mata dengan tangan. Namun, cairan lengket dari sampanye di gaunnya membuat semua menjadi tidak nyaman.“Sepertinya kau membutuhkan ini,”Sebuah suara lembut memecah keheningan. Belle menghentik

    Last Updated : 2025-01-21
  • Dalam Genggaman Tiran Tampan   Bab 4 Peringatan Kecil

    Bab 4 Peringatan KecilDante duduk di kursi besar di ujung ruangan, memandang gelas kristalnya dengan tatapan menggelap. Di dalam pikirannya, perkataan Belle terus terulang. Seperti gema yang tak mau hilang.“Itu lebih dari cukup dibandingkan Anda yang memiliki kekayaan … tapi saya yakin … itu bukan hasil kerja keras Anda sendiri,”Kata-kata itu membakar ego Dante. Wanita itu, seorang rendahan, berani menghinanya. Di depan teman-temannya. Dalam mimpi terburuk Dante sekalipun, itu semua tidak pernah terbayangkan.Lex yang sedang berbincang dengan Nate dan Jamie, melirik ke arah Dante. Dia menyadari perubahan hati pria itu.“Apa kau ingin membunuh seseorang, Dan?” tegur Lex sambil menepuk bahu Dante.Dante mendongak, menatap Lex dengan mata yang penuh amarah. “Wanita itu harus diberi pelajaran. Siapa dia hingga berani menamparku seperti itu?”Vicky yang duduk di dekat mereka mendengus, menuangkan anggur ke gelasnya. “Dia memang tidak bisa dibiarkan,” sahutnya.James Calloway—Jamie yang

    Last Updated : 2025-01-21
  • Dalam Genggaman Tiran Tampan   Bab 5 Hujan Pertama

    Dante menegakkan tubuhnya, melipat tangan di dada. “Kenapa sekarang kau diam? Mana keberanianmu?” tantangnya. “Bukankah, orang-orang sepertimu harus mempunyai prinsip?”Belle tidak bergerak. Dia mengepalkan tangan erat, mencoba menahan amarahnya sendiri. Bukan berarti dia tidak berani melawan Dante, namun posisinya kini tidak bagus. Karyawan lain memasang telinga begitu tajam, menguping pembicaraan Dante dan Belle.“Kalau Anda datang ke sini untuk mengancam saya, maaf, saya sedang sibuk,” ucap Belle pelan. Mendongak untuk menatap langsung ke mata Dante. “Ada banyak pekerjaan yang harus diselesaikan,”Dante tertawa kecil, nadanya penuh ejekan. “Sibuk? Dengan pekerjaan kecilmu ini?” oloknya. Dia bahkan melempar catatan di meja Belle. “Kau harus tahu satu hal, Monaghan. Aku bisa menendangmu sekarang juga dari perusahaan,”Belle mengangkat dagunya pelan. Jika bukan karena dia menghargai karyawan lain, Belle pasti sudah melawan. “Silahkan, Pak Hudson,” gumamnya pelan. Cukup untuk didengar

    Last Updated : 2025-01-21
  • Dalam Genggaman Tiran Tampan   Bab 6 Dunia Sendiri

    Di sekitar meja, para anggota The Dominion Club duduk menikmati malam dengan minuman di tangan masing-masing. Dante duduk di ujung meja. Posturnya santai tetapi auranya tetap mendominasi. Dia mengetukkan jari di sisi gelas anggurnya. Tatapannya tajam saat mengamati setiap orang di ruangan itu.“Jadi,” Dante memulai, suaranya rendah tetapi menarik perhatian semua orang. “Apa yang kalian lakukan tadi malam?”Percakapan ringan sebelumnya langsung terhenti. Semua orang tahu bahwa Dante bukan tipe yang melontarkan pertanyaan remeh semacam itu.Lex tertawa kecil, mengangkat gelasnya. “Aku? Aku sibuk mengurus acara amal perusahaan. Jangan tanya berapa banyak foto yang harus kuambil bersama orang-orang yang bahkan tidak kukenal,” kelakarnya.Jamie menyusul dengan cerita tentang koleksi mobil barunya, tetapi Dante tidak terlihat tertarik. Matanya bergerak ke arah Eddie, yang duduk di ujung lain meja dengan ekspresi tenang.“Eddie,” panggil Dante. “Apa yang kau lakukan semalam?”Semua mata di r

    Last Updated : 2025-01-21

Latest chapter

  • Dalam Genggaman Tiran Tampan   Bab 77 Menghancurkanmu

    Dante berdiri tegak, rahangnya mengeras. “Apa yang kau inginkan?”Evelyn mengangkat alis, senyumnya melebar tipis. “Aku hanya ingin bicara. Lima menit. Aku tahu kita punya banyak hal yang belum selesai, bukan?”Sofia melangkah mundur memberi jalan, menunggu instruksi.“The Levanthia. Sekarang,” ucap Evelyn lagi. “Apa kau mau satu mobil denganku?” Dia tersenyum begitu manis ke arah Dante.Dante mendengus, lalu membuang muka. “Jangan harap. Aku akan temui kau di sana,”***Dalam waktu singkat, sebuah suite premium di lantai 42 pun disiapkan. Ruangan itu dikenal karena dinding kacanya yang lebar membingkai panorama malam kota yang memukau.Di dalam ruangan itu, Evelyn menunggu—berbalut gaun satin berwarna wine-red. Duduk dengan anggun di dekat jendela, segelas wine di tangan. Dan senyuman licik menghiasi wajahnya.Pintu otomatis suite terbuka.Langkah kaki berat dan pasti terdengar mendekat. Dante Hudson melangkah masuk dengan tubuh tegap dibalut setelan gelap. Wajahnya dingin dan tanpa

  • Dalam Genggaman Tiran Tampan   Bab 76 Seorang Evelyn

    Dante membuka pintu penthouse seperti biasa, meski wajahnya sedikit lelah oleh rapat panjang. Namun begitu memasuki ruang utama, sunyi. Padahal biasanya, Belle akan menyambut. Entah dengan senyuman, komentar sinis, atau celotehan kecil tentang apa yang terjadi hari itu. Tapi kali ini, ruang itu dingin. Sepi. Dan Belle hanya duduk diam di sofa, pandangannya kosong mengarah ke jendela.“Belle?” panggil Dante pelan, melepas jas dan meletakkannya di sandaran kursi. Dia berjalan mendekat, namun Belle tidak langsung menoleh. Hanya mengangguk kecil.Alis Dante bertaut. Dia berjongkok di hadapan Belle, menatap langsung wajah wanita itu. “Ada apa? Kau sakit?”Belle menggeleng. “Aku baik-baik saja,”Dante menyingkirkan rambut Belle yang jatuh ke pipi, menyentuh wajahnya dengan lembut. “Kau hampir tidak bicara sejak aku datang. Biasanya kau mengomel soal makan malam atau soal aku pulang telat,”Belle menarik napas, masih tak menatap matanya. “Apa kau mencintaiku?”Dante terdiam sesaat. “Tentu sa

  • Dalam Genggaman Tiran Tampan   Bab 75 Di Hadapan Dunia

    Valeria Hudson akhirnya kembali setelah hampir dua bulan menyelesaikan urusan bisnis di Perancis. Udara sore menyapa lembut ketika langkah anggunnya menyentuh lantai bandara internasional. Dengan setelan berwarna krem dan kacamata hitam besar yang membingkai wajah tajamnya, dia menarik perhatian begitu banyak mata.Di antara kerumunan, seorang pria berdiri tegak dengan mengenakan jas hitam rapi. Lawrie—asisten pribadi Valeria, segera melangkah maju dengan sopan saat melihat wanita itu."Selamat datang kembali, Nyonya Valeria," sapanya sambil membungkuk sedikit. Kemudian mengambil koper Valeria dari tangannya.Valeria hanya mengangguk singkat, lalu melepas kacamata hitamnya. “Kemana Dante?”Lawrie hanya diam. Tentu Valeria tahu jawaban dari pertanyaan itu. Dante tentu saja tidak akan sudi menyambut kepulangan Valeria. Kecuali datang ke pemakaman wanita tua itu.***Di dalam mobil yang melaju mulus meninggalkan bandara, Valeria duduk bersandar anggun. Kaki disilangkan dan jemarinya mema

  • Dalam Genggaman Tiran Tampan   Bab 74 Membuat Kecewa

    Langkah Belle semakin cepat menuruni tangga darurat. Nafasnya memburu, jantungnya berdebar kencang. Satu pintu lagi. Hanya satu pintu darurat terakhir dan dia bisa keluar dari gedung ini.Tangannya sudah menggapai gagang pintu besi yang berat itu. Namun, saat pintu itu terbuka perlahan, di baliknya, berdiri sosok tinggi dengan jas hitam dan tatapan gelap.Dante.Raut wajahnya yang marah dan kecewa tampak begitu jelas. Matanya tajam menatap Belle, seolah tak percaya wanita itu benar-benar mencoba kabur."Kau mau ke mana?" tanya Dante dengan suara rendah.Belle terdiam di ambang pintu, tubuhnya membeku. Tangannya masih di gagang pintu, tapi kakinya tak mampu melangkah lagi."Dante&h

  • Dalam Genggaman Tiran Tampan   Bab 73 Kabur

    Belle menatap makanannya yang kini hanya tersisa remah-remah di piring. Dia menghela napas perlahan, menyeka ujung bibirnya dengan tisu. Lalu bangkit berdiri dan melangkah ke arah pintu dapur.“Bu Hellen?” panggilnya dengan suara tenang.Tak butuh waktu lama, wanita paruh baya itu muncul dari balik dinding dapur. Tangan masih memegang lap kain kecil.“Ya, Nona Belle?”Belle tersenyum lembut. “Sarapan tadi enak sekali. Terima kasih, ya,”“Saya senang Nona menyukainya. Ada yang bisa saya bantu lagi?”“Sebenarnya… saya ingin mandi dan mengganti baju. Tapi saya lupa letak lemari pakaian yang Dante siapkan untuk saya. Bisa Bu

  • Dalam Genggaman Tiran Tampan   Bab 72 Itu Berbahaya

    “Ayo, turun sebentar. Ada seseorang yang ingin aku perkenalkan padamu,” Dante muncul, mengenakan setelan santai warna gelap.Belle masih duduk di tepi ranjang, mengenakan jubah satin yang baru saja disiapkan oleh Dante. Rambutnya masih sedikit berantakan.Mereka berjalan bersama ke ruang tengah, tempat seorang wanita paruh baya dengan penampilan rapi sudah berdiri menunggu dengan senyum ramah.“Belle, ini adalah Bu Hellen. Dia akan menjadi asisten rumah tangga yang tinggal di sini mulai hari ini,” jelas Dante. “Tugasnya adalah menjaga penthouse tetap rapi dan memenuhi semua kebutuhanmu,”Bu Hellen langsung menundukkan kepala sedikit. “Senang bertemu dengan Anda, Nona Belle. Tuan Dante sudah menjelaskan semuanya. Jika Anda butuh sesuatu, cukup katakan saja,”“T-Terima kasih… “ balas Belle, sedikit kikuk.“Selama aku bekerja, Bu Hellen akan menemanimu di sini,” terang Dante. “Selama keluarga Evelyn masih berkeliaran, aku tidak akan ambil risiko. Jika kau ingin pergi ke suatu tempat, Fab

  • Dalam Genggaman Tiran Tampan   Bab 71 Begitu Liar

    Setelah keluarganya resmi pindah ke desa dengan pengawalan ketat dari orang-orang Dante, Belle akhirnya membawa barang-barangnya ke penthouse pria itu.Hari itu langit senja membiaskan warna jingga keemasan saat Belle berdiri di depan pintu penthouse Dante dengan koper di tangannya. Pintu terbuka sebelum dia sempat mengetuk. Dante sudah berdiri di sana, mengenakan kemeja hitam dengan lengan tergulung.“Akhirnya kau datang,” katanya, menarik koper dari tangan Belle dan mendorongnya masuk.Belle menghela napas, berusaha menenangkan debaran di dadanya. “Aku tidak punya pilihan lain, kan?” gumamnya.Dante menutup pintu di belakang mereka, lalu berbalik menghadap Belle. “Bukan tidak punya pilihan. Kau hanya akhirnya menerima kenyataan,” tim

  • Dalam Genggaman Tiran Tampan   Bab 70 Tidak Punya Pilihan

    Kondisi Patrick mulai menunjukkan tanda-tanda pemulihan. Setelah melewati masa kritis, dokter akhirnya memberi kabar baik kepada keluarga Belle bahwa operasi berjalan sukses dan tidak ada komplikasi serius. Meskipun masih harus menjalani perawatan intensif, Patrick sudah mulai sadar dan bisa merespons dengan baik.Di kamar rumah sakit, Belle duduk di samping tempat tidur ayahnya. Menggenggam tangan Patrick dengan erat. Emily berdiri di sisi lain tempat tidur, matanya masih sembab karena kurang tidur. Liam berdiri tak jauh dari mereka, berusaha terlihat kuat meskipun jelas-jelas dia juga sangat cemas.“Dad,” suara Belle lirih. Matanya berkaca-kaca saat Patrick akhirnya membuka mata dengan lemah.Patrick tersenyum samar. "Kalian semua… ada di sini…" Suaranya masih serak, tetapi itu sudah cukup untuk membuat Belle merasa lega.Emily menutup mulut, berusaha menahan tangis bahagia.Belle mengusap air matanya. "Dad istirahat saja dulu, jangan khawatirkan yang lain. Yang penting sekarang Dad

  • Dalam Genggaman Tiran Tampan   Bab 69 Mendapatkan Semuanya

    Keesokan paginya, dokter keluar dari ruang ICU dengan ekspresi lebih tenang. Belle yang semalaman tidak tidur langsung berdiri. Matanya penuh harap dan ketakutan."Dokter, bagaimana kondisi ayah saya?" tanya Belle, tak sabar.Dokter itu mengangguk kecil. "Syukurlah, beliau berhasil melewati 24 jam krusial. Meski masih harus dalam pengawasan ketat, kondisinya mulai stabil,"Belle langsung menutup mulut dengan tangan, air matanya jatuh begitu saja. Beban yang semalam menyesakkan dada perlahan terasa lebih ringan.Dante yang berdiri di samping Belle langsung meraih bahunya. Menahan agar tetap tegak. "Kau dengar itu? Ayahmu akan baik-baik saja," katanya lembut.Emily langsung memeluk Belle, ikut merasa lega karena Patrick berhasi

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status