Share

Roboh Seketika

Haidar melempar lumpur ke barisan tentara. Bocah itu melakukan hal tadi berulang kali. Sejumlah tentara menjerit kesakitan. Lumpur mengenai wajah mereka dan masuk ke mata.

Kuncian kaki Budi jadi longgar. Beberapa tentara menjauh karena tak dapat melihat. Dua orang di antara mereka tersungkur jatuh. Senjata mereka terlempar ke pangkuan Budi.

Budi bermaksud mengembalikan senjata tadi kepada pemiliknya. Namun saat dia hendak bangun, rentetan peluru justru terdengar.

“Tum, tum, tum,…tum.”

Wajah Budi pucat. Sejumlah peluru bersarang di tubuhnya. Bajunya memerah. Percikan darah membasahi wajah Haidar.

Ia roboh seketika ke lumpur. Ia yakin ini akhir dari perjalanan hidupnya selama ini. Namun Budi berharap masih bisa memeluk Haidar untuk terakhir kalinya. Menenangkan bocah itu sebelum ajalnya tiba.

Namun matanya terlalu berat untuk dibuka. Tubuhnya dingin. Saratnya tak lagi berfungsi. Dunianya gelap dan tertutup untuk selamanya.

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status