Share

Bab 61

“Ada yang lacur, Pak Dokter!” jawab salah satu warga yang mengarak.

“Ada yang lacur? Lalu, kenapa bapak-bapak bawa mereka pake keranda segala? Mau dibawa ke mana?” tanya si Adit lagi. Keranda berhenti. Ah, semoga saja si Adit terus menahan mereka.

“Mau dibawa ke kuburan, Pak Dokter. Biar tubuuh mereka ikutan mati kayak hati dan otaknya.” Kali ini Mas Undang yang menjawab dengan berteriak.

Lalu terdengar langkah kaki mendekat dan kain hijau yang menutupiku juga Pak Didi disibak seseorang. Sebuah cahaya senter menyorot ke wajahku dan Pak Didi bergantian. Itu sepertinya si Adit yang menatap kami dengan kaget.

“Astagfirullahaladzim,” ucapnya.

“Mereka dempet, Pak Dokter. Hukuman yang pantas buat tukang lacur!” seru orang-orang.

“Bapak-bapak mau menaruh mereka di kuburan? Itu sangat tidak berperikemanusiaan. Mereka dibawa ke sana tanpa pakaian dan dalam keadaan menyatu seperti ini. bagaimana kalau ada binatang melata atau binatang liar lainnya yang membahayakan?”

“Biarkan saja, Pak Dokter.
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status