Share

BAB 195

Author: NawankWulan
last update Last Updated: 2025-01-28 04:42:58

Rena membuka pintu kamar hotel dengan senyum lebar. Gaun pengantinnya yang megah kini sudah ditukar dengan dress malam berbahan satin, tetap anggun tapi lebih sederhana. Aziz berjalan di belakangnya, membawa buket bunga yang tadi diberikan salah satu tamu di resepsi.

"Mas, taruh bunganya di meja sana, ya," ujar Rena sambil melepaskan high heels-nya dan menjatuhkan diri di sofa empuk di tengah ruangan.

Aziz mengangguk dan menaruh bunga itu di meja dekat jendela besar yang menghadap ke pemandangan kota. Lampu-lampu dari gedung-gedung tinggi terlihat gemerlapan, menambah suasana romantis malam itu.

"Kamu capek nggak?" tanya Aziz sambil duduk di samping Rena.

"Capek sih, iya," jawab Rena sambil meregangkan bahunya. "Tapi aku juga bahagia banget, Mas. Ini hari yang luar biasa. Aku nggak nyangka acaranya selancar dan semeriah ini."

Aziz tersenyum kecil.

"Ya iyalah, Sayang. Aku kan sudah nyiapin semuanya buat kamu, supaya kamu puas. Kamu bilang resepsi ini salah satu mimpimu sejak dulu kan?
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Sary Srl
jangan jangan telilit hayo lo
goodnovel comment avatar
Zidan Kasan
nah kan, udah ada yg neror Aziz usai pesta, tunggu Rena bentar lagi kamu bakal malu sendiri
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • DITALAK LEWAT WA DINIKAHI DUDA KAYA   BAB 196

    Aziz berdiri di balkon kamar hotel, memandangi kota yang gemerlapan di malam hari. Angin dingin mengusap wajahnya, namun pikirannya terasa lebih berat dari sebelumnya. Ponsel di tangannya terus bergetar dan akhirnya ia memutuskan untuk mengangkatnya."Halo?" sapanya dengan nada rendah, berharap suaranya tak terdengar ke dalam kamar di mana Rena sedang beristirahat.Suara seorang pria langsung terdengar di seberang, tegas dan tanpa basa-basi. "Aziz, akhirnya kamu angkat juga teleponku."Aziz terdiam sejenak, lalu berusaha tetap tenang. "Ya, ada apa lagi, Doni? Aku sudah bilang, aku akan cari jalan keluarnya.""Cari jalan keluar? Kamu sudah bilang itu berbulan-bulan yang lalu," balas Doni dengan nada tajam. "Tapi sampai sekarang, nggak ada uang yang masuk. Kamu pikir aku main-main?"Aziz menghela napas panjang, punggungnya bersandar ke dinding balkon."Aku lagi susah, Don. Aku baru saja menikah dan istriku minta resepsi mewah. Tolong kasih aku waktu."Doni tertawa kecil, tapi nadanya

    Last Updated : 2025-01-28
  • DITALAK LEWAT WA DINIKAHI DUDA KAYA   BAB 197

    Rena melangkah keluar dari mobil hitamnya yang mengilap. Koper mewahnya ditarik perlahan oleh suaminya, Aziz. Dia berusaha tampak tenang, meski dalam hati ada banyak beban yang dia pikirkan. Saat ini, dia hanya tak ingin membuat istrinya kembali merajuk. Terpaksa harus mengikuti kemauan Rena untuk menikmati perannya sebagai suami dari wanita yang begitu gemar menjadi pusat perhatian. Rena melangkah anggun, memakai gaun santai berbahan satin yang membuatnya terlihat seperti model iklan majalah kelas atas.Beberapa tetangga yang sedang duduk-duduk di depan rumah segera melirik ke arahnya. Tidak butuh waktu lama bagi Rena untuk langsung menyapa mereka dengan senyuman lebar."Eh, Bu Santi, Bu Nur, sudah lama di sini? Aduh, maaf nih, baru sempat nongol lagi. Baru aja pulang dari honeymoon kedua," katanya dengan suara riang."Honeymoon kedua, Ren? Wah, keren banget, kayak di sinetron aja!" puji Bu Santi sambil terkekeh."Ya iyalah, Bu. Honeymoon pertama kan biasa, ini yang kedua harus lebi

    Last Updated : 2025-01-28
  • DITALAK LEWAT WA DINIKAHI DUDA KAYA   BAB 198

    Hanum duduk di ruang keluarga rumahnya yang sederhana, sambil melipat pakaian yang baru saja dijemur. Ia tahu ini hari ulang tahunnya, tapi seperti tahun-tahun sebelumnya, ia tak merencanakan perayaan apa pun. Baginya, ulang tahun hanyalah hari biasa. Ia tak pernah memikirkan pesta, kado mewah atau perhatian besar dari orang-orang di sekitarnya.Namun, suasana berubah ketika suara langkah tinggi Rena, kakak sambungnya, menggema dari depan rumah. Rena masuk tanpa permisi, diikuti oleh ibunya, Mawar. Sepertinya mereka baru pulang dari mall. Ada beberapa paper bag di tangan."Hanum, kamu ini ulang tahun kok santai banget, sih? Apa nggak malu? Orang lain pasti bakal bikin acara," kata Rena sambil melirik ke ruang keluarga yang tampak biasa saja. Hanum hanya tersenyum tipis. "Aku nggak biasa merayakan ulang tahun. Dari dulu juga nggak pernah dirayakan. Apa kamu lupa?" balasnya santai. Rena mendengkus. "Ih, aneh banget. Aku sih nggak bisa bayangin kalau ulang tahun nggak dirayakan. Kalau

    Last Updated : 2025-01-28
  • DITALAK LEWAT WA DINIKAHI DUDA KAYA   BAB 199

    Hanum masih gemetar dengan kado yang disiapkan Ken untuknya. Dia benar-benar tak percaya jika ahri ini mendapatkan kado sespesial ini. Dia kembali teringat obrolannya dengan Ken beberapa hari lalu. Ternyata semua itu cara Ken untuk menyiapkan kado ulang tahunnya. Saat itu Ken sedang duduk di teras rumah bersama Hanum, istrinya, yang tampak sibuk menggunting tanaman hias di pot kecil. Mata Ken tak lepas mengamati wajah istrinya, yang meski tampak ceria, sering terlihat menyimpan luka batin. Ken tahu betul bahwa Hanum jarang membicarakan perasaannya. Tetapi, ia selalu bisa menangkap raut kecewa setiap kali Rena, kakak sambungnya, melontarkan kata-kata tajam."Sayang." Ken memanggil lembut. Hanum menoleh sambil tersenyum. "Ya, Mas? Ada apa?" tanyanya lembut. Ken menyesap kopinya sejenak, lalu berkata, "Aku sering lihat kamu diam kalau Rena bicara kasar. Apa kamu nggak apa-apa? Aku nggak tega lihat kamu diperlakukan seperti itu terus."Hanum menggeleng pelan. "Hanum nggak apa-apa, Mas.

    Last Updated : 2025-01-28
  • DITALAK LEWAT WA DINIKAHI DUDA KAYA   BAB 200

    Matahari belum terlalu tinggi, tapi suasana di kampung Hanum sudah dipenuhi bisik-bisik yang membuat udara terasa lebih gerah dari biasanya. Di warung kopi milik Bu Yati, sekelompok ibu-ibu sudah berkumpul, menyeruput kopi sambil mengupas gosip yang lebih panas dari gorengan pisang di meja."Eh, Mbak Tini, sudah dengar belum soal Hanum?" bisik Bu Mirna sambil melirik kanan-kiri, memastikan tak ada yang mendengar selain mereka."Aduh, siapa sih yang belum dengar? Kampung ini kan kecil," jawab Tini sambil menyeka keringat di lehernya. "Aku cuma heran, dari mana Ken itu punya uang buat kasih Hanum mobil sama ruko?""Aku dengar, mobilnya itu kredit! Mana mungkin mereka bayar cash, harga mobil sama ruko itu lebih dari satu miliar. Kalaupun cash, masa iya sih Ken kasih semua itu cuma-cuma? Mereka kan baru nikah bahkan dulu nggak pernah saling kenal. Lagipula, penampilan Ken saja begitu. Nggak pernah pakai baju branded. Beda banget sama Aziz. Masa punya tabungan sebanyak itu. Duit darimana

    Last Updated : 2025-01-28
  • DITALAK LEWAT WA DINIKAHI DUDA KAYA   BAB 201

    Langit malam sudah gelap ketika Ken mengetuk pintu rumah Pak RT. Deru motor yang melintas di jalan kecil kampung nyaris mengaburkan ketukan halusnya. Pak RT, seorang pria paruh baya dengan tubuh tegap, membuka pintu sambil memegang cangkir kopi. Ekspresinya berubah terkejut melihat Ken berdiri di depan pintu."Mas Ken? Ada apa malam-malam begini ke sini?" tanyanya heran."Maaf, Pak RT, saya mengganggu. Tapi saya perlu bicara soal sesuatu yang penting. Boleh saya masuk?" tanya Ken setelah memastikan tak ada yang melihatnya datang berkunjung ke rumah itu. Pak RT mengangguk, meskipun ragu. "Tentu, masuk saja. Mari duduk."Ken melangkah masuk ke ruang tamu kecil itu lalu duduk di kursi kayu yang terasa keras tapi kokoh. Pak RT mengambil tempat di seberangnya, masih menatap Ken dengan bingung."Apa ada masalah serius, Mas?" tanya Pak RT lagi. Dia yakin ada kabar serius yang dibawa Ken detik ini. Pak RT mulai menebak-nebak sebab dia juga dengar rumor yang beredar soal Ken dan pekerjaanny

    Last Updated : 2025-01-29
  • DITALAK LEWAT WA DINIKAHI DUDA KAYA   BAB 202

    Siang ini, Pak RT mengumpulkan beberapa warga di balai kecil dekat rumahnya. Dia tahu diskusi ini tak akan mudah, tapi sebagai pemimpin di kampung ini ia merasa perlu menjernihkan suasana. Warga yang datang terlihat beragam, ada yang memasang wajah skeptis, ada yang penasaran, ada pula yang tampak tak peduli, menganggap kehadirannya sekadar formalitas belaka.Setelah cukup banyak warga yang datang, Pak RT memulai diskusinya. Dia tak ingin membuat suasana semakin gaduh dengan wajah penuh tanya di antara mereka. "Selamat siang, bapak-bapak dan ibu-ibu. Mohon maaf kalau saya mengganggu waktu ataupun kegiatan bapak dan ibu sekalian." Pak RT membuka pertemuan dengan suara tegas namun bersahabat. "Saya ingin kita semua mendengar dengan hati terbuka dan mengesampingkan ego masing-masing." Baru satu kalimat terucap, beberapa warga mulai saling bisik. Mereka menebak-nebak ke arah mana topik pembicaraan Pak RT kali ini"Sepertinya soal rumor itu," bisik seorang warga yang diiyakan lelaki di

    Last Updated : 2025-01-29
  • DITALAK LEWAT WA DINIKAHI DUDA KAYA   BAB 203

    Langit pagi yang cerah menyelimuti suasana ruko furnitur lokal yang sederhana, namun penuh barang-barang unik. Hanum tak bisa menahan senyum lebar di wajahnya saat menggenggam tangan Ken. Mereka baru saja memarkir mobil dan berjalan memasuki ruko yang sudah lama diincar Hanum untuk mencari furnitur impian."Mas, Hanum nggak percaya kita benar-benar sampai di tahap ini. Semua seperti mimpi. Ternyata mimpi yang tinggi itu nggak apa-apa ya?" ucap Hanum dengan senyum dan penuh semangat. Matanya berkeliling, mengagumi tumpukan kursi, meja, dan lampu-lampu gantung yang tertata rapi. Ken menoleh ke arahnya, tersenyum lembut."Nggak apa-apa dong, Sayang. Mimpi itu kan nggak bayar. Nggak ada salahnya setinggi mungkin. Lagipula, saat ini bukan sekadar mimpi, Sayang. Sebentar lagi impianmu akan menjadi nyata." Ken setengah berbisik. Kedua matanya menatap Hanum yang tampak begitu semringah. Hanum berhenti di depan satu set meja kayu kecil dengan desain yang minimalis namun elegan. Ia menyentuh p

    Last Updated : 2025-01-29

Latest chapter

  • DITALAK LEWAT WA DINIKAHI DUDA KAYA   BAB 273

    "Berhari-hari nggak pulang, apa harus seperti ini sikapmu sama istri sendiri?!" sentak Rena lagi sembari membuka pintu utama dengan kasar lalu membantingnya. Ken yang akan beranjak dari tepi ranjang pun mengurungkan niatnya. Hanum menarik lengan suaminya agar duduk kembali. Mereka sepakat untuk tak ikut mencampuri urusan rumah tangga Rena dan Azziz. Membiarkan mereka menyelesaikan masalahnya sendiri. Kecuali jika ada kekerasan, barulah mereka akan turun tangan. "Istri? Kamu masih begitu luwes menyebut diri sendiri sebagai istri, Ren? Setelah apa yang kamu lakukan selama ini, hah?!" sentak Azziz dengan mata memerah. "Apa seperti itu sikap seorang istri yang wajib dinafkahi, diberikan kasih sayang, cinta dan diperjuangkan hidupnya? Kamu nggak buta dan nggak tuli kan? Namamu sudah buruk di mata banyak orang setelah video itu viral, Rena. Sadar!" bentak Azziz lagi sembari memukul meja ruang tengah. Beberapa barang di atas meja itu berhamburan ke lantai. Di dalam kamar, Hanum mengucap

  • DITALAK LEWAT WA DINIKAHI DUDA KAYA   BAB 272

    "Sayang, aku punya sesuatu," ujar Ken saat masuk ke kamarnya. Hanum sudah ada di kamar sejak satu jam sebelumnya. Dia tengah menikmati senja di kamar sembari membaca novel online favoritnya. "Punya apa, Mas?" tanya Hanum saat menoleh ke arah pintu. Ken tersenyum lalu menyerahkan benda kecil ke tangan Hanum. "Apa ini, Mas?" tanya Hanum lagi sembari membolak-balik benda kecil itu. Ken duduk di tepi ranjang sembari menatap lekat istrinya yang terlihat penasaran dengan benda di tangannya. "Perekam suara ya, Mas?" tebaknya kemudian. Ken tersenyum lalu mengangguk. "Benar, Sayang. Itu alat perekam suara," balas laki-laki itu yakin. Hanum manggut-manggut lalu menatap suaminya. "Apa ada rekaman suaranya di dalam?" Lagi-lagi Ken mengangguk. "Suara siapa, Mas?" tanya Hanum lagi. Ken mengambil kembali alat perekam mini itu lalu menyambungkannya dengan USB di laptop. Hanum mendengarkan isi percakapan yang terekam di sana. "Suara Mbak Rena?" lirihnya seolah bertanya pada diri sendiri. Ken

  • DITALAK LEWAT WA DINIKAHI DUDA KAYA   BAB 271

    Dua hari setelah penyelidikan diam-diam Hanum dan Ken di butik Clarissa, Ken duduk di warung kopi kecil dengan Bara. Pria berkacamata itu tampak serius sambil mengeluarkan benda kecil seukuran kancing dari tasnya."Ini alat perekam suara. Ukurannya kecil banget, bisa kamu selipin di tas, mobil atau kantong celana mereka. Baterainya tahan tiga hari, dan otomatis nyimpan suara kalau ada pembicaraan di radius 3 meter," ujar Bara menjelaskan. Ken mengangguk."Pas banget. Kita cuma butuh satu rekaman jelas buat Hanum tahu pasti niat buruk mereka berdua. Hanum masih nggak percaya kalau kakak tirinya bisa sejahat itu, sampai sekongkol dengan perempuan yang ingin menghancurkan rumah tangga kami." Ken menghela napas. "Soal foto-foto di hotel gimana, Bro? Kamu nggak langsung seret Rissa ke penjara?" tanya Bara sembari menatap Ken serius. "Sebenarnya aku masih kasih dia kesempatan untuk berubah, Bar. Aku masih lihat kebaikan mamanya selama ini dan hubungan kekerabatan kami. Tapi kalau dia maki

  • DITALAK LEWAT WA DINIKAHI DUDA KAYA   BAB 270

    Malam itu, Hanum duduk di ruang tengah sambil menatap layar ponsel. Ken duduk di sebelahnya sembari menyeruput teh hangat buatan istrinya. Potongan bolu terhidang di piring kecil sebagai pendamping. "Mbak Rena bilang mau ke butik bareng Clarissa, Mas. Tapi butik mana?" Hanum bergumam sambil membuka media sosial milik saudara tirinya itu. "Mbak Rena itu orangnya narsis. Biasanya dia update story tiap lima menit. Meski perempuan di sampingnya sengaja diblur, tapi Hanum yakin itu Rissa." Hanum kembali berujar lirih. Ken ikut melongok."Apa ada yang aneh, Sayang?" tanya Ken sembari menikmati sepotong bolu. Hanum menggulir layar ponselnya."Lihat deh, Mas. Tiga puluh menit lalu, Mbak Rena upload video di mobil bareng Clarissa. Meski wajahnya diblur, Hanum yakin itu style Rissa. Captionnya itu makin membuat Hanum bertanya-tanya," ujar Hanum lagi. "Memangnya dia bikin caption apa, Sayang?" Lagi-lagi Ken terlihat cukup tenang dan tak sepanik Hanum."Dia bilang persiapan untuk kejutan spesi

  • DITALAK LEWAT WA DINIKAHI DUDA KAYA   BAB 269

    "Sayang, kamu siap?" Ken berseru dari ruang tamu sambil merapikan kerah kemejanya. Rambutnya disisir rapi ke samping, dan aroma parfumnya menyusup masuk ke kamar.Hanum keluar dari kamar sambil tersenyum, membawa tas tangan kecil warna krem yang matching dengan gamis biru lembut yang dikenakannya."Siap! Kamu ganteng banget hari ini, Mas," godanya sambil menyentuh dagu Ken pelan. Ken nyengir. "Harus dong. Istri aku cantik, masa suaminya nggak pantes disandingin. Memangnya cuma hari ini aja gantengnya? Hari biasanya buruk rupa ya?" balas Ken sembari menjawil balik dagu istrinya. Hanum tertawa kecil dan mereka pun keluar rumah menuju mobil Ken yang terparkir di halaman. Rencananya mereka ingin jalan-jalan sekalian belanja di mall. Angin siang ini menampar wajah mereka, tapi suasana hati keduanya hangat. Keduanya masuk ke mobil dan memasang seat belt masing-masing. Perjalanan ke mall tak membutuhkan waktu lama. Sekitar setengah jam mereka sudah sampai mall yang dituju. Di mall, mereka

  • DITALAK LEWAT WA DINIKAHI DUDA KAYA   BAB 268

    "Ya Allah, Rena! Ternyata semua gosip yang beredar itu benar!" pekik seseorang diantara kerumunan pengunjung. Ren amendelik saat tahu siapa yang berteriak dan kini jatuh pingsan di depan matanya itu. "Ibu! Ngapain ibu ke sini?!" teriaknya sembari berhamburan ke arah ibunya yang limbung. Azziz yang kini berdiri di sampingnya menatap tajam. Rahangnya mengeras. Dia benar-benar emosi melihat sepak terjang istrinya. Seolah tak ada kesempatan lagi, Azziz sudah muak dan tak ingin berkompromi lagi. Dia menyerah, apalagi saat tekad kuatnya untuk melunasi hutang demi membahagiakan istri justru dibalas dengan pengkhianatan demi pengkhianatan seperti ini. Harga dirinya sebagai suami dan kepala rumah tangga seakan mati. Azziz benar-benar melambaikan tangan ke kamera. Dia menyerah di pernikahannya yang menginjak di bulan ke enam. "Mau dibawa kemana, Mas?!" tukas Rena saat melihat Azziz membopong ibu mertuanya. "Minggir kamu! Urus saja bahagiamu sendiri! Puas-puasin sebelum kamu menyesal di kem

  • DITALAK LEWAT WA DINIKAHI DUDA KAYA   BAB 267

    "Papa! Gila, ini selingkuhan papa?!" sentak perempuan bernama Tamara itu sembari menunjuk wajah Rena yang kini mulai memerah. Beberapa pengunjung mall mulai merekam keributan itu dengan handphone masing-masing. Rena benar-benar benci hal ini. Nyaris tiga bulan berhubungan dengan Pramono, tak pernah terbesit sedikit pun di benaknya akan mengalami hal memalukan seperti ini. "Papa benar-benar kelewatan. Lihat usianya, Pa! Seumuran aku!" oceh Tamara lagi. Dia menggeleng-geleng tak percaya. "Tamara ... dengerin papa dulu," ujar Pramono sembari menenangkan putri bungsunya. Pramono memiliki dua orang putri bernama Salsa dan Tamara. Saat ini istrinya terbaring di rumah karena stroke yang dideritanya selama setahun belakangan. "Dengerin apalagi, Pa? Papa mau beralasan apa? Jelas-jelas papa begitu mesra dengan perempuan jalang itu!" sentak Tamara lagi. "Tutup mulutmu!" tukas Rena menepis telunjuk Tamara yang tepat di depan wajahnya. "Heh! Tutup mulutku apa?! Jelas-jelas Lo cuma manfaati

  • DITALAK LEWAT WA DINIKAHI DUDA KAYA   BAB 266

    Rena melirik jam tangannya yang berkilau di bawah cahaya lampu cafe. Dia duduk manis di pojokan, memainkan sedotan dalam segelas mocktail warna pink sambil sesekali membetulkan rambutnya."Maaf lama, Ren. Tadi agak macet." Suara berat dan dewasa terdengar dari belakang. Pramono, pria paruh baya dengan jas abu-abu yang necis, menyapa dengan senyum genit. Seperti biasa, mereka pun cipika-cipiki tiap kali bertemu. "Kamu telat dua puluh menit, Om. Aku sampai jamuran nunggu di sini." Rena merajuk, bibirnya manyun manja."Maaf dong, jalanan macet. Tapi lihat deh ... masa Om telat masih disambut sama wajah secantik ini?" Pram mencubit dagu Rena lembut. Rena hanya tertawa kecil.Mereka menikmati hidangan sambil sesekali beradu pandang. Beberapa pasang mata mulai melirik ke arah mereka. Usia mereka terlalu jauh dan kemesraan itu terasa janggal. Meski tak ada yang menegur dan seolah tak peduli, tapi tetap saja pandangan aneh dan tak biasa terlihat. Namun, Rena cuek saja. Dia tak peduli dengan

  • DITALAK LEWAT WA DINIKAHI DUDA KAYA   BAB 265

    "Sayang, bubur kacang hijaunya dihabisin ya? Biar kamu nggak mual-mual lagi." Ken menyiapkan bubur di mangkok untuk istrinya. "Iya, Mas. Temani makan ya?" balas Hanum dengan senyum tipis. Hanum berusaha tetap tenang, meski beberapa menit lalu hatinya bergemuruh kesal, emosi dan muak. Beragam pesan yang dikirimkan oleh Clarissa benar-benar membuat moodnya nggak karuan. Namun, di depan Ken dia berusaha untuk tetap tersenyum seolah tak terjadi apa-apa. "Sini, duduk!" pinta Ken sembari menarik kursi di sampingnya. Hanum mendekat lalu duduk di samping suaminya. "Habiskan selagi masih hangat." Lagi-lagi Hanum mengangguk. "Kamu juga ikut makan, Mas. Ayo." Hanum membuka sebungkus bubur lalu menyiapkannya untuk Ken. "Tadinya mau barengan aja sekalian nyuapin kamu, Sayang." "Barengan juga boleh. Sini Hanum yang nyuapin." Sepasang suami istri itu saling melempar senyum. Hanum menyuapi Ken dengan semangkok buburnya, sementara Ken menyuapi Hanum dengan bubur miliknya. Setelah bubur habis,

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status