Share

Rencana untuk Menggagalkan Pernikahan

Terdengar suara ketukan pintu dari luar. Sabrina tersadar kalau dia masih berada di toilet kamar rumah sakit demi menghindari pertemuan dengan Bu Muklis.

"Iya, sebentar lagi," sahutnya parau.

Sabrina menyusut air matanya yang sudah menganak sungai di pipi. Setiap kali selesai mencuci muka, air mata itu tumpah lagi. Begitu terus hingga suara ketukan pintu terdengar lagi.

Mau tidak mau Sabrina harus segera keluar. Dia menghirup napas dalam-dalam lalu mengeluarkannya perlahan-lahan. Setelah merapikan penampilan, Sabrina kembali bergabung dengan orang-orang yang sudah berkumpul di sisi ranjang Alifa.

Kayla memandangnya dengan tatapan kasihan. Namun, dia memilih menutup mulut dan mendengarkan perbincangan yang dimulai oleh ibu Sabrina.

"Sab, seluruh biaya pengobatan Alifa akan ditanggung oleh Bu Muklis. Ayo, ucapkan terima kasih!"

Sabrina terpaksa menarik kedua sudut bibirnya agar membentuk lengkung senyum. Pernikahannya memang hanya akan menjadi ajang balas budi. Tidak ada cinta, yang ada
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status