Share

Sedih dan Marah

🏵️🏵️🏵️

Seminggu lamanya, Hana tidak masuk kuliah. Ayah dan ibunya yang telah mengetahui apa yang terjadi terhadap Hana, tidak memaksa anak semata wayang mereka tersebut untuk tetap melakukan kegiatan perkuliahan seperti biasanya.

Maya sebagai wanita yang telah melahirkan Hana, menangis tersedu-sedu mengetahui anaknya tidak suci lagi. Selama ini, Maya selalu membanggakan putrinya tersebut. Di mana Hana selalu memberikan yang terbaik untuk orang tuanya.

“Mama dan Papa bangga punya anak seperti kamu, Sayang. Kamu selalu meraih prestasi di sekolah.” Maya selalu menyampaikan pujian itu kepada Hana sejak dulu.

Kini, Maya tidak tahu harus berbuat apa melihat Hana yang dulunya sangat periang, tetapi sekarang berubah jadi pemurung. Maya hanya bisa menguatkan Hana dan memberinya pengertian agar menerima menikah dengan Bara. Namun hingga saat ini, Hana masih tetap menolak.

“Kamu bisa, nggak, jaga jarak dengan Bara? Dia itu pacarku. Kamu pasti tahu, ‘kan?”

Hana terkejut ketika Yuni meneleponnya beberapa hari yang lalu. Hana makin yakin untuk menolak niat Bara yang ingin menikahinya. Dia tidak ingin dianggap sebagai pengganggu hubungan orang lain.

“Kenapa kamu menolak Bara, Sayang?” Hana dikagetkan suara ibunya yang tiba-tiba duduk di sampingnya. Sejak kejadian malam itu, Hana lebih sering menghabiskan waktunya di taman belakang.

“Bang Bara bukan yang terbaik untuk Hana, Mah?” Hana memberikan balasan.

“Tapi Bara itu baik, Sayang. Dia juga bersedia bertanggung jawab atas apa yang terjadi di antara kalian berdua.”

“Dia nggak sebaik yang Mama pikirkan.”

“Maksud kamu apa, Sayang?”

“Mama lupa kalau dia sering gonta-ganti pacar?”

“Kan, dia hanya ingin mencari yang terbaik. Mungkin selama ini, dia belum menemukan seseorang yang pantas dijadikan pendamping hidup.”

“Maaf, Mah … Hana tetap nggak mau nikah dengan Bang Bara.”

Hana bingung harus memulai dari mana untuk mengatakan apa yang dia ketahui tentang Bara kepada orang tuanya. Di samping itu, ucapan Yuni juga selalu terngiang di telinganya. Dia juga berjanji kepada wanita itu untuk menjaga jarak dengan Bara.

🏵️🏵️🏵️

“Apa alasan kamu kirim foto Hana ke Om Haris?” tanya Bara kepada Amira. Akhirnya, pemuda itu bersikap tegas kepada adiknya.

“Supaya Om Haris tahu aja. Kan, kasihan mereka bertanya-tanya tentang Hana yang nggak masuk kuliah.” Amira memberikan jawaban dengan santai.

“Dari mana kamu dapat foto itu? Kenapa wajah Abang nggak ditutupi stiker seperti foto yang Hana terima dari temannya?” Bara masih penasaran melihat perbedaan foto tersebut.

“Bagus, dong, supaya Om Haris tahu. Jadi, Abang bertanggung jawab atas Hana.” Amira masih tetap bersikap tidak bersalah.

“Tanpa foto itu, Abang juga pasti akan tanggung jawab. Kamu nggak perlu ikut campur dengan urusan Abang!” Bara menaikkan suara kepada Amira.

“Ada apa, sih, Bang?” Sandra—anak kedua dalam keluarga Bara, heran melihat amarah yang kakaknya tunjukkan di depan adiknya.

“Kamu tanya sendiri sama dia.” Bara memberikan balasan sambil menunjuk Amira, kemudian dia pun berlalu meninggalkan kedua adiknya itu di ruang keluarga.

Sifat Amira dan Sandra sangat jauh berbeda. Sandra sejak dulu sangat menyayangi Hana karena wanita itu merupakan sepupunya satu-satunya. Dia bahkan berharap menjadi kakak ipar untuk Hana. Namun, niat itu dia urungkan karena melihat sikap Bara yang selalu menolak perjodohan.

Setelah mengetahui apa yang terjadi antara Bara dan Hana, Sandra pun kembali bersemangat apalagi dia menyaksikan sikap Bara yang bersedia bertanggung jawab dan mulai peduli terhadap Hana. Namun, Sandra kembali kecewa karena adik sepupunya itu tidak bersedia menikah dengan kakaknya.

“Kakak udah bujuk Hana supaya mau nikah sama Bang Bara?” tanya Amira kepada Sandra. Dia berharap agar Bara segera menikahi Hana. Dia sangat marah ketika Rey mengaku telah menyatakan cintanya kepada wanita yang dia benci itu.

“Udah, tapi dia tetap nolak.”

“Tuh, anak nggak bersyukur, ya. Sadar, nggak, kalau dia sekarang udah nggak suci? Apa dia berpikir kalau cowok lain masih mau terima dia?” Amira sangat kesal dan Kecewa mendengar jawaban Sandra.

“Kamu, kok, ngomongnya gitu, Dek? Kamu lupa kalau Hana itu adik sepupu kita satu-satunya? Harusnya kita bisa ngerti perasaan dia. Kita juga harus dukung keputusannya. Mungkin dia punya alasan kenapa nolak Bang Bara.” Sandra memberikan pengertian kepada Amira. Dia tidak tahu kalau adiknya itu ingin menjauhkan Hana dari Rey selamanya.

“Tapi aku kesal dengan sikap jual mahalnya, Kak.”

“Apa? Jual mahal? Kata itu nggak pantas keluar dari seorang kakak terhadap adiknya. Kakak kecewa sama kamu.” Sandra tidak terima dengan penilaian yang Amira berikan terhadap Hana. Dia pun meninggalkan adiknya itu lalu berjalan menuju kamarnya.

Sementara di tempat lain, Maya berusaha menelepon Bara agar segera ke rumahnya karena Haris sedang melakukan pertemuan dengan klien. Maya tidak tahu kenapa Hana tiba-tiba melakukan sesuatu yang melukai dirinya sendiri.

==========

Nova Irene Saputra

Apa yang terjadi dengan Hana?

| Like

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status