Beranda / Pernikahan / DINIKAHI PRIA PLAYBOY / 035 - Teh Jahe Buatan Bisma

Share

035 - Teh Jahe Buatan Bisma

Penulis: Jezlyn
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-05 11:00:04

Mendengarkan ajakan Bisma membuat gue gagal paham. Terlebih kita berdua baru aja kenalan beberapa menit yang lalu tapi dia udah berani ajakin nginep-nginep segala.

“Maksud lo gue nginep di apartemen sama lo gitu?”

“Bukan, entar gue nggak tidur di situ. Gue balik ke rumah.”

“Emm ... nggak enak.”

“Yaudah lo mau balik aja? Entar gue anterin.”

Gue bingung mau jawab apaan saat ini. Gue benar-benar sangat dilema banget. Mana sekarang udah pukul 12 malam juga dan gue masih berkeliaran di luar seperti ini. Biasanya kalau di rumah udah mimpiin Kevin Lutolf nih. Misalpun bergadang juga karena dapat tugas kerjaan.

“Nginep di apartemen lo deh, tapi jangan diapa-apain, ya.”

“Hahaha, enggak lha. Gila apa gimana? Entar gue ditonjok Ryan.”

“Gue nggak ada hubungan apa-apa sama Ryan.”

“Hah, maksudnya? Bukannya tadi Doni bilang kalau kalian memiliki r

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • DINIKAHI PRIA PLAYBOY   036 - Berporos Pada Ryan Anggara

    Duh coret deh Bisma dari daftar kriteria hidup gue. Gimanapun gue nggak mau nikah sama berondong. Pasti pola pikirnya kurang dewasa nanti. Yaelah kenapa gue mikirnya kejauhan banget, ya. Padahal kenal doang sama si Bisma tapi ngayal gue terlalu jauh.“Bisma.”“Iya.”“Umur lo berapa?”“20.”Buset! Beda lima tahun sama gue dong. Inimah cocoknya jadi adik gue kalau gitu. “Kuliah di mana?”“Bareng satu universitas sama ceweknya Doni. Cuma dia adik tingkat gue sih. Nggak kenal juga cuma gue paham dia ceweknya Doni.”“Kok lo bisa kenal sama Doni, Ryan sih. Secara lo masih 20 tahun dan mereka itu udah berumur, ya ... matanglah, ya.”“Kenal di kelab malam sama Doni. Kalau Ryan, kebetulan—bentar ada telepon.” Bisma langsung berjalan pergi sedikit menjauh dari gue.Merasa bingung harus ngapain akhirnya gue memutuskan mengambil pon

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-06
  • DINIKAHI PRIA PLAYBOY   037 - Debat Pagi Hari Sama Klan Anggara

    Saat ini gue lagi nunggu Chaca selesai teleponan sama Ryan. Pas mendengar Bisma udah ngobrol sama Chaca dengan cepat pula gue langsung menghubungi nomor telepon Ryan.Tut ... tut ... tut.“Iya ha—““Maksud kamu apa sih, Ryan. Kenapa semua orang di sekitarku semuanya kenal sama kamu?”“Nggak ada maksud apa-apa kok, dan aku juga nggak tahu kalau kamu kenal sama orang yang aku kenal.”“Halah bulshit! Jujur aja deh, kamu pakai dukun, ya?”“Astagfirullah, enggak Shakira.”“Terus kenapa semua orang tuh kayaknya nurut banget sama kamu sih? Enggak mama papaku, sekarang Bisma sama sepupu kamu. Apa kamu sengaja suruh Bisma buat ajak nginep di apartemen dia? Apasih mau kamu, Ryan?”“Shakira.”“Udahlah Ryan, kamu jujur aja sama aku. Kamu pengin tidur sama aku? Makanya kamu usaha deketin aku banget karena kamu tahu aku masih virgin kan?&rd

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-07
  • DINIKAHI PRIA PLAYBOY   038 - Meeting Urusan Baby Shower

    Kantor Azekiel Grup.Saat ini gue masih memikirkan ide gila yang barusan gue lontarkan ke Chaca buat Ryan sebelum temui gue. Memikirkan itu membuat kerja gue sedikit kurang konsentrasi.“Tehnya Mbak Kiki.”“Makasih Joko.”“Lagi pusing nih? Maaf ya, Mbak, gegara sebar video sekarang Mbak Kiki jadi bahan gibahan kantor deh.”“Lo tuh benar-benar ngeselin banget Joko. Untung aja masih kecil, kalau udah gede udah gue ajak gelud lo.”“Kan kemarin udah disiksa sampai ngompol.”“Itu yang nyiksa Mbak Sila, gue belum.”“Duh! Jangan dong, nggak bawa baju ganti soalnya.”“Hahaha, enggak kok. Sekesal gue sama lo tetap aja nggak tega. Udah sana kerja, jangan dekat-dekat gue entar lo ajakin gibah mulu.”“Hehehe, makasih Mbak Kiki. Ya Allah semoga Mbak Kiki bisa dapat jodoh secepatnya, amin.”Entah kenapa mende

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-08
  • DINIKAHI PRIA PLAYBOY   039 - Berdamai Dengan Kedua Orang Tua

    Setelah seharian berkutat sama kerjaan kantor dan segala urusan lainnya. Kini gue udah sampai rumah dengan membawa martabak manis kesukaan mama papa. Bukan nyogok mereka lho, tapi biar mereka mau berdamai dengan gue.“Assalamualaikum.”Mendengar jawaban dari kedua orang tua gue langsung aja menuju ke mereka dan salaman. Gue langsung nyodorin kantong plastik berisi martabak ke arah mama.“Martabak manis kesukaan mama.”“Whoa, kamu beli di mana, Ki?”“Di depan.”Gue melihat mama sama papa yang udah merespon ucapan pun membuat gue sangat bersukur. Bisa gue lihat mama yang langsung girang banget dibawain martabak. Mama langsung membawa martabak ke arah dapur untuk ditata di atas piring.“Pa, maafin Kiki, ya,” kata gue lirih sambil bersimpuh di depan papa yang lagi fokus nonton tv. Kepalanya langsung menatap ke arah gue yang udah berusaha menjadi anak yang berbakti banget.”K

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-09
  • DINIKAHI PRIA PLAYBOY   040 - First

    Perlahan-lahan Ryan melepaskan pagutannya, bahkan ibu jari dia kini tengah mengusap bibir gue yang terasa kebas habis dicecap sama dia lama banget. Bahkan bunyi suara klakson mobil pun Ryan abaikan bahkan bisa dikatakan kayak mendadak budeg.“Maaf,” cicitnya dengan suara yang terdengar begitu berat bahkan aroma napasnya menerpa wajah gue.“Kenapa minta maaf?”“Udah nggak tahan tadi.”“Dasar. Aku minta tanggung jawab.”“Apa? Nikah? Hayo, sekarang juga hayo kalau aku.”“Nggak jadi,” balas gue sambil mencebikkan bibir ke depan yang membuat Ryan mencubit pipi dengan gemas.“Aku seneng banget,” katanya sambil nyengir. Gue tahu sih dia lagi bahagia banget karena tadi gue mencoba menerima dia dan merespon kissing yang diberikannya. Kalau boleh berpendapat tuh, Ryan good kisser banget. Gue aja sampai terbuai sama perlakuan dia. Sial.“Udah jalan c

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-10
  • DINIKAHI PRIA PLAYBOY   041 - Mengetuk Hati

    Ryan justru langsung berjalan ke arah pinggir dan menghindari gue. Dia bahkan masuk ke arah kamar mandi entah mau ngapain yang pasti gue nggak tahu.Tak lama Ryan keluar sambil membawa bathdrobe dan gue sadari Ryan langsung memakaikan bathdrobe itu di tubuh gue yang sudah terekspose banyak. Kalau dipikir-pikir si Ryan menang banyak hari ini bisa lihat tubuh gue yang seksi.“Kamu calon istri aku, Shakira. Aku nggak mau melakukan hal ini terlebih dulu. Aku sudah berjanji sama kedua orang tua kamu untuk menjaga, dan melindungi kamu selama di Bandung.”Tetap aja gue cuma bisa nangis mendengarkan segala ucapan Ryan itu. Bahkan gue melihat Ryan yang udah berdiri di belakang gue. Lagi-lagi Ryan melakukan hal yang bikin gue terkejut. Dia narik tubuh gue dan memeluknya erat.“Aku tahu kamu marah soal pengaman itu. Tapi memang betul yang dikatakan Chaca kalau aku tengah berusaha berubah. Aku udah nggak begituan lagi. Pengaman itu ada karena mobil

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-11
  • DINIKAHI PRIA PLAYBOY   042 - Good Kisser

    Selesai mandi dan gue udah pegang baju yang bakalan dipakai. Tapi, ada sesuatu yang aneh saat ini. Kenapa Ryan beli bajunya model begini sih. Nggak cocok banget sama kegiatan yang bakalan dilakukan.“Ryan.”“Iya.”Sebal banget kalau udah pegang ponsel pasti gue dicuekin deh. Lha, kenapa jadi posesif begini sih gue.“Kenapa kamu beli bajunya panjang-panjang begini? Kita lagi nggak mau pengajian kan? Atau kita mau kunjungi acara kasidah, ya?”“Hah? Enggak kok. Sengaja aku beli panjang biar nggak dingin. Kita lagi di Bandung cuacanya tuh dingin jadi pakai yang panjang-panjang. Baju kamu terlalu terbuka aku suka nggak kuat iman lihatnya.”Mendengarkan alasan Ryan membelikan baju model gamis membuat gue menahan kesal. Mau panjang tapikan nggak modelnya begini juga. Salah kostum kan jadinya. Ada kaus lengan panjang sama celana jeans.“Ryan.”“Iya sayang.”

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-12
  • DINIKAHI PRIA PLAYBOY   043 - Makan Malam Di Bandung

    Setelah sekian lama menjomlo, akhirnya malam minggu ini gue bisa ngerasain yang namanya pacaran lagi, eh, bukan ding. Nggak tahu lah apa namanya. Karena Ryan nggak ngajakin pacaran juga tapi dia ngajakin tunangan langsung dua bulan lagi. Anggap aja ini tahap perkenalan atau pdkt.Hari ini gue mandi dua kali, yang terakhir tuh gara-gara tubuh gue ngerasa panas aja karena ulah si Ryan. Kurang ajar memang kalau diinget, tapi tetap aja gue pun menikmati barusan jadi nggak bisa salahin Ryan juga sih.“Kita mau ke mana?”“Kata Chaca ada tempat makan bagus di sini.”“Anak kuliah mah update terus yang beginian, ya. Nggak kayak aku sibuk nyari duit terus.”“Nanti kalau udah nikah nggak usah kerja, diam aja di rumah ngerawat diri.”“Nggak mau, aku udah biasa kerja, Ryan.”“Bahas ini nanti aja deh, kita nikmati momen ini dulu. Chaca sama Bisma juga udah di sana.”&ldq

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-13

Bab terbaru

  • DINIKAHI PRIA PLAYBOY   109 - Sama-Sama Menyalakan Api

    Saat ini yang dilakukan Ryan hanya ingin mengejar istrinya. Memeluknya. Dan menenangkan hatinya yang pasti sangat kacau akibat kejadian tadi.“Sayang … maafin aku,” gumamnya sambil terus menyetir mobil dengan kecepatan penuh. Bahkan bisa sangat tergambar begitu jelas buku-buku jari milik Ryan sampai memutih.Ckiiiitzzz.“Sial! Kucing sialan kalau nyebrang nggak lihat-lihat.” Ryan memaki hewan tak bersalah itu. Ia pun mendesah lega karena tak menabrak kucing. Ryan kembali menarik persneling dan menginjak pedal gasnya untuk melanjutkan perjalanan menuju Jakarta.Hatinya saat ini benar-benar bimbang. Ia benar-benar takut kalau Kiki akan mengadu sama orangtuanya nanti dan masalah akan semaki lebar dan runyam.Masih sambil menyetir pun Ryan mencoba menghubungi nomor istrinya, tapi lagi-lagi zonk yang didapatkan.“Sayang angkat dong,” gumamnya saat sambungan telepon miliknya tersambung. Tapi, tetap saja t

  • DINIKAHI PRIA PLAYBOY   108 - Keadaan Yang Rumit

    Dengan tekad yang kuat pun akhirnya Doni menuruti perintah Kiki dengan menginjak pedal gas dengan kecepatan penuh dan mobil langsung berjalan secepat kilat.Ckiiitttzzz.BRUG.“Kak, gila apa rem mendadak begini,” dumel Kiki yang merasa dahinya terkena dasbor mobil. Ia tadi lupa memakai sabuk pengaman. “Haduh sakit banget.”Doni tak menghiraukan ocehan Kiki, yang dipikirkan oleh otaknya tuh apakah Ryan masih hidup apa udah … sial!“Ki, coba lihat kebelakang. Apakah suami lo masih hidup atau—“Kiki yang masih merasa kesakitan dahinya pun menatap ke arah spion dan melihat kalau Ryan tengah ditolong berdiri oleh wanita itu.“Masih hidup, udah biarin aja.”Doni langsung bernapas lega, matanya pun langsung melirik ke arah spion untuk memastikan ucapan yang dikatakan oleh Kiki itu benar. Ia langsung mendesah lega kala memang benar si Ryan masih hidup. Sepertinya

  • DINIKAHI PRIA PLAYBOY   107 - Terbongkar Semuanya

    Doni pun langsung menancapkan gasnya penuh pas sudah berada di jalan tol. Ia bisa melihat Kiki dari ekor matanya kalau adik ketemu gedenya itu tengah cemas.“Lo mendingan tidur aja.”Kiki menggeleng. “Nggak bisa.”“Entar kalau udah sampai gue bangunin.”Tetap saja Kiki bebal untuk dikasih nasihat oleh Doni. Kiki lebih memilih mengabaikan dan tetap memperhatikan jalanan menuju ke arah Bandung.Beberapa jam kemudian.Kini mobil Doni sudah memasuki kawasan Bandung. Ia mulai mengaktipkan gps mobilnya karena tak hapal dengan jalanan kota kembang itu.Terik matahari yang tadi begitu menyengat pun kini mulai terlihat berjalan ke ufuk barat. Kiki bahkan sampai melupakan jadwal makan siangnya hari ini.“Lo belum makan, kan?”“Nggak laper.”“Tapikan lo butuh tenaga, Ki.”“Iya tapi gue nggak laper, Kak.”“Ini udah jam empa

  • DINIKAHI PRIA PLAYBOY   106 - Cari Bukti Sampai Dapat

    Doni yang tengah fokus menyetir pun sangat terkejut dengan pertanyaan Kiki yang sangat tiba-tiba sekali. Ia menoleh dan melihat Kiki yang tengah menatapnya lekat. Doni pun berdeham pelan.“Lo nggak lagi kesam—““Hahahaha.”Suara tawa Kiki langsung menghentikan pertanyaan dari Doni. Ia bernapas lega kala mengetahui kalau pertanyaan itu hanya iseng semata.“Sial lo,” maki Doni.“Nggak mungkin lha, Kak, lo bukan tipe gue.”“Anjim! Tipe lo modelan Panji sama Ryan yang suka selingkuh?”“Ck! Nggak usah bahas kelakuan minus mereka.”“Hahahaha, meski wajah gue standar aja tapi gue setia.”“Iyain deh biar cepat.” Kiki pun hanya memutarkan bola matanya malas mendengar pujian Doni yang ditunjukkan untuk dirinya sendiri itu.“Gue pikir tapi serius, gila!”“Kalau itu serius kenapa?”&ldquo

  • DINIKAHI PRIA PLAYBOY   105 - Terkejut

    Paham akan kode yang diberikan oleh Doni pun membuat Kiki langsung berjalan lebih mendekat ke arahnya. Doni sendiri berdeham sebelum bertanya kepada wanita separuh baya yang mengenakan baju daster itu.“Permisi Ibu, apa bisa ketemu Rena?”“Rena?”Doni dan Kiki pun mengangguk secara bersamaan. Ia menunggu jawaban dari ibu paruh baya yang tidak Doni kenali. Lagipula wajah mamanya si Rena nggak kayak gitu dulu.“Anak durhaka itu? Udah minggat dia.”Kiki pun makin nggak ngerti dengan jawaban ambigu dari ibu-ibu di depannya itu. “Maksudnya Bu?”“Ya, udah pergi dari sini kurang lebih setahun yang lalu lha.”“Pergi ke mana, ya, Bu?” tanya Kiki yang semakin penasaran.“Kalau nggak salah ke Bandung sama pacarnya.”Mendengar kata ‘Bandung’ membuat Kiki mendadak lemas, tangannya pun langsung meraih telapak tangan Doni. Ia menggenggam kua

  • DINIKAHI PRIA PLAYBOY   104 - Datangi Rumah Rena Di Radal

    Kini Doni dan Kiki sudah berada di jalanan menuju ke arah Radio Dalam. Yang dilakukan Kiki hanya menggigiti bibir bawahnya karena merasa takut jika memang dugaan dan feeling-nya benar.“Kak, gue takut banget.”“Lo tenang aja, kalau dia sakitin lo nanti bakalan gue kasih bogem.”“Kalau itu benar, dia nikahin gue buat apa?”“Nah itu gue nggak tahu juga. Soalnya semenjak lulus SMA tuh gue nggak paham kabar anak-anak. Soalnya gue sibuk kuliah sama urusin bisnis kafe. Teman gue yang awet sampai detik ini juga Naren doang.”“Sama Ryan enggak?”“Sama dia juga baru-baru ini doang, Ki, dulu kan dia tinggal di Singapore gitu kan? Balik ke Jakarta kalau ada proyek doang.”Kiki pun kembali menatap ke arah jalanan yang memang tengah padat-padatnya kendaraan. Ia pun mengecek ponselnya dan sangat terkejut saat melihat puluhan panggilan tak terjawab dari nomor kantor bahkan ada n

  • DINIKAHI PRIA PLAYBOY   103 - Cerita Semua Ke Doni

    Doni benar-benar sangat terkejut mendengarkan penuturan dari Kiki. Ia pun langsung beranjak dari kursi kebesarannya dan mendekat ke arah Kiki.“Bayarin taksi,” cicitnya.“Iya nanti gue bayarin.”“Sekarang Kak.”Doni hanya bisa mengembuskan napas pasrah. “Yaudah lo di sini dulu gue mau keluar buat bayarin ongkos taksi lo.”Kiki sendiri hanya mengangguk lemah. Tak terasa tangan Doni pun mengusap kepala Kiki dengan begitu lembut.“Lo sebaiknya duduk dulu di sana.” Doni menunjuk ke arah sofa yang memang tersedia di dalam ruangan kerja miliknya.Sambil menunggu Doni kembali membuat Kiki berjalan pelan ke arah sofa dan duduk sambil bersandar. Air matanya pun terus menetes tiada henti. Hatinya sakit kalau mengingat Ryan yang bisa tertawa begitu lepas tadi.Kiki menatap ke arah pintu saat mendengar pintu itu terbuka. Ia melihat pelayan kafe Doni yang tengah membawa minum ke ar

  • DINIKAHI PRIA PLAYBOY   102 - Detektif Joko

    Ryan langsung menutup tubuh istrinya yang polos, ia pun duduk di pinggiran ranjang sambil menatap ke arah lantai.“Kamu kenapa?”“Kenapa apanya?”“Kenapa seperti kedebong pisang tadi?”“Emang kenapa?”“Aku nggak suka sayang, aku merasa lagi main sama patung.”“Terus kamu penginnya aku gimana?”“Kamu nggak kayak biasanya Shakira.”“Aku kan udah bilang lagi capek. Tapi, kamu terus minta dan minta. Apa boleh buat kalau aku diam aja kayak kedebong.”“Sudah lah, terserah kamu saja.”Ryan langsung meraih boxernya yang tergeletak di lantai. Ia memakainya dengan gerakan cepat dan memilih keluar kamar karena merasa kesal dengan permainan malam ini. Istrinya benar-benar beda banget malam ini. Dia lebih banyak diam nggak seperti biasanya kalau dipancing langsung membalas dengan liar juga. Ini udah dikasih pemanasan lam

  • DINIKAHI PRIA PLAYBOY   101 - Ryan Minta Hiya-Hiya

    Entah kenapa Melviano mendadak kasihan dengan sekertarisnya itu. Apalagi baru pulang bulan madu sudah diselingkuhi. Mendingan dirinya kemana-mana. Laki-laki setia yang susah dicari, rasanya Melviano ingin kasih tahu istrinya kalau ada laki-laki lebih brengsek darinya.“Tinggal kan saja laki-laki seperti itu.”Kiki menatap ke arah Melviano. “Saya nggak mau jadi janda, Mr.”Melviano berdeham pelan. “Terserah kamu sih, tapi saya nggak mau urusan rumah tangga dibawa ke kantor seperti ini. Kamu harus bisa professional.”“Iya, Mr.”“Nanti kalau si Joko Susanto datang suruh masuk ke ruangan saya langsung.”“Baik, Mr.”Melviano pun langsung berjalan ke arah ruangan kerjanya yang memang didesain begitu luas dibanding ruang kerja milik Haidar.Yang dilakukan Melviano di dalam ruangan saat ini adalah menghubungi nomor ponsel istrinya. Ia akan memberitahukan kalau diri

DMCA.com Protection Status