Beranda / Pernikahan / DINIKAHI KARENA DENDAM / BAB 6 : Gadis Secantik Bidadari Dari Pelosok Desa.

Share

BAB 6 : Gadis Secantik Bidadari Dari Pelosok Desa.

"Harga di bandrol ini hanya untuk satu baju. Dan baju ini terbilang dengan harga paling rendah. Bagaimana kamu tidak mengetahuinya?, wanita seperti apa sebenarnya yang akan di nikahi Al?" tanya Audy. Ia melihat Sarah dengan tatapan menyelidik serta merendahkan.

"Saya hanya ingin bertanya, nona!. Kenapa anda berbicara seperti itu tentang saya?" tanya Sarah heran dengan apa yang barusan Audy sampaikan.

"Sejak kamu datang ke butik saya bersama Al, saya memang sudah menduga bahwa kamu itu hanya wanita udik, kampungan dan tidak tahu diri.. Tapi lihatlah kenyataannya, kamu bahkan lebih parah dari yang saya duga!" Audy malah semakin merendahkan Sarah secara terang-terangan.

"Tapi setidaknya, wanita udik ini punya mulut yang terdidik hingga tidak mudah untuk mengucapkan kata-kata yang akan menyakiti orang lain!" timpal Sarah. Setelah itu ia pergi dari hadapan Audy.

Melihat kepergian Sarah, seketika Audy panik. Bagaimanapun ia akan mendapatkan banyak keuntungan jika Al membeli baju pengantin di butiknya untuk pernikahannya. Selain karena Al akan membeli produk nya yang paling mahal, butiknya juga akan semakin terkenal karena menjadi pemasok gaun pengantin di pernikahan Al.

Sebenarnya Audy tadi hanya iri pada keberuntungan Sarah karena akan dinikahi Al. Karena itulah ia menghinanya. Bagaimanapun Audy sudah menyukai Al sejak mereka duduk di bangku sekolah menengah atas. Hanya saja menganggapnya sebatas sahabat.

Bahkan ketika Audy memberanikan diri mengungkapkan perasaannya, Al malah menanggapinya dengan tertawa seraya berkata, "kamu ini aneh aneh saja, Audy. Kamu memang benar-benar pandai dalam hal membuat orang lain terhibur!"

Audy berani mengatai Sarah seperti itu, karena ia pikir Sarah seperti kebanyakan wanita pada umumnya yang berasal dari kalangan biasa. Di mana mereka akan diam saja saat di perlakukan tidak baik oleh orang kaya sepertinya karena merasa takut. Tapi ternyata, Sarah sangat berbeda. Ia pun segera mengejar Sarah supaya rencana fitting baju pengantin di butiknya tidak di batalkan

"Pak Al, sepertinya kita cari tempat lain saja," ucap Sarah begitu sampai di hadapan Al.

"Kenapa?" tanya Al heran. Ia tampak menyeritkan keningnya.

"Baju di sini mahal semua, bagaimana saya bisa membelinya?" jawab Sarah suara sepelan mungkin. Karena ia tidak mau ada orang yang mendengarnya.

"Saya yang akan membayarnya," ucap Al enteng.

"Tidak!. Saya tidak mau punya hutang balas budi lagi," jawab Sarah tegas.

"Ini tidak akan jadi hutang budi."

*Lalu?,"

"Hutang uang!. Suatu saat nanti, kamu harus membayarnya dengan uang. Kalau tidak, saya akan menuntut kamu!" jawab Al seraya menatap lekat mata beriris coklat Sarah.

"Hahaha, apa anda sedang bercanda, tuan? Anda tahu kan saya ini hanya pegawai cafe. Meskipun saya bekerja siang malam, mengerahkan seluruh tenaga saya, saya tidak akan bisa mengumpulkan uang sebanyak harga gaun pengantin!. Apa anda sedang mencoba ingin menawan saya se umur hidup saya?" tutur Sarah panjang lebar.

"Lebih tepatnya memperbudak," timpal Al. mendengar itu Sarah menatap balik mata Al dengan tatapan tajam.

Melihat itu, bukannya marah, Al malah terkekeh.

Dalam beberapa saat mereka masih saling tatap dengan cara dua sudut pandang yang berbeda.

"Maaf Al, aku sedikit lama. Aku sudah menyiapkan gaun terbaik di butik ku untuk Sarah. Jadi Sarah, ayo sekarang ikut saya," tutur Audy. Ucapan Audy barusan menyadarkan Al dan Sarah. Mereka berdua langsung mengalihkan pandangan dari satu sama lain menuju arah sumber suara.

"Saya tidak mau fitting baju pengantin di sini!" Sarah masih kekeh dengan pendiriannya.

"Audy, jangan dengarkan Sarah. Sarah ayo buruan coba gaunnya. Saya sudah tidak punya banyak waktu lagi!" timpal Al seraya melirik arloji mewah yang menempel di pergelangan tangan nya.

Sarah tidak punya pilihan lain, ia pun segera mengikuti Audy kembali. Kali ini Audy diam saja dan fokus pada pekerjaannya tidak seperti sebelumnya.

Saat pertama kali Sarah melihatnya, ia sangat terpana melihat gaun indah berwarna putih di hadapannya.

"Pas sekali nona, tubuh anda memang sangat ideal," ucap salah satu karyawan butik yang membantunya mengenakan gaun pengantin.

"Ayolah Sarah, keluarlah!. Biar tuan Al melihatnya

Sarah merasa keberatan. Ia benar-benar malu jika harus menghadap Al. Tapi karena Audy terus mendesak, akhirnya ia pun keluar juga dari ruang ganti.

Al yang sedang sibuk dengan ponselnya seketika terkejut dengan wanita di hadapannya. Hingga hampir saja ponsel miliknya hampir saja terjatuh.

"Aku tidak menyangka jika akan ada bidadari cantik yang datang dari pelosok desa," ungkap Al dalam hati. Ia tidak mampu mengalihkan pandangan dari gadis di hadapannya.

"Bagaimana, Al?. Apa kamu memilih gaun ini?, gaun ini adalah yang terbaik. Tapi jika kamu ingin mengganti nya, aku akan segera menyiapkannya," tanya Audy.

"Oh iya, Audy. Sepertinya yang ini sudah sangat bagus. Saya akan memilih yang ini saja," tutur Al. Ia sengaja tidak menanyakan pendapat Sarah. Karena ia tahu betul Sarah akan membatalkannya.

"Aku akan segera membawa gaun yang kamu'inginkan ke mobil mu, dan terima kasih telah menjadi pelanggan di butik kami," ucap Audy yang hanya di tanggapi deheman oleh Al. Setelah itu Audy menyuruh karyawannya untuk segera menurus pesanan Al dan menempatkan nya ke bagasi mobil Al.

Setelah semuanya selesai, Al pun pamit untuk segera pulang karena masih banyak pekerjaan yang di bawa ke rumah.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status