"Harga di bandrol ini hanya untuk satu baju. Dan baju ini terbilang dengan harga paling rendah. Bagaimana kamu tidak mengetahuinya?, wanita seperti apa sebenarnya yang akan di nikahi Al?" tanya Audy. Ia melihat Sarah dengan tatapan menyelidik serta merendahkan.
"Saya hanya ingin bertanya, nona!. Kenapa anda berbicara seperti itu tentang saya?" tanya Sarah heran dengan apa yang barusan Audy sampaikan."Sejak kamu datang ke butik saya bersama Al, saya memang sudah menduga bahwa kamu itu hanya wanita udik, kampungan dan tidak tahu diri.. Tapi lihatlah kenyataannya, kamu bahkan lebih parah dari yang saya duga!" Audy malah semakin merendahkan Sarah secara terang-terangan."Tapi setidaknya, wanita udik ini punya mulut yang terdidik hingga tidak mudah untuk mengucapkan kata-kata yang akan menyakiti orang lain!" timpal Sarah. Setelah itu ia pergi dari hadapan Audy.Melihat kepergian Sarah, seketika Audy panik. Bagaimanapun ia akan mendapatkan banyak keuntungan jika Al membeli baju pengantin di butiknya untuk pernikahannya. Selain karena Al akan membeli produk nya yang paling mahal, butiknya juga akan semakin terkenal karena menjadi pemasok gaun pengantin di pernikahan Al.Sebenarnya Audy tadi hanya iri pada keberuntungan Sarah karena akan dinikahi Al. Karena itulah ia menghinanya. Bagaimanapun Audy sudah menyukai Al sejak mereka duduk di bangku sekolah menengah atas. Hanya saja menganggapnya sebatas sahabat.Bahkan ketika Audy memberanikan diri mengungkapkan perasaannya, Al malah menanggapinya dengan tertawa seraya berkata, "kamu ini aneh aneh saja, Audy. Kamu memang benar-benar pandai dalam hal membuat orang lain terhibur!"Audy berani mengatai Sarah seperti itu, karena ia pikir Sarah seperti kebanyakan wanita pada umumnya yang berasal dari kalangan biasa. Di mana mereka akan diam saja saat di perlakukan tidak baik oleh orang kaya sepertinya karena merasa takut. Tapi ternyata, Sarah sangat berbeda. Ia pun segera mengejar Sarah supaya rencana fitting baju pengantin di butiknya tidak di batalkan"Pak Al, sepertinya kita cari tempat lain saja," ucap Sarah begitu sampai di hadapan Al."Kenapa?" tanya Al heran. Ia tampak menyeritkan keningnya."Baju di sini mahal semua, bagaimana saya bisa membelinya?" jawab Sarah suara sepelan mungkin. Karena ia tidak mau ada orang yang mendengarnya."Saya yang akan membayarnya," ucap Al enteng."Tidak!. Saya tidak mau punya hutang balas budi lagi," jawab Sarah tegas."Ini tidak akan jadi hutang budi."*Lalu?,""Hutang uang!. Suatu saat nanti, kamu harus membayarnya dengan uang. Kalau tidak, saya akan menuntut kamu!" jawab Al seraya menatap lekat mata beriris coklat Sarah."Hahaha, apa anda sedang bercanda, tuan? Anda tahu kan saya ini hanya pegawai cafe. Meskipun saya bekerja siang malam, mengerahkan seluruh tenaga saya, saya tidak akan bisa mengumpulkan uang sebanyak harga gaun pengantin!. Apa anda sedang mencoba ingin menawan saya se umur hidup saya?" tutur Sarah panjang lebar."Lebih tepatnya memperbudak," timpal Al. mendengar itu Sarah menatap balik mata Al dengan tatapan tajam.Melihat itu, bukannya marah, Al malah terkekeh.Dalam beberapa saat mereka masih saling tatap dengan cara dua sudut pandang yang berbeda."Maaf Al, aku sedikit lama. Aku sudah menyiapkan gaun terbaik di butik ku untuk Sarah. Jadi Sarah, ayo sekarang ikut saya," tutur Audy. Ucapan Audy barusan menyadarkan Al dan Sarah. Mereka berdua langsung mengalihkan pandangan dari satu sama lain menuju arah sumber suara."Saya tidak mau fitting baju pengantin di sini!" Sarah masih kekeh dengan pendiriannya."Audy, jangan dengarkan Sarah. Sarah ayo buruan coba gaunnya. Saya sudah tidak punya banyak waktu lagi!" timpal Al seraya melirik arloji mewah yang menempel di pergelangan tangan nya.Sarah tidak punya pilihan lain, ia pun segera mengikuti Audy kembali. Kali ini Audy diam saja dan fokus pada pekerjaannya tidak seperti sebelumnya.Saat pertama kali Sarah melihatnya, ia sangat terpana melihat gaun indah berwarna putih di hadapannya."Pas sekali nona, tubuh anda memang sangat ideal," ucap salah satu karyawan butik yang membantunya mengenakan gaun pengantin."Ayolah Sarah, keluarlah!. Biar tuan Al melihatnyaSarah merasa keberatan. Ia benar-benar malu jika harus menghadap Al. Tapi karena Audy terus mendesak, akhirnya ia pun keluar juga dari ruang ganti.Al yang sedang sibuk dengan ponselnya seketika terkejut dengan wanita di hadapannya. Hingga hampir saja ponsel miliknya hampir saja terjatuh."Aku tidak menyangka jika akan ada bidadari cantik yang datang dari pelosok desa," ungkap Al dalam hati. Ia tidak mampu mengalihkan pandangan dari gadis di hadapannya."Bagaimana, Al?. Apa kamu memilih gaun ini?, gaun ini adalah yang terbaik. Tapi jika kamu ingin mengganti nya, aku akan segera menyiapkannya," tanya Audy."Oh iya, Audy. Sepertinya yang ini sudah sangat bagus. Saya akan memilih yang ini saja," tutur Al. Ia sengaja tidak menanyakan pendapat Sarah. Karena ia tahu betul Sarah akan membatalkannya."Aku akan segera membawa gaun yang kamu'inginkan ke mobil mu, dan terima kasih telah menjadi pelanggan di butik kami," ucap Audy yang hanya di tanggapi deheman oleh Al. Setelah itu Audy menyuruh karyawannya untuk segera menurus pesanan Al dan menempatkan nya ke bagasi mobil Al.Setelah semuanya selesai, Al pun pamit untuk segera pulang karena masih banyak pekerjaan yang di bawa ke rumah."Kemana motor yang ku bawa tadi, perasaan di sini?!" Sarah seketika menjadi sangat panik sekaligus bingung saat menyadari motor milik cafe yang di tinggalkannya tidak ada di tempat semula. Sarah memang membiarkannya tergeletak begitu saja di luar gerbang. Tapi, ini komplek elit, pengawasannya sangat ketat tidak mungkin rasanya ada orang yang datang ke sini untuk mencuri.Al mengerti apa yang membuat Sarah kebingungan. Al pun segera menghampirinya dan berucap, " tadi manager kamu menelpon saya pas kita di butik, katanya motornya mau di pake makannya di ambil. Saya minta maaf karena lupa menyampaikannya sama kamu," jelas Al. Kemudian ia melajukan kembali mobil nya memasuki pekarangan rumah.Sarah segera mengejar mobil Al, "Huuh, padahal cuma lewat gerbang doang, tapi kok rasanya cape, ya!" keluh Sarah begitu ia sampai di samping mobil Al."Kenapa kamu mengikuti saya lagi?, bukankah urusan kita hari ini sudah selesai ?" "Tapi kan pak, motor yang saya tadi gunakan sudah tidak ada. Ini se
Melihat itu seketika membuat Sarah panik. Ia pun segera berlari mengejar Lyla."Lyla, tunggu sayang! Jangan lari-lari nanti kamu jatuh!" teriak Sarah. Tapi gadis kecil itu tak menghiraukan panggilannya.Saat Sarah hendak menginjak anak tangga, seseorang mencekal pergelangan tangannya, "maaf, tidak ada yang boleh naik ke lantai dua kecuali non Lyla dan orang yang tuan panggil," tutur lembut seorang wanita paruh baya."Siapa namamu?," tanya wanita itu lagi."Sarah," jawab Sarah. Ia tengah fokus pada Lyla hingga tidak terlalu memperhatikan orang yang mengajaknya bicara."Dengarkan mbok, nak Sarah. Non Lyla akan baik baik saja. Percaya sama mbok! mbok harap nak Sarah bisa mematuhi peraturan rumah ini." Wanita paruh baya itu kembali memperingati."Baik mbok. Tapi biarkan saya tetap di sini sampai saya lihat non Lyla turun. Saya ingin memastikan bahwa ia baik-baik saja," jawab Sarah menatap sang mbok dengan penuh harap."Kalau begitu mah, malahan bagus nak. Biasanya Ayu juga seperti itu, ka
"Beneran pak?" tanya Sarah memastikan."Tentu saja. Apa kamu lihat saya sedang bercanda?" "Tidak, pak!. Kalau begitu saya pamit mau segera bekerja kembali," ucap Sarah seraya pamitan."Sarah untuk apa kamu bekerja?, bukankah sekarang sudah berganti sift, sudahlah Sarah lebih baik kamu segera istirahat. pulanglah," ucap pak Dito. Mendengar itu Sarah sangat bahagia.Sarah segera bersiap-siap untuk pulang. Sepanjang jalan pulang, Lyla tidak berhenti memikirkan apa yang barusan terjadi padanya. Ia tidak berhenti bergumam, " gak di marahi, tiba tiba jadi murid teladan, mendapat bonus, bahkan di suruh isirahat."****Benar saja apa yang di katakan Al. sehari sebelum pernikahannya dan Al, sebuah mobil datang mengaku bahwa ia perwakilan Al. membawa beberapa perlengkapan yang di butuhkan Sarah dan keluarganya.Waktu bergulir dengan cepat. Satu Minggu sudah berlalu dan hari ini adalah hari pernikahan Al dan Sarah. Semua persyaratan pernikahan sudah selesai. Para tamu undangan yang ingin mengha
Kini pandangan Lyla beralih menatap koper dan beberapa barang lainnya tergeletak di lantai dekat Sarah. Lalu gadis kecil itu bertanya, "ini milik siapa?" telunjuknya mengarah pada barang barang di hadapan nya. Kemudian Lyla menatap Sarah dan mbok Fatma bergantian."Ini punya kakak. Maaf ya, berantakan," jawab Sarah seraya mengambil kembali barang yang sempat ia lepaskan saat menyambut kehadiran Lyla. Sedetik kemudian..."Hole... kak Sarah tinggal disini!" teriak Lyla. Ia segera menarik tangan Sarah dan membawanya ke kamarnya."Sebentar Lyla, kakak mau menyimpan barang-barang kakak dulu" ucap Sarah. Mendengar itu Lyla langsung menganggukan kepalanya. Ia bahkan membantu Sarah membawakannya."Kakak tinggal di kamar Lyla aja, ya?" tawar Lyla yang lebih mirip sebuah perintah."Dengan senang hati," ucap Sarah seraya tersenyum hangat ke arah Lyla."Di sini masih masih banyak yang kosong, kakak boleh menggunakannya," "Terimakasih banyak Lyla," Sarah pun segera memasukkan pakaiannya dan menata
Setelah memastikan semuanya baik-baik saja, mbok Fatma membawa Sarah kembali ke kamar Lyla seperti perintah Al."Apa yang non lakukan hingga hampir saja terjatuh?" tanya si mbok. Ia merasa heran dengan Sarah. Pasalnya meskipun rumah ini hanya terdiri dari dua lantai. Tapi rumah ini sangat tinggi."Tuan Al meminta saya untuk mengambil syalnya yang tersangkut di pohon. Karena kurang hati-hati, jadi saya terpeleset," jawab Sarah jujur. Ia juga tidak mengerti kenapa tuan Al memintanya melakukan hal yang di luar kemampuannya sebagai seorang wanita.Mendengar itu mbok Fatma menyeritkan keningnya. Ia merasa ada yang tidak beres antara non Sarah dan tuan Al. Karena selama dua puluh tahun ia bekerja di keluarga Alexandra, ia tidak pernah di minta untuk melakukan pekerjaan yang berbahaya. Semua orang di rumah ini bekerja sesuai dengan kemampuannya."Ya sudah. Non lebih baik istirahat saja, nanti mbok akan membawakan makan malam ke kamar non," ucap mbok Fatma ketika keduanya sampai di kamar Lyla
Di sebuah ruangan kerja seorang pria baru saja menyelesaikan pekerjaannya. Ia tampak terlihat kelelahan. Pria itu segera bangkit dari tempat duduknya hendak pergi ke pembaringan untuk beristitahan. Tapi tiba-tiba saja terbesit di kepalanya sang ponakan."Sebaiknya aku ke kamar Lyla untuk memastikan bahwa Sarah menjaganya dengan baik," gumam sang pria yang tak lain adalah Al. Al pun segera keluar dari kamarnya. Tapi baru saja akan menuruni tangga, Al di buat heran oleh keadaan di hadapannya. Disana terlihat jelas bagaimana wajah Sarah tampak panik menatap Lyla. "Apa yang wanita itu lakukan? apa ia sudah gila? Tapi tunggu, ia seperti tengah memeberi isyarat pada Lyla untuk menjauh darinya?".Al turun dengan diam-diam. Saat ia sudah di lantai bawah, ia baru mengetahui bahwa ada orang yang telah berani menerobos rumahnya, "Bagaimana bisa ada orang asing bisa sampai di depan rumahku dan mengancam salah satu pengisinya, beraninya!!" batin Al.Melihat kedatangan tuan Al, Sarah merasa lega d
"Lyla sudah siap?" tanya seorang pria di balik pintu. "Sudah om!" Lyla si gadis kecil itu menimpali, ia sudah hafal betul. Karena setiap pagi omnya akan menghampirinya ke kamar, mengajak sarapan lalu berangkat bersama. Kecuali ketika Al sedang ada janji di tempat dengan arah jalan yang berbeda, baru Lyla akan di antarkan pak sopir."Ayo, kak. Kita sarapan baleng," ajak Lyla seraya menarik tangan Sarah keluar kamar menuju meja makan. Setelah sarapan selesai, ketiganya pun menuju garasi."Om! Kak Salah ikut ya sama Lyla, supaya bisa nemenin Lyla. Soalnya pas jam istilahat, Lyla suka kesepian. Semua temen-temen Lyla main sama mamanya, cuma Lyla yang sendilian," ucap Lyla dengan raut wajah sedih. Melihat itu Al tidak tega, "Oke kalau begitu. Ayo sekarang Lyla masuk mobil,"Berbeda dengan Lyla yang bahagia, kini Sarah terlihat bingung, "Bagaimana dengan pekerjaanku, bisa bisa pak Dito nanti memecatku?" Al yang menyadari bahwa Sarah sedang kebingungan kemudian berkata, "Kamu khawatir tentan
"Selamat belajar ya sayang, semangat!" ucap Sarah seraya mencium pucuk kepala lalu berpindah ke pipi chaby Lyla seraya tersenyum lembut."Iya kak Salah, Lyla bakal semangat banget. Kan Lyla di temenin kak Salah," jawab Lyla. Setelah itu ia pun masuk kedalam kelas. Setelah jam pelajaran di mulai, Sarah pun berjalan menuju tempat khusus untuk para ibu menunggu anak-anak mereka."Wah, bukankah kamu itu istrinya tuan Al, ya?" tanya seorang ibu muda dengan rambut sebahu. "Iya bu, bagaimana ibu bisa mengetahuinya?" tanya Sarah. Karena menurut Sarah ini pertemuan pertama mereka."Ya tentu saja tahu, apapun tentang tuan Al, pasti akan langsung tersebar ke seluruh penjuru. Apalagi saya, yang satu kota dengannya. Kamu memang wanita beruntung bisa membuat tuan Al ingin menikah. Semenjak di khianati sang tunangan, ia sangat membenci wanita," ucap ibu muda itu lagi. Mendengar itu, Sarah hanya tersenyum.Waktu berjalan begitu cepat. Semua murid berhamburan keluar dari kelas menghampiri orang tua y