Share

Berbeda

Author: Sity Mariah
last update Last Updated: 2024-11-11 15:01:49
Aku membeku. Rakana berdiri di depan sana dengan menenteng kresek putih, wajahnya tampak tak terbaca. Ada campuran antara kaget, kesal, dan sesuatu yang lebih dalam di matanya.

Aku tak bisa berkata apa-apa, terlalu terguncang dengan situasi yang terjadi.

Bang Fahad perlahan berjalan mendekati adiknya, menghela napas dalam seolah enggan. Dengan tenang, ia berhadapan dengan Rakana yang masih berdiri di ambang pintu.

“Maaf mengganggu, Bang,” Rakana akhirnya berbicara, meski suaranya terdengar dingin. “Aku cuma mau anter ini buat abang.” Ia menyerahkan kresek putih di tangannya pada sang kakak. Aku merasakan tatapan Rakana jatuh padaku, seperti pertanyaan tanpa kata yang menggantung di antara kami.

"Kue cincin, makanan kesukaan Abang. Kebetulan tadi aku cari makan malam, gak sengaja lihat makanan ini. Aku ngide aja beliin buat Abang," jelas Rakana setelah kresek putih tadi berpindah tangan pada Bang Fahad.

"Hmm, makasih. Ada lagi hal lain?" Bang Fahad bertanya dengan nada datar.

Raka
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Novi Herliana
Si Fahad mah bukan minta saling memahami dgn sikapnya ke Chia tp minta di pahami, liat karakter yg dibentuk si penulis keliatan kl Fahad dlm kehidupan nyata mah cenderung egois dan suka maksain kehendak ke Chia
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • DINIKAHI CALON KAKAK IPARKU   Pura-pura Terluka

    Tidak bisa tidur, aku marathon menonton drama China dan Drakor meski melalui ponsel. Sekitar pukul sebelas malam, aku baru membenahi selimut dan hendak tidur. Namun tiba-tiba pintu kamar diketuk dan aku mencoba untuk membukanya. "Raka? Ngapain kamu?" tanyaku dengan kening mengernyit. "Bukannya kamu sudah diperingatkan gak boleh masuk rumah?" Rakana tersenyum. "Aku kangen kamu, Chi. Sakit banget lihat kamu sama Abang kayak tadi." Aku mendecak sebal. "Gak jelas banget kamu. Terserah akulah mau ngapain aja sama Bang Fahad. Aku juga gak pernah urusin kamu sama Faula mau ngapain 'kan?!" Rakana tersenyum miring. "Lihat itu, Chi," dagu Rakana terangkat mengarah pada tubuhku. Seolah tidak peduli dengan ucapanku. "Leher kamu bahkan dada kamu terbuka dengan bercak kemerahan. Aku melihat semuanya apa yang terjadi antara kamu dan Abang," jelasnya sambil menatapku lekat. "Kalau kamu bisa melihatnya. Hatiku saat ini berdarah-darah, Chi." Kedua tangan Rakana bersedekap dengan bahu menyandar pad

    Last Updated : 2024-11-11
  • DINIKAHI CALON KAKAK IPARKU   Terlampau Lembut

    Aku benar-benar tidak bisa tidur jadinya. Padahal sudah jam satu dini hari tapi aku tidak bisa tidur. Akhirnya aku keluar kamar dan memilih duduk mengisi meja makan. Menikmati cake strawberry yang ada di dalam kulkas sebelumnya. Hingga beberapa saat berselang, terdengar derap langkah mendekat ke meja makan ini, membuatku menoleh dan sosok Bang Fahad yang datang. "Kamu ngapain di sini, Chi?" tanyanya, suaranya pelan namun terdengar begitu berat di telingaku. Aku sedikit terkejut. "E ... aku gak bisa tidur," jawabku sambil menghabiskan cake dalam mika plastik. Aku melirik pada Bang Fahad yang seolah memperhatikanku tanpa bicara. Aku bisa merasakan tatapan tajamnya yang menelisik, seakan mencoba mencari sesuatu di wajahku. Setelah beberapa saat, dia mendesah pelan dan melangkah makin mendekat. Berdiri di samping kursi tempatku duduk, tangannya terulur, menangkup pipiku dengan lembut. "Kamu mimpi buruk? Wajah kamu kelihatan agak … bingung," ucapnya sambil menatapku dalam-dalam. Aku me

    Last Updated : 2024-11-11
  • DINIKAHI CALON KAKAK IPARKU   Kamu ....

    Jam satu siang, aku baru selesai mandi dan berganti pakaian. Karena aku tidak ke mana-mana, rasanya malas untuk mandi andai tidak dipaksakan. Keluar dari kamar, aku langsung menuju dapur. Menyiapkan makanan serta minuman dingin yang kudapat dari delivery order. Aku akan menikmatinya sambil menonton televisi. Suasana rumah begitu sunyi, hanya terdengar suara denting sendok dari dapur saat ini. Aku mencicipi sedikit jus strawberry yang kupesan, rasanya yang masam dan dingin menjadi campuran rasa segar di mulut dan tenggorokan. Membuatku rileks sejenak, meski pikiranku masih berputar pada apa yang terjadi tadi pagi. Entah keberanian darimana aku sampai mencium Bang Fahad seperti tadi. Sebelum ke ruangan televisi, aku merapikan meja dapur lebih dulu. Membuatnya kembali bersih seperti semula. "Astaga!" Aku memekik. Saat berbalik, Rakana sudah berdiri di depanku yang tidak kutahu kedatangannya. Dia mengagetkanku. Hampir membuat gelas serta piring di tanganku jatuh. "Kamu ngapain, sih? K

    Last Updated : 2024-11-12
  • DINIKAHI CALON KAKAK IPARKU   Kamu Percaya?

    Astaga. Rasanya oksigen dalam paru-paru ini menipis mendengar Bang Fahad memujiku begitu. Bagaimana bisa ia mengatakannya saat aku justru berpenampilan seperti ini? Sedang ketika aku percaya diri akan penampilanku sehari-hari, dia malah memojokkanku dengan mengatakan aku ini kurus dan tidak membuatnya bernafsu. Sepertinya, mata laki-laki itu kemasukan debu. Atau kecolok jarinya sendiri? Ah, entahlah. Gak penting juga buat dipikirin. "Ah, biasa aja kali, Bang," sahutku berusaha tetap cuek, meski kata-katanya justru terngiang.Bang Fahad tertawa kecil, menunduk sedikit hingga wajahnya sejajar denganku. "Kamu keliatan berbeda, Chi. Lebih … anggun."Kali ini aku tak bisa menyembunyikan senyumku. "Makasih, Bang," bisikku, tak yakin apakah dia mendengarnya atau tidak.Aku hendak kembali ke fitting room, berganti pakaian lagi dengan pakaian awal. Namun Bang Fahad menahan tanganku."Kamu pakai aja gamisnya. Price tag-nya

    Last Updated : 2024-11-12
  • DINIKAHI CALON KAKAK IPARKU   Ingin Terus Mengulangnya

    Makanan akhirnya tiba. Aromanya membuat perutku yang sejak tadi hanya berisik keroncongan semakin lapar. Sepiring sup hangat tersaji, sementara Bang Fahad memesan ayam panggang yang terlihat lezat. Dalam setiap suapan, ada percakapan kecil dan tawa yang kadang muncul karena candaan ringan dari laki-laki di sebelahku itu.Suasana yang awalnya terasa canggung, perlahan mencair. Aku pun tidak mengerti kenapa bisa seperti ini, lebih heran lagi, Bang Fahad terlihat lebih bebas dan ekspresif. Tidak seperti kulkas sepuluh pintu yang selama ini aku duga. Kalau seperti ini terus, sosok Rakana dalam otakku bisa tergerus. Bahkan, saat ini aku berhasil tidak mengingatnya.Seperti ini, rasanya tenang, nyaman, dan sedikit mengherankan bahwa aku juga menikmati suasana yang tercipta, tidak merasa canggung lagi.Seandainya sikap Bang Fahad sangat manis sejak pertama dia menikahiku, mungkin aku pun akan dengan mudah membuka hati. Selesai makan,

    Last Updated : 2024-11-14
  • DINIKAHI CALON KAKAK IPARKU   Duhai Hati ....

    Aku keluar dari kamar Bang Fahad dengan perasaan tak karuan. Jika awalnya aku marah dan kesal karena dia selalu menciumku tanpa aba-aba dan persetujuan, entah kenapa pagi ini aku tidak bisa memahami perasaanku sendiri. Aku menggelengkan kepala seraya terus berjalan menuju kamarku dan akhirnya masuk. Aku tidak mungkin mencintai laki-laki itu dengan mudah hanya karena sentuhan-sentuhannya. Tidak mungkin. Aku bukanlah orang yang mudah menaruh hati pada seseorang. Tiba di kamar, aku langsung mandi dan berganti pakaian. Namun saat membuka lemari, stok kaos sehari-hari milikku tidak ada. Akhirnya masih dengan mengenakan bath robe, aku bergegas menuju ruang laundry di area belakang. Beberapa kaos dan blouseku memang masih menggantung di tiang jemuran. Aku pun mengambilnya satu demi satu hingga hingga selesai. "Chia!" Pundakku ditarik hingga tubuh ini berbalik. Rakana menatapku dengan tajam. "Ke mana aja kamu kemarin malam"? tanyanya dengan raut wajah seperti menahan marah. "Kemarin aku

    Last Updated : 2024-11-14
  • DINIKAHI CALON KAKAK IPARKU   Mata Nakal

    Aku tidak memberikan jawaban. Hanya mampu menunduk hingga keheningan yang terjadi di antara kami. Sampai wajahku terangkat karena suara perut Bang Fahad memecahnya. “Ternyata saya sudah lapar,” ucapnya sambil tertawa diikuti gelengan kepala. Dia mengangkatku turun dan meminta melanjutkan satu menu masakan lagi, memberikan instruksi berikutnya sementara dirinya memindahkan makanan yang sudah piring ke meja makan. Aku masih berkutat dengan cobek dan ulekan setelah bahan sambalnya lebih dulu digoreng. Bang Fahad melarang memakai Chopper untuk meringankan pekerjaan ini, hingga tanganku rasa kebas dan juga kotor karena baru kali ini harus berjibaku dengan ulekan. “Akhhh!” Mataku terkena cipratan entah tomat atau cabe dalam cobeknya. “Kenapa, Chi?” Bang Fahad menahan tanganku yang hampir saja mengucek mata. “Perih, Bang,” jawabku dengan sebelah mata memejam. “Ya ampun. Jangan dikucek. Sini, saya bantu kamu cuci tangan dulu.” Dia menuntunku dan membantuku mencuci kedua tangan sampai

    Last Updated : 2024-11-14
  • DINIKAHI CALON KAKAK IPARKU   Rasa Nyaman dan Teduh

    ********* Kami akhirnya keluar dari mobil dan berjalan menuju gedung serbaguna di kompleks masjid. Langkahku sempat terhenti saat melihat kerumunan di sekeliling. Rasanya aku sedikit gugup, pasalnya ini pertamakali bagiku mengikuti kajian. Bang Fahad menyadari kecanggungan itu. “Kamu baik-baik aja?” tanyanya lembut dengan tatapan penuh perhatian. Aku mengangguk, mencoba menenangkan diri. Namun, saat kami memasuki gedung, perasaan gugup itu justru makin kuat. Tanpa kusadari, aku mengeratkan genggaman di ujung lengan kemejanya, mencari rasa aman yang mungkin hanya bisa kutemukan darinya saat ini. Bang Fahad tersenyum, dan alih-alih melepaskan peganganku, dia menggenggam tanganku dengan erat. “Gak apa-apa, Chi. Kita mau ikut kajian. Mau cari ilmu dan menambah pengetahuan, bukan mau perang, kamu rileks aja," kelakarnya yang hanya kubalas dengan senyuman. Bagaimanapun, rasa canggung dan gugup itu memang menyerangku. Karena seumur-umur, inilah kali pertamaku mengikuti kegiatan begini.

    Last Updated : 2024-11-15

Latest chapter

  • DINIKAHI CALON KAKAK IPARKU   Pov FAHAD

    **************TIGA TAHUN KEMUDIAN ....Drrrt Drrrt Drrrt.Aku membuka mata saat ponsel bergetar, menyala karena alarm yang disetel sebelumnya. Setelah bangun, aku segera mematikannya. Waktu menunjukkan pukul delapan pagi. Cepat aku membuka resleting dari tenda yang menjadi tempatku tidur.Lapangan luas membentang. Bau tanah kering menyeruak. Beberapa tenda lain terpasang dengan jarak cukup jauh dari tempatku, menjadi pemandangan pagi ini.Satu tahun ke belakang, aku senang mendaki gunung. Apalagi saat berhasil summit di puncaknya. Rasanya hanya ada aku dan alam, menyatu dan menenangkan.Aku enggan beranjak dari dalam tenda. Aku duduk dengan kedua kaki menekuk sambil memeluk lutut. Memandangi hamparan tanah yang begitu luas di alun-alun Suryakencana saat ini.Saat sendiri seperti sekarang, aku selalu diingatkan akan sosok Chiara. Perempuan manis yang berhasil membuatku jatuh cinta begitu dalam, tapi juga mampu menjatuhkanku tanpa ampun bersama luka yang tak berperi.Dia berselingkuh d

  • DINIKAHI CALON KAKAK IPARKU   Selamat Tinggal

    Jam tujuh pagi, mobil Papa sudah meninggalkan rumah. Kami akan pergi ke Malang dan pastinya akan memakan waktu belasan jam berkendara. Di kursi depan, diisi Papa juga Mama. Sedangkan aku duduk di kursi belakang bersama pembantu. Rumah yang ditinggalkan, benar-benar kosong tanpa penghuni. Tetapi, tidak ada satu perabotan pun yang diangkut selain pakaian. Aku sendiri belum pernah mendatangi rumah kebun yang semalam Mama katakan. Kemungkinan, furniture di sana pun sudah lengkap.TINNNN!"Astaga! Itu orang udah gila kali, ya!"Mobil yang Papa kendarai tiba-tiba mengerem mendadak. Satu unit mobil jenis sedan berwarna putih berhenti di depannya setelah berhasil menyalip.Papa dengan cepat turun dari dalam mobil, kemudian disusul Mama. Sedangkan aku memilih tetap di dalam bersama bibi."Raka?!" seruku tidak percaya saat melihat Rakana yang keluar dari mobil sedan itu. Tampak ia berdebat dengan Mama dan juga Papa. Apalagi Papa yang terlihat sudah geram karena Rakana menghadang mobilnya.Tok T

  • DINIKAHI CALON KAKAK IPARKU   Hanya Kita

    Dokter Althaf meletakkan kertas hasil tes DNA di meja, kemudian menatapku dengan senyuman lebar. "Hasilnya akurat. Anak yang sedang Anda kandung memiliki kecocokan menyentuh angka hampir seratus persen. Bayi itu adalah anak dari sampel bernama Fahad Anggara Kusuma, tidak ada keraguan dalam hasil ini."Aku mengatupkan mulut. Hatiku terasa campur aduk. Ada rasa lega karena janin ini memang darah daging Bang Fahad, tapi juga ada kepedihan yang menyelimuti. Karena kenyataannya, Bang Fahad lebih memilih untuk bercerai dan tidak mempercayai bayi ini. Aku pun sudah sampai di titik lelah untuk meyakinkannya. Mama yang duduk di sebelahku menggenggam tanganku erat. Papa yang berdiri di belakang terasa mengusap rambutku."Hasil ini valid 'kan, Dok?" tanya Mama dengan raut wajah seolah tak percaya."Valid, Bu. Walaupun test ini dilakukan dengan prosedur ilegal, karena Pak Ruslan bilang ada masalah internal antara Chiara dan suaminya, sehingga pengambilan sampel diambil tanpa persetujuan. Tapi m

  • DINIKAHI CALON KAKAK IPARKU   Hasilnya ....

    ************Dua Minggu kemudian.Hasil test yang ditunggu-tunggu sudah keluar. Dokter Althaf mengabarkan pada Papa untuk menemuinya di rumah sakit tempat ia bekerja, sekaligus melakukan check up terhadap kandunganku.Aku dan papa sudah siap. Tinggal menunggu mama yang masih di dalam kamar. Kami menunggunya di teras depan, hingga pembantu rumah datang bersama seseorang."Perkenalkan saya Wisnu, pengacara yang diutus Pak Fahad untuk mengurus perceraiannya dengan Ibu Chiara," ucap lelaki berkemeja navy sambil mengulurkan tangannya.Aku dan Papa saling pandang, lalu menatap kembali pada lelaki yang mengaku sebagai pengacara ini. Papa lantas menerima uluran tangannya dan bersalaman sambil mengenalkan diri juga. Kemudian kami semua masuk, menunda keberangkatan dan duduk di sofa ruangan tamu.Pengacara bernama Wisnu itu mengeluarkan sebuah amplop dari dalam tasnya lalu menyimpan di atas meja. "Ini surat dari pengadilan agama untuk pengadilan mediasi yang harus dihadiri Bu Chiara satu minggu

  • DINIKAHI CALON KAKAK IPARKU   Harapan yang Samar-samar

    "Kalau kami tahu Fahad akan menyakiti kamu juga seperti ini, mama dan Papa pasti gak akan menyetujui pernikahan kalian hari itu. Mama dan Papa benar-benar menyesal karena kamu dinikahi Fahad, Chi," ucap Mama lagi sambil mengelus rambutku. Suaranya pelan dan berat, aku paham perasaannya. Ia pasti lebih merasa sakit melihat rumah tangga putrinya berakhir seperti ini.Perlahan aku menarik diri dari dekapan Mama lalu menatapnya."Tidak ada yang perlu disesali, Ma. Nasi sudah menjadi bubur. Sekarang, saatnya membuat bubur itu menjadi lebih enak untuk dinikmati. Menyesal sudah tidak ada gunanya, bukan? Aku minta, Mama doakan agar hidupku bisa lebih baik setelah ini. Aku minta doa dari mama, agar kandunganku sehat dan selamat sampai lahiran nanti," ujarku kemudian.Tangan Mama membelai lembut wajahku dan tersenyum. "Mama bangga, kamu ternyata bisa setegar ini. Tanpa kamu minta, doa mama pasti akan selalu menyertai kamu, Chi. Ya sudah, sekarang kamu tidur, ya. Istirahat. Ibu hamil tidak baik

  • DINIKAHI CALON KAKAK IPARKU   Menutup Hati

    "Ngapain lagi kamu ke sini? Ngapain kamu masih nemuin Chiara? Hidupnya kacau gara-gara bajingan kayak kamu!" Papa yang baru saja datang dan turun dari mobil, langsung mencecar Rakana setelah melayangkan tinju di wajah dan perutnya. Mama coba melerai, tapi Papa tak menggubris.Papa makin mendesak tubuh Rakana sampai mentok di besi pagar. Tangannya terlihat begitu kuat mencengkram kerah kemeja Rakana. "Apa mama dan papamu belum bilang juga? Kalau kamu masih terus mengganggu putriku, tanganku sendiri yang akan menyeret kamu ke dalam penjara. Apa orang tuamu tidak juga memperingatkan kamu, hah?!" Suara Papa meninggi."Pa, udah, Pa. Malu dilihat orang nanti," sergah Mama."Papa gak malu, Ma. Papa hanya sedang berusaha menyadarkan laki-laki bajingan ini untuk berhenti mengganggu hidup Chiara. Dia sudah mengecewakan Chiara berkali-kali. Dia harus jera dan berhenti terus mengganggu putri kita," jawab Papa menggebu."Mau apa lagi kamu ke sini, heh?!" Papa kembali mencecar Rakana.Terdengar Rak

  • DINIKAHI CALON KAKAK IPARKU   Everything between us

    "Papa sudah bicara sama dokter Althaf. Kita bisa melakukan test DNA setelah usia kehamilan kamu masuk tujuh Minggu. Dia juga siap membantu kita. Nanti, setelah hasilnya ke luar, papa mau hanya kita bertiga yang tahu. Jangan beri tahu siapapun, apalagi Fahad dan Raka. Mengerti 'kan?" Papa berujar setelah melepaskan dekapannya.Aku pun hanya mengangguk. Tidak ingin membantah apapun."Tapi, Pa. Kita dapat sampel darah atau bagian tubuh Fahad dari mana?" tanya Mama."Masalah itu biar papa yang urus. Mama dan Chia gak perlu pusing memikirkannya. Yang penting nanti setelah usia kehamilan Chia tujuh Minggu, test itu kita lakukan secepatnya," jawab Papa."Emm, apa nanti gak ilegal, Pa? Test DNA juga kan harus atas persetujuan orangnya," protes Mama.Terdengar Papa menghela napas berat. "Mama jangan memikirkan apapun. Dokter Althaf akan membantu kita dan semua prosesnya biar papa yang mengurus. Tapi setelah hasilnya nanti ke luar, cukup kita dan Dokter Althaf yang tahu. Mama mengerti 'kan?" Pa

  • DINIKAHI CALON KAKAK IPARKU   Lelah Tetap Menggenggamnya

    Setelah kepergian Bang Fahad, aku memutuskan untuk memusatkan seluruh energiku untuk menghadapi hidup tanpa dirinya. Meski hati remuk, aku tahu aku tidak bisa menyerah. Hidupku kini bukan hanya tentang diriku sendiri. Bayi ini adalah alasan terbesarku untuk bertahan.Mataku rasanya panas, bahkan mulai berair. Namun aku memberi sugesti pada diriku hingga bibirku mengukir senyum kecil. Aku harus kuat. Aku akan tetap bahagia, meski tanpa Bang Fahad lagi.Aku memejamkan mata lalu mengembus napas pelan. Mencoba lebih menenangkan diri agar tidak terus-terusan stress.Pelan-pelan aku bangun sampai akhirnya bisa duduk bersandar. Mengambil gelas berisi air di atas meja lalu meneguknya. Memberikan rasa sejuk di tenggorokan dan setitik ketenangan yang aku butuhkan.Masih dalam posisi duduk bersandar, aku menyentuh perut kembali. Mengusapnya lembut meski perutku masih sangat rata."Kita pasti bisa lewati semua ini sama-sama ya, Nak? Kita gak boleh sakit-sakit lagi. Kita harus happy. Baik-baik di

  • DINIKAHI CALON KAKAK IPARKU   Kita Akan Bertahan

    Aku membuka mata perlahan, menatap langsung pada Bang Fahad yang duduk di kursi di sebelah ranjangku. Aku mencoba tersenyum tipis, meski hatiku hancur."Bang ...." Aku memulai dengan suara parau.Bang Fahad menghela napas seraya mengangguk kecil. "Apa yang ingin kamu bicarakan lagi, Chi?"Aku mengumpulkan keberanian. Tubuhku mungkin lemah, tapi hatiku tidak boleh menyerah. Aku harus menghadapi ini dengan tegar, demi bayi yang sedang aku kandung."Aku cuma ingin mengatakan satu hal," kataku pelan. Aku berusaha menahan air mata yang mulai menggenang di pelupuk mataku. "Aku tidak akan memaksa Abang untuk tetap bersamaku. Kalau memang Bang Fahad ingin berpisah, aku terima. Tapi satu yang harus Abang tahu, aku tidak pernah berselingkuh, dan bayi ini adalah anak abang."Laki-laki itu nampak tak bereaksi. Kepalanya sedikit menunduk dengan pandangan lurus ke depan. Meski begitu, aku yakin dia mendengar ucapanku."Aku terima perpisahan yang Abang inginkan. Mungkin sejak awal, seharusnya kita

DMCA.com Protection Status