Share

Selamat Malam

"Kalau ... ehm, itu ... dengan istri, apa sudah boleh?" Sedikit gugup, Mas Arsya berucap.

Mataku membulat. Pertanyaan laki-laki yang botak sebelah itu membuatku sangat malu. Apalagi, tanggapan sang dokter yang blak-blakan, membuat perawat yang ada di belakangnya ikut menahan senyum.

"Boleh, Pak. Asal pelan-pelan saja." Dokter itu menepuk pelan bahu Mas Arsya.

Aku spontan menunduk, menyembunyikan wajah yang pastinya sudah memerah. Duh, suamiku!

Maluku menjadi berlipat ganda saat seorang laki-laki dengan kaus merah tertawa cekikikan di ambang pintu kamar rawat ini setelah dokter dan perawat yang memeriksa Mas Arsya pergi. Aku tidak tahu sejak kapan Mas Danu ada di sana. Apa mungkin dia mendengar pertanyaan Mas Arsya kepada dokter tadi?

Duh, ingin rasanya aku menggunakan jurus menghilang yang pernah diajarkan Naruto dalam mimpi. Setelah kecelakaan, suamiku menjadi aneh. Apa mungkin ada otaknya yang bergeser dari tempat semula?

Astaga! Aku menepuk jidat sendiri. Bisa-bisanya aku berpi
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status