Share

Histerisnya Bi Narti

Mas Arsya sekalian mengajakku memeriksakan kandungan bersamaan jadwal kontrolnya. Kondisi Mas Arsya sudah sangat baik, tapi dokter memberikan surat rujukan untuk bisa kontrol di rumah sakit lain setelah kami mengatakan akan kembali ke Jakarta. Pun kondisi kehamilanku normal, sehingga sudah diperbolehkan melakukan perjalanan menggunakan pesawat.

Aku rindu juga dengan suasana ibu kota negara tercinta ini. Apalagi dengan Bi Narti dan Kaniya. Mereka pasti juga merindukanku. Aku meminta Mas Arsya untuk tidak memberitahu kepulangan kami kepada asisten rumah tangga itu agar menjadi kejutan.

Saat sedang berbenah, Mas Arsya melarangku membawa semua pakaian. Katanya, biar kalau kami kembali ke Jogja, tidak perlu membawa pakaian lagi.

"Tapi, Mas. Bajuku di rumah Mas udah nggak ada. Dulu, aku bawa semua," bantahku.

"Siapa suruh kamu kabur?" sahutnya menyebalkan. Dia malah mengungkit kesalahanku.

"Siapa dulu yang mulai? Main rahasia-rahasiaan pula! Mana setiap hari aku dibikin sakit hati, dik
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status