Share

Diam

PoV Arsya

Manda cenderung diam sejak sore tadi. Selepas dia mandi, azan Magrib berkumandang. Kami pun salat berjemaah dan melanjutkan mengaji hingga Isya. Selama itu pula, kami fokus dengan bacaan masing-masing. Namun, usai salat Isya, Manda tetap diam dan hanya sesekali menanggapi perkataanku.

Sepertinya, dia marah karena aku membuang bunga yang tidak jelas pengirimnya tadi. Dia terlihat begitu kecewa, bahkan selalu memalingkan muka ataupun menunduk saat kuajak bicara.

"Sayang, jangan tidur dulu. Makan malam dulu, yuk!" ajakku saat dia justru merebahkan badan di tempat tidur usai melipat mukena.

"Aku nggak pengen makan. Mau tidur aja," jawabnya, lalu menarik selimut hingga leher.

Aku sangat bingung jika menghadapi Manda yang diam seperti itu. Akan lebih baik jika dia marah-marah dan mengeluarkan semua yang mengganjal di hati. Aku lebih siap mengahadapi sikapnya yang seperti itu daripada sikap diamnya.

"Aku bawa makanannya ke sini, ya? Atau mau disuapi?"

Lagi-lagi, ucapanku tida
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status