Sebelum makan malam, Melani menghampiri suaminya yang sedang membaca. "Mas? Aku pengen jodohin Ari sama anaknya teman aku," ucap Melani, sambil tersenyum.
Jordan mengalihkan perhatiannya dari buku yang ia baca, menuju istri tercintanya. "Bukannya kamu udah sering jodohin Ari sama anak-anaknya teman kamu?"Melani mengangguk. "Iya, tapi selalu gagal. Mas tau sendiri, gimana sifatnya Ari."Jordan tersenyum, menanggapi kata-kata Melani. "Kamu sendiri tau, Ari itu nggak mempan kalau di jodohin. Kenapa kamu masih terus jodoh-jodohin dia?"Melani yang merasa kesal karena usahanya tidak dihargai, mulai menyampaikan unek-uneknya. "Aku tau, tapi mau gimana lagi, mas? Ari udah nggak muda lagi. Aku juga udah pengen punya cucu. Mas nggak tau, gimana irinya aku kalau dengar teman-teman aku cerita soal cucu mereka. Sedangkan aku? Punya dua anak cowok, tapi dua-duanya nggak punya istri sampai sekarang. Emang mas mau, kita mati tanpa ngerasain rasanya gendong cucu?!"Jordan diam sejenak sambil berpikir. Sebenarnya Jordan bukan tipe orang yang suka mencampuri urusan percintaan anak-anaknya, tapi dalam hati, ia juga ingin mendapatkan cucu, apalagi di umur mereka yang sudah tidak muda lagi.Semua sudah Jordan capai dalam hidupnya. Ia sukses dalam bisnis, lalu keluarganya juga harmonis. Anak-anaknya sukses, dan kini ia tinggal menikmati masa tuanya bersama istri yang ia cintai.Jika mencari apa yang kurang dalam hidupnya, maka Jordan juga akan setuju, kalau yang kurang ialah hadirnya cucu untuk dirinya dan Melani. Oleh sebab itu, Jordan berpikir untuk menyelesaikan masalah ini.Setelah beberapa menit berpikir, Jordan akhirnya tersenyum, tanda bahwa ia telah mendapatkan ide yang cemerlang. "Aku punya ide, ma."Melani langsung terlihat antusias. "Ide apa, mas?! Coba bilang ke aku!""Jadi gini...."***Seperti biasa, keluarga Angkasa selalu makan malam bersama, dan berbicara tentang berbagai hal di meja makan.Ketika mereka sedang menikmati santapan malam, Jordan tiba-tiba berdehem dan bertanya pada Aries. "Ari? Gimana perkembangan proyek terbaru Angkasa Konstruksi?"Aries yang menjabat sebagai Direktur Angkasa Konstruksi, menyampaikan informasi terkini dari perkembangan tender mega proyek yang sedang mereka ikuti.Jordan mendengarkan dengan seksama laporan dari Aries. Ia puas dengan performa kerja yang ditunjukkan Aries selama ini.Setelah Aries memberikan laporan, Jordan menatap Leo, yang menjabat sebagai Direktur dari Angkasa Shopping Center. "Aku dengar kalau kamu bakal kerja sama dengan agensi dari artis-artis papan atas, untuk promosi Angkasa Mall. Gimana perkembangannya?"Leo langsung mengangguk. "Iya, pa. Aku udah ketemu dengan direktur dari Seven Star Agensi." Saat menjelaskan, Leo sempat melirik Aries beberapa detik. "Tapi aku masih harus cari informasi yang lebih detail soal artis-artis dari agensi mereka, karena aku nggak mau kalau ASC terlibat sama publik figur yang bermasalah."Jordan mengangguk, puas dengan penjelasan Leo. Kedua anaknya sudah matang dalam memimpin perusahaan. Selama ini mereka selalu menjalankan perintah dari Jordan, tanpa banyak bertanya. Mereka juga tidak menunjukkan keserakahan dalam menjadi pewaris Angkasa Group.Jordan memang tidak bisa membaca isi hati anak-anaknya, namun ia yakin jika Aries dan Leo akan tetap bersaing dengan cara yang sehat, dan tidak melakukan tindakan tercela demi menjatuhkan satu dengan yang lain.Atas dasar pemikiran itulah, Jordan akhirnya membuat keputusan.Jordan menarik napasnya, lalu memasang raut wajah serius. "Papa rasa sudah saatnya papa tinggalin Angkasa Group."Kata-kata Jordan membuat Aries dan Leo langsung menghentikan kegiatan makan mereka. Kedua laki-laki itu saling menatap, lalu kembali memberikan perhatian penuh kepada ayah mereka."Papa sudah mutusin untuk mundur dari jabatan direktur utama Angkasa Group. Dalam bulan ini, papa bakal cari pengganti papa, dan papa harap salah satu dari kalian bisa gantiin papa untuk pimpin Angkasa Group."Aries dan Leo memasang ekspresi yang sulit untuk diartikan. Masing-masing dari mereka mulai bergulat dengan pemikiran mereka sendiri."Papa yakin kalau kalian berdua bakal bersaing dengan sehat, tapi papa punya satu syarat mutlak yang harus kalian penuhin, kalau kalian pengen jadi direktur utama Angkasa Group."Leo yang memang biasanya lebih vokal, langsung melontarkan pertanyaan. "Syarat apa, pa?"Jordan menatap Melani yang sedang tersenyum di tempatnya. Syarat yang akan Jordan ajukan, sudah ia bicarakan dengan Melani. Karena itu, Melani tampak bahagia dengan pembicaraan ini.Jordan menatap Leo, lalu Aries. "Syarat papa nggak susah. Siapa yang lebih dulu menikah di antara kalian, bakal jadi pewaris dari Angkasa Group. Gimana?"Mata Aries dan Leo melebar bersamaan. Tidak pernah muncul dalam benak mereka, kalau ayah mereka yang selama ini tidak pernah mencampuri urusan percintaan mereka, malah memberikan syarat seperti itu."Kalau Leo pasti senang, karena dia udah punya pacar. Kayaknya Leo deh yang bakal jadi pewaris," timpal Melani, sambil tersenyum penuh arti. "Gimana Leo? Kapan kamu mau kenalin calon kamu ke mama sama papa?"Leo terkekeh pelan, sambil membantin, 'sialan! Kenapa malah jadi gini?!' Leo sadar jika kondisinya tidak jauh berbeda dengan kakaknya, Aries.Sedangkan Aries tetap bungkam, sambil memikirkan apa yang ayahnya baru saja katakan. 'Apa aku terima aja perjodohan yang mama tawarin?'Aries memang belum tahu pasti, apa Leo berbohong atau tidak tentang ia yang sudah memiliki pacar. Tapi demi mengamankan posisi pewaris, Aries harus bisa berada di posisi start yang sama dengan Leo, dan jalan satu-satunya ialah perjodohan yang telah ibunya atur."Oke."Semua orang yang ada di meja makan, menoleh ke arah Aries."Aku terima syarat dari papa," ucap Aries, tanpa ragu."Kamu gimana?" Tanya Jordan, kepada Leo.Leo menatap Aries. Ekspresi kakaknya telah mengatakan segalanya. Aries pasti telah siap untuk melakukan segalanya. Oleh sebab itu, Leo juga tidak ingin kalah dari kakaknya. "Aku setuju," ucap Leo, setelah memantapkan tekad. "Secepatnya aku bakal bawa pacar aku ke sini."Aries melirik Leo, yang ternyata juga sedang menatapnya dengan terang-terangan. Ini adalah perang, dan setiap orang yang ada dalam ruangan ini telah memegang senjata mereka.Aries tentunya bukan orang yang bodoh. Ia tahu kalau keputusan ini dibuat atas campur tangan ibunya, dan sudah jelas apa tujuan orang tuanya. Karena itu, Aries akan memanfaatkan kesempatan kali ini. "Aku bakal ketemu sama anaknya teman mama." Dengan tatapan dingin, Aries tersenyum tipis ke arah adiknya. "Tentu aja aku bakal berusaha lebih keras kali ini.""Bagus kalau gitu!" Melani berseru girang, karena keputusan anak-anaknya. Ini adalah berita yang paling menggembirakan untuknya.Sama seperti Melani, Jordan juga bahagia atas keputusan yang ia buat.Sedangkan Aries dan Leo masih saling memandang. Tensi persaingan antara mereka berdua tidak lagi bisa diturunkan.Leo, dengan luka masa lalu yang belum sembuh, telah bertekad untuk melawan trauma masa lalunya dan mengalahkan Aries.Sedangkan Aries yang selama ini berada di zona nyaman, akan melangkah keluar untuk pertama kalinya, dan menjadi seorang pemburu yang siap mengejar mangsanya.Siapakah dari mereka yang akan memenangkan perlombaan ini?***"Ma? Aku udah dewasa, loh. Aku nggak perlu lagi dijodohin sana-sini."Rebecca menatap Ariana dengan pandangan sinis. "Umur kamu udah 26 sekarang! Kamu mau mama tunggu sampai kapan?! Mama sama papa udah pengen punya cucu!"Ariana mendesah panjang. "Ma? Mama nggak liat banyak kasus perceraian sekarang? Mama mau aku sembarangan kenal cowok, nikah, terus cerai? Gitu?""Kalau kamu takut, biar mama yang cariin buat kamu! Anak teman mama itu baik-baik. Kamu tinggal nurut aja sama mama."Ariana kembali mendesah. Selama ini ibunya jarang mencampuri urusan percintaannya, namun kali ini ibunya nampak begitu ngotot untuk menjodohkannya dengan anak dari temannya. Sebenarnya Ariana ingin menolak, apalagi ia baru saja memutuskan hubungannya dengan Raka. Tapi ibunya tetap ngotot agar Ariana bertemu dengan anak dari temannya."Pokoknya kali ini kamu harus temuin dia, karena mama udah janji ke teman mama buat kenalin kalian.""Ma? Emang mama udah tau dia gimana? Orangnya baik atau nggak? Siapa tau dia
Mulut Ariana terbuka lebar, saking terkejutnya mendengar ajakan nikah dari pria di hadapannya. Ini pertama kali Ariana menghadiri kencan buta yang diatur oleh ibunya. Memang terkesan seperti dijodohkan, tapi bukan berarti mereka harus menentukan tanggal pernikahan, ketika mereka baru bertemu satu kali, kan?Ariana bahkan belum mengenal seperti apa pria di depannya. Jangankan karakter pria tersebut. Nama pria yang mengajaknya nikah pun, tidak Ariana tau."Kenapa diam?" Ariana mengedipkan matanya beberapa kali. "Kamu nggak anggap pertemuan kita ini hanya candaan, kan? Kita nggak perlu buang-buang waktu lagi. Kita udah dewasa, jadi langsung a-""Stop!" Ariana mengangkat tangannya, memotong kata-kata pria di depannya. "Ini pertemuan pertama kita, dan kamu udah ngajak nikah?" Pria di depan Ariana mengangguk."Nama kamu aja aku nggak tau, dan kamu ngajak aku nikah?!" ucap Ariana, penuh penekanan."Nama aku Aries Leonidas Angkasa. Aku rasa kamu pasti udah sering dengar Angkasa Group. Aku
Ariana menatap Aries dan Leo secara bergantian. Ia cukup terkejut dengan apa yang baru saja ia dengar dari Aries.Tak jauh berbeda dengan Ariana, Leo juga terkejut ketika Aries mengatakan bahwa Ariana adalah calon istrinya.Leo tau kalau ini adalah pertemuan pertama Ariana dan Aries. Apa mungkin mereka langsung jatuh cinta satu sama lain? 'Nggak mungkin,' batin Leo. Ia mengenal Aries dengan sangat baik. Aries tidak akan jatuh cinta semudah itu.Karena kata-kata Aries tak bisa diterima oleh akal Leo, Leo langsung bertanya pada Ariana. "Apa dia ngancam kamu?"Ekspresi wajah Aries menjadi dingin seketika. "Apa maksud kamu?"Tatapan Leo berpindah dari Ariana, menuju Aries. "Sudah jelas, kan? Kamu nggak mungkin jatuh cinta sama dia. Ini pertama kali kalian ketemu. Apa masuk akal kalau kalian langsung mutusin buat nikah?""Memangnya kamu tau apa soal-'"Stop!" Ariana memotong percakapan antara Aries dan Leo yang sudah mulai memanas. Sebelumnya Ariana masih dalam kondisi terkejut karena ham
"Malam." Ariana melepas sepatu high heels yang ia gunakan, lalu berjalan menuju ruang televisi."Loh? Kamu udah pulang?" Rebecca menatap jam yang tergantung di dinding. "Kok cepat banget?"Ariana menaruh handbagnya di atas sofa, lalu duduk di sisi ibunya. "Aku sama dia cuman makan malam aja, ma. Habis itu langsung pulang."Karena penasaran, Rebecca mengecilkan volume televisi, lalu kembali bertanya pada Ariana. "Gimana orangnya? Makan malam kalian lancar-lancar aja, kan?"Ariana mendesah pelan, kemudian membatin, 'lancar apanya? Kalau aku tau orangnya kayak gitu, aku nggak akan mau ketemu dia. Dasar cowok aneh!'"Ariana? Kok malah diam?" Ariana menoleh ke arah ibunya, lalu memaksakan seulas senyuman. "Lancar kok, ma." Ariana terpaksa berbohong, karena ia tidak ingin meladeni pertanyaan ibunya lebih jauh lagi. "Aku ke atas dulu, ma. Aku mau mandi."Baru saja Ariana berdiri, Rebecca sudah mencegatnya dengan cara memegang pergelangan tangan Ariana. "Loh? Kamu mau ke mana? Mama kan belum
"Shell?! Shelly?! Kamu udah baca berita soal Ariana?!"Shelly yang saat ini sedang berada di Seven Star Agensi, menoleh, menatap Bella, salah satu penyanyi yang juga berada di bawah naungan Seven Star Agensi. "Aku-""Shelly?! Benaran Ariana tunangan sama pewaris Angkasa Group?!"Belum sempat Shelly menjawab pertanyaan Bella, Dita, yang juga berprofesi sebagai penyanyi, datang dan mengajukan pertanyaan yang sama.Shelly menarik napasnya dalam-dalam, lalu menghembuskannya perlahan. Sejak ia datang, tidak terhitung lagi banyaknya pertanyaan tentang Ariana, yang dilontarkan kepadanya. Shelly sendiri juga bingung harus menjawab apa, karena ia tidak tahu perihal berita ini."Kok malah diam?! Kamu tau, nggak?!" tanya Bella, sedikit mendesak Shelly.Shelly menggelengkan kepalanya. "Jangan tanya aku. Aku nggak tau apa-apa."Dita mengerutkan keningnya. "Masa kamu nggak tau? Kamu kan teman baiknya Ariana."Shelly berusaha tersenyum, walau dalam hati ia sudah kesal setengah mati. "Walaupun aku t
Tok tok tok"Masuk!" Dari arah pintu, seorang wanita cantik rambut sebahu, masuk dan menghampiri Aries. "Ini dokumen yang Bapak minta.""Taruh saja di atas meja," ucap Aries, tanpa mengalihkan wajah dari layar ponselnya."Baik, Pak." Setelah mengikuti perintah Aries, wanita itu pamit keluar dari ruangan Aries.Saat ini Aries sedang sibuk membaca berita, dan memperhatikan pergerakan saham Angkasa Konstruksi. Sejak berita mengenai pertunangan dirinya dan Ariana tersebar, harga saham perusahaannya juga melambung naik. Ini seperti melempar dua burung dengan satu batu. Saat Aries sedang merasa bahagia, ponsel miliknya tiba-tiba bergetar. Tanpa menunggu lama, Aries langsung menjawab panggilan tersebut. "Halo, ma?""Ari?! Kamu udah liat berita hari ini?!"Aries tersenyum tipis, karena suara ibunya yang terdengar sangat antusias di seberang. "Maksud mama soal pertunangan aku sama Ariana?" tanya Aries, pura-pura memancing ibunya."Iya, itu! Berita itu bukan berita hoax, kan?!" tanya Melani,
"Leo?" Netra Shelly bergetar, ketika ia melihat pria yang dulu pernah ia cintai. Mulanya Shelly datang untuk berbicara dengan Aries, karena ia mendengar kalau Aries ada di Seven Star Agensi. Namun kini pikiran Shelly dibuat kacau oleh hadirnya Leo."Kamu Shelly, kan?" tanya Leo, memastikan.Shelly mengangguk perlahan. Sedangkan dari belakang Shelly, Aries diam-diam memperhatikan interaksi antara Leo dan Shelly. Sebenarnya Aries telah lupa, siapa sebenarnya Shelly. Tidak banyak wanita yang bisa bertahan dalam ingatan Aries. Karena itu Aries mulai penasaran, kenapa Shelly dan Leo bertingkah aneh.'Apa mereka saling kenal?' tanya Aries dalam hati."Ka-kamu ngapain di sini?" tanya Leo, sedikit gugup."A-aku kerja di sini," jawab Shelly, yang juga sedikit terguncang.Leo kembali diam. Entah mengapa begitu sulit bagi Leo untuk mencari topik pembicaraan dengan Shelly. Mungkin karena waktu yang telah berlalu, atau kenangan buruk dari masa lalu."Gimana kabar kamu?" Leo berusaha tersenyum,
Sesampainya di Seven Star Agensi, Ariana langsung menemui Pak Bram, guna meluruskan gosip Pertunangannya. Namun apa yang Ariana dengar dari Pak Bram, justru membuat Ariana terkejut."Maksud Pak Bram apa?!" tanya Ariana.Pak Bram yang sedang duduk di kursi kerjanya, melepas kacamata yang ia gunakan, kemudian menatap Ariana dengan serius. "Gosip ini punya dampak baik buat karir kamu sama perusahaan. Kalau kita klarifikasi sekarang, saham kita bisa langsung turun. Kalau gitu, perusahaan juga bakal rugi karena gosip ini.""Tapi ini berita nggak benar, Pak! Kalau nggak ada klarifikasi, media bakal makin heboh sama berita ini! Publik juga perlu tau yang sebenarnya!" tegas Ariana, masih berusaha mendebat Pak Bram.Sayangnya Pak Bram telah dibutakan oleh bujuk rayu Aries. Sebelum Ariana datang, Aries sendiri yang mengusulkan pada Pak Bram untuk membiarkan berita ini. Permintaan Aries juga didukung oleh saham Seven Star Agensi yang segera meroket. Bagaimana bisa Pak Bram melewatkan kesempat
Beberapa tahun kemudian...."Bunda?"Ariana menoleh, menatap seorang anak laki-laki yang berlari kencang ke arahnya. "Xavi?! Awas jatuh!" Ariana menekuk kakinya, kemudian merentangkan tangannya.Tanpa mengurangi kecepatan, anak laki-laki tersebut menerjang tubuh Ariana, lalu membenamkan wajahnya pada tubuh Ariana."Kamu sudah siap sayang?"Ariana menatap Leo yang datang bersama Xavier, anak mereka. "Sudah sayang. Udah mau berangkat?""Iya sayang," jawab Leo. "Tapi mama sama papa mau ikut ke bandara juga."Ariana menggendong Xavier, lalu bangkit berdiri. "Ya udah. Kita berangkat bareng-bareng aja."Sesuai janji yang dibuat oleh Leo dan Ariana dulu. Ketika mereka memiliki anak, mereka ingin membawa anak mereka ke Swiss, negara yang sangat digemari oleh Ariana.Sesampainya di bandara, orang tua Leo dan Ariana masih menyempatkan diri untuk mencurahkan kasih sayang mereka kepada Xavier, cucu pertama mereka."Kakek sama nenek kok nggak ikut sama Xavier?" tanya Xavier dengan Wajahnya yang po
Setelah proses pemberkatan pernikahan di gereja, mereka kembali ke hotel milik keluarga Angkasa, dan beristirahat sejenak, karena sorenya mereka akan lanjut pada acara resepsi pernikahan.Hotel tersebut juga sudah sibuk sejak pagi, karena acara pernikahan Ariana dan Leo mengundang begitu banyak orang.Ini adalah pernikahan pertama dari kedua keluarga, karena itu mereka sangat antusias dalam mengadakan acara resepsi.Waktu istirahat yang diberikan juga tak terasa. Waktu berlalu dengan cepat, sehingga malam pun akhirnya tiba.Para tamu undangan terdiri dari pejabat negara, pengusaha-pengusaha sukses di negara, lalu para tokoh publik dan artis-artis dari Seven Star Agensi, mantan Agensi Ariana.Semua tamu undangan datang, dan dibuat kagum dengan dekorasi ballroom yang megah. Tak hanya itu, karena ini adalah pernikahan orang yang bisa disebut sebagai konglomerat, maka hadiah yang diberikan pada para pengunjung juga bukan main. Ada bros yang dilapis emas, dengan inisial L sebagai Leo, dan
Keesokan harinya, dari pagi-pagi buta, keluarga Leo dan Ariana sudah sibuk mempersiapkan diri mereka di rumah mereka masing-masing.Semuanya berusaha dengan keras untuk tampil maksimal, di acara pernikahan Leo dan Ariana."Gimana penampilan aku?" tanya Ariana, pada Shelly yang juga sudah ikut sibuk sejak subuh.Shelly mengangkat dua jempolnya. "Top banget!" Ariana tersenyum lebar. "Makasih Shell!"Harus Shelly akui, Ariana memang pantas dipanggil artis tercantik di Indonesia. Tubuh dan wajah Ariana begitu memukau. Tak hanya itu, Ariana juga memiliki hati bak malaikat. Dan hari ini, Ariana akan menikah dengan seseorang yang memang ditakdirkan untuk Ariana.Setelah semua persiapan mereka selesai, mereka akhirnya keluar dan pergi menuju gereja.***Tak jauh berbeda dengan Ariana, Leo juga berupaya untuk tampil memukau, di hari pernikahan ia dan Ariana.Setelah semuanya siap, Leo dan keluarganya langsung pergi menuju gereja, sebelum waktu yang ditentukan.Sesampainya di gereja, Leo dan A
Setelah beristirahat selama satu hari dan berkeliling kota Thun, proses pengambilan video wedding untuk Ariana dan Leo kembali dilakukan, dan berjalan dengan lancar.Ariana dan Leo sangat puas dengan hasilnya. Berakhirnya semua kegiatan mereka di negara Swiss, menandakan kalau sudah waktunya mereka pulang ke Indonesia."Sayang? Kamu janji kalau kita bakal balik ke sini lagi, kan?" tanya Ariana, saat mereka di jalan menuju bandara.Leo mengangguk. "Iya, sayang. Kita bakal ke sini lagi.""Bareng anak kita?"Leo terkejut. Sejujurnya ia belum berpikir sampai sejauh itu, karena kini ia hanya fokus pada pernikahan mereka yang sudah berada di dalam mata. Tapi untuk menyenangkan Ariana, Leo akhirnya menganggukkan kepalanya. "Iya, sayang. Kita bakal ke sini bareng anak-anak kita."Jawaban Leo membuat Ariana mengambil kesimpulan kalau Leo ingin lebih dari satu anak. Setelah sampai di bandara, Ariana menatap negara yang akan mereka tinggalkan. Karena Leo telah berjanji, maka ia pun membuat janj
Ini adalah percakapan yang tidak terduga. Shelly memang sudah curiga, tapi pertanyaan Aries yang datang tiba-tiba masih saja membuat Shelly terkejut."Kamu pikir itu lucu?" Menolak untuk percaya kata-kata Aries, Shelly memilih lebih percaya kalau Aries sedang bercanda dengannya. "Candaan kamu kali ini sudah nggak lucu lagi, Aries. Bagaimana mungkin kamu bilang gitu ke aku? Kamu sadar, hubungan kita nggak sebaik itu, kan?"Tentu saja Aries menyadari kalau hubungan ia dan Shelly memang buruk. Namun, Aries merasa ada sesuatu yang berbeda ketika ia bersama dengan Shelly. Hatinya yang terasa kosong, kini langsung terisi ketika ia berbicara dengan Shelly. Walaupun percakapan mereka bukanlah percakapan yang baik, tapi tetap saja, apa yang kurang dari Aries, ia rasa Shelly bisa mengisinya.Aries bukanlah orang yang kekurangan uang. Ia juga punya status yang tinggi. Aries pikir, dengan mencari orang yang satu level dengannya, kekosongan hatinya akan terisi dan kebahagiaan akan menghampiri dir
Sesi pemotretan Ariana dan Leo berjalan dengan lancar. Mereka juga membuat video prewedding, namun karena kondisi Ariana yang menurun, mereka akhirnya molor satu hari, dari jadwal yang sudah ditentukan. Namun hal itu bukanlah masalah bagi Leo. Yang terpenting baginya adalah kesehatan Ariana."Kamu yakin nggak mau ke dokter?" tanya Leo.Ariana menggelengkan kepalanya. "Nggak usah, sayang. Aku hanya kecapean aja. Istirahat bentar juga sembuh."Leo tentu saja khawatir, apalagi sebentar lagi mereka akan menikah. Jika ia memaksakan jadwal yang padat pada Ariana, Leo takut kalau keadaan Ariana akan bertambah buruk. "Kalau gitu kita tunda sehari lagi," ucap Leo. Besok kita jalan-jalan aja, biar kamu bisa santai. Gimana?"Ariana merasa tak enak hati, tapi ia juga tidak bisa memaksakan dirinya. "Oke. Aku pengen banget coba cafe-cafe sama restoran di sekitar sini."Leo mengangguk. "Boleh. Kalau gitu kamu istirahat. Aku mau liat foto-foto kita dulu."Ariana tersenyum sambil membatin, 'maaf, aku
Di sebuah butik ternama, Leo yang sedang menemani Ariana, duduk bermain handphone sambil menunggu Ariana yang sedang mengganti pakaian di dalam ruang ganti.SretttSaat suara kain gorden ditarik terdengar, Leo langsung mengangkat kepala dan menatap Ariana yang tampil cantik dengan gaun pengantin berwarna biru langit.Leo tidak bisa berkata-kata. Ia terpana dengan penampilan Ariana yang begitu memukau."Gimana?" tanya Ariana, sambil merentangkan tangannya.Leo tersenyum. "Cantik.""Cantik???" Ariana menyipitkan matanya. "Cantik gimana maksud kamu.""Ya cantik," jawab Leo, tanpa berpikir lebih jauh.Sebenarnya yang Ariana inginkan adalah jawaban tentang baju pengantin yang ia pilih. Apakah terlihat bagus untuknya? Bagaimana dengan modelnya, atau warnanya. Tapi yang ia dengar dari Leo, malah kata cantik yang terdengar universal.Ariana mengerucutkan bibirnya. "Coba kamu perhatikan baik-baik. Gaun ini sudah bagus, nggak?"Leo mengangguk. "Bagus. Aku suka."Ariana menghela napasnya dalam-d
Kedatangan Daniel di Angkasa Group, membuat keadaan di kantor tersebut menjadi ricuh seketika.Bagaimana tidak? Daniel datang dengan informasi yang sukses membuat Pak Renol beserta sekutunya panik setengah mati."Ini nggak bisa dibiarkan!" seru salah satu sekutu Pak Renol. "Bagaimana bisa Pak Aries kembali jadi direktur?! Mereka pikir ini taman kanak-kanak?! Seenaknya saja mereka gonta-ganti direktur!"Pak Renol tidak membuka suaranya. Ia merasa emosi, namun ia tetap menjaga martabat dan ketenangan dirinya."Kita nggak bisa tinggal diam! Kita harus buat gagal rencana ini!!" tekan sekutu Pak Renol yang lain.Pak Renol mulai berpikir. Jika perang saham, maka mereka akan kalah telak, jika saham milik Aries, Leo, dan Pak Jordan digabungkan menjadi satu. Jalan yang bisa Pak Renol ambil ialah dengan jalan licik, tapi orang yang sering mengeksekusi rencana liciknya telah ditangkap polisi. Tentu saja Pak Renol tidak bisa bersantai, mengingat Jack yang bisa saja membuka mulutnya kapan saja.P
Setelah berpisah dengan Ariana, Aries kembali ke rumah sakit. Ia sebenarnya penasaran, di mana Leo berada. Setelah sampai di rumah sakit, Aries masuk ke dalam kamarnya tanpa merasa ada yang aneh. CeklekSaat ia membuka pintu, ia malah terkejut karena Leo dan Daniel yang ada di dalam. "Leo?!" Aries menatap Leo yang ada di atas kursi roda. "Kamu kenapa?!" Dari pakaian pasien yang Leo gunakan, Aries mengambil kesimpulan kalau ia sedang sakit. "Kamu sakit???"Leo mengangguk. Ia tidak ingin bilang pada Aries kalau ia ditikam. "Iya, aku kecapaian, makanya aku tumbang kemarin."Aries menggelengkan kepalanya perlahan. "Pantas saja kamu susah dihubungin. Ariana juga tanya di mana kamu."Leo tersenyum. "Aku nggak mau Ariana khawatir, jadi aku nggak bilang ke Ariana kalau aku sakit."Aries menghela napasnya dalam-dalam. Ia mengerti dengan keputusan yang Leo ambil. "Terima kasih sudah mau bantu Ariana," lanjut Leo.Aries tetap tenang, walau dalam hati ia sedang salah tingkah. Ia merasa bangga