Yasmin berjalan kearah kamar mandi dengan menahan rasa perih diantara pangkal pahanya, yang membuat tak nyaman wanita dua puluh tujuh tahun itu.Semalam adalah pembuktian dan pembaktian diri Yasmin pada suaminya. Noda merah pada seprei menjadi tanda bila Arzan lah pria pertama yang menyentuhnya secara intim, meski dulu pernah sedikit khilaf bersama Damar di masa lalu. Tak ada manusia yang luput dari dosa, termasuk Yasmin dan Arzan. Masing-maisng punya masa lalu, namun tekad yang kuat untuk mengubah diri pada hal yang lebih baik buat keduanya tak lagi seperti dulu.Arzan pun sudah berjanji aga sebisa mungkin menjauhi minuman hara yang dulu kerap menemanimalam-malamnya, sebab kini ada istri yang cantik dan lemah lembut yang akan membersamainya setiap malam dan setiap hari.Yasmin segera mandi wajib sebab azan subuh sudah berkumandang. Ia mandi dengan pelan, sebab tak ingin keributannya di kamar mandi mebuat suaminya terbangun. Percintaan semalam yang terulang sampai tiga kali, buat Arz
Rasa bahagia meliputi perasaan kedua pengantin baru ini. Jemari Yasmin dan Arzan terlihat saling erta menggennggam. Masih ada waktu satu hari untuk Arzan libur dari pekerjaannya untuk berbulan madu bersama istrinya.Namun bulan madu mereka tak melulu dihabiskan dengan kegiatan seks yang membara di kamar Yasmin. Kemarin sore sehabis kegiatan panas yang mereka lakukan di subuh hari, Arzan mengajak Yasmin mengunjungi rumah mama Atifa. Mertua Yasmin itu menyambut anak dan menantunya dengan rasa bahagia dan syukur luar biasa, sebab putranya mendapatkan seorang perawan yang terjaga etika dan adabnya. Meski dulu Yasmin pernah berpacaran dengan proia lain, namun itu hanyalah masa lalu, mma Atifa dengan kebijaksanaannya menerima dan menyayangi Yasmin dengan tulus.Sebenarnya gadis inilah yang dulu mama Atifa Inginkan menjadi menantu beliau. Namun Arzan dan Yasmin belum ada jodoh waktu itu. Beginilah jalan jodoh mereka, berliku dan saling menanti bertahun-tahun, bertemu orang lain dulu. Baru t
Lalu suara seorang perempuan mengalihan perhatian keduanya.“Mas Arzan.” Rupanya Leli, mantan adik ipar Arzan. Adik bungsu Shella yang menyapa keduanya. Leli sudah lulus SMK yang dulu Arzan ikut biayai sekolahnya. Entah kuliah entah tidak, Arzan sudah tak pernah mendengar kabar keluarga istrinya.Arzan bertaut alis sejenak, untuk memastikan penglihatannya. Rambut sebahu dan rok hitam selutut serta kemeja lengan pendek warna putih, buat Arzan sedikit pangling dengan mantan adik iparnya itu.“Leli,” tebak Arzan, sambil memeluk pinggang istrinya. Yasmin pun sedikit berkerut alis, sebab tak mengenal perempuan yang menyapa suaminya itu.“Iya, Mas. Leli sekarang kerja disini. Di gerai pakaian sebelah.” Ucap leli sambil menunjuk toko pakain yang juga terkenal namun sepi pengunjung.“Oh, Leli tak kuliah? Tanya Arzan lagi.“kuliah, Mas. Ambil kelas malam. Biar siangnya bisa kerja. Kasihan ibu kalau Leli tak kerja, Mas. Sekarang sudah tak ada mas Arzan yang bantu ekonomi kami.” Ucap Leli deng
Yasmin terhenyak sesaat, saat melihat siapa yang berdiri di depan lift. Membuang pandang dengan wajah yang terlihat menahan marah pada Damar dan Arina, lalu ia eratkan genggaman di tangan suaminya. Seperti sedang menahan dendam dan...luka.’ “Hati-hati, Sayang!” Arzan menahan tubuh Yasmin yang hampir terjatuh sebab tersandung di depan lift tadi, tak sengaja saat tatapannya bersirobok dengan mata bening milik Arina. Dua wanita yang pernah mengisi satu hati milik pria yang sama.“Maaf, Mas, aku nggak lihat.” Yasmin tarik dan kibaskan ujung gamis hijau mint bermotif bunga lilac yang di pakaianya. Belum berhijab, namun sebisa mungkin bila keluar rumah Yasmin menggunakan pakaian panjang, bahkan lebih senang menggunakan dress lengan panjang sekarang atau g
Semakin hari Nurlita semakin jengah dengan kelakuan Sofyan yang doyan main judi. Sementara keuangan perusahaan suaminya sedang tak sehat. Nurlita sendiri dulunya adalah karyawan di perusahaan itu, posisinya sebagai staf acounting, sebelum dekat dengan Sofyan kemudian menikah. Sebenarnya Nurlita sudah resign sejak menikah dengan Sofyan, namun tetap membantu suaminya memantau keuangan perusahaan. Nurlita pun tak tahu mengapa Sofyan melarang Yasmin bekerja di perusahaan orang tua mereka, padahal adik iparnya itu sarjana administrasi kalau tak salah.Waktu menunjukkan pukul sebelas malam, namun batang hidung suaminya belum juga nampak, buat Nurlita ingin marah saja dan berprasangka yang tidak-tidak.Sementara Sofyan masih terpekur di depan meja kerjanya, kemana ia harus mencari pinjaman lima ratus juta, selain untuk membayar utangnya di meja judi, juga untuk ia gunakan sebagai suntikan modal usahanya yang hampir bangkrut. Bulan depan ada tender minyak sawit yang baru, dia berusaha betul m
“Mas, masih lama? Aku udah capek,” keluh Yasmin, sebab tubuhnya masih diayun dengan pelan oleh Arzan untuk kedua kalinya. Selalu saja seperti ini. Janjinya Cuma sekali, kenyataannya Yasmin dibuat terkulai berkali-kali.“Bentar lagi, Sayang.” Kemudian Arzan cepatkan hentakannya dibawah sana, memburu dan mengejar, seperti seorang pemburu handal Arzan ini, sorot matanya tajam menatap wajah Yasmin yang merintih dibawahnya. Gairahnya selalu terlecut melihat Yasmin yang merintih, seperti buruan yang takluk pada tuannya.Arzan begitu merasa gagah bila Yasmin meneriakkan namanya ataupun memohon padanya untuk segera menyudahi permainan intim mereka.“Masss Arzan,” jerit Yasmin ,bersamaan hentakan Arzan yang kuat dan dalam dibawah sana. Keduanya terkulai merasakan sisa percintaan yang hebat seperti malam-malam sebelumnya. Biasanya mereka akan membersihkan diri sebelum tidur, namun karna rasa lelah yang mendera, buat Yasmin tak mampu untuk membuka mata. Bahkan tubuhnya pun, diselimuti oleh sua
MAKANAN PENYUBUR KANDUNGAN, POSISI SEKS AGAR CEPAT HAMIL. Dua buku ini yang menemani Yasmin di pembaringan, entah sudah dibaca atau belum, sebab hampir pukul sepuluh malam, Arzan baru pulang dan menemukan istrinya tertidur di kamar dengan buku-buku seperti ini. Sepertinya kelelahan, sebab sehabis sholat subuh tadi, Arzan kembali minta jatah sebelum bersiap ke kantor.Arzan memang bawa kunci rumah sendiri, agar tak mengganggu Yasmin jika ia pulang larut malam. Arzan akan lewat pintu belakang dekat dapur, sebab kunci pintu itu yang ia bawa satu. Untuk pintu depan, tetap Yasmin kunci dan pasang grendelnya dari dalam.Arzan menyimpan buku-buku tadi ke atas nakas samping ranjang itu, lalu menarik selimut hendak menyelimuti istrinya.“Mas, udah pulang? maaf aku nggak dengar.” Ucap Yasmin yang terbangun sebab gerakan Arzan yang menarik pelan selimut dibawahnya.“Kebangun?, mas mau selimutin.” Arzan tak jawab pertanyaan Yasmin. Yasmin yang ingin praktekkan gaya seks yang ia pelajari tadi di
Shella gelisah dan bingung sendiri, Anton yang dua minggu lalu pamit padanya akan ke luar kota selama tiga hari, nyatanya sudah dua minggu ini, pria yang menikahinya secara siri itu belum juga pulang, bahkan tak ada kabar sama sekali. Bukan hanya kabar yang tak ada, namun juga uang bulanan yang Antin berikan sudah hampir habis, tersisa seratus ribu saja, sementara lusa Shella harus membayar cicilan pada koperasi simpan pinjam. Shella nekat meminjam uang pada renteiner yang berkedok koperasi itu, sebab keinginannya untuk membeli baju dan makanan yang enak-enak, tak dapat ia bendung. Sementara uang yang Anton berikan sangat terbatas. Bila dulu saat menjadi istri Arzan, semua akan Shella dapatkan dengan mudah, sebab jatah bulanan dari Arzan untuknya lebih dari cukup. Lelaki yang bertanggungjawab dalam hidupnya, meski tak adAduh bagaimana ini, besok pagi pasti penagih dari koperasi itu datang lagi. Ingin rasanya menemui mantan suaminya untuk minta tolong, namun mengingat aib yang menjadi