Home / Romansa / DIKEJAR CINTA 4 MILIYARDER TAMPAN / BAB. 2 Sang Beruang Madu

Share

BAB. 2 Sang Beruang Madu

last update Last Updated: 2025-04-09 15:28:42

Di sebuah gedung perkantoran di daerah Jakarta Selatan,

Sang CEO Abram Jacob Award, sedang berada di ruang meeting bersama para koleganya. Tiba-tiba saja, pria itu merindukan seorang gadis bersama Evanora Griselda Arlyna.

Apalagi sudah dua minggu lebih Jacob tidak bertemu dengan pujaan hatinya itu.

Sang pria lalu melihat jam di ruang meeting, dia pun segera mengirim kode kepada asisten pribadinya, Aris jika Jacob akan segera meninggalkan ruang meeting tersebut.

Sang asisten segera menangkap sinyal ingin melarikan diri oleh sang bos. Aris terlihat menganggukkan kepalanya, pertanda setuju dengan ide gila dari Jacob.

Tanpa ragu lagi, pria tampan itu segera meninggalkan ruang rapat lalu melangkah menuju lift yang akan membawa nya ke basement gedung perkantoran itu.

Jacob, merasa bosan pada tanggung jawab kantornya yang begitu sangat menyita waktunya. Pria itu merasa perlu mengubah rutinitas hari ini yang sungguh melelahkan dengan memberi kejutan untuk Eva.

Sesampainya, di basement, Jacob segera mengenakan kostum badut beruang madu, berwarna coklat yang menyiratkan keceriaan.

Kostum badut itu telah lama dipersiapkan oleh Jacob di bagasi mobilnya. Hati pria itu sungguh sangat senang saat ini. Dia sudah tak sabar untuk memberi surprise spesial untuk Evanora

Setelah selesai memakai kostum itu, Jacob pun segera melajukan mobilnya menuju kampus Eva. Sepanjang perjalanan Jacob menyetel lagu rock dari grup band favoritnya, Green Day, yang berjudul :

'Boulevard Of Broken Dreams'

I walk a lonely road

The only one that I have ever known

Don't know where it goes

But it's home to me, and I walk alone

I walk this empty street

On the Boulevard of Broken Dreams

Where the city sleeps

And I'm the only one, and I walk alone

I walk alone, I walk aloneI walk alone, I walk

My shadow's the only one that walks beside meMy shallow heart's the only thing that's beatingSometimes; I wish someone out there would find me'Til then, I walk alone.

Jacob ikut mendendangkan lagu favoritnya. Lagu itu menggambarkan suasana hatinya yang sejak dulu sangat menyukai Eva. Namun sayangnya perasaan sukanya harus dirinya pendam di dalam hati.

Jacob telah terjebak dalam lingkaran friendzone bersama Eva. Dia tidak mau jika persahabatan mereka akan rusak hanya karena dia mengungkapkan perasaannya yang sesungguhnya kepadanya.

Untuk itu Jacob pun memilih untuk memendam perasaan sukanya kepada Eva. Dia tidak mau semuanya kacau hanya karena perasaannya yang mendalam kepada sang gadis.

Sementara di kampus, setelah penjemputan paksa Leticia oleh Isaac yang ikut dilihat oleh tiga temannya yang lain yaitu Josie, Kiran, dan Eva.

Sekarang malah giliran Eva yang ditinggal sendiri oleh keduanya temannya.

"Eva, Lo tungguin kita di kafetaria kampus dulu, ya?" tutur Josie kepadanya.

"Ih ... kalian mau pada ke mana, sih? Kok malah ninggalin gue sendiri?" protes Eva kepada kedua temannya.

"Kita bukannya sengaja mau ninggalin Lo, Va. Pak dosen pembimbing nyariin kita, ada beberapa revisi untuk skripsi kita. Lo tahu sendiri kan, dosen pembimbing gue sama Josie, sama orangnya." ujar Kiran menjelaskan.

"Iya, Va. Kita cuma sebentar doang kok, ninggalin Lo. Janji deh, nggak pake lama!" celetuk Josie.

Walaupun dia sendiri tidak tahu sampai kapan Pak dosen menahan mereka di ruangannya untuk membicarakan tentang revisi skripsi.

"Ya sudah, deh. Buruan kalian ke sana. Gue nongkrong di kafe saja, sambil membaca buku," seru Eva.

Lalu kedua sahabatnya mulai meninggalkan dia sendiri. Sementara Eva berjalan menuju ke arah kafetaria. Sesampai di sana, gadis itu mulai membuka tasnya untuk mengambil sebuah buku yang akan dibaca olehnya.

Entah kenapa tiba-tiba Eva mengingat Jacob, sang sahabat yang selalu ada untuknya. Dia pun berkata dengan penuh harap,

"Seandainya saja Jacob ada di sini. Pasti aku sangat senang!" celetuknya sendiri.

Akan tetapi Eva sangat yakin jika itu tidak akan terjadi. Karena gadis itu tahu bagaimana kesibukan Jacob yang repot mengurus perusahaan yang telah diberikan tanggung jawab kepadanya oleh sang ayah.

Sementara di sudut kafe, ada seseorang yang sedang menatap Eva secara diam-diam. Pria itu bernama Radit. Sejak semester satu sampai sekarang, sang pemuda telah menyukai Eva. Akan tetapi pria itu tidak memiliki keberanian untuk mendekati Eva. Dia hanya mampu menatap gadis itu dari kejauhan dan berharap suatu saat bisa berbicara dengannya.

Maka dari itu, saat mengetahui jika Eva sedang duduk sendirian di kafe, Radit pun mulai mengumpulkan keberaniannya untuk melangkah menuju ke tempat Eva sedang duduk sendirian dan terlihat sedang asyik membaca buku.

Bersamaan dengan itu, Jacob akhirnya sampai di kampus Eva, dia pun segera ke luar dari dalam mobilnya dengan kostum badut beruang madu yang telah lengkap dirinya pakai mulai dari bagian kepalanya sampai ke ujung kaki.

Jacob mulai mengedarkan pandangannya di area kampus. Pemuda itu mulai mencari tahu arah menuju ke kafetaria. Atas informasi dari adiknya, Josie. Jacob akhirnya tahu jika Eva sedang berada di sana.

Dari dalam kostum badut itu, Jacob tersenyum senang saat melihat Eva yang sedang asyik membaca sebuah buku.

Langkah badut beruang itu mulai merangkak diam-diam ke kafe tempat Eva sedang menghabiskan waktu.

Badut beruang itu mulai mendekati Eva dan secara perlahan mengambil tempat di depannya. Suasana kafe terlihat sepi hanya ada beberapa orang yang ada di sana, termasuk Radit. Dia yang tadinya ingin mendekati Eva, tiba-tiba langkahnya menjadi terhenti seketika. Pria itu kalah cepat dengan seseorang yang tiba-tiba duduk di hadapan Eva dengan kostum badut beruang madu.

Eva, yang sebelumnya tenggelam dalam buku yang sedang dibaca oleh nya, mulai mendongakkan kepalanya dan melihat badut beruang itu dengan pandangan penuh kejutan.

"Hai, gadis cantik. Apa kabar?"

tutur Jacob dari dalam kostum badut beruang. Dia sedikit mengubah intonasi suaranya agar tidak dikenali oleh Eva.

Eva sangat terkejut dengan kedatangan badut beruang madu yang tiba-tiba duduk di hadapannya. Dia menjadi ingat kepada sahabatnya Jacob, yang pernah memberinya boneka badut beruang madu yang sangat besar. Boneka beruang madu itu, menjadi teman Eva tidur di kamarnya. Gadis itu sangat menyukai boneka tersebut.

"Oh ... hai juga badut beruang! Siapa kamu?" ucap Eva.

Masih dengan suara yang sedikit berubah Jacob pun berkata,

"Aku adalah sahabat badut yang datang untuk menyemarakkan harimu dan membuatnya lebih cerah."

Eva tersenyum senang, karena dia sangat yakin jika yang memakai kostum badut beruang itu adalah Jacob. Karena hanya Jacob yang memberikan kepadanya semua kenangan tentang beruang madu.

"Tunggu sebentar, kamu Jacob kan? Ayo ngaku, deh!" tukas Eva.

"Ha-ha-ha!" Jacob malah tertawa dibalik kostum badut beruang itu.

Mendengar suara tawa Jacob, Eva bukan main senangnya. Dengan spontan, gadis itu segera memeluk Jacob dengan sangat erat. Mengisyaratkan kerinduannya kepada sang sahabat.

"Jacob! I Miss you so much! Kamu sibuk banget! Sampai-sampai melupakan ku sebagai sahabatmu!" tutur Eva sambil terus memeluk Jacob.

Entah kenapa Eva sangat nyaman berada di dalam pelukan Jacob saat ini.

Sementara sang pria yang sedang dipeluk erat oleh gadis favoritnya, bukan main senangnya sekarang.

Jacob balik memeluk Eva dan menepuk-nepukkan tangannya di punggung gadis itu. Sang pria sangat bahagia saat mendengar jika Eva ternyata juga sangat merindukan dirinya.

Akan tetapi kata sahabat yang diucapkan oleh Eva kepadanya, menorehkan luka tersendiri di hati Jacob. Namun dia mencoba untuk menyembunyikannya dari sang gadis.

"Ini benar-benar mengagumkan! Terima kasih, badut beruang, sudah memberikan kejutan untukku," celutuk Eva.

Jacob tersenyum, dia baru saja melepas kostum badut beruang itu. Keringat mengucur deras dari kedua dahinya. Eva segera menyekanya dengan tisu.

"Nah ... sekarang, apakah kamu mau berbagi waktu mu hari ini dengan ku?" ucap Jacob penuh harap.

"Tentu saja! Ayo kita pergi."

Mereka kan pun meninggalkan kafe, menuju ke arah parkiran. Keduanya melangkah sambil bergandengan tangan

tertawa, bercanda, dan melupakan sejenak kehidupan sibuk mereka. Jacob merasa senang bisa melihat senyuman Eva, meskipun hanya sejenak.

Sementara Radit terlihat mengepalkan tangannya saat tahu jika ternyata Eva telah memiliki seseorang yang spesial di hidupnya.

*)Friendzone adalah situasi yang terjadi ketika dua orang bersahabat dan salah satunya naksir kepada yang lainnya. Sementara yang lainnya menganggap tidak lebih dari sekadar teman. Dengan kata lain, ini merupakan istilah modern cinta bertepuk sebelah tangan.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Related chapters

  • DIKEJAR CINTA 4 MILIYARDER TAMPAN    BAB. 3 Tinggal Ada Kiran dan Josie

    Setelah menyelesaikan konsultasi skripsi dengan dosen pembimbing mereka, Josie dan Kiran berjalan beriringan di sepanjang koridor kampus, menuju kafetaria. Matahari Kota Jakarta yang terik tampak menyorot dari celah-celah pepohonan rindang, membuat bayangan bergerak mengikuti langkah mereka. Josie menghela napas lega, "Akhirnya, bimbingan skripsi selesai juga hari ini. Rasanya seperti beban berat terangkat."Kiran mengangguk setuju sambil merapikan rambutnya yang tertiup angin. "Iya, setidaknya kita sudah dapat panduan untuk revisi selanjutnya. Gimana kalau kita temui Eva di kafetaria dulu? Siapa tahu dia masih di sana."Josie mengeluarkan ponselnya dan memeriksa pesan yang baru saja masuk. Wajahnya seketika berubah saat membaca pesan itu. "Tunggu sebentar, Kiran. Eva bilang dia lagi sama Kak Jacob di suatu tempat. Katanya mau menghabiskan waktu sama Jacob yang super sibuk."Kiran tersenyum kecil, "Ah, Kal Jacob lagi. Mereka memang nggak bisa dipisahkan ya. Ya sudah, berarti kita

    Last Updated : 2025-04-09
  • DIKEJAR CINTA 4 MILIYARDER TAMPAN    BAB. 4 Melawan Kemacetan Demi Bertemu Gadis Impian

    Di sebuah gedung perkantoran megah dengan dinding kaca yang menjulang tinggi, suasana siang itu tampak sibuk seperti biasa. Para karyawan berlalu-lalang dengan berkas-berkas di tangan mereka, dan beberapa tampak sedang berdiskusi serius di sudut-sudut ruangan. Sedangkan di lantai paling atas, di dalam sebuah kantor besar yang didominasi oleh perabotan modern dan minimalis, Fritz Eliot Hez, seorang CEO muda yang sangat tampan, tampak berjalan mondar-mandir dengan wajah cemas.Fritz baru saja menerima pesan penting dari asistennya, Arga. Kiran, gadis yang telah mencuri hatinya sejak lama, sedang berada di sebuah kafe di mall Senayan City. Fritz berhenti sejenak, menarik napas dalam-dalam, lalu mengambil telepon genggamnya dan mulai menghubungi sahabatnya, Harvey.Fritz :“Harvey, kamu di mana sekarang?” tanya Fritz dengan nada terburu-buru.Harvey :“Aku lagi di kantor. Ada apa, Fritz?” jawab Harvey dari ujung telepon dengan nada penasaran.Fritz :“Kamu mungkin nggak akan percaya ap

    Last Updated : 2025-04-09
  • DIKEJAR CINTA 4 MILIYARDER TAMPAN    BAB. 5 Menuju Puncak Bogor

    Mobil sport berwarna hitam yang dikendarai Isaac melaju dengan kecepatan stabil, melintasi jalanan Kota Jakarta yang semakin ramai dengan lalu lintas pagi. Isaac, seorang CEO muda yang penuh karisma, tampak santai di belakang kemudi. Di sebelahnya, Leticia duduk dengan perasaan campur aduk antara bingung, penasaran, dan sedikit kesal. Isaac baru saja menjemputnya dari kampus dengan cara yang tidak biasa, dia tiba-tiba muncul di depan gerbang kampus dengan mobilnya, mengejutkan Leticia yang baru selesai dengan kelas paginya."Aku masih nggak percaya kamu datang ke kampusku tadi." Leticia membuka percakapan dengan nada setengah mengeluh, namun ada sedikit senyuman di sudut bibirnya. "Kamu bikin heboh satu kampus, tahu!"Isaac tertawa kecil sambil melirik Leticia dengan tatapan nakal. "Aku kan cuma mau bikin kejutan. Lagipula, kapan lagi aku bisa jemput seorang gadis cantik langsung dari kampusnya?"Leticia mendengus, mencoba menahan senyumnya. "Ya, ya, terserah kamu deh. Tapi sekara

    Last Updated : 2025-04-09
  • DIKEJAR CINTA 4 MILIYARDER TAMPAN    BAB. 6 Sehari Bersama Evanora

    Di tempat lain di Kota Jakarta,Jacob, CEO muda yang penuh pesona dengan rambut hitam yang tertata rapi dan setelan kasual yang elegan, tampak sangat antusias hari itu. Dia baru saja menjemput Evanora, sahabat baik sekaligus gadis yang diam-diam dia cintai sejak dulu, dari kampusnya. Meskipun mereka sudah lama bersahabat, perasaannya pada Evanora selalu disembunyikan dengan baik di balik senyum dan candaannya. Hari ini, Jacob berencana memberikan kejutan istimewa untuk Evanora dengan mengajaknya menjelajahi dunia bawah laut di Jakarta Aquarium Safari.Evanora, yang baru saja selesai dengan kelas paginya, tampak terkejut dan senang ketika dengan beraninya Jacob menggandeng tangannya keluar dari kafetaria kampus. "Jacob! Kita mau ke mana ?" tanyanya dengan senyum lebar yang menunjukkan deretan giginya yang putih dan rapi. Mata hitamnya berbinar penuh kegembiraan.Jacob tersenyum dan menjawab dengan nada ceria, "Aku pikir hari ini kita perlu istirahat dari segala rutinitas, jadi aku da

    Last Updated : 2025-04-09
  • DIKEJAR CINTA 4 MILIYARDER TAMPAN    BAB. 7 Kejutan Untuk Josie

    Setelah bertemu di sebuah kafe, di Mall Senayan City, Harvey dan Fritz langsung menyapa Josie dan Kiran. Mereka berempat berbicara sejenak, mengobrol tentang rencana mereka untuk hari itu. Fritz kemudian memutuskan untuk mengajak Kiran ke suatu tempat yang tidak disebutkan, meninggalkan Harvey dan Josie untuk tetap berada di dalam mall.Josie, dengan senyum manisnya yang selalu membuat jantung Harvey berdegup lebih cepat, menatapnya dengan penuh semangat. "Kak Harvey, aku ingin ke toko buku. Ada beberapa novel yang ingin aku beli. Kamu mau ikut?"Harvey, seorang pengusaha sukses yang sudah lama menyukai Josie, tentu saja tidak menolak. “Tentu saja, Josie. Aku akan senang menemanimu,” jawabnya dengan senyum yang tidak pernah pudar dari wajahnya. Mereka berdua lalu berjalan berdampingan menuju toko buku, melewati keramaian mall dengan percakapan ringan.Setibanya di toko buku, Josie langsung menuju ke rak novel favoritnya. Dia tampak sangat antusias, matanya berbinar saat melihat der

    Last Updated : 2025-04-09
  • DIKEJAR CINTA 4 MILIYARDER TAMPAN    BAB. 8 Keinginan Terdalam Josie

    Setelah menikmati tantangan adrenalin di sirkuit Sentul yang penuh dengan tikungan tajam dan kecepatan tinggi, Harvey dan Josie meninggalkan lintasan dengan penuh semangat. Keduanya memutuskan untuk melanjutkan sore mereka di Teras Sentul, sebuah kafe yang menawarkan pemandangan pegunungan dan suasana tenang. Cuaca yang teduh dengan angin sepoi-sepoi menambah kenyamanan mereka.Sepasang muda-mudi itu memilih untuk duduk di sudut kafe yang menghadap langsung ke perbukitan hijau. Harvey lalu memesan dua mocktail jus buah, sementara Josie memilih beberapa camilan khas Indonesia antara lain klepon dengan gula merah yang meleleh di dalamnya, moci yang kenyal, dan beberapa kue tradisional lainnya seperti kue putu dan lemper. Josie tersenyum kepada pria tampan itu sambil menyantap kue klepon, “Kamu tahu, Kak Harvey, hari ini benar-benar sangat menyenangkan! Rasanya sudah lama aku tidak merasa se-excited ini.”Harvey mengangguk sambil tersenyum. “Oh, yeah?” tutur Harvey sambil tersenyum.“

    Last Updated : 2025-04-09
  • DIKEJAR CINTA 4 MILIYARDER TAMPAN    BAB. 9 Sehari Bersama Kiran

    Setelah berpisah dengan Harvey dan Josie di Mall Senayan City, Fritz mengarahkan mobilnya ke area Jakarta Utara. Di sampingnya duduk Kiran, gadis yang selama ini diam-diam disukai olehnya. Saat ini Kiran mengenakan gaun sederhana berwarna pastel yang membuatnya terlihat anggun dan bersahaja. Di dalam mobil, suasana awalnya sedikit canggung. Fritz mencoba mengalihkan perhatiannya dari kecantikan Kiran dengan memusatkan pandangannya ke jalan. “Oh iya, Kiran,” kata Fritz akhirnya, memecah keheningan.“Kamu bilang tadi bawa mobil sendiri bersama Josie, ya?”Kiran menoleh dan tersenyum kecil. “Iya, tadi aku memang bawa mobil sendiri. Tapi sekarang Josie sama Harvey. Jadi mobilku masih di parkiran.”Fritz mengangguk. “Kalau begitu, biar asistennya aku, Arga, yang urus mobilmu. Nanti dia bisa jemput mobil kamu di sana dan bawakan ke rumahmu.”Kiran tampak terkejut tapi senang mendengar tawaran itu. “Wah, terima kasih banyak, Fritz. Kamu benar-benar baik.”“Apa sih yang nggak buat kamu, Ki

    Last Updated : 2025-04-09
  • DIKEJAR CINTA 4 MILIYARDER TAMPAN    BAB. 10 Menikmati Waktu Bersama

    Kembali kepada Isaac dan Leticia,Setelah puas menikmati pemandangan hamparan kebun teh di puncak Bogor, Isaac dan Leticia pun lalu melanjutkan perjalanan menuju Puncak Pas Cisarua. Mereka menyusuri jalan yang berkelok dengan suasana pegunungan yang sejuk, diselingi dengan percakapan ringan di dalam mobil.“Sampai juga kita di Puncak Pas, Leticia,” ucap Isaac dengan nada semangat setelah mereka memasuki area tersebut.Leticia, yang duduk di sebelahnya, tersenyum tipis. “Iya, akhirnya. Setelah perjalanan panjang, ya,” jawabnya sambil memandang ke luar jendela mobil, melihat pemandangan yang begitu memukau dengan kabut tipis yang mulai turun, menambah suasana sore yang syahdu.Isaac memarkir mobil di sebuah area parkir dekat kafe yang cukup terkenal di kalangan wisatawan. Kafe ini dikenal dengan suasananya yang nyaman dan menyajikan berbagai camilan khas Bogor yang menggugah selera. “Ayo, kita nongkrong sebentar di kafe itu. Aku dengar kafe tersebut menyajikan makanan khas Bogor yang e

    Last Updated : 2025-04-11

Latest chapter

  • DIKEJAR CINTA 4 MILIYARDER TAMPAN    BAB. 15 Menunjukkan Kebolehan Dalam Dunia Bisnis

    Pagi yang cerah,Di sebuah hotel mewah di pusat Kota Jakarta, sebuah seminar tingkat nasional tentang kepemimpinan sedang berlangsung. Pagi itu, ruangan seminar dipenuhi oleh para CEO muda dan pengusaha sukses yang berpengalaman, semuanya hadir untuk berbagi pandangan dan memperluas jaringan koneksi usaha mereka. Di antara peserta yang menonjol adalah empat CEO muda yang masih baru di dunia bisnis, namun sudah menunjukkan potensi luar biasa. Mereka adalah Fritz, Isaac, Harvey, dan Jacob.Keempat pria tampan tersebut duduk di barisan depan, mengenakan setelan jas yang sangat rapi dengan raut wajah yang sedikit gugup. Bagaimana tidak, di antara para peserta, ada beberapa tokoh besar dunia bisnis yang mereka sangat hormati, termasuk ayah dari gadis-gadis yang pria-pria itu sukai. Fritz melirik ke arah belakang, di mana Tuan King, ayah dari Kiran, gadis yang diam-diam disukainya sedang duduk, dan tampak tenang namun penuh wibawa.Isaac juga tak bisa menahan diri untuk sesekali melihat ke

  • DIKEJAR CINTA 4 MILIYARDER TAMPAN    BAB. 14 Strategi Jitu Isaac

    Malam semakin larut ketika Isaac dan Leticia memutuskan untuk meninggalkan puncak Bogor dan kembali ke Jakarta. Mereka berdua baru saja menghabiskan waktu bersama, menikmati suasana sejuk dan pemandangan indah di puncak. Namun, Isaac sadar bahwa waktu sudah terlalu malam. Sang pria sangat tahu bahwa Tuan Rahez, ayah Leticia, adalah orang yang sangat disiplin dan tidak menyukai jika putrinya pulang terlambat. Isaac segera mengambil ponselnya dan mengirim pesan kepada Fritz, sahabatnya sekaligus kakak dari Leticia. Isaac :"Fritz, ini sudah malam. Aku rasa lebih baik kita bertemu di sebuah kafe di Jakarta Selatan. Itu searah dengan rumahmu dan aku bisa mengantarkan Leticia ke sana. Jujur aku takut jika Uncle Rahez marah karena Leticia pulang telat. Kita bisa mengatakan jika kita sedang membahas revisi skripsinya."Tak berapa lama, ponsel Isaac bergetar pertanda ada pesan teks yang masuk. Ternyata sahabatnya membalas dengan cepat.Fritz :"Ide yang sangat bagus, Isaac. Baik, aku akan me

  • DIKEJAR CINTA 4 MILIYARDER TAMPAN    BAB. 13 Harvey Dimarahi Uncle Edward

    Malam hampir tiba di kediaman megah Keluarga Edward, namun suasana di dalam rumah terasa tegang. Tuan Edward mondar-mandir di ruang tamu, wajahnya menunjukkan kekhawatiran yang mendalam. Putri kesayangannya, Josie, belum juga pulang dari kampus, padahal langit sudah mulai gelap.Nyonya Agnes, istri Tuan Edward, duduk di sofa dengan ponsel di tangannya. Dia sudah beberapa kali mencoba menghubungi Josie, akan tetapi tidak ada jawaban. Sang nyonya rumah menghela napas, menatap suaminya yang tampak semakin gelisah.“Mas Edward, tenanglah. Mungkin Josie sedang sibuk dan lupa waktu,” ujar Nyonya Agnes dengan nada menenangkan, meskipun di dalam hatinya, dia juga merasa cemas.Tuan Edward berhenti berjalan dan menatap istrinya dengan mata yang tajam. “Sibuk apa, Agnes? Ini sudah hampir malam! Seharusnya dia sudah pulang. Baiklah aku akan menelepon Isaac dan Jacob,” serunya sambil mengambil ponsel dari saku celananya.Dengan cepat, Tuan Edward menekan nomor Isaac, putra sulungnya. Nada sambun

  • DIKEJAR CINTA 4 MILIYARDER TAMPAN    BAB. 12 Jacob Dimarahi

    Matahari sudah hampir tenggelam ketika Jacob dan Evanora, yang akrab dipanggil Eva, akhirnya sampai di kediaman Keluarga Eva setelah hampir seharian berjalan-jalan mengelilingi Kota Jakarta. Hari ini, mereka mengunjungi berbagai tempat menarik, termasuk Aquarium Safari, menikmati pemandangan kota, dan mencicipi kuliner lokal. Bagi Jacob, hari ini adalah kesempatan berharga untuk bisa menghabiskan waktu bersama Eva, sahabat sekaligus gadis yang diam-diam dirinya cintai.Sesampainya di depan rumah, Jacob keluar dari mobil dan bergegas membukakan pintu mobil untuk Eva. "Terima kasih, Jacob. Hari ini benar-benar menyenangkan," ucap Eva sambil tersenyum hangat.Jacob membalas senyuman itu. "Sama-sama, Eva. Aku senang kamu menikmatinya."Ketika mereka berjalan menuju pintu rumah, Nyonya Arlyn, ibunda dari Eva, sudah menunggu di depan dengan senyum lebar. "Oh, kalian akhirnya pulang juga! Bagaimana hari kalian?" tanyanya dengan penuh antusias.Jacob tersenyum sopan. "Kami baru saja pulan

  • DIKEJAR CINTA 4 MILIYARDER TAMPAN    BAB. 11 Kemarahan Tuan King

    Di Kediaman Elwood, Suasana terasa tegang. Sore itu, matahari mulai tenggelam di ufuk barat, menciptakan bayangan panjang di sepanjang teras rumah mewah milik Keluarga Elwood. Tuan King Elwood, seorang pengusaha kaya raya dengan rambut yang mulai memutih di pelipisnya, tampak mondar-mandir dengan penuh kemarahan. Matanya tajam menatap ke arah Asisten Arga, yang berdiri dengan gelisah di pintu depan rumah. Arga, seorang pria muda dengan setelan rapi, tampak canggung dan sedikit gemetar. Dia baru saja mengembalikan mobil Kiran, putri kesayangan Tuan King, setelah mengantarnya pergi bersama Fritz, CEO muda yang ambisius dan penuh percaya diri. “Kenapa kamu yang mengembalikan mobil ini?” tanya Tuan King dengan suara berat dan penuh curiga. “Di mana Kiran? Dan di mana Fritz?” Arga menelan ludah, merasa tekanan semakin besar. “Maaf, Tuan King. Saya hanya diminta oleh Bos Fritz untuk mengembalikan mobil Nona Kiran. Saat ini mereka masih di luar, seperti ada sedikit urusan penting,” ja

  • DIKEJAR CINTA 4 MILIYARDER TAMPAN    BAB. 10 Menikmati Waktu Bersama

    Kembali kepada Isaac dan Leticia,Setelah puas menikmati pemandangan hamparan kebun teh di puncak Bogor, Isaac dan Leticia pun lalu melanjutkan perjalanan menuju Puncak Pas Cisarua. Mereka menyusuri jalan yang berkelok dengan suasana pegunungan yang sejuk, diselingi dengan percakapan ringan di dalam mobil.“Sampai juga kita di Puncak Pas, Leticia,” ucap Isaac dengan nada semangat setelah mereka memasuki area tersebut.Leticia, yang duduk di sebelahnya, tersenyum tipis. “Iya, akhirnya. Setelah perjalanan panjang, ya,” jawabnya sambil memandang ke luar jendela mobil, melihat pemandangan yang begitu memukau dengan kabut tipis yang mulai turun, menambah suasana sore yang syahdu.Isaac memarkir mobil di sebuah area parkir dekat kafe yang cukup terkenal di kalangan wisatawan. Kafe ini dikenal dengan suasananya yang nyaman dan menyajikan berbagai camilan khas Bogor yang menggugah selera. “Ayo, kita nongkrong sebentar di kafe itu. Aku dengar kafe tersebut menyajikan makanan khas Bogor yang e

  • DIKEJAR CINTA 4 MILIYARDER TAMPAN    BAB. 9 Sehari Bersama Kiran

    Setelah berpisah dengan Harvey dan Josie di Mall Senayan City, Fritz mengarahkan mobilnya ke area Jakarta Utara. Di sampingnya duduk Kiran, gadis yang selama ini diam-diam disukai olehnya. Saat ini Kiran mengenakan gaun sederhana berwarna pastel yang membuatnya terlihat anggun dan bersahaja. Di dalam mobil, suasana awalnya sedikit canggung. Fritz mencoba mengalihkan perhatiannya dari kecantikan Kiran dengan memusatkan pandangannya ke jalan. “Oh iya, Kiran,” kata Fritz akhirnya, memecah keheningan.“Kamu bilang tadi bawa mobil sendiri bersama Josie, ya?”Kiran menoleh dan tersenyum kecil. “Iya, tadi aku memang bawa mobil sendiri. Tapi sekarang Josie sama Harvey. Jadi mobilku masih di parkiran.”Fritz mengangguk. “Kalau begitu, biar asistennya aku, Arga, yang urus mobilmu. Nanti dia bisa jemput mobil kamu di sana dan bawakan ke rumahmu.”Kiran tampak terkejut tapi senang mendengar tawaran itu. “Wah, terima kasih banyak, Fritz. Kamu benar-benar baik.”“Apa sih yang nggak buat kamu, Ki

  • DIKEJAR CINTA 4 MILIYARDER TAMPAN    BAB. 8 Keinginan Terdalam Josie

    Setelah menikmati tantangan adrenalin di sirkuit Sentul yang penuh dengan tikungan tajam dan kecepatan tinggi, Harvey dan Josie meninggalkan lintasan dengan penuh semangat. Keduanya memutuskan untuk melanjutkan sore mereka di Teras Sentul, sebuah kafe yang menawarkan pemandangan pegunungan dan suasana tenang. Cuaca yang teduh dengan angin sepoi-sepoi menambah kenyamanan mereka.Sepasang muda-mudi itu memilih untuk duduk di sudut kafe yang menghadap langsung ke perbukitan hijau. Harvey lalu memesan dua mocktail jus buah, sementara Josie memilih beberapa camilan khas Indonesia antara lain klepon dengan gula merah yang meleleh di dalamnya, moci yang kenyal, dan beberapa kue tradisional lainnya seperti kue putu dan lemper. Josie tersenyum kepada pria tampan itu sambil menyantap kue klepon, “Kamu tahu, Kak Harvey, hari ini benar-benar sangat menyenangkan! Rasanya sudah lama aku tidak merasa se-excited ini.”Harvey mengangguk sambil tersenyum. “Oh, yeah?” tutur Harvey sambil tersenyum.“

  • DIKEJAR CINTA 4 MILIYARDER TAMPAN    BAB. 7 Kejutan Untuk Josie

    Setelah bertemu di sebuah kafe, di Mall Senayan City, Harvey dan Fritz langsung menyapa Josie dan Kiran. Mereka berempat berbicara sejenak, mengobrol tentang rencana mereka untuk hari itu. Fritz kemudian memutuskan untuk mengajak Kiran ke suatu tempat yang tidak disebutkan, meninggalkan Harvey dan Josie untuk tetap berada di dalam mall.Josie, dengan senyum manisnya yang selalu membuat jantung Harvey berdegup lebih cepat, menatapnya dengan penuh semangat. "Kak Harvey, aku ingin ke toko buku. Ada beberapa novel yang ingin aku beli. Kamu mau ikut?"Harvey, seorang pengusaha sukses yang sudah lama menyukai Josie, tentu saja tidak menolak. “Tentu saja, Josie. Aku akan senang menemanimu,” jawabnya dengan senyum yang tidak pernah pudar dari wajahnya. Mereka berdua lalu berjalan berdampingan menuju toko buku, melewati keramaian mall dengan percakapan ringan.Setibanya di toko buku, Josie langsung menuju ke rak novel favoritnya. Dia tampak sangat antusias, matanya berbinar saat melihat der

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status