Share

DIBUAT BANGKRUT ISTRI
DIBUAT BANGKRUT ISTRI
Penulis: RENA ARIANA

Bab 1

Penulis: RENA ARIANA
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

DIBUAT BANGKRUT ISTRI

 

Langkahku membawa Vina-perempuan yang telah resmi menjadi istriku hari ini, seperti membuat Rani-Istriku tidak menyukai kehadirannya. Wajah yang semula berseri penuh kehangatan, tetiba berubah menjadi wajah yang tak bersahabat saat aku datang dan memberi tahu padanya, kalau aku telah menikahinya.

 

"Ran, Vina perempuan yang baik. Aku mencintai dia. Lebih baik aku menikahinya daripada harus berzinah bukan?" lirihku membuka suara. Sedang Rani masih terdiam. Bahkan dia seakan membuang muka tak ingin menatap kami.

 

Kali ini, ucapanku berhasil menarik perhatiannya. Terbukti saat Rani Kembali memalingkan wajah menatap ke arah kami. Sedangkan Vina masih terdiam. 

 

"Kamu bilang, Vina perempuan yang baik? Kalau dia perempuan baik, tidak mungkin mau menyakiti hati perempuan lain dengan mau menikah denganmu, Mas!" 

 

"Seharusnya, kamu itu minta izin sama aku kalau mau menikah dengan karyawanmu ini!" tunjuk Rani. "Bukan tiba-tiba membawanya datang ke rumah ini dan berkata kalau kalian telah resmi menikah! Aku juga punya hak untuk menolak pernikahan kalian!" 

 

"Dan kamu, Vina! Bukankah kamu tahu kalau bosmu itu sudah memiliki seorang istri?" tanyanya pada Vina. Vina melirik ke arahku. Aku sendiri tak mengerti kenapa bisa mencintai Vina. Bahkan aku yang sangat ber-ambisi. Apa karena sikap perhatiannya yang membuat aku jatuh cinta? Yang pasti ada keinginan dalam diri ini untuk memiliki Vina seutuhnya. 

 

"Kamu jangan salahkan, Vina! Ini memang kemauanku. Beberapa kali Vina menolak, tapi aku terus meyakinkan," jawabku.

 

"Yang aku butuhkan, jawaban dari mulut Vina! Bukan dari mulutmu, Mas Anton!" 

 

"Cinta! Cinta yang membuat kami menikah! Tak peduli sekalipun Mas Anton telah menikah. Aku rela menjadi istri kedua!" ucap Vina seraya menggenggam erat tanganku. Rani hanya terdiam. Wajahnya menunjukkan keangkuhan, seakan menyepelekan jawaban Vina.

 

"Jika kamu pun bertanya padaku, maka aku akan menjawab hal yang sama dengan, Vina!" imbuhku.

 

"Ternyata candamu ingin menikah lagi setelah sukses, bukan hanya sebuah candaan, Mas! Itu memang sudah menjadi niat dalam dirimu! Aku menyesalkan telah mendoakanmu menjadi sukses!" ucapnya seraya bangkit dari duduknya dan bergegas menuju ke arah kamar. Aku hanya memandang setiap langkah kakinya.

 

Bruk!

 

Terdengar suara pintu dibanting sangat kencang.

 

"Mas, kalau nanti toko kita sukses, apa yang kamu inginkan?" Aku teringat pertanyaan Rani saat pertama membuka toko bahan bangunan.

 

"Aku mau menikah lagi!" jawabku saat itu. Namun, aku hanya bercanda dan berniat ingin menggodanya.

 

"Awas saja kalau berani! Pokoknya aku balas!" Apakah mungkin dia akan membalasku? Tapi dia itu perempuan, mana mungkin akan membalasku menikah lagi? Tidak ada dalam sejarah, istri memiliki dua suami.

 

"Mas Anton! Kamu kenapa melamun? Ayok kita istirahat ke kamar. Dimana kamar kita?" tanya Vina. 

 

"Kamu mau di kamar mana? Atas bawah atau?"  

 

"Kamar yang bersebelahan dengan kamar, kamu dan Rani!" Belum sempat aku melanjutkan ucapanku, Vina telah memotongnya.

 

"Kamar lain saja," ujarku. Tidak mungkin juga menempati kamar yang bersebelahan dengan Rani, bukankah akan menambah sakit hati Rani nantinya? 

 

Percuma aku menjelaskan pada Vina, karena dia terus bersikeras dengan kemauannya. Akhirnya, kami pun menempati kamar yang bersebelahan dengan Rani 

 

***

 

"Pagi hari setelah kami bangun, tidak ada makanan apapun di meja makan. Biasanya Rani sudah menyiapkan sarapan. 

 

"Ran! Rani!" panggilku.

 

"Apa si, Mas? teriak-teriak!" sahutnya sambil mengucek mata. Ternyata dia baru bangun. Pantas saja tidak ada sarapan. 

 

"Kamu baru bangun?" tanyaku sedikit kesal.

 

"Iya! Emang kenapa?" Mataku membulat tak percaya.

 

"Harusnya kamu bikin sarapan!" Aku sedikit emosi karena mendengar jawabannya seperti itu.

 

"Kamu 'kan sudah punya istri baru. Jadi, keperluan kamu, biar istri barumu yang urus. Aku juga ingin kembali pada kesibukan lama."

 

"Maksudnya?" tanyaku penasaran.

 

"Ya aku mau kerja lah. Ngapain juga aku di rumah, suntuk! Suruh nemenin istri baru kamu dan melayaninya? Maaf deh, Mas. Kamu ngimpi!" jawabnya.

 

"Aku tidak mengijinkan kamu bekerja, Rani! Kamu dan Vina di rumah saja! Biar aku yang memberi kalian uang. Biarlah, bekerja menjadi tanggung jawabku!" 

 

"Oh uang dari kamu itu wajib! Toko itu kan milik aku dan kamu! Mulai saat ini, aku ikut ambil alih! Aku mau kita bagi hasil setiap bulan dari penjualan itu! Satu lagi, keuntungan bagi hasil kita, itu di luar jatahku!" tegasnya seraya kembali bergegas ke kamar.

 

"Mas! Kok begitu? Istri pertama kamu rakus banget sih!" protes Vina. 

 

"Nggak bisa gitu, Mas. Kamu harus dapat bagian paling besar. Biar saja aku yang membantu kamu mengatur keuangan," ucap Vina. Aku masih diam saja tak menanggapi. Sejak kapan, Rani berani melawanku. 

 

Karena Vina tak bisa memasak, kami pun memutuskan memesan makanan online dan menunggu di meja makan.

 

Setelah setengah jam menunggu, makanan yang kami pesan tak kunjung datang. Justru yang datang Rani dengan pakaian rapi. 

 

"Mas kunci mobil! Sama kunci laci toko!" pinta Rani membuatku kaget. 

 

"Untuk apa?" tanyaku

 

"Aku mau ikut jaga toko biar pembukuan-nya jelas! Siapa tahu bisa segera dapat suami baru juga. Iya kali, ada pria kaya yang memborong matrial dan bisa menjadi suami baruku," cetusnya.

 

"Mana cepetan! Lama! Ambil kunci mobil dan kunci laci!" suruhnya.

 

"Vin, tolong ambilkan di kamar." Dengan wajah masam Vina pun bergegas. Tak lama dia kembali dan menyerahkan pada Rani.

 

"Terima kasih, Karyawan handalku. Sangking handalnya bisa menjadi istri dari bosnya. Hebat!" cibir Rani pada Vina.

 

Kenapa sifat Rani jadi aneh begitu? Biasanya dia sangat acuh dengan urusan keuangan. Kenapa justru sekarang dia ikut ambil andil?

 

"Mas! Kok bengong?!" Vina menepuk pundakku. 

 

"Tidak apa-apa " jawabku ketus.

 

'Selama semuanya tidak diambil alih dan mau berbagi, tidak masalah untukku. Yang jadi masalah kalau semuanya diatur oleh Rani. Bisa bangkrut aku jadi laki-laki.'

 

Mak Othor: Sukurin lo! Emang enak....ketawa jahat. Huahhahahaha😂😂🙏🙏

Komen (4)
goodnovel comment avatar
Isabella
rasain biar di habissin rani
goodnovel comment avatar
syamsinar 70
ini baru istri pertama keren .........
goodnovel comment avatar
Sri Wahyuni
Bagus rani bikin jadi gembel aja
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • DIBUAT BANGKRUT ISTRI   Bab 2

    "Mas, kamu nggak punya pembantu?" tanya Vina. Aku melirik ke arahnya."Pembantu buat apa?""Ya, pembantu! Buat masak, nyuci baju, beres-beres rumah.""Kan ada kamu. Ada Rani juga. Ngapain pake pembantu?" Buang-buang uang saja pake pembantu segala rupa."Ih, kok gitu? Enak saja! Idih, masa aku nikah sama bos yang punya toko jadi pembantu. Ogah, Mas! Oooggahhh!" pekiknya terdengar nyaring di telinga."Katanya cinta? Kalau cinta harus terima dong!" sungutku. Entah, aku jadi merasa sedikit kesal karena ulah Rani tadi."Cinta sih cinta, Mas! Tapi nggak begini juga kali!" protesnya. "Pokoknya hari ini juga, harus ada pembantu, Mas. Aku nggak mau ya kalau cuci baju send

  • DIBUAT BANGKRUT ISTRI   Bab 3

    "Ran, mana kunci mobilnya. Aku mau ajak Vina pulang. Kasihan ini pingsan.""Heleh, enak saja kamu ngomong. Tidak bisa! Kalau mau mobil, beli saja sendiri. Tapi ingat, belinya pakai uang hasil kalian berdua!" ucap Rani.Halah! Mau pakai mobil saja banyak cingcong ini perempuan. Lihat saja nanti di rumah."Kohar!!!!!" teriakku."Iya, Pak." Kohar langsung berlari menghampiri."Kamu ikut saya pulang. Jaga Vina! Pegangi Vina, kita naik motor bertiga," suruhku. Malu sekali rasanya. Tapi mau bagaimana lagi."Kita bonceng bertiga, Pak? Nanti kalau ada polisi kita ditilang bagaimana, Pak?" tanyanya. Iya juga si. Benar juga ucapan Kohar.

  • DIBUAT BANGKRUT ISTRI   Bab 4

    POV VinaSelama di danau Mas Anton terus melamun. Entah, mungkin dia sibuk dengan pikirannya sendiri. Kasihan juga melihatnya seperti ini. Tapi bagaimana lagi? Aku juga sedikit kesal dan kecewa. Mau tidak mau harus tetap kujalani karena sudah menjadi pilihan. Rasanya menjadi aku kali ini itu, nano-nano. Tapi lebih banyak kesalnya. Bagaimana tidak seperti itu? Aku berharap hidup enak menikahi bosku. Malah jadi seperti ini. Siapa sangka juga Rani yang lembut bisa berubah seperti singa yang garang hendak menerkam.Sekarang begini, normal bukan aku mencintai bosku? Mas Anton tampan! Kaya! Dia juga perhatian. Jadi wajar aku menaruh hati padanya. Mana aku tahu kalau ternyata tidak bisa menyimpan perasaan cintaku padanya. Justru setelah dia membalas perhatianku, aku mulai agresif. Aku juga yang mulai mengirim pesan untuknya. Sekedar say hello. Hubungan itu berlanjut setel

  • DIBUAT BANGKRUT ISTRI   Bab 5

    POV Rani(KUBUAT PELAKOR MENDERITA)Tega sekali Mas Anton berkata aku mandul. Normal bukan, sebagai perempuan aku merasa sedih dimaki mandul? Memang sudah 4 tahun aku menikah dengan Mas Anton dan belum memiliki keturunan. Tapi bukan berarti aku mandul. Banyak kok di luar sana yang bahkan sudah sepuluh tahun menikah belum dikaruniai anak. Tapi suaminya setia. Memberi semangat pada istrinya. Bukan menikah lagi. Memang tidak ada larangan suami menikah lagi asal mampu berbuat adil. Namun, tidak semua perempuan juga, mau menerima pernikahan kedua suaminya. Hanya perempuan pilihan yang memiliki kelebihan rasa sabar sehingga mampu menerima dengan ikhlas jika suaminya menikah lagi. Bukan perempuan seperti aku yang tidak mau berbagi. Iya, aku tidak mau. Bahkan membayangkan suami mendua pun aku tak mampu. Tapi takdir berkata lain, aku yang sangat menentang, tapi memilikinya.

  • DIBUAT BANGKRUT ISTRI   Bab 6

    POV Vina(Kopi Sepesial)'Brengsek banget si Rani. Gue kerjain mampus lo. Lah, mau bertingkah kaya apa sebagai nyonyah di rumah ini, aku tak peduli. Aku akan tetap tinggal disini sampai kami dapat-kan hak kami.'"Vina! Cepatan kopinya lelet banget!" teriaknya."Hem, Lo minum nih, kopi campur air liur gue! Bagus gue lo jadiin babu. Gue bisa leluasa kasih racun buat lo.""Vin lagi ngapain?" tanya Mas Anton. Mengagetkan saja."Ini istri pertama-mu minta dibuatin kopi. Aku kerjain saja!" jawabku singkat."Kamu kerjain gimana?" tanyanya."Aku kasih air liur! Ini kopi sudah kecampur sama air ludahku. Habis kesal.""Jangan seperti itu, Vin. Meski begitu dia istriku.""Tapi dia itu sudah tidak menganggap, Mas suaminya! Sudah biarkan saja!" Mas Anton terdiam."Vina! Lama banget sih! Cepetan!" Ya Tuhan, bikin geregetan saja manusia sa

  • DIBUAT BANGKRUT ISTRI   Bab 7

    POV Rani(Diam-Diam gugat cerai)"Vina! Kamu pergi deh sama suamimu sana! Terserah mau kemana! Kalian 'kan belum sarapan. Cari makan sana! Sama cari pekerjaan apa kek. Aku sumpek lihat muka kalian. Rasanya ingin menghajar habis-habisan!" ucapku. Aku ingin membicarakan sesuatu dengan Mbak Winda. Kalau ada mereka takutnya menguping. Tak lama pria tak tahu diri itu juga muncul. Sepertinya pria itu sudah selesai mandi.Cup!Ah, tiba-tiba saja aku teringat saat Mas Anton memeluk tubuhku dari belakang dan memberikan kecupan manis di tengkuk sebelum pergi ke toko. Biasanya setelah mandi dan bersiap dia melakukan itu.Aku tak menyangka, dia malah mendua. Benci sekali rasanya! Ya Allah, aku masih belum bisa melupakan rasa sakitku. Seseorang

  • DIBUAT BANGKRUT ISTRI   Bab 8

    POV Winda(Ketemu Mantan Suami)Tidak menyangka. Aku ikut Rani ke tokonya malah ketemu Mas Galang. Entah kenapa, jiwa sombongku muncul begitu saja. Aku ingin menunjukkan padanya, bahwa aku baik-baik saja ditinggal olehnya."Rani, Mbak dan Ayu masuk duluan ya." Rani terlihat bingung. Namun, sepertinya dia juga mengerti kenapa aku tiba-tiba ingin masuk duluan ke toko.Saat sampai di dalam, ternyata Mas Galang sedang memilih sesuatu. Dia datang bersama anak dan istrinya. Kulihat, istri-nya sekarang nampak kumel. Tidak seperti dulu saat menggoda Mas Galang. Penampilannya sangat cantik. Uhu, dulu kan si pelakor itu kerja di tempat malam, dan Mas Galang mengenalnya di sana. Bagaimana ya, reaksi Mas Galang bila melihatku."Ehem! Aku berdehem. Kutatap mantan suami

  • DIBUAT BANGKRUT ISTRI   Bab 9

    POV WINDA(MANTAN SUAMI MENYESAL)[P][P][Tes][Tes][Tes]Aku bingung, nomor siapa tiba-tiba mengirim pesan tanpa nama. Namun, saat kulihat bagian profil nampak sebuah nama GALW … Aku si berpikir Mas Galang.Senyumku mengembang begitu saja layaknya bunga mawar yang mekar. Jelas senyum dong, ternyata mantan yang menghubungi. Apalagi mantan yang menyakiti. Apakah semua perempuan akan merasa senang kalau tiba-tiba mantan datang? Atau hanya aku yang senang? Hahahaha ….[Assalamualaikum, Wind. Simpan y

Bab terbaru

  • DIBUAT BANGKRUT ISTRI   Ending

    POV YUDHASampai di kamar, aku coba untuk kembali menghubungi Cintia. Tak menyerah! Sampai teleponku mendapat jawaban aku terus berusaha menghubunginya."Halo." Tiba-tiba terdengar suara seraknya. Sepertinya dia baru bangun tidur."Halo, kamu dimana? Kenapa bikin aku khawatir?" tanyaku dengan nada suara terdengar panik."Maaf, Mas. Aku hanya ingin menenangkan diri. Aku ada di hotel bersama Afi," jawab Cintia."Hotel mana? Aku jemput yah sekarang. Aku udah dapat rumahnya. Kita pindah. Aku bukan lagi kontrak rumah, tapi aku beli rumah untuk kamu. Untuk kita. Rumah yang sudah lengkap dengan isinya. Pasti kamu suka. Maafin aku ya kemarin sempat marah sama kam

  • DIBUAT BANGKRUT ISTRI   Bab 61

    Sampai di cafe terdekat, aku langsung mengambil meja paling pojok. Setelah itu pelayan datang menghampiri. Langsung aku pun memesan makanan. "Afi mau pesan apa?""Nasi goreng daging dengan telur ceplok setengah matang, Ma. Sama pesan lemon tea," ucapnya."Mbak pesan itu aja dua. Sedang ya jangan terlalu pedas," ujarku pada Pelayan. Mbak Pelayan itu pun mengangguk dan segera beranjak.Sungguh, dalam keadaan seperti ini, aku kembali teringat dengan Mas Reno. Aku kira hatiku sudah mampu menerima Yudha seutuhnya, tapi ternyata tidak. Laki-laku itu sama sekali belum sepenuhnya memenangkan hatiku. Dan yah, mungkin aku menikahinya karena atas dasar rasa kasihan melihat perjuangannya. Atau aku mau menikah dengannya karena Afi? Afi menganggap Yudha Ayahnya.

  • DIBUAT BANGKRUT ISTRI   Bab 60

    Pov Rani"Bang aku kok gak bisa tidur ya? Kepikiran nasib Vina," lirihku karena mataku masih terjaga. Bang Roel langsung mengusap rambutku dengan lembut dan mencium pucuk kepalaku."Iya. Abang juga kasihan. Doakan saja yang terbaik. Apa kita coba tengok ke kampung halamannya?""Ide bagus tuh, Bang. Tapi anak-anak kasihan kalau harus dibawa pergi jauh. Pasti mereka kecapekan, Bang," ujarku."Iya juga sih. Besok Abang bicarakan dengan Yudha," ujarnya."Dia lagi malam pertama pasti, Bang.""Abang juga mau malam pertama kita diulang. Boleh?" ijinnya sembari menatap dalam mataku.

  • DIBUAT BANGKRUT ISTRI   Bab 59

    POV RANIMalam ini seperti biasa kami berkumpul di ruang tamu. Hujan sedari siang tadi masih belum berhenti. Justru semakin deras. Sudah pukul delapan malam Yudha belum juga pulang. Begitupun dengan Dita. Ponsel mereka tidak aktif sama sekali. Kemana mereka pergi.Ting … nong ….!Terdengar suara bel berbunyi. Segera ART kami berlari membukakan pintu. Mungkin Yudha dan Dita."Assalamualaikum!" ucap Dita."Walaikumsalam!" jawab kami serempak. Segera adik Iparku itu berjalan menghampiri kami."Baru pulang?" tanyaku."Ya, Mbak. Tadi aku mampir dulu di restoran makan. Hujannya bikin male

  • DIBUAT BANGKRUT ISTRI   Bab 58

    POV CINTIA"Jangan melamun, Nak. Apa yang kamu pikirkan? Kenapa seperti hilang konsentrasi?" sapa Ibu mertua saat aku tengah membuat sarapan pagi ini. Aku tersenyum pada mertuaku sambil menggenggam tangannya."Tidak ada, Bu. Setelah berpikir semalaman, memang ada baiknya aku mencoba membuka diri untuk menerima Mas Yudha," ujarku lirih. Tak kusangka ku lontarkan juga kata-kata ini."Alhamdulillah. Memang sebaiknya begitu. Terlebih Afi pun sudah sangat dekat dengan Yudha," ucap Ibu. 'Bukan hanya dekat, Bu. Tapi Afi bilang sosok Ayahnya ada pada Yudha. Aku tidak boleh egois. Tidak menutup kemungkinan jika suatu saat Yudha bisa bersama orang lain, lantas bagaimana dengan Afi. Aku tidak mau itu kembali terjadi."Iya, Bu," ucapku coba tersenyum sambil membawa nasi go

  • DIBUAT BANGKRUT ISTRI   Bab 57

    POV RANIHari terus berlalu seiring berjalannya waktu. Setelah beberapa bulan ini, sejak bertemu dengan Vina, aku tidak pernah lagi mendengar kabar tentangnya. Terakhir dia mengabari sudah berada di kampung dan sampai saat ini tidak pernah lagi memberi kabar. Nomor yang digunakan untuk menghubungiku juga sudah tidak pernah aktif lagi. Pernah aku coba hubungi untuk menanyakan kabarnya, tapi tidak bisa. Apapun itu, semoga saja keadaan Vina membaik. Diangkat segala penyakitnya supaya bisa menjalani hidup dengan baik.Dalam beberapa bulan ini banyak yang terjadi. Sekarang Damar dan Wulan sudah berusia 7 bulan. Keduanya tumbuh sehat. Mereka sudah bisa mengucapkan kata mama atau papa, juga sudah mulai bisa tengkurap, dan bahkan berguling untuk berpindah dari satu sisi tempat tidur ke sisi lainnya. Pokoknya aku dan Bang Roel benar-benar tidak mau melewati masa lucu

  • DIBUAT BANGKRUT ISTRI   Bab 56

    POV VINAAku tak menyangka kembali bertemu dengan Rani dalam keadaan yang sangat memprihatinkan seperti ini. Aku malu … sekarang aku sangat lemah. Hari ini kau merasakan sakit luar biasa terutama di bagian alat vitalku. Dapat kurasakan sesuatu mengalir deras seperti perempuan yang tengah mengalami menstruasi. Tapi bukan darah. Melainkan nanah. Apakah ini balasan atas perbuatan yang kulakukan? Bang Roel, dia terus menjauh sambil menutup hidung. Mungkin bau yang ditimbulkan ini memang sangat menyengat?"Mas bagaimana?" tanya Rani."Bagaimana apanya? Tidak mungkin kita yang antar dia ke rumah sakit. Vina sangat kotor. Dan ya, di dalam juga ada anak-anak. Nggak mungkin kita ajak Vina masuk ke mobil. Kamu kasih duit saja biar dia bisa ke rumah

  • DIBUAT BANGKRUT ISTRI   Bab 55

    POV RANIPagi ini kami sudah berkumpul di meja makan untuk sarapan bersama. Ini kali pertama aku masak di tempat mertuaku. Ya, mereka juga mertuaku. Karena merekalah Bang Roel terlahir. Cintia pagi ini terlihat sangat manis dan penuh senyum. Wajahnya yang teduh lagi ayu, membuat kedamaian sendiri bagi orang yang menatapnya."Yudha sama Afi mana?" tanya Bang Roel."Mungkin sebentar lagi turun dari kamar," jawab Cintia. Wanita itu mulai menyusun piring di meja makan."Bagaimana keadaan dia?" tanya Bang Roel."Alhamdulillah baik. Semalam sebelum tidur juga mau menghabiskan susunya. Dibujuk oleh Mas Yudha," ujarnya lembut. Tutur suara perempuan itu terdengar halus lagi menenangkan.

  • DIBUAT BANGKRUT ISTRI   Bab 54

    POV RANITiga minggu berlalu, kami kembali menjalani kehidupan dengan normal. Namun, entah kenapa, aku teringat akan orang tua kandung suamiku. Tersirat di benakku untuk mengajaknya silaturahmi ke tempat mereka. Meski bagaimanapun, mereka tetaplah orang tua kami. Kami tidak boleh menyimpan dendam. Mungkin mereka ingin singgah kesini tapi ada perasaan segan. Tidak ada dendam sih, waktu itu suamiku juga bilang akan tetap menjaga silaturahmi dengan mereka. Mungkin suamiku lupa dengan janjinya. Ah, dia pun juga manusia biasa yang perlu diingatkan. Atau larut pada kebenaran tentang Dion yang telah meninggal dunia. Ya, semenjak dia tahu karyawannya itu meninggal dalam kecelakaan, ia merasa sangat bersalah."Bang, hari ini kita pergi ke rumah Ibu dan Ayah yuk. Kasihan mereka masih dalam suasana berduka. Kita juga t

DMCA.com Protection Status