Hari itu dua orang ART yang akan bekerja di rumah Indah akhirnya tiba. Mereka memperkenalkan dirinya sebagai Aisyah dan Lili. Indah sudah membaca tentang latar belakang dan penglaman kerja mereka dari pihak penyalur. Indah langsung menjelaskan tentang peraturan atau rules yang harus mereka ikuti selama bekerja bersama Indah.Mereka berdua pun ditempatkan di kamar yang pernah dihuni oleh dua Art Indah sebelumnya.Hari pertama bekerja, Indah melihat keduanya benar-benar bertanggung jawab atas apa yang sudah menjadi tugasnya masing-masing. Aisyah bertugas untuk memasak, sedangkan Lili bertugas membersihkan rumah.Indah berusaha memperlakukan mereka berdua tidak seperti pembantu tetapi seperti keluarga sendiri agar keduanya merasa betah. Mereka juga diajak makan di meja yang sama dan memakan makanan yang sama."Aisyah, Lili, saya minta tolong panggilkan Bapak sama Ibu di kamar, ya! Kita makan bareng," pinta Indah."Baik, Bu," sahut keduanya bersamaan. Tak lama kemudian terlihat Pak Trisno
Tiga orang pegawai butik itu akhirnya tak bisa lagi berbuat apa-apa, mereka memilih angkat kaki daripada harus dipenjara karena melakukan kasus penggelapan.“Harus jadi pelajaran bagi kalian bahwa segala sesuatu yang dilakukan dengan tujuan tidak baik pasti akan berakhir dengan cara yang tidak baik juga,“ ujar Indah. Mereka bertiga pun langsung pergi dari butik itu sambil menunduk malu.Indah langsung memanggil beberapa pelayan butiknya yang lain. Sedari tadi mereka melayani pelanggan dengan baik tanpa melihat dari penampilannya. Untuk hari ini Indah belum bisa langsung mengganti manajer butik karena untuk jabatan itu dibutuhkan seseorang yang memiliki etika yang baik dan juga disiplin dalam bekerja.Hari itu juga Indah langsung membuat pengumuman mencari pegawai baru untuk butik miliknya melalui media online. Tak menunggu lama, ada beberapa pelamar yang memasukkan CV mereka. Indah meminta Chika untuk mengecek CV para pelamar saat mereka sudah kembali ke kamar hotel. Mereka membutuhka
Kesembuhan EdwanAkhirnya Indah bisa lebih lega setelah berhasil mendapatkan orang-orang yang bisa dipercaya untuk mengurus butik miliknya.Indah kembali ke hotel bersama Chika setelah karyawan baru mendapatkan wejangan tentang SOP di butik.Sore itu mereka kembali terbang ke Jakarta dan sampai dengan selamat. Mereka berempat berjalan di bandara setelah pesawatnya landing."Maaf, ya, Sayang, kalian gak sempat Mama ajak liburan," ujar Indah pada Nadira dan Rashi.“Iya nggak papa kok, Mama, kita berdua kan tahu kalau Mama itu pergi untuk urusan kerja bukan untuk liburan, tapi kita berdua udah seneng kok ikut Mama kerja walaupun cuma di kamar hotel aja,” ujar Nadira.“Sayangnya Mama, pinter banget, makasih ya, Sayang. Mama janji nanti kalau Papa Edwan udah sembuh dan sudah balik ke Indonesia, kita pasti liburan lagi, kalian nggak trauma kan?”“Asiiiikk … pokoknya papa Edwan harus cepat sembuh, supaya kita bisa jalan-jalan bareng lagi,” ujar Rashi pula.“Bu Indah kalau gitu aku duluan ya
Edwan pulangBetapa bahagianya hati Indah saat mendapat kabar jika hari ini Edwan akan kembali ke Indonesia. Anak-anak juga sudah tak sabar untuk menyambut kepulangan papa mereka. Setelah pulang sekolah, Nadira dan Rashi langsung membuat dekorasi sederhana di dalam rumah dengan tulisan ‘Welcome Papa’.Indah juga sudah meminta pada Art-nya untuk menyiapkan beberapa menu untuk menyambut suami dan juga Mama mertuanya.Indah sudah tak sabar, pesawat yang membawa Edwan dijadwalkan akan landing di jam empat sore.Ia berkali-kali melihat jam dinding. Ia juga sudah meminta pada bapak dan ibu angkatnya untuk.ikut menyambut kepulangan suaminya itu.“Kamu pasti sudah ndak sabar, kan, Nduk?” tanya Bu Siti.“Iya, Bu, sudah cukup lama Mas Edwan pergi ke Singapura.”“Seandainya Ibu bisa melihat, Ibu pasti akan sangat bahagia melihat kamu dan suamimu,” ujar Bu Siti sedih.“Ibu harus tetap bahagia, kami akan menyayangi Ibu apapun keadaan Ibu.”“Terima kasih, Ibu hanya bisa.mendoakan semoga kebaikan ka
Indah dan Edwan benar-benar tak menyangka jika kecelakaan yang mereka alami ternyata sudah direkayasa oleh orang yang yang berhati jahat.Ingin rasanya Indah menjerit sekeras-kerasnya, jika memang orang itu benci pada dirinya, seharusnya jangan sampai anak-anaknya juga ikut menjadi korban. Indah begitu menyesalkan semua hal sudah dilakukan oleh orang jahat itu."Apa Ibu dan Bapak mencurigai seseorang?" tanya si petugas kepolisian itu.Tiba-tiba saja Indah teringat pada ancaman Luna saat terakhir kali mereka bertemu dan Luna sedang ditangkap oleh polisi. Saat itu memang Luna mengucapkan sumpah yang mengatakan bahwa dirinya pasti akan celaka."Ada, Pak. Tapi orang yang saya curigai itu saat ini sedang berada di dalam tahanan apa mungkin dia yang melakukannya?""Kapan orang yang anda curigai itu ditahan oleh pihak kepolisian?""Belum terlalu lama sih, Pak, beberapa bulan yang lalu.""Bisa saja itu dilakukan sebelumnya. Kapan terakhir kali Anda menggunakan mobil anda sebelum terjadinya ke
"Ya Allah ... Innalilahi wainnailaihi rojiun ... Baiklah, kami akan ke sana segera," ujar Reyhan lagi."Pa, siapa yang meninggal?" tanya Gebby penasaran, padahal ia hanya ingin memastikan."Om Edwan, Geb.""Suaminya Mama Indah?" tanya Gebby lagi. Reyhan hanya mengangguk lemah."Kita harus ke rumah duka, Sayang.""Enggak! Kita harus ketemu Mama dulu!" ujar Gebby mulai kesal."Tapi ini urgent, kasihan Nadira dan Rashi.""Papa kan udah jani sama aku mau ngajakin aku ketemuan sama Mama!""Iya, tapi bisa ditunda dulu, Sayang.""Pokoknya aku gak mau!""Kasihan Nadira dan Rashi," ulang Reyhan."Pa! Aku gak mau tau, kalau Papa mau pergi aja sendiri! Aku tetep mau ketemu Mama!" Gebby bersiap untuk keluar dari dalam mobil, namun Reyhan mencegahnya."Oke, oke, Papa anter kamu ketemu mamamu sekarang!" ujar Reyhan, Gebby pun mengurungkan niatnya untuk turun dari mobil.Akhirnya mereka melanjutkan tujuan awal untuk bertemu Luna. Sesampainya di sel tahanan, akhirnya mereka diizinkan bertemu dengan L
"Jadi ini semua rencana kalian?" ujar Luna dengan wajah menegang."Gimana? apa drama yang kami buat ini cukup berkesan buat kamu?" tanya Indah."Apa maksud kamu? kalau kamu datang ke sini cuma untuk mengolok-olok aku mendingan kalian berdua pergi!" usir Luna."Luna, Luna! sehebat-hebatnya rencana yang kamu rancang untuk mencelakai aku, masih ada Allah yang rencananya jauh lebih tak terduga, kamu berharap kami celaka dan mati bukan? kamu lupa kalau apa yang kamu lakukan itu justru membuat kamu akan menjadi lebih lama berada di sini?" ucap Indah dengan senyum simpul. Ia sedang berusaha menjatuhkan mental Luna. Rasanya sudah cukup selama ini Luna berbuat sesuka hati pada dirinya."Jangan bilang kalian sudah mempengaruhi anakku untuk jadi membenci aku! Sengaja sekalian memanfaatkan anak kecil? Licik!" geram Luna lagi."Enggak, sama sekali enggak, Luna! tapi anak kecil itu masih jujur, kenapa kamu tidak belajar dari kejujuran anak kamu? " ucap Edwan pula."Kalian berdua ini bener-bener ga
Waktu terus berjalan, proses penyelidikan kasus kecelakaan yang dialami Indah dan Edwan akhirnya bisa dibawa ke pengadilan. Setelah mendapat keterangan dari lelaki yang menjadi DPO itu, Luna terbukti bersalah dan ditetapkan sebagai tersangka karena menjadi dalang perusakan mobil tersebut. Akhirnya Luna pun dinyatakan bersalah. Ia didakwa dalam dua kasus sekaligus.Di dalam sel, Ana panik karena mengetahui hukuman anaknya itu akan bertambah berat. "Hukuman kamu pasti semakin berat, Luna, kita harus minta pada Reyhan agar menyediakan pengacara buat membela kamu!” ucap Ana pada Luna. Luna terlihat ketakutan. “Justru Mas Reyhan juga ikut membantu Indah untuk memperberat hukuman aku, Ma! Mana mungkin dia mau bantu aku dengan kirim pengacara!” tegas Luna.“Kamu bisa manfaatkan Gebby, kamu harus minta dia paksa papanya itu untuk sediakan pengacara untuk kamu!”“Ma, Gebby juga ada di pihak mereka. Buktinya dia yang dijadikan alat menjebak aku sampe akhirnya aku keceplosan dan ngaku.”“Mama y