Sementara itu setelah mengakhiri percakapannya dengan Alex, Kazumi segera mengendarai mobilnya kembali dan ia memutuskan untuk ke club' malam. Kazumi tidak tahu apa yang akan dilakukannya di sana, tapi yang ia tahu, ia harus membuang perasaan sesak akibat penolakan Syena atas ungkapan perasaannya beberapa saat yang lalu.Setelah memarkirkan mobilnya dengan benar, Kazumi segera masuk ke dalam club' malam tersebut. Hingar bingar musik yang menghentak ruangan club' membuat Kazumi sedikit kurang nyaman. Ia yang tidak suka ke tempat seperti itu merasa tidak nyaman karena situasi di tempat itu sangatlah hiruk-pikuk. Kazumi lebih suka situasi yang sepi, jika sekarang ia memutuskan untuk ke tempat hiburan malam, itu karena ia ingin menghibur diri agar rasa sesak yang menyelimuti hatinya bisa musnah sesegera mungkin.Baru saja Kazumi masuk, beberapa wanita seksi sudah menyambutnya. Kazumi ditarik dan dipeluk, dan Kazumi merasa tidak nyaman dengan hal itu. Pria itu berusaha untuk melepaskan
Awalnya, Rachel mengira Kazumi akan meminta dirinya untuk tidak melakukan hal itu, tapi ternyata dugaannya salah besar, Kazumi tetap diam. Matanya mengawasi Rachel yang perlahan melepaskan pakaian atasnya di hadapannya, tapi tatapan mata Kazumi kosong seolah bukan tubuh Rachel yang ia pandang.Sebenarnya, Rachel tahu hal itu, tapi ia tidak peduli. Wanita itu sudah memantapkan hati untuk melakukan apa yang sudah ia niatkan. Menyentuh Kazumi sebelum pria itu benar-benar menceraikan dirinya. Rachel tidak punya kekuatan untuk mencegah rencana Kazumi meskipun ia ingin mencegahnya.Karena itulah, Rachel ingin ada jejak Kazumi di tubuhnya hingga ia tidak peduli dengan apa yang dilihatnya dari mata Kazumi meskipun ia tahu sorot mata itu hampa dan tidak sama sekali melihat tubuhnya yang sudah setengah polos. Kazumi suamiku, kalau aku menyentuhnya aku tidak sedang berzina juga, kami sudah menikah sah, jadi enggak papa kan kalau aku sekarang egois tidak peduli dengan apa yang dia rasakan?Hati
Ternyata dia masih perawan, astaga, apa yang sudah aku lakukan?Hati Kazumi bicara demikian sambil menatap Rachel yang terlihat masih kesakitan meskipun ia sudah mengeluarkan miliknya dari milik perempuan tersebut."Kamu, masih perawan?"Pertanyaan Kazumi membuat Rachel spontan membuka matanya. Dan ia terdiam melihat Kazumi yang menatapnya dengan tatapan mata tidak percaya sambil melontarkan pertanyaan seperti tadi. "Kamu benar-benar berpikir kalau aku ini sudah enggak perawan?" "Tapi, kamu ke tempat hiburan malam, Rachel, dan ada Radit di sana!""Radit membeli istri keduamu! Harusnya dia yang tidak perawan lagi bukan aku!"Kazumi memalingkan wajahnya. Benar-benar tidak menyangka ia justru membuat Rachel memiliki pengalaman menyakitkan padahal gadis itu tidak pernah melakukan hubungan intim dengan seorang pria. "Maaf ...."Rachel mengerutkan keningnya ketika Kazumi mengucapkan maaf sesaat kemudian."Kenapa minta maaf?" tanyanya."Aku minta maaf karena aku, milikmu sudah robek, seha
"Zumi, kenapa?" tanya Syena sambil bergerak mundur menyadari aura Kazumi seperti menahan kemarahan.Kazumi yang diselimuti perasaan cemburu karena melihat Syena dengan Bertrand di jam tidak biasa benar-benar tidak bisa mengontrol perasaannya.Ia maju meskipun Syena mundur setiap kali ia melakukan hal tersebut. "Kamu meminta tolong Bertrand di jam tidak biasa seperti ini untuk membetulkan kunci kamar kamu? Kenapa kamu tidak melaporkan hal itu dulu padaku? Kau kira kau siapa? Seenaknya meminta tolong untuk membetulkan rumah orang?" kata Kazumi bertubi-tubi dan Syena sadar dengan apa yang ia perbuat hingga ia merasa bersalah."Maaf, aku minta maaf. Aku salah, memang seharusnya aku konfirmasi kamu dulu, tapi karena kupikir kamu enggak mau diganggu jadi, aku langsung minta tolong Bertrand.""Bertrand? Kamu ringan sekali menyebut nama dia, apa kamu masih punya perasaan dengan dia?"Masih dengan suara sinis, Kazumi melontarkan pertanyaan tersebut hingga membuat Syena benar-benar sulit bicar
"Ah, bukan seperti itu, Tuan. Saya tidak menyukai dan disukai oleh siapapun, jadi-""Kau tidak merasa bahwa dirimu itu tampan?""Tidak setampan Tuan.""Kau tidak merasa jika kau berada di luar kau itu menarik perhatian kaum hawa? Apakah kau pernah menyukai perempuan?""Tidak, Tuan. Kaum hawa tertarik pada Tuan, bukan saya.""Kau kira aku tidak bisa membedakan perempuan yang menyukaimu dengan perempuan yang menyukaiku?""Tuan, sudahlah, saya belum berpikir ke arah sana, yang sekarang kita bahas itu adalah Tuan, bukan saya, jadi, apa yang membuat Tuan sampai melakukan hal itu pada Syena?""Kau tadi menanyakan tentang apa yang akan aku lakukan jika aku tahu orang yang disukai dan menyukai Syena ada di rumah ini? Jika memang ada lagi, aku akan memusnahkan dia dari mataku, paham?"Aku tidak bisa mengatakan masalah Syena yang menyukai Tuan Kazaya, lagipula, Tuan Kazaya juga tidak menyukai Syena jadi kurasa, lebih baik aku diam saja daripada masalah bertambah banyak....Hati Alex bicara dem
Kazaya bicara seperti itu di hadapan Alex hingga Alex hanya bisa menghela napas."Sabar, Tuan, seperti yang saya katakan tadi, semua itu ada alasannya, Tuan Kazumi bertindak seperti itu ada alasannya, nanti akan diselesaikan dengan baik dan saya pastikan tidak akan terjadi lagi hal demikian."Alex masih berusaha untuk menenangkan Kazaya, karena ia bisa merasakan adik kembar Kazumi itu sangat emosi. "Alasan apa? Memperkosa Syena itu alasan apa? Gue malu, karena dia kakak kembar gue! Mau ditaro dimana muka gue kalo dia kagak bisa jaga sikap macam itu?""Tuan Kazumi khilaf, Tuan, saya pastikan itu tidak terjadi lagi, nanti juga Tuan Kazumi akan menyelesaikan semuanya, Tuan kembali saja ke kamar, saya mohon."Kazaya menghembuskan napas kesal mendengar ucapan Alex yang terdengar sangat memohon. Terpaksa, Kazaya menahan diri untuk tidak marah meskipun ia sangat ingin marah. Namun, karena hari juga sudah terlalu larut malam, Kazaya akhirnya menyerah. "Baiklah, tapi lu harus bisa menasihati
"Maaf, Nona, saya tidak bisa mengatakan apapun pada Nona, nanti tanyakan sendiri pada Tuan Kazumi, ya?"Alex mengucapkan kalimat tersebut sambil membungkukkan tubuhnya, dan Rachel lagi-lagi sebal karena Alex tidak mau mengatakan tentang tugas yang diberikan Kazumi padanya."Alex, bisakah kamu mengatakan sedikit saja apa yang ditugaskan Kazumi padamu? Kenapa kau hanya patuh dengan Kazumi? Kenapa kamu tidak menganggap aku majikan kamu juga?""Maaf, Nona. Saya hanya menjalankan tugas, Tuan Kazumi meminta saya untuk merahasiakan segalanya, saya hanya menjalankan perintah.""Kalau dia memintamu terjun ke jurang, kau juga mau melakukannya?""Tergantung alasannya, jika itu hukuman untuk kesalahan yang saya perbuat, saya akan melakukannya.""Kamu memang benar-benar menyebalkan!"Setelah memaki seperti itu pada Alex, Rachel meninggalkan asisten pribadi Kazumi tersebut dengan perasaan berkecamuk. Apa sebenarnya yang ditugaskan oleh Kazumi pada Alex?Rachel akhirnya berinisiatif untuk menghubung
"Kamu mengancam?""Tidak hanya mengancam, tapi ini kenyataan jika kamu tidak mau patuh padaku!""Kalau kamu menyakiti ibuku, kamu akan berurusan dengan polisi! Jadi jangan suka mengancam, ada hukum yang akan kamu terima kalau kamu melakukan hal itu!"Setelah bicara demikian, Syena berbalik dan meninggalkan sang ayah tiri. Pak Boris ingin mengejar tapi niatnya terhenti ketika sebuah mobil berhenti di depan gerbang rumah besar milik Kazumi.Pak Boris buru-buru pergi sambil mengawasi nomor plat mobil yang berhenti di depan gerbang tersebut. "Pasti mobil itu milik suami Syena, dia sudah mempermalukan aku di depan umum waktu itu, dia juga sudah menghajar aku, tunggu saja pembalasanku!"Pak Boris bicara demikian sambil segera pergi dengan kemarahan yang meluap.Sementara itu, Alex yang membawa mobil Kazumi meminta satpam penjaga gerbang untuk menjaga mobil tersebut sementara ia masuk dahulu ke rumah Kazumi karena ada sesuatu yang harus ia ambil sebelum memberikan mobil itu pada Kazumi.Beb
"Ya, Kazumi memutuskan untuk tidak mau melukis lagi, karena itu ada hubungannya dengan kematian ibunya, untuk lebih detailnya aku tidak terlalu tahu, tapi yang aku tahu, itulah alasannya.""Jadi, apakah kemungkinan karena itu, Kazumi selalu mengatakan dia bukan pembunuh? Kematian ibunya ada hubungannya dengan dia dan lukisannya, apakah benar begitu?""Mungkin....""Apakah menurut Bang Andreas, Kazumi memang membunuh ibunya?""Kurasa tidak, tapi untuk kecelakaan yang disebabkan olehnya bisa saja seperti itu.""Jadi, Kazumi menyimpan perasaan bersalah, hingga ia tidak mau melukis lagi?""Sepertinya begitu.""Terima kasih, Bang Andreas mau mengatakan hal ini padaku.""Lalu, apa yang kamu maksud dengan hal yang rahasia itu?"Syena menarik napas panjang mendengar pertanyaan yang diberikan oleh Andreas."Pernikahan antara aku dan Kazumi itu hanya pernikahan kontrak, Bang. Aku menikah dengan Kazumi untuk menepis kabar buruk bahwa Kazumi datang ke tempat hiburan malam karena ingin memburu Rac
"Darimana Bang Andreas membuat kesimpulan kalau aku menyukai Kazaya?" tanya Syena setelah beberapa saat ia terdiam."Sejak aku melihat kalian kerap tampil bersama, aku sudah tahu ada yang aneh dari sikapmu padanya.""Bagaimana kau tahu bahwa itu Kazaya?" tanya Syena sedikit terkejut dengan apa yang dikatakan oleh Andreas."Aku sangat tahu Kazumi, jadi aku bisa membedakan antara Kazumi dengan Kazaya.""Jadi, saat aku dan Kazaya tampil bersama untuk kepentingan kantor, Bang Andreas sudah tahu bahwa itu bukan Kazumi?""Ya!""Kenapa Bang Andreas tidak membocorkan kebohongan kami?""Kau pikir aku sepicik itu? Aku tidak membocorkan karena kebohongan kalian pasti ada alasannya, saat itu Kazumi belum ditemukan, untuk membuat rekan bisnis Kazumi tenang, kalian meminta Kazaya untuk menyamar jadi Kazumi, bukan?"Andreas memang bukan orang yang sederhana, dia tahu sejak awal bahwa Kazaya menyamar menjadi Kazumi, artinya dia memang benar-benar paham perbedaan Kazumi dengan Kazaya, berarti, dia mem
Syena menarik napas mendengar beberapa pertanyaan yang diucapkan oleh Andreas. Hingga akhirnya...."Ya. Aku pernah menanyakan masalah ini pada Alex, tapi, Alex tidak mau menjawab. Aku tidak tahu pasti mengapa ia tidak mau menjawab pertanyaanku mengenai hal itu, yang jelas, aku sudah pernah melakukannya."Andreas menatap wajah Syena untuk sesaat setelah perempuan itu menuntaskan ucapannya."Kazumi dulu senang melukis, lukisannya sangat bagus dan bernilai seni tinggi, almarhum ibunya memang sangat menyukai lukisan, karena itulah Kazumi berusaha untuk membuat ibunya senang dengan terus melukis apapun yang diinginkan oleh ibunya."Perlahan, Andreas mulai bercerita, Syena memasang telinga dengan baik, tidak mau terlewat sedikitpun untuk mendengarkan hal yang diceritakan oleh Andreas."Apakah selain melukis, Kazumi juga berniat untuk menjadi penerus ayahnya?""Sebenarnya tidak.""Abang tau darimana?""Aku pernah mendengar Kazumi bergumam pada dirinya sendiri waktu itu, bahwa sebenarnya ia
"Banyak keuntungan yang akan kau dapatkan, jika kau bergabung dengan kami, Kazumi, terutama untuk perusahaanmu, akan berkembang pesat sampai ke luar negeri jika kau mau patuh dengan apa yang dikatakan oleh bos kami.""Jadi, bebaskan Rachel dan keluargaku, jangan sentuh mereka, apakah kau bisa memastikan hal itu?""Asalkan kau mau menuruti apa kata bos kami, apapun yang kau inginkan, bisa dipertimbangkan.""Jadi, tunggu apalagi? Aku setuju untuk bergabung dengan kalian, tapi bebaskan Rachel, kembalikan dia ke rumah, setelah kalian mengembalikan dia ke rumah, aku baru bisa menyetujui keinginan kalian."Michael membalikkan tubuhnya dan menatap Kazumi dengan tatapan mata serius. "Kau tidak main-main dengan hal ini, bukan?""Bukankah syarat dari kalian hanya dengan cara aku bergabung dengan kalian? Jika aku bergabung, biarkan keluargaku bebas, jangan sentuh mereka!""Baiklah. Aku akan berkomunikasi dengan Tuan Ernesto dulu, kau bisa memastikan bahwa istrimu kembali ke rumah telpon saja di
"Maaf, tapi itulah yang aku rasakan."Moa menarik napas panjang. Ingin membantah, tapi ia tidak bisa. Karena apa yang dipikirkan oleh Zill sebenarnya juga tengah ia pikirkan, hanya saja, Moa tidak mau mengiyakan karena ia merasa itu hanya pikirannya saja."Jadi, apakah kau punya saran?" tanyanya pada Zill."Kau yakin akan bertahan dengan pernikahan yang seperti itu?""Apa maksudmu?""Maksudku, kau yakin, akan bertahan hidup dengan Kazumi sementara pernikahan kamu dan dia bisa dikatakan tidak sah?""Tidak sah bagaimana? Aku dan Kazumi benar-benar dinikahkan oleh penghulu, bagaimana mungkin kau mengatakan bahwa pernikahan kami tidak sah?""Dia hilang ingatan, apakah layak kau menikah dengan seseorang yang sedang amnesia?"Telapak tangan Moa mengepal mendengar apa yang dikatakan oleh Zill. "Kita pernah membahas masalah ini, tapi kamu tetap tidak peduli, sekarang aku kembali membahasnya agar aku yakin, kamu memang benar-benar tidak peduli.""Sudahlah. Itu masalahku, kau tidak perlu ikut
"Tunggu! Apa yang akan kau lakukan?!" tahan Kazumi dengan suara yang meninggi hingga pergerakan Rachel ke arah pintu terhenti seketika."Aku sudah mengatakannya dengan jelas padamu, itulah yang akan aku lakukan!""Tidak bisakah kamu diam saja di sana? Aku berusaha untuk tidak membuat Yurata marah, kenapa kau justru bersikap seperti ini?""Karena aku tidak suka kamu memaksakan diri untuk melakukan sesuatu yang tidak ingin kau lakukan!""Memangnya kau tahu aku tidak mau melakukan itu? Aku hanya sedikit canggung karena lama tidak melukis. Bukan tidak mau melukis!""Benarkah? Berarti, kau mengakui bahwa kau memang pandai melukis?""Melukis itu semua orang bisa, Rachel, kalau dia mau.""Tidak. Buktinya aku tidak bisa melukis."Kazumi ingin menanggapi apa yang dikatakan oleh Rachel, tapi tiba-tiba saja pintu dibuka dari luar dan beberapa pria masuk ke dalam hingga membuat Rachel dan Kazumi mengira mereka adalah orang-orang Yurata. Namun, ketika mereka tanpa bicara mencekal pergelangan tang
Pertanyaan Rachel dibarengi dengan tatapan mata Rachel pada mata Kazumi yang saat itu mau tidak mau juga menatap istrinya. Kazumi ingin mengatakan tidak, tapi sentuhan jemari tangan Rachel pada rahangnya membuat ia sulit untuk bicara. Sementara itu, jantungnya berdebar kencang, seiring napas Rachel yang menyapa wajahnya disertai sentuhan jemari tangan perempuan itu pada rahangnya. "Aku...."Ucapan Kazumi terhenti ketika tiba-tiba saja, Rachel mencium bibirnya. Satu tangan perempuan itu menarik tengkuk Kazumi agar posisi bibir mereka tetap bertahan seperti itu tanpa terlepaskan. Kazumi merasa sekujur tubuhnya mendadak kaku. Sementara itu, Rachel yang sudah mendaratkan ciumannya pada bibir Kazumi perlahan bergerak mencium lebih dalam lagi. Rachel tidak tahu, sejak kapan ia seperti itu, mampu mengabaikan perasaan malunya untuk menyentuh laki-laki terlebih dahulu, tapi yang jelas yang ada di otaknya hanya satu, ia melakukan itu karena Kazumi ingin mengakhiri pernikahan mereka. Meskip
"Lu, mau ikut? Apa yang bisa lu lakukan kalau lu ikut?" kata Kazaya dengan nada suara yang datar, dan Syena tahu ia sedang diremehkan oleh Kazaya. Namun, ia tetap tidak mau peduli dengan sikap Kazaya yang seperti itu padanya."Mungkin aku tidak bisa banyak membantu, tapi, aku akan-""Lupakan! Bawa cewek bikin gue susah bergerak, lu di rumah aja, jaga situasi di rumah tetap stabil, karena bukan kagak mungkin, relasi bisnis bokap gue akan bereaksi."Setelah bicara seperti itu pada Syena, Kazaya beranjak tanpa peduli Alex dan Syena yang sebenarnya masih tak setuju dengan apa yang dikatakannya tadi.Pria itu tidak bisa ditahan oleh Syena maupun Alex dan beberapa saat kemudian, ia sudah pergi meninggalkan rumah dengan motornya.Sepeninggal Kazaya, Alex segera menegaskan pada Syena untuk melakukan hal yang dikatakan oleh Kazaya tadi padanya. Sementara ia sendiri juga mulai melakukan pelacakan, siapa orang-orang yang membawa Kazumi, apakah benar Kazumi dan Rachel sedang dibawa oleh orang-ora
Melihat perubahan yang terjadi pada wajah Kazumi, Rachel buru-buru mendekati sang suami dan ingin tahu kertas apa yang diberikan oleh Yurata pada Kazumi.Tetapi, saat Rachel ingin melihat, Kazumi segera menyembunyikan kertas itu agar Rachel tidak bisa melihatnya. "Apa yang diperintahkan orang itu padamu?" tanya Rachel sambil menatap lurus ke arah suaminya tersebut."Kau tidak perlu tahu.""Kamu sekarang benar-benar sudah menjadi budak dia?""Aku tidak punya pilihan lain, Rachel!""Punya! Aku sudah bilang, aku tidak masalah dijual pada pria bernama Ernesto itu, asalkan mereka tidak menekan kamu!""Untuk apa kamu mengorbankan diri seperti itu?""Ke satu, karena aku tidak mau berutang budi padamu, yang kedua karena aku mencintaimu dengan tulus.""Tidak perlu repot-repot."Kazumi bangkit dan melangkah ke arah pintu di mana anak buah Yurata membuka kembali pintu tersebut untuk memberikan peralatan melukis.Ia menerima peralatan itu dan melangkah ke arah sudut kamar untuk mulai melakukan p