Ayah Tuan Kazumi sepertinya tahu apa yang direncanakan oleh Tuan Kazumi, hubungan batin antara ayah dan anak pastinya, semoga saja ketika semuanya sudah berakhir, Tuan Kazama tidak terlalu terpuruk....Hati Alex menanggapi perkataan yang diucapkan oleh Tuan Kazama, sampai untuk sesaat ia hanya bisa diam saja sebelum akhirnya ia menanggapi seadanya apa yang dikatakan oleh ayah Kazumi. Beberapa saat kemudian, Alex pamit untuk melakukan tugas yang diberikan oleh Kazumi, tanpa memberitahukan apa yang akan dilakukannya secara rinci pada Tuan Kazama. Sementara itu, Rachel yang sudah sampai ke rumah orang tuanya terburu-buru mencari orang tuanya ketika ia sudah sampai di rumah besar tersebut.Kedua orang tua Rachel heran melihat anaknya yang seperti dikejar setan masuk ke rumah mereka hingga keduanya meminta Rachel untuk duduk dengan tenang."Ada apa? Kenapa kamu sampai tersengal-sengal seperti itu?" tanya sang ayah pada putrinya. "Pi, Mami, aku tidak tahu apa yang akan dilakukan oleh Kaz
"Iya, aku tahu, tapi izinkan masalah ini aku yang mengatasi, aku berjanji akan menyelesaikannya dengan baik, aku juga berjanji tidak akan menyiksa diri sendiri, jadi tolong berikan aku kesempatan itu." Mendengar permohonan sang anak untuk yang kesekian kalinya, kedua orang tua Rachel saling pandang. Mereka sebenarnya tidak mau menerima permohonan tersebut tapi melihat kesungguhan di wajah sang anak, keduanya akhirnya meloloskan permintaan Rachel dengan satu catatan, kesempatan yang diberikan itu adalah kesempatan terakhir. Jika sang anak masih terus diabaikan oleh Kazumi, ayah dan ibu Rachel ingin Rachel tidak lagi berusaha untuk memaksakan diri meneruskan pernikahan tersebut, dan Rachel menyanggupinya. Kesempatan terakhir, aku berharap di kesempatan terakhir ini, Kazumi akhirnya aku dapatkan, setidaknya dia menepati janji untuk menyentuhku. Biarlah, aku dianggap wanita tidak punya harga diri, aku hanya ingin ada jejak Kazumi sebelum dia benar-benar membuangku.... Hati Rachel
Pertanyaan Rachel tidak mampu dijawab Alex dengan cepat. Karena ia sendiri tidak tahu kondisi terkini Kazumi. Asisten pribadi Kazumi itu hanya mengatakan pada Rachel bahwa ia akan mencoba memastikan dahulu dengan datang ke lokasi kejadian. Ia juga meminta Rachel untuk tidak mendesaknya dahulu karena ia benar-benar belum bisa mengatakan apapun tentang Kazumi sekarang ini.Rachel terpaksa patuh dengan ucapan Alex, dan meminta pria itu untuk mengabarinya setelah mendapatkan informasi tentang Kazumi. Alex hanya mengiyakan, percakapan diakhiri dan Alex semakin menambah kecepatan mobilnya karena benar-benar khawatir dengan kondisi Kazumi, apakah majikan mudanya itu baik-baik saja atau justru sebaliknya? Sementara itu, setelah mobilnya masuk ke dalam air, dan perlahan semakin tenggelam, Kazumi yang menderita luka-luka akibat benturan keras saat mobilnya menubruk pembatas jalan itu masih berusaha untuk keluar dari mobilnya.Dengan sisa-sisa kekuatannya, Kazumi melakukan apa saja agar bisa k
Syena diam lagi merasa tidak mampu menjawab pertanyaan yang dilontarkan oleh Rachel padanya. Sebuah pertanyaan yang sulit untuk dijawabnya karena diulang berapa kalipun jawabannya sama tapi ia malu untuk mengatakan, sebab, rasanya ia tidak pantas untuk mengatakan hal itu pada siapapun karena sadar dirinya siapa."Kamu tidak bisa menjawabnya, apakah itu berarti kamu menyukai Kazumi?" Suara Rachel terdengar lagi, dan Syena buru-buru menggelengkan kepalanya. "Tapi, kamu dan Kazumi sudah berciuman, bukan?"Rachel masih mengintrogasinya, membuat insiden saat bibirnya dan bibir Kazumi bertubrukan hingga terluka jadi berkelebat di benaknya. "Itu bukan sebuah ciuman. Itu hanya sebuah kecelakaan, aku dan Kazumi tidak pernah berciuman.""Lalu, kenapa saat itu bibir kalian sama-sama terluka?""Iya, aku terjatuh dan menimpa Kazumi lalu enggak sengaja bibir kami bertubrukan dan terluka. Saat itu aku dan dia berdebat lalu kecelakaan itu terjadi.""Jadi, kalian tidak pernah berciuman?"Syena men
"Lalu, bagaimana? Kalau dia tidak segera ditangani, dia bisa meninggal, luka di tubuhnya sangat banyak.""Kakek bisa membuat ramuan, kan? Tolong buatkan ramuan itu, biar aku yang berusaha untuk memberikan pertolongan pertama agar dia bisa siuman. Mungkin terlalu banyak air yang tertelan olehnya, jadi dia pingsan tidak sadarkan diri."Perempuan bernama Moa itu bicara demikian pada sang kakek, dan akhirnya pria paruh baya itu mengangguk. Ia segera melakukan apa yang diminta oleh sang cucu, dan Moa segera menekan dada Kazumi agar ia bisa membuat pria itu sadar dari pingsannya. Beberapa saat kemudian, sang kakek kembali dengan ramuan di tangannya. Tetapi, ia melihat Moa belum bisa membuat pria yang mereka temukan itu sadar. "Dia harus dibawa ke rumah sakit, Moa. Kita bisa jadi tersangka kalau membiarkan dia tanpa perawatan sama sekali," katanya pada gadis berambut panjang itu dengan suara yang terdengar serius."Aku enggak mau ambil resiko, Kek! Kalau dia mata-mata, ayahku pasti akan l
Moa tidak mempedulikan ekspresi wajah Kazumi yang terlihat tidak setuju dengan apa yang ingin dilakukannya, perempuan itu mulai membersihkan tubuh Kazumi dimulai dari wajah lalu bagian dada dan perut Kazumi setelah itu bagian punggung dengan cara memiringkan tubuh Kazumi dengan perlahan. Bagian atas tubuh sudah dibersihkan oleh Moa, sekarang bagian bawah dan mendadak Moa jadi terdiam sendiri karena bukankah jika ia harus membersihkan bagian bawah tubuh Kazumi itu artinya Moa akan membuka celana yang dipakai Kazumi?Wajah Moa seketika merah memikirkan ia harus melakukan hal itu dan Kazumi melihatnya hingga ia merasa semakin tidak nyaman. Kazumi berusaha mengeluarkan suara, dan Moa sontak menatapnya."Maaf, aku harus melepas celana kamu, karena tubuh kamu harus dibersihkan secara keseluruhan, maafkan aku jika sedikit lancang."Moa bersuara seolah tahu, Kazumi yang mengeluarkan suara ingin melarangnya untuk melakukan hal itu. Kazumi menggelengkan kepalanya berkali-kali ketika kata-kata
"Apa yang dikatakannya benar, Zaya. Mungkin mulai sekarang kalian harus menyelidiki masalah itu, aku juga yakin yang kecelakaan itu kakak kembar kamu, lihat kondisi kamu sekarang, kamu sakit tapi kamu tidak tahu penyebabnya."Zill setuju dengan apa yang dikatakan oleh Alex pada Kazaya hingga ia bicara demikian pada pria tersebut.Kazaya menarik napas. Matanya menatap ke arah laut dari tempat mereka sekarang berada, seolah masih tidak percaya dengan apa yang dikatakan oleh Alex padanya. "Ya, udah, sekarang lu coba lakukan pemulihan untuk ponsel Kazumi, Alex, gue yang bertanggung jawab kalau Kazumi marah ponselnya diperiksa, kita harus mencari tahu siapa orang yang melakukan hal itu pada Kazumi, lu juga udah catet plat motor orang itu, kan?""Iya, Tuan!""Bagus!"Akhirnya mereka bergerak untuk meninggalkan tempat itu setelah Alex bicara sedikit dengan para polisi yang masih ada di tempat kejadian.Sementara itu, Radit sudah sampai ke rumah di mana klien yang akan ditemui oleh Kazumi. R
Zill mencoba untuk menjelaskan maksud Vivian agar Kazaya paham dengan apa yang dimaksud oleh gadis tersebut. "Ya. Seperti itu, tepat seperti yang dijelaskan oleh Zill, sepertinya rasa sakit itu isyarat dari saudara kembar kamu, jadi mungkin sekarang dia sedang memberikan isyarat padamu hingga tiba-tiba saja kamu juga langsung merasa sakit."Vivian membenarkan apa yang diucapkan oleh Zill pada Kazaya, membuat Kazaya bengong."Dengan kata lain dia sekarang butuh bantuan?""Benar.""Apakah itu bisa dipercaya?""Percaya atau tidak itulah yang banyak terjadi, dan kamu tidak bisa menyangkalnya, jadi sudahlah, kau harus mencari keberadaan kakak kembar kamu dengan cepat karena dia sudah mengirimkan sinyal bahwa dia sedang tidak baik-baik saja.""Asistennya bilang, ada pemotor yang mengikutinya sebelum dia dengan Kazumi hilang kontak, mungkinkah orang itu menculik Kazumi?" tanya Kazaya sambil menatap ke arah Zill dan juga Vivian bergantian."Kemungkinan itu bisa saja terjadi, tapi bisa juga k
"Ya, Kazumi memutuskan untuk tidak mau melukis lagi, karena itu ada hubungannya dengan kematian ibunya, untuk lebih detailnya aku tidak terlalu tahu, tapi yang aku tahu, itulah alasannya.""Jadi, apakah kemungkinan karena itu, Kazumi selalu mengatakan dia bukan pembunuh? Kematian ibunya ada hubungannya dengan dia dan lukisannya, apakah benar begitu?""Mungkin....""Apakah menurut Bang Andreas, Kazumi memang membunuh ibunya?""Kurasa tidak, tapi untuk kecelakaan yang disebabkan olehnya bisa saja seperti itu.""Jadi, Kazumi menyimpan perasaan bersalah, hingga ia tidak mau melukis lagi?""Sepertinya begitu.""Terima kasih, Bang Andreas mau mengatakan hal ini padaku.""Lalu, apa yang kamu maksud dengan hal yang rahasia itu?"Syena menarik napas panjang mendengar pertanyaan yang diberikan oleh Andreas."Pernikahan antara aku dan Kazumi itu hanya pernikahan kontrak, Bang. Aku menikah dengan Kazumi untuk menepis kabar buruk bahwa Kazumi datang ke tempat hiburan malam karena ingin memburu Rac
"Darimana Bang Andreas membuat kesimpulan kalau aku menyukai Kazaya?" tanya Syena setelah beberapa saat ia terdiam."Sejak aku melihat kalian kerap tampil bersama, aku sudah tahu ada yang aneh dari sikapmu padanya.""Bagaimana kau tahu bahwa itu Kazaya?" tanya Syena sedikit terkejut dengan apa yang dikatakan oleh Andreas."Aku sangat tahu Kazumi, jadi aku bisa membedakan antara Kazumi dengan Kazaya.""Jadi, saat aku dan Kazaya tampil bersama untuk kepentingan kantor, Bang Andreas sudah tahu bahwa itu bukan Kazumi?""Ya!""Kenapa Bang Andreas tidak membocorkan kebohongan kami?""Kau pikir aku sepicik itu? Aku tidak membocorkan karena kebohongan kalian pasti ada alasannya, saat itu Kazumi belum ditemukan, untuk membuat rekan bisnis Kazumi tenang, kalian meminta Kazaya untuk menyamar jadi Kazumi, bukan?"Andreas memang bukan orang yang sederhana, dia tahu sejak awal bahwa Kazaya menyamar menjadi Kazumi, artinya dia memang benar-benar paham perbedaan Kazumi dengan Kazaya, berarti, dia mem
Syena menarik napas mendengar beberapa pertanyaan yang diucapkan oleh Andreas. Hingga akhirnya...."Ya. Aku pernah menanyakan masalah ini pada Alex, tapi, Alex tidak mau menjawab. Aku tidak tahu pasti mengapa ia tidak mau menjawab pertanyaanku mengenai hal itu, yang jelas, aku sudah pernah melakukannya."Andreas menatap wajah Syena untuk sesaat setelah perempuan itu menuntaskan ucapannya."Kazumi dulu senang melukis, lukisannya sangat bagus dan bernilai seni tinggi, almarhum ibunya memang sangat menyukai lukisan, karena itulah Kazumi berusaha untuk membuat ibunya senang dengan terus melukis apapun yang diinginkan oleh ibunya."Perlahan, Andreas mulai bercerita, Syena memasang telinga dengan baik, tidak mau terlewat sedikitpun untuk mendengarkan hal yang diceritakan oleh Andreas."Apakah selain melukis, Kazumi juga berniat untuk menjadi penerus ayahnya?""Sebenarnya tidak.""Abang tau darimana?""Aku pernah mendengar Kazumi bergumam pada dirinya sendiri waktu itu, bahwa sebenarnya ia
"Banyak keuntungan yang akan kau dapatkan, jika kau bergabung dengan kami, Kazumi, terutama untuk perusahaanmu, akan berkembang pesat sampai ke luar negeri jika kau mau patuh dengan apa yang dikatakan oleh bos kami.""Jadi, bebaskan Rachel dan keluargaku, jangan sentuh mereka, apakah kau bisa memastikan hal itu?""Asalkan kau mau menuruti apa kata bos kami, apapun yang kau inginkan, bisa dipertimbangkan.""Jadi, tunggu apalagi? Aku setuju untuk bergabung dengan kalian, tapi bebaskan Rachel, kembalikan dia ke rumah, setelah kalian mengembalikan dia ke rumah, aku baru bisa menyetujui keinginan kalian."Michael membalikkan tubuhnya dan menatap Kazumi dengan tatapan mata serius. "Kau tidak main-main dengan hal ini, bukan?""Bukankah syarat dari kalian hanya dengan cara aku bergabung dengan kalian? Jika aku bergabung, biarkan keluargaku bebas, jangan sentuh mereka!""Baiklah. Aku akan berkomunikasi dengan Tuan Ernesto dulu, kau bisa memastikan bahwa istrimu kembali ke rumah telpon saja di
"Maaf, tapi itulah yang aku rasakan."Moa menarik napas panjang. Ingin membantah, tapi ia tidak bisa. Karena apa yang dipikirkan oleh Zill sebenarnya juga tengah ia pikirkan, hanya saja, Moa tidak mau mengiyakan karena ia merasa itu hanya pikirannya saja."Jadi, apakah kau punya saran?" tanyanya pada Zill."Kau yakin akan bertahan dengan pernikahan yang seperti itu?""Apa maksudmu?""Maksudku, kau yakin, akan bertahan hidup dengan Kazumi sementara pernikahan kamu dan dia bisa dikatakan tidak sah?""Tidak sah bagaimana? Aku dan Kazumi benar-benar dinikahkan oleh penghulu, bagaimana mungkin kau mengatakan bahwa pernikahan kami tidak sah?""Dia hilang ingatan, apakah layak kau menikah dengan seseorang yang sedang amnesia?"Telapak tangan Moa mengepal mendengar apa yang dikatakan oleh Zill. "Kita pernah membahas masalah ini, tapi kamu tetap tidak peduli, sekarang aku kembali membahasnya agar aku yakin, kamu memang benar-benar tidak peduli.""Sudahlah. Itu masalahku, kau tidak perlu ikut
"Tunggu! Apa yang akan kau lakukan?!" tahan Kazumi dengan suara yang meninggi hingga pergerakan Rachel ke arah pintu terhenti seketika."Aku sudah mengatakannya dengan jelas padamu, itulah yang akan aku lakukan!""Tidak bisakah kamu diam saja di sana? Aku berusaha untuk tidak membuat Yurata marah, kenapa kau justru bersikap seperti ini?""Karena aku tidak suka kamu memaksakan diri untuk melakukan sesuatu yang tidak ingin kau lakukan!""Memangnya kau tahu aku tidak mau melakukan itu? Aku hanya sedikit canggung karena lama tidak melukis. Bukan tidak mau melukis!""Benarkah? Berarti, kau mengakui bahwa kau memang pandai melukis?""Melukis itu semua orang bisa, Rachel, kalau dia mau.""Tidak. Buktinya aku tidak bisa melukis."Kazumi ingin menanggapi apa yang dikatakan oleh Rachel, tapi tiba-tiba saja pintu dibuka dari luar dan beberapa pria masuk ke dalam hingga membuat Rachel dan Kazumi mengira mereka adalah orang-orang Yurata. Namun, ketika mereka tanpa bicara mencekal pergelangan tang
Pertanyaan Rachel dibarengi dengan tatapan mata Rachel pada mata Kazumi yang saat itu mau tidak mau juga menatap istrinya. Kazumi ingin mengatakan tidak, tapi sentuhan jemari tangan Rachel pada rahangnya membuat ia sulit untuk bicara. Sementara itu, jantungnya berdebar kencang, seiring napas Rachel yang menyapa wajahnya disertai sentuhan jemari tangan perempuan itu pada rahangnya. "Aku...."Ucapan Kazumi terhenti ketika tiba-tiba saja, Rachel mencium bibirnya. Satu tangan perempuan itu menarik tengkuk Kazumi agar posisi bibir mereka tetap bertahan seperti itu tanpa terlepaskan. Kazumi merasa sekujur tubuhnya mendadak kaku. Sementara itu, Rachel yang sudah mendaratkan ciumannya pada bibir Kazumi perlahan bergerak mencium lebih dalam lagi. Rachel tidak tahu, sejak kapan ia seperti itu, mampu mengabaikan perasaan malunya untuk menyentuh laki-laki terlebih dahulu, tapi yang jelas yang ada di otaknya hanya satu, ia melakukan itu karena Kazumi ingin mengakhiri pernikahan mereka. Meskip
"Lu, mau ikut? Apa yang bisa lu lakukan kalau lu ikut?" kata Kazaya dengan nada suara yang datar, dan Syena tahu ia sedang diremehkan oleh Kazaya. Namun, ia tetap tidak mau peduli dengan sikap Kazaya yang seperti itu padanya."Mungkin aku tidak bisa banyak membantu, tapi, aku akan-""Lupakan! Bawa cewek bikin gue susah bergerak, lu di rumah aja, jaga situasi di rumah tetap stabil, karena bukan kagak mungkin, relasi bisnis bokap gue akan bereaksi."Setelah bicara seperti itu pada Syena, Kazaya beranjak tanpa peduli Alex dan Syena yang sebenarnya masih tak setuju dengan apa yang dikatakannya tadi.Pria itu tidak bisa ditahan oleh Syena maupun Alex dan beberapa saat kemudian, ia sudah pergi meninggalkan rumah dengan motornya.Sepeninggal Kazaya, Alex segera menegaskan pada Syena untuk melakukan hal yang dikatakan oleh Kazaya tadi padanya. Sementara ia sendiri juga mulai melakukan pelacakan, siapa orang-orang yang membawa Kazumi, apakah benar Kazumi dan Rachel sedang dibawa oleh orang-ora
Melihat perubahan yang terjadi pada wajah Kazumi, Rachel buru-buru mendekati sang suami dan ingin tahu kertas apa yang diberikan oleh Yurata pada Kazumi.Tetapi, saat Rachel ingin melihat, Kazumi segera menyembunyikan kertas itu agar Rachel tidak bisa melihatnya. "Apa yang diperintahkan orang itu padamu?" tanya Rachel sambil menatap lurus ke arah suaminya tersebut."Kau tidak perlu tahu.""Kamu sekarang benar-benar sudah menjadi budak dia?""Aku tidak punya pilihan lain, Rachel!""Punya! Aku sudah bilang, aku tidak masalah dijual pada pria bernama Ernesto itu, asalkan mereka tidak menekan kamu!""Untuk apa kamu mengorbankan diri seperti itu?""Ke satu, karena aku tidak mau berutang budi padamu, yang kedua karena aku mencintaimu dengan tulus.""Tidak perlu repot-repot."Kazumi bangkit dan melangkah ke arah pintu di mana anak buah Yurata membuka kembali pintu tersebut untuk memberikan peralatan melukis.Ia menerima peralatan itu dan melangkah ke arah sudut kamar untuk mulai melakukan p