Pertanyaan Rachel tidak mampu dijawab Alex dengan cepat. Karena ia sendiri tidak tahu kondisi terkini Kazumi. Asisten pribadi Kazumi itu hanya mengatakan pada Rachel bahwa ia akan mencoba memastikan dahulu dengan datang ke lokasi kejadian. Ia juga meminta Rachel untuk tidak mendesaknya dahulu karena ia benar-benar belum bisa mengatakan apapun tentang Kazumi sekarang ini.Rachel terpaksa patuh dengan ucapan Alex, dan meminta pria itu untuk mengabarinya setelah mendapatkan informasi tentang Kazumi. Alex hanya mengiyakan, percakapan diakhiri dan Alex semakin menambah kecepatan mobilnya karena benar-benar khawatir dengan kondisi Kazumi, apakah majikan mudanya itu baik-baik saja atau justru sebaliknya? Sementara itu, setelah mobilnya masuk ke dalam air, dan perlahan semakin tenggelam, Kazumi yang menderita luka-luka akibat benturan keras saat mobilnya menubruk pembatas jalan itu masih berusaha untuk keluar dari mobilnya.Dengan sisa-sisa kekuatannya, Kazumi melakukan apa saja agar bisa k
Syena diam lagi merasa tidak mampu menjawab pertanyaan yang dilontarkan oleh Rachel padanya. Sebuah pertanyaan yang sulit untuk dijawabnya karena diulang berapa kalipun jawabannya sama tapi ia malu untuk mengatakan, sebab, rasanya ia tidak pantas untuk mengatakan hal itu pada siapapun karena sadar dirinya siapa."Kamu tidak bisa menjawabnya, apakah itu berarti kamu menyukai Kazumi?" Suara Rachel terdengar lagi, dan Syena buru-buru menggelengkan kepalanya. "Tapi, kamu dan Kazumi sudah berciuman, bukan?"Rachel masih mengintrogasinya, membuat insiden saat bibirnya dan bibir Kazumi bertubrukan hingga terluka jadi berkelebat di benaknya. "Itu bukan sebuah ciuman. Itu hanya sebuah kecelakaan, aku dan Kazumi tidak pernah berciuman.""Lalu, kenapa saat itu bibir kalian sama-sama terluka?""Iya, aku terjatuh dan menimpa Kazumi lalu enggak sengaja bibir kami bertubrukan dan terluka. Saat itu aku dan dia berdebat lalu kecelakaan itu terjadi.""Jadi, kalian tidak pernah berciuman?"Syena men
"Lalu, bagaimana? Kalau dia tidak segera ditangani, dia bisa meninggal, luka di tubuhnya sangat banyak.""Kakek bisa membuat ramuan, kan? Tolong buatkan ramuan itu, biar aku yang berusaha untuk memberikan pertolongan pertama agar dia bisa siuman. Mungkin terlalu banyak air yang tertelan olehnya, jadi dia pingsan tidak sadarkan diri."Perempuan bernama Moa itu bicara demikian pada sang kakek, dan akhirnya pria paruh baya itu mengangguk. Ia segera melakukan apa yang diminta oleh sang cucu, dan Moa segera menekan dada Kazumi agar ia bisa membuat pria itu sadar dari pingsannya. Beberapa saat kemudian, sang kakek kembali dengan ramuan di tangannya. Tetapi, ia melihat Moa belum bisa membuat pria yang mereka temukan itu sadar. "Dia harus dibawa ke rumah sakit, Moa. Kita bisa jadi tersangka kalau membiarkan dia tanpa perawatan sama sekali," katanya pada gadis berambut panjang itu dengan suara yang terdengar serius."Aku enggak mau ambil resiko, Kek! Kalau dia mata-mata, ayahku pasti akan l
Moa tidak mempedulikan ekspresi wajah Kazumi yang terlihat tidak setuju dengan apa yang ingin dilakukannya, perempuan itu mulai membersihkan tubuh Kazumi dimulai dari wajah lalu bagian dada dan perut Kazumi setelah itu bagian punggung dengan cara memiringkan tubuh Kazumi dengan perlahan. Bagian atas tubuh sudah dibersihkan oleh Moa, sekarang bagian bawah dan mendadak Moa jadi terdiam sendiri karena bukankah jika ia harus membersihkan bagian bawah tubuh Kazumi itu artinya Moa akan membuka celana yang dipakai Kazumi?Wajah Moa seketika merah memikirkan ia harus melakukan hal itu dan Kazumi melihatnya hingga ia merasa semakin tidak nyaman. Kazumi berusaha mengeluarkan suara, dan Moa sontak menatapnya."Maaf, aku harus melepas celana kamu, karena tubuh kamu harus dibersihkan secara keseluruhan, maafkan aku jika sedikit lancang."Moa bersuara seolah tahu, Kazumi yang mengeluarkan suara ingin melarangnya untuk melakukan hal itu. Kazumi menggelengkan kepalanya berkali-kali ketika kata-kata
"Apa yang dikatakannya benar, Zaya. Mungkin mulai sekarang kalian harus menyelidiki masalah itu, aku juga yakin yang kecelakaan itu kakak kembar kamu, lihat kondisi kamu sekarang, kamu sakit tapi kamu tidak tahu penyebabnya."Zill setuju dengan apa yang dikatakan oleh Alex pada Kazaya hingga ia bicara demikian pada pria tersebut.Kazaya menarik napas. Matanya menatap ke arah laut dari tempat mereka sekarang berada, seolah masih tidak percaya dengan apa yang dikatakan oleh Alex padanya. "Ya, udah, sekarang lu coba lakukan pemulihan untuk ponsel Kazumi, Alex, gue yang bertanggung jawab kalau Kazumi marah ponselnya diperiksa, kita harus mencari tahu siapa orang yang melakukan hal itu pada Kazumi, lu juga udah catet plat motor orang itu, kan?""Iya, Tuan!""Bagus!"Akhirnya mereka bergerak untuk meninggalkan tempat itu setelah Alex bicara sedikit dengan para polisi yang masih ada di tempat kejadian.Sementara itu, Radit sudah sampai ke rumah di mana klien yang akan ditemui oleh Kazumi. R
Zill mencoba untuk menjelaskan maksud Vivian agar Kazaya paham dengan apa yang dimaksud oleh gadis tersebut. "Ya. Seperti itu, tepat seperti yang dijelaskan oleh Zill, sepertinya rasa sakit itu isyarat dari saudara kembar kamu, jadi mungkin sekarang dia sedang memberikan isyarat padamu hingga tiba-tiba saja kamu juga langsung merasa sakit."Vivian membenarkan apa yang diucapkan oleh Zill pada Kazaya, membuat Kazaya bengong."Dengan kata lain dia sekarang butuh bantuan?""Benar.""Apakah itu bisa dipercaya?""Percaya atau tidak itulah yang banyak terjadi, dan kamu tidak bisa menyangkalnya, jadi sudahlah, kau harus mencari keberadaan kakak kembar kamu dengan cepat karena dia sudah mengirimkan sinyal bahwa dia sedang tidak baik-baik saja.""Asistennya bilang, ada pemotor yang mengikutinya sebelum dia dengan Kazumi hilang kontak, mungkinkah orang itu menculik Kazumi?" tanya Kazaya sambil menatap ke arah Zill dan juga Vivian bergantian."Kemungkinan itu bisa saja terjadi, tapi bisa juga k
Karena penasaran dengan apa yang ia dengar, kakek Moa melontarkan pertanyaan itu pada Kazumi tapi Kazumi tidak bisa menanggapi pertanyaan itu dengan benar hanya terus menekap telinganya sambil menggelengkan kepalanya berkali-kali seolah ia tertekan dengan pertanyaan yang dilontarkan oleh kakek Moa padanya. Hal itu membuat Moa meminta kakeknya untuk berhenti bertanya, khawatir Kazumi yang sekarang ia panggil Jay itu semakin tertekan dan tidak bisa mengendalikan diri lantaran pertanyaan tersebut. Kakek Moa menarik tangan sang cucu agar mereka bisa lebih jauh sedikit dengan posisi di mana Kazumi berada. "Sepertinya ada sesuatu yang terjadi sampai dia terdampar di sini, Moa. Kita tidak tahu apa yang terjadi tapi sebaiknya, dia kita serahkan pada pihak berwajib saja."Sang kakek bicara seperti itu ketika sudah berhasil membawa Moa menjauh dari posisi Kazumi. Moa mengawasi Kazumi yang masih tertunduk sambil memeluk kedua lututnya di sudut sana, dan gadis itu menarik napas panjang."Dia
"Saya memang asistennya, tapi yang dibutuhkan di sini adalah keberadaan Tuan Kazumi, jika para pemegang saham tahu Tuan Kazumi tidak ditemukan, sementara Tuan Kazama belum sembuh, mereka tidak akan percaya bahwa perusahaan baik-baik saja, Tuan.""Kagak, gue kagak mau, lu aja yang gantiin lu bilang aja Kazumi lagi menjalani perawatan dan lu yang untuk sementara menjadi gantinya, gue kagak mau ke perusahaan!"Setelah bicara demikian, Kazaya langsung meninggalkan Alex yang hanya bisa mengusap dada ketika menyadari ia tidak berhasil untuk membujuk Kazaya agar mau menyamar menjadi Kazumi. Asisten kepercayaan Kazumi itu merasa bingung sekarang karena jika Kazaya tidak mau menyamar, mau tidak mau seluruh projects yang sudah disepakati oleh Kazumi dengan pebisnis yang lain akan dibatalkan dan tentu saja perusahaan akan mengalami kerugian yang besar."Ada apa Alex, kau menyendiri di sini seperti bukan dirimu."Suara Rachel mengejutkan Alex ketika pria itu duduk menyendiri di taman belakang r
"Aku berjanji, Tuan!""Baiklah. Lakukan apa yang aku perintahkan, setelah itu aku akan memberitahumu di mana nanti aku akan tinggal.""Tapi, Tuan....""Ada apa lagi?""Kenapa harus meninggalkan rumah? Meskipun Tuan mengundurkan diri dari perusahaan, bukankah Tuan tidak perlu melakukan hal itu? Rumah itu adalah rumah Tuan juga, Tuan seharusnya tetap di situ saja.""Aku sudah memutuskan, Alex. Jadi kau ikuti saja apa yang sudah aku rencanakan. Pergilah. Temui mereka dan pastikan mereka menanda tangani berkas itu."Alex akhirnya mengalah. Tidak bisa lagi membujuk Kazumi, untuk mendengarkan apa yang ia sarankan, hingga akhirnya pria itu beranjak keluar sambil membawa berkas berbungkus coklat itu untuk dibawanya pada para istri Kazumi, agar proses perceraian majikan mudanya itu segera selesai. Ia meminta rekannya untuk menjaga Kazumi selama ia pergi lagi, setelah itu ia ke ruang rawat inap Kazaya karena sejak di ruang rawat inap Kazumi, Kazaya terus saja menelponnya."Bagaimana, Alex? Apa
Rekan Alex yang ditugaskan untuk menjaga Kazaya segera masuk ke dalam ruangan di mana Kazaya dirawat ketika ia melihat majikannya terjatuh."Tuan, kembali berbaring, Tuan, Tuan masih perlu banyak istirahat!" pinta laki-laki itu pada Kazaya, tapi Kazaya tetap ingin melepaskan cengkraman tangan anak buah ayahnya itu agar ia bisa keluar dari ruangan rawat inapnya."Gue harus mencari Syena, lepasin gue!" kata Kazaya sembari terus memberontak, tapi anak buah ayahnya itu tidak mau melepaskan cengkeramannya pada Kazaya hingga Kazaya tidak bisa melepaskan diri dari cengkraman tersebut lantaran jika ia memaksa melakukan pergerakan bagian tubuhnya yang terluka akan terasa sakit."Tetaplah di sini, Tuan. Biarkan Alex yang melakukan apa yang Tuan inginkan!" pinta anak buah ayah Kazaya dan terpaksa, Kazaya menurut karena untuk memaksa pun ia sudah tidak punya kekuatan lagi."Katakan pada Alex, dia harus bisa menemukan Syena secepatnya!" perintah Kazaya dan perintah itu hanya diiyakan oleh anak bua
"Jangan sok tahu! Syena itu istri lu, buat apa gue suka sama bekas lu!""Jaga ucapan kamu!"Nada suara Kazumi terdengar meninggi ketika ia mengucapkan kalimat tersebut pada Kazaya.Matanya menatap tidak suka ke arah Kazaya pertanda Kazumi tidak mau Kazaya bicara seperti itu tentang Syena. "Syena bukan barang bekas, aku tidak pernah menyentuhnya, sekalipun aku ingin menyentuhnya saat aku dulu suka padanya, tapi aku tidak pernah memanfaatkan status pernikahan kami untuk melakukan apa yang biasa para pria lakukan, jadi, Zaya. Sebelum kamu menyesal sudah menyepelekan perasaanmu sendiri, maka lebih baik kau katakan padanya bahwa kau menyukainya, aku akan menggelar konferensi pers untuk mengatakan Syena hanya istri kontrak agar saat kalian bersama, dia tidak menjadi bahan pembicaraan orang lain karena menikah dengan kita berdua!"Setelah bicara demikian pada Kazaya, Kazumi berbalik dan melangkah meninggalkan Kazaya yang hanya bisa diam mendengar ucapan panjang yang tadi dilontarkannya.Kaz
Mendengar apa yang diucapkan oleh Rachel, Kazumi terdiam. Membuat Rachel semakin berani melanjutkan ucapannya agar ia bisa membujuk Kazumi tidak menceraikannya."Zumi. Sudah saatnya kamu hidup sesuai dengan apa yang kau inginkan, menjadi CEO bukan sesuatu yang kamu inginkan, bukan? Sudahi saja. Tidak perlu memaksakan diri, jika Kazaya sudah bersedia menggantikanmu, biarkan dia yang melakukan itu, dan tugasmu selama ini sudah selesai...."Rachel kembali bicara, dengan nada suara yang lembut supaya apa yang ia katakan tidak membuat Kazumi merasa tertekan."Kapan Kazaya bicara seperti itu padamu?" tanya Kazumi setelah beberapa saat lamanya ia hanya diam meskipun Rachel menunggunya untuk menanggapi apa yang dikatakannya."Kamu enggak percaya Kazaya bicara seperti itu padaku?""Kamu mendengarnya langsung?""Ya!""Bisa kau menyingkir?""Kamu mau apa?""Aku ingin menemuinya, bukankah dia juga dirawat di rumah sakit ini?""Kamu masih lemah, tidak usah banyak bergerak dulu.""Aku ingin bicara
Kazumi melotot mendengar saran yang diberikan oleh Alex padanya. "Jangan kurang ajar, Alex. Kau mau membantuku, atau tidak?" katanya dengan gusar, dan terpaksa, Alex akhirnya melakukan apa yang diperintahkan oleh Kazumi padanya.Setelah membantu Kazumi untuk lepas dari pelukan Rachel, Alex membimbing Kazumi untuk duduk di sofa sambil membawa tiang infus majikannya tersebut.Wajah Kazumi terlihat kacau. Alex bisa menerka apa yang membuat wajah majikannya itu sampai demikian hingga ia merasa, majikannya itu tidak seharusnya demikian jika memang sudah memiliki perasaan pada sang istri pertama."Apa yang membuatmu ke sini?" tanya Kazumi membuyarkan lamunan Alex tentang dirinya."Aku ingin mengabarkan tentang apa yang dilakukan oleh Raditya, dia berhasil meyakinkan sejumlah pebisnis untuk menyetujui tentang Tuan yang harus melakukan penjelasan tentang apa yang belakangan terjadi, terutama tentang Tuan yang diinginkan oleh Ernesto.""Dengan kata lain, para pemegang saham dan pesaing bisni
Kazumi sangat terkejut dengan apa yang dilakukan oleh Rachel. Kedua tangannya memegang pundak Rachel dan bersiap untuk mendorong tubuh sang istri, tapi Rachel yang tahu apa yang dipikirkan oleh sang suami tidak membiarkan itu terjadi.Ia justru menekan tengkuk Kazumi dengan tangannya hingga ciuman mereka semakin dalam dan pertahanan Kazumi musnah seketika. Jika tadi, Kazumi ingin menolak apa yang dilakukan oleh istrinya pada bibirnya, kali ini tidak. Ciuman Rachel pun disambut oleh Kazumi dan itu membuat Rachel semakin menggila karena hal tersebut.Kedua tangannya mencoba untuk membuka pakaian rumah sakit yang dikenakan oleh Kazumi meskipun mereka masih intens berciuman. Hingga akhirnya, Kazumi tersadar mereka sedang di mana dan ia mendorong tubuh Rachel seketika sampai ciuman mereka terlepas.Napas keduanya memburu, tapi Rachel tidak mau beranjak dari atas tubuh Kazumi meskipun sekarang ia tidak lagi mencium bibir sang suami."Menyingkirlah, kalau ada yang melihat apa kau tidak mal
Kazumi terdiam sejenak mendengar isi pertanyaan yang diajukan oleh Alex. Membuat Alex curiga, Kazumi melakukan hal itu hanya karena emosi sesaat atau pemikiran yang tidak dipikirkan dengan matang."Tuan. Aku tahu, sebenarnya, Tuan sudah mulai mencintai Nona Rachel, bukan? Saat kita di dalam mobil dan kita dikejar helikopter Michael, aku melihat tatapan Tuan pada Nona Rachel itu berbeda dari biasanya...."Alex memberanikan diri untuk mengatakan apa yang ada di dalam hatinya hingga Kazumi mengusap wajahnya dengan kasar mendengar kesimpulan yang diucapkan oleh Alex."Sebenarnya, aku juga tidak paham dengan apa yang aku rasakan sekarang, tapi, Alex saat ini situasi sedang tidak baik untuk memikirkan masalah itu, aku tidak tahu, apakah aku mulai jatuh cinta pada Rachel, tapi yang jelas, aku merasa, perasaanku padanya menjadi penting, jadi aku ingin melakukan sesuatu agar dia tidak kenapa-kenapa.""Dengan cara, menceraikan Nona Rachel?""Beberapa saat yang lalu, mertuaku menghubungi aku, d
"Dengan kata lain, kamu ingin memimpin perusahaan seorang diri tanpa mau berbagi dengan Kazumi?" tanya Rachel dengan hati-hati, khawatir Kazaya justru tersinggung mendengar apa yang ia tanyakan."Ya. Sudah jelas?"Masa Kazaya pikirannya se-serakah itu? Rasanya enggak mungkin, tapi dia sendiri yang mengatakan hal seperti itu, masa dia berbohong supaya tidak dimintai tolong?Kembali Rachel membatin, dan akhirnya perempuan itu beranjak keluar dari ruangan rawat inap Kazaya setelah lagi-lagi, Kazaya memintanya untuk keluar.Di luar, Rachel berusaha untuk mencari Syena. Perempuan itu awalnya sulit untuk menemukan keberadaan Syena, tapi kemudian, Rachel menemukan Syena keluar dari mushola rumah sakit. Cepat ia menghampiri wanita yang awalnya sangat ia benci karena mengira Syena merebut Kazumi darinya."Lukamu bagaimana? Kenapa kamu tidak di ruang rawat inap aja?"Rachel bertanya sambil meneliti kaki Syena."Aku sudah baikan, kok, tinggal pemulihan, aku juga sudah mengurus semuanya untuk pu
Kazaya membuang napas mendengar apa yang diucapkan oleh Rachel. Sementara itu, setelah bicara seperti tadi, Rachel meraih tempat duduk dan tempat duduk itu ia letakkan tepat di tepi pembaringan Kazaya."Jangan sok tahu, lu kagak ada bukti sampe lu yakin bener gue suka sama dia!" ketus Kazaya sebelum Rachel bicara kembali lebih lanjut."Zaya. Mungkin aku kurang pandai menarik perhatian seorang pria hingga setahun aku selalu mencintai kakakmu secara sepihak, tapi aku cukup pintar membedakan pria yang jatuh cinta dengan seseorang sama yang enggak.""Terus, apa sekarang Kazumi sudah mulai suka sama lu?""Alhamdulillah, sedikit demi sedikit aku mulai merasakan hal itu.""Serius?"Di luar dugaan, Kazaya terlihat antusias ketika mendengar pengakuan Rachel tentang perasaan Kazumi. Membuat Rachel tersenyum penuh arti karena perubahan wajah Kazaya, benar-benar menegaskan bahwa, ada harapan yang dipikirkan pemuda itu sekarang dan sepertinya, Rachel bisa menebak harapan seperti apa yang ada dalam