"Zumi, kenapa?" tanya Syena sambil bergerak mundur menyadari aura Kazumi seperti menahan kemarahan.Kazumi yang diselimuti perasaan cemburu karena melihat Syena dengan Bertrand di jam tidak biasa benar-benar tidak bisa mengontrol perasaannya.Ia maju meskipun Syena mundur setiap kali ia melakukan hal tersebut. "Kamu meminta tolong Bertrand di jam tidak biasa seperti ini untuk membetulkan kunci kamar kamu? Kenapa kamu tidak melaporkan hal itu dulu padaku? Kau kira kau siapa? Seenaknya meminta tolong untuk membetulkan rumah orang?" kata Kazumi bertubi-tubi dan Syena sadar dengan apa yang ia perbuat hingga ia merasa bersalah."Maaf, aku minta maaf. Aku salah, memang seharusnya aku konfirmasi kamu dulu, tapi karena kupikir kamu enggak mau diganggu jadi, aku langsung minta tolong Bertrand.""Bertrand? Kamu ringan sekali menyebut nama dia, apa kamu masih punya perasaan dengan dia?"Masih dengan suara sinis, Kazumi melontarkan pertanyaan tersebut hingga membuat Syena benar-benar sulit bicar
"Ah, bukan seperti itu, Tuan. Saya tidak menyukai dan disukai oleh siapapun, jadi-""Kau tidak merasa bahwa dirimu itu tampan?""Tidak setampan Tuan.""Kau tidak merasa jika kau berada di luar kau itu menarik perhatian kaum hawa? Apakah kau pernah menyukai perempuan?""Tidak, Tuan. Kaum hawa tertarik pada Tuan, bukan saya.""Kau kira aku tidak bisa membedakan perempuan yang menyukaimu dengan perempuan yang menyukaiku?""Tuan, sudahlah, saya belum berpikir ke arah sana, yang sekarang kita bahas itu adalah Tuan, bukan saya, jadi, apa yang membuat Tuan sampai melakukan hal itu pada Syena?""Kau tadi menanyakan tentang apa yang akan aku lakukan jika aku tahu orang yang disukai dan menyukai Syena ada di rumah ini? Jika memang ada lagi, aku akan memusnahkan dia dari mataku, paham?"Aku tidak bisa mengatakan masalah Syena yang menyukai Tuan Kazaya, lagipula, Tuan Kazaya juga tidak menyukai Syena jadi kurasa, lebih baik aku diam saja daripada masalah bertambah banyak....Hati Alex bicara dem
Kazaya bicara seperti itu di hadapan Alex hingga Alex hanya bisa menghela napas."Sabar, Tuan, seperti yang saya katakan tadi, semua itu ada alasannya, Tuan Kazumi bertindak seperti itu ada alasannya, nanti akan diselesaikan dengan baik dan saya pastikan tidak akan terjadi lagi hal demikian."Alex masih berusaha untuk menenangkan Kazaya, karena ia bisa merasakan adik kembar Kazumi itu sangat emosi. "Alasan apa? Memperkosa Syena itu alasan apa? Gue malu, karena dia kakak kembar gue! Mau ditaro dimana muka gue kalo dia kagak bisa jaga sikap macam itu?""Tuan Kazumi khilaf, Tuan, saya pastikan itu tidak terjadi lagi, nanti juga Tuan Kazumi akan menyelesaikan semuanya, Tuan kembali saja ke kamar, saya mohon."Kazaya menghembuskan napas kesal mendengar ucapan Alex yang terdengar sangat memohon. Terpaksa, Kazaya menahan diri untuk tidak marah meskipun ia sangat ingin marah. Namun, karena hari juga sudah terlalu larut malam, Kazaya akhirnya menyerah. "Baiklah, tapi lu harus bisa menasihati
"Maaf, Nona, saya tidak bisa mengatakan apapun pada Nona, nanti tanyakan sendiri pada Tuan Kazumi, ya?"Alex mengucapkan kalimat tersebut sambil membungkukkan tubuhnya, dan Rachel lagi-lagi sebal karena Alex tidak mau mengatakan tentang tugas yang diberikan Kazumi padanya."Alex, bisakah kamu mengatakan sedikit saja apa yang ditugaskan Kazumi padamu? Kenapa kau hanya patuh dengan Kazumi? Kenapa kamu tidak menganggap aku majikan kamu juga?""Maaf, Nona. Saya hanya menjalankan tugas, Tuan Kazumi meminta saya untuk merahasiakan segalanya, saya hanya menjalankan perintah.""Kalau dia memintamu terjun ke jurang, kau juga mau melakukannya?""Tergantung alasannya, jika itu hukuman untuk kesalahan yang saya perbuat, saya akan melakukannya.""Kamu memang benar-benar menyebalkan!"Setelah memaki seperti itu pada Alex, Rachel meninggalkan asisten pribadi Kazumi tersebut dengan perasaan berkecamuk. Apa sebenarnya yang ditugaskan oleh Kazumi pada Alex?Rachel akhirnya berinisiatif untuk menghubung
"Kamu mengancam?""Tidak hanya mengancam, tapi ini kenyataan jika kamu tidak mau patuh padaku!""Kalau kamu menyakiti ibuku, kamu akan berurusan dengan polisi! Jadi jangan suka mengancam, ada hukum yang akan kamu terima kalau kamu melakukan hal itu!"Setelah bicara demikian, Syena berbalik dan meninggalkan sang ayah tiri. Pak Boris ingin mengejar tapi niatnya terhenti ketika sebuah mobil berhenti di depan gerbang rumah besar milik Kazumi.Pak Boris buru-buru pergi sambil mengawasi nomor plat mobil yang berhenti di depan gerbang tersebut. "Pasti mobil itu milik suami Syena, dia sudah mempermalukan aku di depan umum waktu itu, dia juga sudah menghajar aku, tunggu saja pembalasanku!"Pak Boris bicara demikian sambil segera pergi dengan kemarahan yang meluap.Sementara itu, Alex yang membawa mobil Kazumi meminta satpam penjaga gerbang untuk menjaga mobil tersebut sementara ia masuk dahulu ke rumah Kazumi karena ada sesuatu yang harus ia ambil sebelum memberikan mobil itu pada Kazumi.Beb
Ayah Tuan Kazumi sepertinya tahu apa yang direncanakan oleh Tuan Kazumi, hubungan batin antara ayah dan anak pastinya, semoga saja ketika semuanya sudah berakhir, Tuan Kazama tidak terlalu terpuruk....Hati Alex menanggapi perkataan yang diucapkan oleh Tuan Kazama, sampai untuk sesaat ia hanya bisa diam saja sebelum akhirnya ia menanggapi seadanya apa yang dikatakan oleh ayah Kazumi. Beberapa saat kemudian, Alex pamit untuk melakukan tugas yang diberikan oleh Kazumi, tanpa memberitahukan apa yang akan dilakukannya secara rinci pada Tuan Kazama. Sementara itu, Rachel yang sudah sampai ke rumah orang tuanya terburu-buru mencari orang tuanya ketika ia sudah sampai di rumah besar tersebut.Kedua orang tua Rachel heran melihat anaknya yang seperti dikejar setan masuk ke rumah mereka hingga keduanya meminta Rachel untuk duduk dengan tenang."Ada apa? Kenapa kamu sampai tersengal-sengal seperti itu?" tanya sang ayah pada putrinya. "Pi, Mami, aku tidak tahu apa yang akan dilakukan oleh Kaz
"Iya, aku tahu, tapi izinkan masalah ini aku yang mengatasi, aku berjanji akan menyelesaikannya dengan baik, aku juga berjanji tidak akan menyiksa diri sendiri, jadi tolong berikan aku kesempatan itu." Mendengar permohonan sang anak untuk yang kesekian kalinya, kedua orang tua Rachel saling pandang. Mereka sebenarnya tidak mau menerima permohonan tersebut tapi melihat kesungguhan di wajah sang anak, keduanya akhirnya meloloskan permintaan Rachel dengan satu catatan, kesempatan yang diberikan itu adalah kesempatan terakhir. Jika sang anak masih terus diabaikan oleh Kazumi, ayah dan ibu Rachel ingin Rachel tidak lagi berusaha untuk memaksakan diri meneruskan pernikahan tersebut, dan Rachel menyanggupinya. Kesempatan terakhir, aku berharap di kesempatan terakhir ini, Kazumi akhirnya aku dapatkan, setidaknya dia menepati janji untuk menyentuhku. Biarlah, aku dianggap wanita tidak punya harga diri, aku hanya ingin ada jejak Kazumi sebelum dia benar-benar membuangku.... Hati Rachel
Pertanyaan Rachel tidak mampu dijawab Alex dengan cepat. Karena ia sendiri tidak tahu kondisi terkini Kazumi. Asisten pribadi Kazumi itu hanya mengatakan pada Rachel bahwa ia akan mencoba memastikan dahulu dengan datang ke lokasi kejadian. Ia juga meminta Rachel untuk tidak mendesaknya dahulu karena ia benar-benar belum bisa mengatakan apapun tentang Kazumi sekarang ini.Rachel terpaksa patuh dengan ucapan Alex, dan meminta pria itu untuk mengabarinya setelah mendapatkan informasi tentang Kazumi. Alex hanya mengiyakan, percakapan diakhiri dan Alex semakin menambah kecepatan mobilnya karena benar-benar khawatir dengan kondisi Kazumi, apakah majikan mudanya itu baik-baik saja atau justru sebaliknya? Sementara itu, setelah mobilnya masuk ke dalam air, dan perlahan semakin tenggelam, Kazumi yang menderita luka-luka akibat benturan keras saat mobilnya menubruk pembatas jalan itu masih berusaha untuk keluar dari mobilnya.Dengan sisa-sisa kekuatannya, Kazumi melakukan apa saja agar bisa k
"Aku berjanji, Tuan!""Baiklah. Lakukan apa yang aku perintahkan, setelah itu aku akan memberitahumu di mana nanti aku akan tinggal.""Tapi, Tuan....""Ada apa lagi?""Kenapa harus meninggalkan rumah? Meskipun Tuan mengundurkan diri dari perusahaan, bukankah Tuan tidak perlu melakukan hal itu? Rumah itu adalah rumah Tuan juga, Tuan seharusnya tetap di situ saja.""Aku sudah memutuskan, Alex. Jadi kau ikuti saja apa yang sudah aku rencanakan. Pergilah. Temui mereka dan pastikan mereka menanda tangani berkas itu."Alex akhirnya mengalah. Tidak bisa lagi membujuk Kazumi, untuk mendengarkan apa yang ia sarankan, hingga akhirnya pria itu beranjak keluar sambil membawa berkas berbungkus coklat itu untuk dibawanya pada para istri Kazumi, agar proses perceraian majikan mudanya itu segera selesai. Ia meminta rekannya untuk menjaga Kazumi selama ia pergi lagi, setelah itu ia ke ruang rawat inap Kazaya karena sejak di ruang rawat inap Kazumi, Kazaya terus saja menelponnya."Bagaimana, Alex? Apa
Rekan Alex yang ditugaskan untuk menjaga Kazaya segera masuk ke dalam ruangan di mana Kazaya dirawat ketika ia melihat majikannya terjatuh."Tuan, kembali berbaring, Tuan, Tuan masih perlu banyak istirahat!" pinta laki-laki itu pada Kazaya, tapi Kazaya tetap ingin melepaskan cengkraman tangan anak buah ayahnya itu agar ia bisa keluar dari ruangan rawat inapnya."Gue harus mencari Syena, lepasin gue!" kata Kazaya sembari terus memberontak, tapi anak buah ayahnya itu tidak mau melepaskan cengkeramannya pada Kazaya hingga Kazaya tidak bisa melepaskan diri dari cengkraman tersebut lantaran jika ia memaksa melakukan pergerakan bagian tubuhnya yang terluka akan terasa sakit."Tetaplah di sini, Tuan. Biarkan Alex yang melakukan apa yang Tuan inginkan!" pinta anak buah ayah Kazaya dan terpaksa, Kazaya menurut karena untuk memaksa pun ia sudah tidak punya kekuatan lagi."Katakan pada Alex, dia harus bisa menemukan Syena secepatnya!" perintah Kazaya dan perintah itu hanya diiyakan oleh anak bua
"Jangan sok tahu! Syena itu istri lu, buat apa gue suka sama bekas lu!""Jaga ucapan kamu!"Nada suara Kazumi terdengar meninggi ketika ia mengucapkan kalimat tersebut pada Kazaya.Matanya menatap tidak suka ke arah Kazaya pertanda Kazumi tidak mau Kazaya bicara seperti itu tentang Syena. "Syena bukan barang bekas, aku tidak pernah menyentuhnya, sekalipun aku ingin menyentuhnya saat aku dulu suka padanya, tapi aku tidak pernah memanfaatkan status pernikahan kami untuk melakukan apa yang biasa para pria lakukan, jadi, Zaya. Sebelum kamu menyesal sudah menyepelekan perasaanmu sendiri, maka lebih baik kau katakan padanya bahwa kau menyukainya, aku akan menggelar konferensi pers untuk mengatakan Syena hanya istri kontrak agar saat kalian bersama, dia tidak menjadi bahan pembicaraan orang lain karena menikah dengan kita berdua!"Setelah bicara demikian pada Kazaya, Kazumi berbalik dan melangkah meninggalkan Kazaya yang hanya bisa diam mendengar ucapan panjang yang tadi dilontarkannya.Kaz
Mendengar apa yang diucapkan oleh Rachel, Kazumi terdiam. Membuat Rachel semakin berani melanjutkan ucapannya agar ia bisa membujuk Kazumi tidak menceraikannya."Zumi. Sudah saatnya kamu hidup sesuai dengan apa yang kau inginkan, menjadi CEO bukan sesuatu yang kamu inginkan, bukan? Sudahi saja. Tidak perlu memaksakan diri, jika Kazaya sudah bersedia menggantikanmu, biarkan dia yang melakukan itu, dan tugasmu selama ini sudah selesai...."Rachel kembali bicara, dengan nada suara yang lembut supaya apa yang ia katakan tidak membuat Kazumi merasa tertekan."Kapan Kazaya bicara seperti itu padamu?" tanya Kazumi setelah beberapa saat lamanya ia hanya diam meskipun Rachel menunggunya untuk menanggapi apa yang dikatakannya."Kamu enggak percaya Kazaya bicara seperti itu padaku?""Kamu mendengarnya langsung?""Ya!""Bisa kau menyingkir?""Kamu mau apa?""Aku ingin menemuinya, bukankah dia juga dirawat di rumah sakit ini?""Kamu masih lemah, tidak usah banyak bergerak dulu.""Aku ingin bicara
Kazumi melotot mendengar saran yang diberikan oleh Alex padanya. "Jangan kurang ajar, Alex. Kau mau membantuku, atau tidak?" katanya dengan gusar, dan terpaksa, Alex akhirnya melakukan apa yang diperintahkan oleh Kazumi padanya.Setelah membantu Kazumi untuk lepas dari pelukan Rachel, Alex membimbing Kazumi untuk duduk di sofa sambil membawa tiang infus majikannya tersebut.Wajah Kazumi terlihat kacau. Alex bisa menerka apa yang membuat wajah majikannya itu sampai demikian hingga ia merasa, majikannya itu tidak seharusnya demikian jika memang sudah memiliki perasaan pada sang istri pertama."Apa yang membuatmu ke sini?" tanya Kazumi membuyarkan lamunan Alex tentang dirinya."Aku ingin mengabarkan tentang apa yang dilakukan oleh Raditya, dia berhasil meyakinkan sejumlah pebisnis untuk menyetujui tentang Tuan yang harus melakukan penjelasan tentang apa yang belakangan terjadi, terutama tentang Tuan yang diinginkan oleh Ernesto.""Dengan kata lain, para pemegang saham dan pesaing bisni
Kazumi sangat terkejut dengan apa yang dilakukan oleh Rachel. Kedua tangannya memegang pundak Rachel dan bersiap untuk mendorong tubuh sang istri, tapi Rachel yang tahu apa yang dipikirkan oleh sang suami tidak membiarkan itu terjadi.Ia justru menekan tengkuk Kazumi dengan tangannya hingga ciuman mereka semakin dalam dan pertahanan Kazumi musnah seketika. Jika tadi, Kazumi ingin menolak apa yang dilakukan oleh istrinya pada bibirnya, kali ini tidak. Ciuman Rachel pun disambut oleh Kazumi dan itu membuat Rachel semakin menggila karena hal tersebut.Kedua tangannya mencoba untuk membuka pakaian rumah sakit yang dikenakan oleh Kazumi meskipun mereka masih intens berciuman. Hingga akhirnya, Kazumi tersadar mereka sedang di mana dan ia mendorong tubuh Rachel seketika sampai ciuman mereka terlepas.Napas keduanya memburu, tapi Rachel tidak mau beranjak dari atas tubuh Kazumi meskipun sekarang ia tidak lagi mencium bibir sang suami."Menyingkirlah, kalau ada yang melihat apa kau tidak mal
Kazumi terdiam sejenak mendengar isi pertanyaan yang diajukan oleh Alex. Membuat Alex curiga, Kazumi melakukan hal itu hanya karena emosi sesaat atau pemikiran yang tidak dipikirkan dengan matang."Tuan. Aku tahu, sebenarnya, Tuan sudah mulai mencintai Nona Rachel, bukan? Saat kita di dalam mobil dan kita dikejar helikopter Michael, aku melihat tatapan Tuan pada Nona Rachel itu berbeda dari biasanya...."Alex memberanikan diri untuk mengatakan apa yang ada di dalam hatinya hingga Kazumi mengusap wajahnya dengan kasar mendengar kesimpulan yang diucapkan oleh Alex."Sebenarnya, aku juga tidak paham dengan apa yang aku rasakan sekarang, tapi, Alex saat ini situasi sedang tidak baik untuk memikirkan masalah itu, aku tidak tahu, apakah aku mulai jatuh cinta pada Rachel, tapi yang jelas, aku merasa, perasaanku padanya menjadi penting, jadi aku ingin melakukan sesuatu agar dia tidak kenapa-kenapa.""Dengan cara, menceraikan Nona Rachel?""Beberapa saat yang lalu, mertuaku menghubungi aku, d
"Dengan kata lain, kamu ingin memimpin perusahaan seorang diri tanpa mau berbagi dengan Kazumi?" tanya Rachel dengan hati-hati, khawatir Kazaya justru tersinggung mendengar apa yang ia tanyakan."Ya. Sudah jelas?"Masa Kazaya pikirannya se-serakah itu? Rasanya enggak mungkin, tapi dia sendiri yang mengatakan hal seperti itu, masa dia berbohong supaya tidak dimintai tolong?Kembali Rachel membatin, dan akhirnya perempuan itu beranjak keluar dari ruangan rawat inap Kazaya setelah lagi-lagi, Kazaya memintanya untuk keluar.Di luar, Rachel berusaha untuk mencari Syena. Perempuan itu awalnya sulit untuk menemukan keberadaan Syena, tapi kemudian, Rachel menemukan Syena keluar dari mushola rumah sakit. Cepat ia menghampiri wanita yang awalnya sangat ia benci karena mengira Syena merebut Kazumi darinya."Lukamu bagaimana? Kenapa kamu tidak di ruang rawat inap aja?"Rachel bertanya sambil meneliti kaki Syena."Aku sudah baikan, kok, tinggal pemulihan, aku juga sudah mengurus semuanya untuk pu
Kazaya membuang napas mendengar apa yang diucapkan oleh Rachel. Sementara itu, setelah bicara seperti tadi, Rachel meraih tempat duduk dan tempat duduk itu ia letakkan tepat di tepi pembaringan Kazaya."Jangan sok tahu, lu kagak ada bukti sampe lu yakin bener gue suka sama dia!" ketus Kazaya sebelum Rachel bicara kembali lebih lanjut."Zaya. Mungkin aku kurang pandai menarik perhatian seorang pria hingga setahun aku selalu mencintai kakakmu secara sepihak, tapi aku cukup pintar membedakan pria yang jatuh cinta dengan seseorang sama yang enggak.""Terus, apa sekarang Kazumi sudah mulai suka sama lu?""Alhamdulillah, sedikit demi sedikit aku mulai merasakan hal itu.""Serius?"Di luar dugaan, Kazaya terlihat antusias ketika mendengar pengakuan Rachel tentang perasaan Kazumi. Membuat Rachel tersenyum penuh arti karena perubahan wajah Kazaya, benar-benar menegaskan bahwa, ada harapan yang dipikirkan pemuda itu sekarang dan sepertinya, Rachel bisa menebak harapan seperti apa yang ada dalam