"Ah, tidak. Bukan seperti itu, aku hanya mendapatkan perbedaan dari wajahmu dan adikmu, meskipun kamu dan dia sama, tapi setelah diperhatikan, ternyata kalian berbeda.""Siapa yang bilang aku dan Kazaya sama? Wajah sama bukan berarti semua sama!""Ya, benar. Wajahmu seperti orang tertindas, sementara Kazaya terlihat bebas dan enjoy, dia -""Apa maksudmu dengan aku yang tertindas? Tidak ada yang bisa menindas aku, kau tahu itu?""Tapi-""Sudahlah! Jangan berlebihan bersikap di hadapanku, aku tidak suka kau banyak bicara denganku jika di rumah ini!""Tapi, Zumi, susu ini buatan Bik Supi, jadi minumlah selagi hangat, aku tidak akan merepotkan diri untuk berusaha mengurus suami yang tidak mau diurus-""Apa kau bilang?"Duh! Kenapa setiap ucapanku selalu salah di telinga pria dingin ini? Hati Syena bicara demikian saat melihat lagi-lagi kalimatnya membuat Kazumi meradang.Sementara itu Kazumi mencondongkan tubuhnya ke arah Syena hingga posisinya yang seperti itu terlihat seperti berciuman
Sebenarnya, Kazaya cukup tersinggung mendengar apa yang diucapkan oleh Syena tentang dirinya yang dikatakan tidak memiliki hati yang lembut layaknya seorang pelukis sejati, tapi karena ia menjalankan misi dari Rachel, mau tidak mau, Kazaya mengabaikan sindiran itu. "Tau apa lu tentang dunia lukisan? Ini kagak ada hubungannya dengan hal itu kali, mana ada orang suka dengan pelakor, cuma orang bodoh aja yang macam itu, Syena!" katanya lalu berbalik dan meninggalkan Syena yang hanya bisa mengeratkan genggaman tangannya di ujung pakaiannya karena berusaha untuk menahan diri untuk tidak marah.***"Lepaskan Rachel, Tuan Kazumi!"Radit nekat menemui Kazumi saat Kazumi sedang di ruangannya dan langsung mengucapkan kata-kata itu pada Kazumi. "Kamu datang ke sini hanya untuk bicara itu padaku?" tanya Kazumi sembari menutup berkas yang sedang ditandatanganinya."Karena Rachel itu wanita terhormat, kenapa kau sejajarkan dengan perempuan murahan seperti Syena? Kamu menikah dengan dia untuk meny
Setelah mengucapkan kalimat yang benar-benar sangat dibenci oleh Rachel, Kazumi beranjak sambil terus menarik tangan Syena dengan paksa hingga membuat Syena mau tidak mau mengikuti langkah kaki Kazumi.Ia masih mendengar teriakan Rachel yang mengatakan bahwa dirinya tidak berselingkuh dengan Radit berulang kali, tetapi teriakan Rachel yang berisi penjelasan tidak digubris oleh Kazumi sampai akhirnya keduanya masuk ke dalam kamar di mana Kazumi tidur setelah meninggalkan kamar yang ia huni bersama Rachel setahun terakhir.Rachel tergugu di tempatnya. Tidak percaya, Syena benar-benar mampu membuat dirinya tersisih hingga kebencian perempuan itu pada Syena semakin nyata. "Aku benar-benar membencimu Syena! Aku tidak akan membiarkan Kazumi jatuh ke dalam pelukanmu! Dia suamiku, sampai kapanpun Kazumi hanya boleh menjadi suamiku!" Rachel bicara seperti itu berulang kali dan itu membuat Bik Supi yang melihat hal itu tidak tega. Perempuan yang sudah lama bekerja dengan keluarga Kazumi itu
Seketika Kazumi berusaha bangkit, tapi tangannya terasa kebas hingga ia hanya menggulingkan tubuhnya ke samping agar tidak terlalu lama di atas tubuh Syena. Ketika Kazumi menggulingkan tubuhnya ke samping, ia tidak bisa lagi menahan pergerakan tubuhnya akibatnya, kepalanya terbentur lantai, ini membuat Kazumi mengernyit menahan sakit, dan ringisannya membuat Syena yang ada di sampingnya buru-buru berusaha untuk menepis semua perasaan gugupnya karena insiden tersebut lalu gadis itu segera memeriksa keadaan Kazumi. "Zumi, kamu enggak papa?" tanyanya khawatir. "Diam!" bentak Kazumi sambil menyingkirkan tangan Syena yang mencoba untuk membantunya untuk bangun. "Itu, aku minta maaf, aku tadi cuma mau bantu kamu untuk pindah ke tempat tidur, enggak bermaksud melakukan hal-hal aneh, kok." Dengan terbata, Syena berusaha untuk menjelaskan, khawatir Kazumi marah lantaran tadi bibir mereka saling bersentuhan, dan rasanya sekarang terasa nyeri. Syena meraba bibirnya untuk memastikan
"Kalau aku tidak mau, kau mau apa?""Aku bisa memperkarakan ini ke jalur hukum! Aku akan menuntut kamu suami yang tidak adil memperlakukan istri, terutama, kamu akan terkena pasal karena kamu enggak pernah menyentuh aku!""Kalau begitu, aku juga akan melakukan hal yang sama, aku akan menuntut kamu karena kamu berselingkuh, Rachel, jangan lupa, aku memiliki bukti bahwa kamu ke tempat hiburan malam dengan si Radit itu, dan Radit sendiri bilang padaku, bahwa, kau dan dia memang memiliki hubungan khusus!""Apa sekarang kau sedang cemburu?""Apa?""Ya! Kau cemburu! Itu sebabnya kamu melakukan tindakan brutal dengan Syena?""Cemburu katamu? Aku cemburu? Yang benar saja! Aku tidak pernah cemburu! Sudahlah, kau keluar aku mau mandi!"Kazumi mendorong Rachel dengan paksa agar istrinya itu keluar dari kamar, tapi Rachel yang sudah terlanjur cemburu karena Kazumi dan Syena dinilainya sudah berciuman melakukan perlawanan hingga Kazumi diam-diam terkejut sendiri.Tidak menyangka Rachel akan melaku
Untuk sesaat, Syena terdiam mendengar pertanyaan yang dilontarkan oleh Kazaya. Ia bingung harus menjawab seperti apa, karena khawatir Kazaya tahu bahwa ia dan Kazumi hanya terlibat pernikahan kontrak.Salah menjawab, ia pasti akan mendapatkan masalah sebab itulah, Syena berpikir keras untuk mencari jawaban yang tepat. "Aku menyukainya."Akhirnya, sebuah kebohongan diucapkan oleh Syena meskipun ia berat untuk melakukan hal itu. Namun, apa boleh buat, ia terpaksa melakukannya karena memikirkan Kazumi yang marah itu jauh lebih menyeramkan."Menyukai? Benarkah? Jadi, lu dan Kazumi kawin itu saling cinta?""Ya!""Lu yakin?""Kalau tidak, buat apa aku bersedia menikah dengan dia?"Wanita ini demen sama Kazumi? Benar-benar pelakor ternyata....Hati Kazaya bicara demikian setelah mendengar jawaban yang diucapkan oleh Syena atas berbagai macam pertanyaannya."Apa lu tau Kazumi sudah punya istri?""Enggak.""Kazumi kagak ngomong kalo dia udah punya istri, kah?""Aku tidak tahu, saat sudah men
"Lalu, bagaimana dengan kamu? Bukankah kamu juga ke tempat hiburan malam dengan si Radit itu?" "Itu salah paham, Zumi! Aku bisa menjelaskan hal itu, aku dan-""Sudahlah, aku tidak mau mendengar apapun yang kamu katakan, Rachel, aku capek!"Kazumi menghempaskan tangan Rachel yang memegang lengannya. Lalu pria itu berbalik dan melangkah meninggalkan Rachel tanpa perduli lagi dengan reaksi Rachel yang tidak menyangka ia bisa setenang itu padahal Rachel sangat yakin, bahwa Kazumi akan marah jika mendengar Syena sedang bersama Kazaya.Kazumi sudah sampai di dalam kamarnya dan menyandarkan tubuhnya ke pintu.Ucapan Rachel tentang Syena lumayan mengganggu pikirannya. Ada perasaan panas yang dirasakannya sekarang dan rasa panas itu membuat ia geram. Apakah Kazaya dan Syena benar-benar sedekat itu?Kazumi segera keluar dari kamar dan melangkah ke arah lantai atas. Ia tidak sadar, Rachel melihatnya dan tersenyum penuh arti. Tadinya ia pikir Kazumi tidak terpancing dengan apa yang diucapkannya,
Pertanyaan Syena cukup membuat Kazumi untuk sesaat sulit menjawab, tapi, bukan Kazumi jika tidak pandai menguasai diri. Pria itu dalam sekejap bisa mengontrol perasaannya yang tadi sempat sedikit kacau lantaran apa yang diucapkan oleh Syena.Tangannya terulur dan mencekik leher Syena disertai pandangan matanya yang terlihat sangat marah. "Aku sedang serius, Syena! Siapa yang jatuh cinta padamu? Siapa yang sedang cemburu? Sudah jelas aku melakukan itu karena aku tidak mau orang di rumah ini tahu hal yang sebenarnya, kurang jelas?"Syena tidak bisa menanggapi perkataan pedas Kazumi karena lehernya dicekik. Setengah mati gadis itu berusaha untuk melepaskan tangan Kazumi di lehernya, tapi Kazumi yang terlanjur marah tidak mau membiarkan itu terjadi.Tangannya tetap di leher Syena hingga Syena panik khawatir kehabisan napas dan perempuan itu langsung menggigit pergelangan tangan Kazumi sekuat yang ia bisa dan itu membuat Kazumi berteriak keras sehingga langsung melepaskan tangannya di leh
"Jangan sok tahu! Syena itu istri lu, buat apa gue suka sama bekas lu!""Jaga ucapan kamu!"Nada suara Kazumi terdengar meninggi ketika ia mengucapkan kalimat tersebut pada Kazaya.Matanya menatap tidak suka ke arah Kazaya pertanda Kazumi tidak mau Kazaya bicara seperti itu tentang Syena. "Syena bukan barang bekas, aku tidak pernah menyentuhnya, sekalipun aku ingin menyentuhnya saat aku dulu suka padanya, tapi aku tidak pernah memanfaatkan status pernikahan kami untuk melakukan apa yang biasa para pria lakukan, jadi, Zaya. Sebelum kamu menyesal sudah menyepelekan perasaanmu sendiri, maka lebih baik kau katakan padanya bahwa kau menyukainya, aku akan menggelar konferensi pers untuk mengatakan Syena hanya istri kontrak agar saat kalian bersama, dia tidak menjadi bahan pembicaraan orang lain karena menikah dengan kita berdua!"Setelah bicara demikian pada Kazaya, Kazumi berbalik dan melangkah meninggalkan Kazaya yang hanya bisa diam mendengar ucapan panjang yang tadi dilontarkannya.Kaz
Mendengar apa yang diucapkan oleh Rachel, Kazumi terdiam. Membuat Rachel semakin berani melanjutkan ucapannya agar ia bisa membujuk Kazumi tidak menceraikannya."Zumi. Sudah saatnya kamu hidup sesuai dengan apa yang kau inginkan, menjadi CEO bukan sesuatu yang kamu inginkan, bukan? Sudahi saja. Tidak perlu memaksakan diri, jika Kazaya sudah bersedia menggantikanmu, biarkan dia yang melakukan itu, dan tugasmu selama ini sudah selesai...."Rachel kembali bicara, dengan nada suara yang lembut supaya apa yang ia katakan tidak membuat Kazumi merasa tertekan."Kapan Kazaya bicara seperti itu padamu?" tanya Kazumi setelah beberapa saat lamanya ia hanya diam meskipun Rachel menunggunya untuk menanggapi apa yang dikatakannya."Kamu enggak percaya Kazaya bicara seperti itu padaku?""Kamu mendengarnya langsung?""Ya!""Bisa kau menyingkir?""Kamu mau apa?""Aku ingin menemuinya, bukankah dia juga dirawat di rumah sakit ini?""Kamu masih lemah, tidak usah banyak bergerak dulu.""Aku ingin bicara
Kazumi melotot mendengar saran yang diberikan oleh Alex padanya. "Jangan kurang ajar, Alex. Kau mau membantuku, atau tidak?" katanya dengan gusar, dan terpaksa, Alex akhirnya melakukan apa yang diperintahkan oleh Kazumi padanya.Setelah membantu Kazumi untuk lepas dari pelukan Rachel, Alex membimbing Kazumi untuk duduk di sofa sambil membawa tiang infus majikannya tersebut.Wajah Kazumi terlihat kacau. Alex bisa menerka apa yang membuat wajah majikannya itu sampai demikian hingga ia merasa, majikannya itu tidak seharusnya demikian jika memang sudah memiliki perasaan pada sang istri pertama."Apa yang membuatmu ke sini?" tanya Kazumi membuyarkan lamunan Alex tentang dirinya."Aku ingin mengabarkan tentang apa yang dilakukan oleh Raditya, dia berhasil meyakinkan sejumlah pebisnis untuk menyetujui tentang Tuan yang harus melakukan penjelasan tentang apa yang belakangan terjadi, terutama tentang Tuan yang diinginkan oleh Ernesto.""Dengan kata lain, para pemegang saham dan pesaing bisni
Kazumi sangat terkejut dengan apa yang dilakukan oleh Rachel. Kedua tangannya memegang pundak Rachel dan bersiap untuk mendorong tubuh sang istri, tapi Rachel yang tahu apa yang dipikirkan oleh sang suami tidak membiarkan itu terjadi.Ia justru menekan tengkuk Kazumi dengan tangannya hingga ciuman mereka semakin dalam dan pertahanan Kazumi musnah seketika. Jika tadi, Kazumi ingin menolak apa yang dilakukan oleh istrinya pada bibirnya, kali ini tidak. Ciuman Rachel pun disambut oleh Kazumi dan itu membuat Rachel semakin menggila karena hal tersebut.Kedua tangannya mencoba untuk membuka pakaian rumah sakit yang dikenakan oleh Kazumi meskipun mereka masih intens berciuman. Hingga akhirnya, Kazumi tersadar mereka sedang di mana dan ia mendorong tubuh Rachel seketika sampai ciuman mereka terlepas.Napas keduanya memburu, tapi Rachel tidak mau beranjak dari atas tubuh Kazumi meskipun sekarang ia tidak lagi mencium bibir sang suami."Menyingkirlah, kalau ada yang melihat apa kau tidak mal
Kazumi terdiam sejenak mendengar isi pertanyaan yang diajukan oleh Alex. Membuat Alex curiga, Kazumi melakukan hal itu hanya karena emosi sesaat atau pemikiran yang tidak dipikirkan dengan matang."Tuan. Aku tahu, sebenarnya, Tuan sudah mulai mencintai Nona Rachel, bukan? Saat kita di dalam mobil dan kita dikejar helikopter Michael, aku melihat tatapan Tuan pada Nona Rachel itu berbeda dari biasanya...."Alex memberanikan diri untuk mengatakan apa yang ada di dalam hatinya hingga Kazumi mengusap wajahnya dengan kasar mendengar kesimpulan yang diucapkan oleh Alex."Sebenarnya, aku juga tidak paham dengan apa yang aku rasakan sekarang, tapi, Alex saat ini situasi sedang tidak baik untuk memikirkan masalah itu, aku tidak tahu, apakah aku mulai jatuh cinta pada Rachel, tapi yang jelas, aku merasa, perasaanku padanya menjadi penting, jadi aku ingin melakukan sesuatu agar dia tidak kenapa-kenapa.""Dengan cara, menceraikan Nona Rachel?""Beberapa saat yang lalu, mertuaku menghubungi aku, d
"Dengan kata lain, kamu ingin memimpin perusahaan seorang diri tanpa mau berbagi dengan Kazumi?" tanya Rachel dengan hati-hati, khawatir Kazaya justru tersinggung mendengar apa yang ia tanyakan."Ya. Sudah jelas?"Masa Kazaya pikirannya se-serakah itu? Rasanya enggak mungkin, tapi dia sendiri yang mengatakan hal seperti itu, masa dia berbohong supaya tidak dimintai tolong?Kembali Rachel membatin, dan akhirnya perempuan itu beranjak keluar dari ruangan rawat inap Kazaya setelah lagi-lagi, Kazaya memintanya untuk keluar.Di luar, Rachel berusaha untuk mencari Syena. Perempuan itu awalnya sulit untuk menemukan keberadaan Syena, tapi kemudian, Rachel menemukan Syena keluar dari mushola rumah sakit. Cepat ia menghampiri wanita yang awalnya sangat ia benci karena mengira Syena merebut Kazumi darinya."Lukamu bagaimana? Kenapa kamu tidak di ruang rawat inap aja?"Rachel bertanya sambil meneliti kaki Syena."Aku sudah baikan, kok, tinggal pemulihan, aku juga sudah mengurus semuanya untuk pu
Kazaya membuang napas mendengar apa yang diucapkan oleh Rachel. Sementara itu, setelah bicara seperti tadi, Rachel meraih tempat duduk dan tempat duduk itu ia letakkan tepat di tepi pembaringan Kazaya."Jangan sok tahu, lu kagak ada bukti sampe lu yakin bener gue suka sama dia!" ketus Kazaya sebelum Rachel bicara kembali lebih lanjut."Zaya. Mungkin aku kurang pandai menarik perhatian seorang pria hingga setahun aku selalu mencintai kakakmu secara sepihak, tapi aku cukup pintar membedakan pria yang jatuh cinta dengan seseorang sama yang enggak.""Terus, apa sekarang Kazumi sudah mulai suka sama lu?""Alhamdulillah, sedikit demi sedikit aku mulai merasakan hal itu.""Serius?"Di luar dugaan, Kazaya terlihat antusias ketika mendengar pengakuan Rachel tentang perasaan Kazumi. Membuat Rachel tersenyum penuh arti karena perubahan wajah Kazaya, benar-benar menegaskan bahwa, ada harapan yang dipikirkan pemuda itu sekarang dan sepertinya, Rachel bisa menebak harapan seperti apa yang ada dalam
Mendengar pertanyaan yang dilontarkan oleh Kazaya, Alex menarik napas, ia mengusap wajahnya sesaat seolah sedikit ragu untuk mengatakan apa yang sekarang ada di dalam otaknya."Kenapa diem? Kalo lu punya sesuatu yang mau diomongin, ngomong aja, kagak perlu sungkan, lu takut kalo gue kesinggung? Gue bukan Kazumi yang baperan!"Suara Kazaya kembali terdengar hingga akhirnya Alex menepis keraguan dan mulai mengatur kata untuk bicara. "Apakah Tuan perlu bantuan? Atau mungkin, Tuan kesulitan untuk menyelesaikan sesuatu seorang diri hingga Tuan terperangkap dalam jeratan organisasi seperti itu?""Dengan kata lain, lu curiga gue terlibat dengan Ernesto sampe mereka nguber gue dan Kazumi?""Tidak curiga, aku hanya ingin kejelasan, seseorang mengatakan Tuan terlibat, tapi jika itu keluar dari mulut Tuan sendiri, mungkin ceritanya akan berbeda.""Bukannya lu paling tahu masalah keluarga kami dari siapapun? Rahasia Kazumi aja lu tau yang gue sendiri kagak tau, kenapa lu kagak tau gue sama sekal
Rachel menarik napas panjang mendengar apa yang diucapkan oleh Alex. Karena terpengaruh apa yang disampaikan oleh Andreas. Rachel jadi bicara yang tidak-tidak.Alhasil, ia meminta Alex untuk tidak lagi membahas masalah tersebut. Rachel segera masuk ke dalam ruangan rawat inap Kazumi dengan pikiran yang sejujurnya masih berkecamuk.Sementara itu, Alex yang ditinggalkan Rachel ke ruang rawat inap Kazumi, memilih untuk menengok Kazaya yang ruang rawat inapnya tidak terlalu jauh dari ruang rawat inap di mana Kazumi berada.Ketika ia ingin masuk, Syena keluar dari sana dan Syena sedikit terkejut karena ada Alex di depan pintu kamar ruang rawat inap Kazaya."Kebetulan ada kamu, bisa kita bicara sebentar?" tanya Syena dengan suara yang perlahan tapi terdengar tegas di telinga."Di sini?"Syena mengangguk ketika Alex menunjuk kursi tunggu, dan akhirnya mereka duduk di sana berdampingan. "Maaf, mungkin situasinya enggak tepat kalo aku ngomong kayak gini, tapi, aku benar-benar harus bicara sam