"Kenapa kamu bicara begitu? Aku enggak ngerasa melakukan itu sama kamu? Kapan aku mendekati kamu dan bilang aku enggak nyaman sama Kazumi?"Syena semakin shock karena Kazaya semakin berani mengatakan sejumlah kebohongan yang mengaitkan dirinya. Sementara itu, Kazaya yang mendengar aksi membela diri yang dilakukan Syena hanya tersenyum setan, ia tidak menyangkal perkataan Syena tapi lebih fokus ke arah Kazumi karena ia sangat yakin Kazumi mulai terpengaruh apa yang ia katakan tentang Syena."Aku memang akan membuang sampah pada tempatnya, jadi kau tidak perlu khawatir, tapi sebelum itu terjadi, jaga sikapmu kalau sampai ada pemberitaan tentang sikapmu yang terlalu intim dengan Syena, aku tidak akan main-main memberikan kamu pelajaran!"Setelah bicara demikian, Kazumi melangkah meninggalkan Syena dan Kazaya yang tersenyum puas mendengar apa yang diucapkan oleh sang kakak kembar.Syena yang tidak mau dikatakan mendekati Kazaya buru-buru mengejar Kazumi dan berusaha untuk menahan sang su
"Ah, tidak. Bukan seperti itu, aku hanya mendapatkan perbedaan dari wajahmu dan adikmu, meskipun kamu dan dia sama, tapi setelah diperhatikan, ternyata kalian berbeda.""Siapa yang bilang aku dan Kazaya sama? Wajah sama bukan berarti semua sama!""Ya, benar. Wajahmu seperti orang tertindas, sementara Kazaya terlihat bebas dan enjoy, dia -""Apa maksudmu dengan aku yang tertindas? Tidak ada yang bisa menindas aku, kau tahu itu?""Tapi-""Sudahlah! Jangan berlebihan bersikap di hadapanku, aku tidak suka kau banyak bicara denganku jika di rumah ini!""Tapi, Zumi, susu ini buatan Bik Supi, jadi minumlah selagi hangat, aku tidak akan merepotkan diri untuk berusaha mengurus suami yang tidak mau diurus-""Apa kau bilang?"Duh! Kenapa setiap ucapanku selalu salah di telinga pria dingin ini? Hati Syena bicara demikian saat melihat lagi-lagi kalimatnya membuat Kazumi meradang.Sementara itu Kazumi mencondongkan tubuhnya ke arah Syena hingga posisinya yang seperti itu terlihat seperti berciuman
Sebenarnya, Kazaya cukup tersinggung mendengar apa yang diucapkan oleh Syena tentang dirinya yang dikatakan tidak memiliki hati yang lembut layaknya seorang pelukis sejati, tapi karena ia menjalankan misi dari Rachel, mau tidak mau, Kazaya mengabaikan sindiran itu. "Tau apa lu tentang dunia lukisan? Ini kagak ada hubungannya dengan hal itu kali, mana ada orang suka dengan pelakor, cuma orang bodoh aja yang macam itu, Syena!" katanya lalu berbalik dan meninggalkan Syena yang hanya bisa mengeratkan genggaman tangannya di ujung pakaiannya karena berusaha untuk menahan diri untuk tidak marah.***"Lepaskan Rachel, Tuan Kazumi!"Radit nekat menemui Kazumi saat Kazumi sedang di ruangannya dan langsung mengucapkan kata-kata itu pada Kazumi. "Kamu datang ke sini hanya untuk bicara itu padaku?" tanya Kazumi sembari menutup berkas yang sedang ditandatanganinya."Karena Rachel itu wanita terhormat, kenapa kau sejajarkan dengan perempuan murahan seperti Syena? Kamu menikah dengan dia untuk meny
Setelah mengucapkan kalimat yang benar-benar sangat dibenci oleh Rachel, Kazumi beranjak sambil terus menarik tangan Syena dengan paksa hingga membuat Syena mau tidak mau mengikuti langkah kaki Kazumi.Ia masih mendengar teriakan Rachel yang mengatakan bahwa dirinya tidak berselingkuh dengan Radit berulang kali, tetapi teriakan Rachel yang berisi penjelasan tidak digubris oleh Kazumi sampai akhirnya keduanya masuk ke dalam kamar di mana Kazumi tidur setelah meninggalkan kamar yang ia huni bersama Rachel setahun terakhir.Rachel tergugu di tempatnya. Tidak percaya, Syena benar-benar mampu membuat dirinya tersisih hingga kebencian perempuan itu pada Syena semakin nyata. "Aku benar-benar membencimu Syena! Aku tidak akan membiarkan Kazumi jatuh ke dalam pelukanmu! Dia suamiku, sampai kapanpun Kazumi hanya boleh menjadi suamiku!" Rachel bicara seperti itu berulang kali dan itu membuat Bik Supi yang melihat hal itu tidak tega. Perempuan yang sudah lama bekerja dengan keluarga Kazumi itu
Seketika Kazumi berusaha bangkit, tapi tangannya terasa kebas hingga ia hanya menggulingkan tubuhnya ke samping agar tidak terlalu lama di atas tubuh Syena. Ketika Kazumi menggulingkan tubuhnya ke samping, ia tidak bisa lagi menahan pergerakan tubuhnya akibatnya, kepalanya terbentur lantai, ini membuat Kazumi mengernyit menahan sakit, dan ringisannya membuat Syena yang ada di sampingnya buru-buru berusaha untuk menepis semua perasaan gugupnya karena insiden tersebut lalu gadis itu segera memeriksa keadaan Kazumi. "Zumi, kamu enggak papa?" tanyanya khawatir. "Diam!" bentak Kazumi sambil menyingkirkan tangan Syena yang mencoba untuk membantunya untuk bangun. "Itu, aku minta maaf, aku tadi cuma mau bantu kamu untuk pindah ke tempat tidur, enggak bermaksud melakukan hal-hal aneh, kok." Dengan terbata, Syena berusaha untuk menjelaskan, khawatir Kazumi marah lantaran tadi bibir mereka saling bersentuhan, dan rasanya sekarang terasa nyeri. Syena meraba bibirnya untuk memastikan
"Kalau aku tidak mau, kau mau apa?""Aku bisa memperkarakan ini ke jalur hukum! Aku akan menuntut kamu suami yang tidak adil memperlakukan istri, terutama, kamu akan terkena pasal karena kamu enggak pernah menyentuh aku!""Kalau begitu, aku juga akan melakukan hal yang sama, aku akan menuntut kamu karena kamu berselingkuh, Rachel, jangan lupa, aku memiliki bukti bahwa kamu ke tempat hiburan malam dengan si Radit itu, dan Radit sendiri bilang padaku, bahwa, kau dan dia memang memiliki hubungan khusus!""Apa sekarang kau sedang cemburu?""Apa?""Ya! Kau cemburu! Itu sebabnya kamu melakukan tindakan brutal dengan Syena?""Cemburu katamu? Aku cemburu? Yang benar saja! Aku tidak pernah cemburu! Sudahlah, kau keluar aku mau mandi!"Kazumi mendorong Rachel dengan paksa agar istrinya itu keluar dari kamar, tapi Rachel yang sudah terlanjur cemburu karena Kazumi dan Syena dinilainya sudah berciuman melakukan perlawanan hingga Kazumi diam-diam terkejut sendiri.Tidak menyangka Rachel akan melaku
Untuk sesaat, Syena terdiam mendengar pertanyaan yang dilontarkan oleh Kazaya. Ia bingung harus menjawab seperti apa, karena khawatir Kazaya tahu bahwa ia dan Kazumi hanya terlibat pernikahan kontrak.Salah menjawab, ia pasti akan mendapatkan masalah sebab itulah, Syena berpikir keras untuk mencari jawaban yang tepat. "Aku menyukainya."Akhirnya, sebuah kebohongan diucapkan oleh Syena meskipun ia berat untuk melakukan hal itu. Namun, apa boleh buat, ia terpaksa melakukannya karena memikirkan Kazumi yang marah itu jauh lebih menyeramkan."Menyukai? Benarkah? Jadi, lu dan Kazumi kawin itu saling cinta?""Ya!""Lu yakin?""Kalau tidak, buat apa aku bersedia menikah dengan dia?"Wanita ini demen sama Kazumi? Benar-benar pelakor ternyata....Hati Kazaya bicara demikian setelah mendengar jawaban yang diucapkan oleh Syena atas berbagai macam pertanyaannya."Apa lu tau Kazumi sudah punya istri?""Enggak.""Kazumi kagak ngomong kalo dia udah punya istri, kah?""Aku tidak tahu, saat sudah men
"Lalu, bagaimana dengan kamu? Bukankah kamu juga ke tempat hiburan malam dengan si Radit itu?" "Itu salah paham, Zumi! Aku bisa menjelaskan hal itu, aku dan-""Sudahlah, aku tidak mau mendengar apapun yang kamu katakan, Rachel, aku capek!"Kazumi menghempaskan tangan Rachel yang memegang lengannya. Lalu pria itu berbalik dan melangkah meninggalkan Rachel tanpa perduli lagi dengan reaksi Rachel yang tidak menyangka ia bisa setenang itu padahal Rachel sangat yakin, bahwa Kazumi akan marah jika mendengar Syena sedang bersama Kazaya.Kazumi sudah sampai di dalam kamarnya dan menyandarkan tubuhnya ke pintu.Ucapan Rachel tentang Syena lumayan mengganggu pikirannya. Ada perasaan panas yang dirasakannya sekarang dan rasa panas itu membuat ia geram. Apakah Kazaya dan Syena benar-benar sedekat itu?Kazumi segera keluar dari kamar dan melangkah ke arah lantai atas. Ia tidak sadar, Rachel melihatnya dan tersenyum penuh arti. Tadinya ia pikir Kazumi tidak terpancing dengan apa yang diucapkannya,
"Ya, Kazumi memutuskan untuk tidak mau melukis lagi, karena itu ada hubungannya dengan kematian ibunya, untuk lebih detailnya aku tidak terlalu tahu, tapi yang aku tahu, itulah alasannya.""Jadi, apakah kemungkinan karena itu, Kazumi selalu mengatakan dia bukan pembunuh? Kematian ibunya ada hubungannya dengan dia dan lukisannya, apakah benar begitu?""Mungkin....""Apakah menurut Bang Andreas, Kazumi memang membunuh ibunya?""Kurasa tidak, tapi untuk kecelakaan yang disebabkan olehnya bisa saja seperti itu.""Jadi, Kazumi menyimpan perasaan bersalah, hingga ia tidak mau melukis lagi?""Sepertinya begitu.""Terima kasih, Bang Andreas mau mengatakan hal ini padaku.""Lalu, apa yang kamu maksud dengan hal yang rahasia itu?"Syena menarik napas panjang mendengar pertanyaan yang diberikan oleh Andreas."Pernikahan antara aku dan Kazumi itu hanya pernikahan kontrak, Bang. Aku menikah dengan Kazumi untuk menepis kabar buruk bahwa Kazumi datang ke tempat hiburan malam karena ingin memburu Rac
"Darimana Bang Andreas membuat kesimpulan kalau aku menyukai Kazaya?" tanya Syena setelah beberapa saat ia terdiam."Sejak aku melihat kalian kerap tampil bersama, aku sudah tahu ada yang aneh dari sikapmu padanya.""Bagaimana kau tahu bahwa itu Kazaya?" tanya Syena sedikit terkejut dengan apa yang dikatakan oleh Andreas."Aku sangat tahu Kazumi, jadi aku bisa membedakan antara Kazumi dengan Kazaya.""Jadi, saat aku dan Kazaya tampil bersama untuk kepentingan kantor, Bang Andreas sudah tahu bahwa itu bukan Kazumi?""Ya!""Kenapa Bang Andreas tidak membocorkan kebohongan kami?""Kau pikir aku sepicik itu? Aku tidak membocorkan karena kebohongan kalian pasti ada alasannya, saat itu Kazumi belum ditemukan, untuk membuat rekan bisnis Kazumi tenang, kalian meminta Kazaya untuk menyamar jadi Kazumi, bukan?"Andreas memang bukan orang yang sederhana, dia tahu sejak awal bahwa Kazaya menyamar menjadi Kazumi, artinya dia memang benar-benar paham perbedaan Kazumi dengan Kazaya, berarti, dia mem
Syena menarik napas mendengar beberapa pertanyaan yang diucapkan oleh Andreas. Hingga akhirnya...."Ya. Aku pernah menanyakan masalah ini pada Alex, tapi, Alex tidak mau menjawab. Aku tidak tahu pasti mengapa ia tidak mau menjawab pertanyaanku mengenai hal itu, yang jelas, aku sudah pernah melakukannya."Andreas menatap wajah Syena untuk sesaat setelah perempuan itu menuntaskan ucapannya."Kazumi dulu senang melukis, lukisannya sangat bagus dan bernilai seni tinggi, almarhum ibunya memang sangat menyukai lukisan, karena itulah Kazumi berusaha untuk membuat ibunya senang dengan terus melukis apapun yang diinginkan oleh ibunya."Perlahan, Andreas mulai bercerita, Syena memasang telinga dengan baik, tidak mau terlewat sedikitpun untuk mendengarkan hal yang diceritakan oleh Andreas."Apakah selain melukis, Kazumi juga berniat untuk menjadi penerus ayahnya?""Sebenarnya tidak.""Abang tau darimana?""Aku pernah mendengar Kazumi bergumam pada dirinya sendiri waktu itu, bahwa sebenarnya ia
"Banyak keuntungan yang akan kau dapatkan, jika kau bergabung dengan kami, Kazumi, terutama untuk perusahaanmu, akan berkembang pesat sampai ke luar negeri jika kau mau patuh dengan apa yang dikatakan oleh bos kami.""Jadi, bebaskan Rachel dan keluargaku, jangan sentuh mereka, apakah kau bisa memastikan hal itu?""Asalkan kau mau menuruti apa kata bos kami, apapun yang kau inginkan, bisa dipertimbangkan.""Jadi, tunggu apalagi? Aku setuju untuk bergabung dengan kalian, tapi bebaskan Rachel, kembalikan dia ke rumah, setelah kalian mengembalikan dia ke rumah, aku baru bisa menyetujui keinginan kalian."Michael membalikkan tubuhnya dan menatap Kazumi dengan tatapan mata serius. "Kau tidak main-main dengan hal ini, bukan?""Bukankah syarat dari kalian hanya dengan cara aku bergabung dengan kalian? Jika aku bergabung, biarkan keluargaku bebas, jangan sentuh mereka!""Baiklah. Aku akan berkomunikasi dengan Tuan Ernesto dulu, kau bisa memastikan bahwa istrimu kembali ke rumah telpon saja di
"Maaf, tapi itulah yang aku rasakan."Moa menarik napas panjang. Ingin membantah, tapi ia tidak bisa. Karena apa yang dipikirkan oleh Zill sebenarnya juga tengah ia pikirkan, hanya saja, Moa tidak mau mengiyakan karena ia merasa itu hanya pikirannya saja."Jadi, apakah kau punya saran?" tanyanya pada Zill."Kau yakin akan bertahan dengan pernikahan yang seperti itu?""Apa maksudmu?""Maksudku, kau yakin, akan bertahan hidup dengan Kazumi sementara pernikahan kamu dan dia bisa dikatakan tidak sah?""Tidak sah bagaimana? Aku dan Kazumi benar-benar dinikahkan oleh penghulu, bagaimana mungkin kau mengatakan bahwa pernikahan kami tidak sah?""Dia hilang ingatan, apakah layak kau menikah dengan seseorang yang sedang amnesia?"Telapak tangan Moa mengepal mendengar apa yang dikatakan oleh Zill. "Kita pernah membahas masalah ini, tapi kamu tetap tidak peduli, sekarang aku kembali membahasnya agar aku yakin, kamu memang benar-benar tidak peduli.""Sudahlah. Itu masalahku, kau tidak perlu ikut
"Tunggu! Apa yang akan kau lakukan?!" tahan Kazumi dengan suara yang meninggi hingga pergerakan Rachel ke arah pintu terhenti seketika."Aku sudah mengatakannya dengan jelas padamu, itulah yang akan aku lakukan!""Tidak bisakah kamu diam saja di sana? Aku berusaha untuk tidak membuat Yurata marah, kenapa kau justru bersikap seperti ini?""Karena aku tidak suka kamu memaksakan diri untuk melakukan sesuatu yang tidak ingin kau lakukan!""Memangnya kau tahu aku tidak mau melakukan itu? Aku hanya sedikit canggung karena lama tidak melukis. Bukan tidak mau melukis!""Benarkah? Berarti, kau mengakui bahwa kau memang pandai melukis?""Melukis itu semua orang bisa, Rachel, kalau dia mau.""Tidak. Buktinya aku tidak bisa melukis."Kazumi ingin menanggapi apa yang dikatakan oleh Rachel, tapi tiba-tiba saja pintu dibuka dari luar dan beberapa pria masuk ke dalam hingga membuat Rachel dan Kazumi mengira mereka adalah orang-orang Yurata. Namun, ketika mereka tanpa bicara mencekal pergelangan tang
Pertanyaan Rachel dibarengi dengan tatapan mata Rachel pada mata Kazumi yang saat itu mau tidak mau juga menatap istrinya. Kazumi ingin mengatakan tidak, tapi sentuhan jemari tangan Rachel pada rahangnya membuat ia sulit untuk bicara. Sementara itu, jantungnya berdebar kencang, seiring napas Rachel yang menyapa wajahnya disertai sentuhan jemari tangan perempuan itu pada rahangnya. "Aku...."Ucapan Kazumi terhenti ketika tiba-tiba saja, Rachel mencium bibirnya. Satu tangan perempuan itu menarik tengkuk Kazumi agar posisi bibir mereka tetap bertahan seperti itu tanpa terlepaskan. Kazumi merasa sekujur tubuhnya mendadak kaku. Sementara itu, Rachel yang sudah mendaratkan ciumannya pada bibir Kazumi perlahan bergerak mencium lebih dalam lagi. Rachel tidak tahu, sejak kapan ia seperti itu, mampu mengabaikan perasaan malunya untuk menyentuh laki-laki terlebih dahulu, tapi yang jelas yang ada di otaknya hanya satu, ia melakukan itu karena Kazumi ingin mengakhiri pernikahan mereka. Meskip
"Lu, mau ikut? Apa yang bisa lu lakukan kalau lu ikut?" kata Kazaya dengan nada suara yang datar, dan Syena tahu ia sedang diremehkan oleh Kazaya. Namun, ia tetap tidak mau peduli dengan sikap Kazaya yang seperti itu padanya."Mungkin aku tidak bisa banyak membantu, tapi, aku akan-""Lupakan! Bawa cewek bikin gue susah bergerak, lu di rumah aja, jaga situasi di rumah tetap stabil, karena bukan kagak mungkin, relasi bisnis bokap gue akan bereaksi."Setelah bicara seperti itu pada Syena, Kazaya beranjak tanpa peduli Alex dan Syena yang sebenarnya masih tak setuju dengan apa yang dikatakannya tadi.Pria itu tidak bisa ditahan oleh Syena maupun Alex dan beberapa saat kemudian, ia sudah pergi meninggalkan rumah dengan motornya.Sepeninggal Kazaya, Alex segera menegaskan pada Syena untuk melakukan hal yang dikatakan oleh Kazaya tadi padanya. Sementara ia sendiri juga mulai melakukan pelacakan, siapa orang-orang yang membawa Kazumi, apakah benar Kazumi dan Rachel sedang dibawa oleh orang-ora
Melihat perubahan yang terjadi pada wajah Kazumi, Rachel buru-buru mendekati sang suami dan ingin tahu kertas apa yang diberikan oleh Yurata pada Kazumi.Tetapi, saat Rachel ingin melihat, Kazumi segera menyembunyikan kertas itu agar Rachel tidak bisa melihatnya. "Apa yang diperintahkan orang itu padamu?" tanya Rachel sambil menatap lurus ke arah suaminya tersebut."Kau tidak perlu tahu.""Kamu sekarang benar-benar sudah menjadi budak dia?""Aku tidak punya pilihan lain, Rachel!""Punya! Aku sudah bilang, aku tidak masalah dijual pada pria bernama Ernesto itu, asalkan mereka tidak menekan kamu!""Untuk apa kamu mengorbankan diri seperti itu?""Ke satu, karena aku tidak mau berutang budi padamu, yang kedua karena aku mencintaimu dengan tulus.""Tidak perlu repot-repot."Kazumi bangkit dan melangkah ke arah pintu di mana anak buah Yurata membuka kembali pintu tersebut untuk memberikan peralatan melukis.Ia menerima peralatan itu dan melangkah ke arah sudut kamar untuk mulai melakukan p