Siswa siswi kelas XI Ips 4 berbondong-bondong keluar kelas. karena sudah masuk jam istirahat.
"kantin, yuk." Tara mengajak Melody dan Gladys untuk ke kantin.
"Ayo! gw laper pengen makan bakso mang ujang." Ujar Gladys sambil mengusap perutnya.
"Gw lagi nanggung ini. Kalian aja, gw gak ke kantin males." Tolak Melody.
"Lo belum makan. nanti maag lo kambuh, makan dulu nanti lanjut lagi." Tara memaksa Melody untuk makan
"Tau! Ayo makan dulu. Muka lo juga pucet itu" Melody menggelengkan kepalanya.
"Enggak mau!gw males jalan. tau sendiri tadi gw dihukum, kaki gw pegel banget" Melody memukul-mukul pelan pahanya yang terasa kebas.
"Mau susu strowberry sama oreo aja 3." Jawab Melody memberi uang 20 ribuan ke Gladys
"Gak mau makan nasi aja?" Usul Gladys.
Melody menggelengkan kepalanya."Enggak mau, mau susu sama oreo aja."
Tara dan Gladys menghela nafas. ya, walaupun Melody barbar tapi percayalah itu hanya diluar saja. Aslinya dia sangat manja dan seperti anak kecil."Yauda. kita ke kantin dulu." Tara dan Gladys pergi menuju kantin. Meninggalkan Melody yang sudah membenamkan wajahnya ke lipatan tangan di meja.
---"Parah lo rel, harusnya lo kasih pinjam topi lo ke melody. Tadi kasian melody jadi kena hukum, udah gitu dia digodain sama si kaesang." Perkataan Wira membuat laki-laki yang sedang memainkan game berhenti."Kalo lo kasian tinggal lo pinjamin punya lo." Derrel melanjutkan gamenya kembali.
"Tadi kita udah nawarin tapi Melody nolak" Derrel hanya diam tanpa mau membalas perkataan temanya. Karena menurutnya itu bukan urusan dia. Salah sendiri udah tau upacara tapi gak bawa topi.
"Duh susah ya! gomong sama lo, makan ati udah kaya ngomong sama orang bisu." Greget Surya. Surya mengedarkan pandanganya.
"Gladys!Tara!" Surya memanggil Gladys dan Tara yang sedang mengantri. Selesai mengantri Gladys dan Tara menghampiri Surya.
"Kenapa?" Tara bertanya dengan nada sarkas.
"Duh tara! kalo lagi marah-marah makin cantik aja." Surya malah menjawab dengan godaan. Semua yang ada di sana menyoraki Surya. Tara memutar matanya jengkel
"Tumben gak sama Melody?" Tanya Wira. Biasanya mereka kemana-mana selalu bertiga dan saat ini melody tidak bersama mereka itu menjadi pertanyaan.
"Mukanya pucet juga, kayaknya dia sakit gara-gara hukuman tadi deh." Timpal Gladys.
"Tuh rel, tega lo anak orang jadi sakit" Wira menyalahkan Derrel.
"Dasar gak punya hati kau babang derrel." Ujar Surya.
"Kalo gitu, kita duluan ya soalnya melody udah nungguin dikelas." Tara dan Gladys pergi meninggalkan kantin sambil membawa 2 mangkuk bakso dan susu serta oreo pesanan Melody.
---XI Ips 4 saat ini sedang jam pelajaran ekonomi yang menjadi mata pelajaran terakhir."Lo beneran baik-baik aja? mau ke UKS?atau mau minum obat? kalo iya gw mintain obat ke uks" Gladys mencerca Melody dengan pertanyaan. Melody menggeleng pelan."gw baik-baik aja kok sans" Jawab Melody menenangkan gladys.
"Tapi, muka lo pucet gitu ke UKS aja. ya?" Bujuk tara. Melody menggelengkan kepalanya lagi. Lalu menenggelamkan wajahnya dilipatan tangan yang bertengger di meja.
Gladys dan Tara hanya bisa menghela pasrah. Berharap semoga saja bu fika tidak melihat Melody dan memarahinya.
Namun, sepertinya harapan hanya bisa menjadi harapan. Ketika Bu Fika yang mengedarkan pandangannya keliling kelas dan melihat Melody tidur. Bu Fika segera mendatangi tempat duduk Melody."Bagus! Tidur di jam saya." Gladys mencoba membangunkan Melody.
"Bangunkan temen kamu."
"Mel, Melody. Bangun." Gladys menggoyangkan tubuh Melody.
"Mel, bangun ada bu fika." Gladys juga memukul pelan tangan Melody. Namun, Melody tidak juga bangun.
"Duh! jangan-jangan melody pingsan dys." Gladys dan Tara mencoba membangunkan Melody kembali. Namun, tidak ada respon dari Melody.
Tara mencoba memeriksa dahi melody dan benar saja suhu tubuh melody tinggi."Bu! kayaknya Melody pingsan deh bu, badanya juga panas banget."
"Mel bangun Mel. hey." Tara menggoncangkan badanya dan benar saja mata itu terpejam.
"Bu Melody pingsan!" Tara berseru panik membuat Bu Fika juga ikut panik.
"tolong. Anak cowo bawa melody ke UKS."
Keempat cowo itu segera menggendong melody ke uks. Ketika sampai di uks mereka meletakan melody di brankar."Terima kasih kalian boleh kembali ke kelas." Keempat cowo itu kembali ke kelas. Tidak dengan Gladys dan Tara yang memilih untuk tetap tinggal di UKS.
"Kalian, ngapain masih disini?" Tanya Bu Fika ketika melihat tara dan gladys masih berada di UKS
"Kita ijin jagain melody, ya bu?"
"Ya sudah kalau begitu. ohiya Tara tolong buatkan teh hangat. ya? diruang guru." Tara mengangguk
"Iya bu" Jawab Tara dan pergi menuju Ruang Guru. Gladys memberikan minyak kayu putih kepada Melody.
"Kalau begitu tolong kamu jaga melody ya, ibu harus mengajar."
"Baik, bu." Jawab Gladys setelahnya Bu Fika keluar UKS.
----
Tara sedang membuatkan teh hangat untuk Melody dan tak sengaja melihat Derrel dan Devin.
"Buat siapa Tar?" Tanya Devin. Derrel menaruh buku yang disuruh kumpulkan.
"Buat Melody"
"Melody?kenapa?" Tanya Devin penasaran
"Melody pingsan." Jawab Tara.
Devin membelakan matanya ketika mendengar bahwa Melody pingsan. Derrel hanya diam"Kok bisa?" Tanya devin diiringi dengan nada khawatir
"Kayaknya gara-gara dia dihukum tadi udah gitu dia gak mau makan" Tara menjawab sambil membuat teh
"Terus gimana keadaanya?"
"Belum sadar"
"gw duluan ya, takut Melody udah sadar. Bye" Tara segera meninggalkan Devin dan Derrel.
"Pingsan tuh anak orang." Ujar Devin menyalahkan derrel
"Bukan urusan gw." Derrel pergi meninggalkan Devin begitu saja.
"Bukan temen gw." Devin segera menyusul derrel.
---Di UKSSeorang gadis mengerjapkan matanya. Membuat orang yang menemaninyaa memekik heboh."Akhirnya lo sadar juga Mel."
"Gw dimana?" Tanya melody linglung
"Uks. Lo pingsan tadi di kelas." Jawab Gladys. Melody mencoba mengingat apa yang terjadi lalu setelahnya mengangguk paham.
"Maaf ya, gw ngerepotin." Ujar Melody yang tidak enak menyusahkan temannya
"Gak ngerepotin sama sekali. lo sahabat gw, Jadi gausah ngerasa ngerepotin."
"Lo udah sadar?" Tara sudah kembali lalu memberikan teh hangatnya ke melody
"Nih! diminum dulu tehnya, mumpumg masih anget." Tara memberikan gelas berisi Teh Hangat kepada Melody. Melody langsung meminumnya.
"Makasih."
"Lain kali kalo lo ngerasa mau pingsan. bilang ke kita mel, supaya bisa istirahat di uks." Ujar Tara. Melody menganggukan kepalanya.
"Tadi gw gak tau kalo gw pingsan. Kepala gw pusing banget, gw kira gw tidur. ternyata pingsan ya?" Tanya Melody.
"Iya lo pingsan. buat sekelas heboh karena lo pingsan, lain kali jangan kaya gitu kita berdua khawatir sama lo." Jawab Gladys. Melody terharu karena Tara dan Gladys begitu mengkhawatirkanya.
"Utututu tayang sini peyuk." Mereka bertiga berpelukan. Tak lama bel pulang berbunyi.
"Yuk ke kelas ambil tas udah pulang." Ajak Melody. Mereka menuju kelas hanya untuk mengambil tas dan langsung keluar menuju gerbang.
"Gak mau bareng gw aja?" Ajak Tara
"Gausah sana, kalian udah ditungguin kan.jemputan gw juga dikit lagi sampe"
"Gw takut lo pingsan lagi, nanti gak ada yang nolongin."
"Gak akan. gw udah baik-baik aja, udah sana pulang kasian sopir lo berdua udah nungguin."
"Seriusan mel, muka lo masih pucet udah ayo gw anterin" paksa tara
"Gak usah. gw nunggu jemputan gw palingan bentar lagi sampe,udah sana."
"Yauda kita duluan ya, Bye. Melody." Gladys dan Tara pergi meninggalkan Melody.
Melody memutuskan untuk duduk di bangku dekat parkiran sambil menunggu jemputanya. Sekitar 30 menit Melody menunggu tapi jemputanya belum juga datang. Ia sudah menelepon supirnya namun tidak diangkat ia merasakan kepalanya kembali pusing.
Melody menggelengkan kepalanya guna mengusir rasa pusing yang kembali menderanya. Ia melihat Derrel yang sedang berdiri di samping motor ninja berwarna merah milik laki-laki itu. Melody segera menghampirinya
"Derrel udah mau pulang?" Perkataan Melody tidak ditanggapi oleh Derrel.
"Derrel aku nebeng ya soalnya sampe sekarang supir aku gak sampe-sampe aku udah ngantuk pengen bobo dirumah" Pinta Melody sambil mengamit lengan Derrel. Membuat cowo itu mendelik risih.
"Lepas."
"Gak mau! Pokoknya aku nebeng aku ngantuk." Melody mengeratkan peganganya di lengan Derrel.
"Gw bilang lepas!" Bentak Derrel
"Aw" Melody meringis ketika Derrel menghempaskan tangannya dengan kasar.
"Derrel kasar banget sih. sakit tau." Ringis Melody melihat pergelangannya memerah.
"gw udah bilang lepas tapi lo gak mau lepas."
"Tapi jangan kasar kaya gitu juga."
"Gw gak peduli!" sebenarnya melihat bibir Melody yang pucat membuatnya sedikit merasa kasihan pada gadis itu. Namun, ia menepis perasaanya.
Derrel memakai helmnya lalu pergi meninggalkan Melody sendirian."Derrel lo jahat!" Melody menghapus air matanya ketika air matanya lolos dari pelupuk matanya.
Ketika melihat mobil berwarna putih memasuki sekolahnya Melody segera menghampiri mobil tersebut"Duhhh. Non maaf banget, ya non. Nunggu lama, tadi ban mobilnya bocor di jalan kena paku jadi bapak tambal dulu." Pak Agus selaku supir pribadi Melody memberi penjelasan akan keterlambatannya. Pak Agus membukakan pintu Melody.
"Iya gak papa kok pak." Ketika Melody sudah masuk ke dalam mobil. Pak Agus menutup pintu lalu Pak Agus masuk ke dalam mobil. Mobil Melody pergi meninggalkan sekolah menuju rumah. Di perjalanan Melody sekali-kali menghapus air matanya yang terjatuh.
Mobil Melody memasuki salah satu komplek perumahan mewah di jakarta.Ketika mobil berhenti Melody menghela nafas. Melody berusaha untuk menampilkan senyumanya lalu setelahnya ia segera masuk ke dalam rumah dengan di iringi senyuman."Assalamualaikum. Bunda, Melody pulang." Melody berteriak memanggil bundanya."Waalaikumsalam. Bunda ada di dapur sayang." Melody menghampiri Lestari. dapat Melody lihat Lestari sedang berkutat dengan adonan kue."Bunda." Melody memeluk Lestari dan Lestari pun mengambutnya dengan senang hati."Anak bunda udah pulang. loh sayang kamu abis nangis, ya?" Lestari bertanya ketika melihat mata Melody merah."enggak kok bun, tadi mata aku kemasukan debu aku kucek eh malah merah." Melody menampilkan cengiranya membuat Lestari menggelengkan kepalamya."Lain kali hati-hati. Kasih obat tetes mata ya, supaya gak tambah merah." Melody mengangguk"Bunda lagi bikin apa?" Tanya melody melihat dapur yang lumayan berantaka
Seorang wanita dengan pakaian terbuka menuju tengah jalan antara motor ivanka dengan Derrel. Membawa bendera berwarna putih lalu berteriak."Satu!""Dua!""Tiga! mulai." Setelah aba-aba terakhir motor Ivanka dan Derrel melaju dengan kencang di iringi dengan sorakan.Derrel dan Ivanka saling menyalip untuk memimpin hingga menit terakhir Derrel segera menambah laju kecepatanya meninggalkan Ivanka di belakang."Yesss. My Baby Derrel." Pekik Melody melihat Derrel sampai pada garis finish lalu berlari kearah Derrel."Yuhuuuu! Derrel My Bro." Teriak Surya. Derrel membuka helmnya. Ivanka menggeram kesal menghampiri Derrel."Jangan seneng dulu lo bisa menang, tunggu pembalasan gw Derrel pembawa sial." Ancam Ivanka kepada Derrel lalu mengalihkan pandangnya kepada Melody."Dan, lo cantik. sampai ketemu lagi." Ivanka lalu meninggalkan arena balapan disusul 4 orang temannya. Lalu mengacungkan jari tengahnya. Devin segera menghampiri Derrel.
Derrel memejamkan mata mendengarkan lagu melalui earphone yang menempel ditelinganya sambil menyenderkan tubuhnya. Suasana yang sepi dan tenang membuat memori tentang seseorang dimasa lalu terputar dengan sendirinya.senang, bahagia, sedih,, kecewa,dan rindu menjadi satu entahlah kata apa yang tepat untuk mendeskripsikan perasaanya saat ini."Woy. Dicariin ternyata ada disini."Suara nyaring Surya membuat Derrel membuka matanya melihat kedatangan tiga temannya, merasa terganggu dengan kehadiran mereka."Mabal sendirian aja, Bos." Ujar Wira"Ngajak-ngajak napa." Derrel berdecak ketika mendengar ketiga temannya memecahkan keheningan yang sejak tadi tercipta."Bacot." Derrel melepaskan earphone nya."Btw, dicariin sama baby melody lo noh." Ujar Wira"katanya gini. Heem heem bapak wira tolong perankan menjadi saya" Surya berdeham dan meminta Wira untuk memerankan dirinya. Yang
Melody membuka matanya mencoba menyesuaikan cahaya yang masuk begitu sudah dapat melihat dengan jelas ia melihat langit-langit berwarna putih."Melody sadar." Gladys begitu melihat Melody membuka matanya."Melody apa yang lo rasain? Kepala lo sakit, ya?" Tanya Gladys panik. Mereka begitu senang karena Melody membuka matanya. Melody hanya diam saja, tidak memberikan jawaban."Syukur deh lo bangun, gw degdegan anjir kalo sampe lo koit. Tapi kalo lo koit gak papa si, lumayan koleksi sepatu lo bisa buat gw." Ujar Tara dengan tidak tahu dirinnya.Melody tetap belum merespon ucapan Tara dan juga Gladys ia sibuk mengingat tentang apa yang terjadi."Gw kok ada di uks?" Tanya Melody begitu menyadari kalau dirinya sedang berada di uks dan juga tangan nya yang di infus."Lo tadi pingsan gara-gara liat darah. tuh, kepala lo luka." Jawab Tara menunjuk pelipis Melody yang te
Kediaman keluarga Aarav begitu ramai. Para pelayan sibuk menyiapkan makan malam mewah. Menyambut kepulangan Prasetyo King Aarav setelah selama sebulan Pras disibukan dengan acara pembukaan cabang baru di Inggris, dan mengatasi tikus-tikus kecil yang ingin menjatuhkan bisnisnya. Akhirnya setelah semuanya selesai Pras bisa pulang ke tanah air menemui keluarga kecilnya."Ini biar saya aja yang tata, kalian kerjakan yang lain saja." Vania ikut sibukMenyiapkan semuanya. ya, begitulah vania. Walaupun nyonya di keluarga Aarav. Namun, ia tidak bisa jika hanya berdiam diri saja. Tubuhnya seperti gatal jika tidak bergerak."Duh! Vania kebiasaan deh lo. Udah duduk yang anteng. Laki lo bentar lagi sampe kaya cacing pucuk lo, gak bisa diem." Lestari memprotes. Ia jengah melihat Vania yang berlalu lalang. Ia juga turut membantu namun tidak grasak grusuk seperti Vania."Gw tuh degdegan, keringet dingin nih gw." Vania mengipas-ngipas
Warning!Selamat menikmati hidangan"Kami malaikat..malaikat kematian jika kami diusik"-PETRIOSMelody memperhatikan pak supratman yang sedang menjelaskan tentang senyawa kimia yang sama sekali tidak ia mengerti. Lagi ia anak ips tapi disuruh belajar materi anak ipa.Melody membenamkan kepalanya ke lipatan tangan yang ia taruh diatas meja.Pikirannya terus melayang memikirkan kejadian antara dirinya dan Derrel saat berada di dalam kamar cowok itu.Dan itu sungguh begitu mengusik otaknya seperti kaset kusut yang selalu terputar berulang-ulang. Ia terus berpikir mengapa Derrel menciumnya? apakah Derrel sudah mulai suka padanya?ahhhhh kalo kaya gitu gak apa first k
Warning!Jangan lupa vote+komenSelamat menikmati hidangan~~~~~~~~DERREL~~~~~~~~Anggota Petrios saat ini sedang berada di dalam ruang rawat inap. Tempat Gerry di rawat. Lukanya tidak terlalu parah, hanya saja ia menerima 4 jahitan di lengannya Yang tergores belati cukup dalam saat melawan anak Cravit yang mengeroyoknya."Ma bro Gerry, gimana keadaan lo?kok lo gak dead?" Surya menyapa sembari berteriak."Babi! Lo mau gw mati gitu? Bukan alhamdulillah gw masih nafas. Sini lu anjir gw pites-pites pala lu." Geram Gerry. jika saja saat ini tanganya tidak di infus sudah ia ajak gulat Surya. Tawa seketika meledak."Gimana keadaan lo?" Tanya Derrel. Gerry menatap Derrel lalu mengangguk."Gak papa bro memar doang sama ini robek kena cium belati" Gerry menunjukan lengannya yang terbalut perban."Syukur kalo gitu.sor
Warning!Jangan lupa vote+komenSelamat menikmati hidangan~~~~~~~DERREL~~~~~~~~Melody melihat ke kanan kiri mencari keberadaan Derrel namun tak kunjung bertemu dengan cowok itu. Sepertinya Derrel benar-benar ingin menghindarinya hingga susah sekali di cari. ah mengesalkan sekali padahal ia ikut ke party anak petrios untuk bertemu Derrel."Kaesang!" Panggil Melody begitu melihat Kaesang yang berada di ruang tengah."Lo dateng mel?" Melody mengangguk."Lo liat beby Derrel gaK?" Tanya Melody. Kaesang mengernyitkan dahinya mencoba mengingat-ingat."Kayaknya tadi Derrel ke atas deh,Mel. Gak tau sih ke lantai 2 atau 3. Tapi feeling gw kayaknya ke lantai 3, tau sendiri si Derrel gak suka keramaian." Ujar Kaesang menunjuk lantai atas."Ohh oke makasih, Kaesang.""Sama-sama Melody cantik." Melody berlalu menuju lantai 3. Di
WARNING!!SELAMAT MENIKMATI HIDANGAN:v~~~~~DERREL~~~~~~Melody baru saja melihat Derrel dari ruang ganti. Sepertinya cowok itu sudah selesai latihan basket. Dengan senyun yang merekah Melody segera menghampiri Derrel yang sedang sibuk dengan ponselnya."DOR." Melody mengejutkan Derrel. Namun, yang di kejutkan sepertinya tidak terkejut. terlihat dari wajahnya yang datar. Melody mengerucutkan bibirnya ke bawah"Ishhh kok gak kaget." Derrel menatap dingin Melody."Trik murahan." Derrel melewati Melody begitu saja. Melody segera menyusul Derrel dan berhenti di depan Derrel sambil merentangkan tangannya."Derrel, pulang bareng, ya?""Gak.""Pokoknya pulang bareng yuk." Dengan tidak tahu dirinya Melody menggandeng lengan Derrel yang langsung saja Derrel tepis dengan
Warning! SELAMAT MEMBACA ~~~~~DERREL~~~~~ Melody melihat area sekolah ternyata masih sepi hanya beberapa orang saja yang sudah datang yang kemungkinan murid rajin dan murid yang melaksanakan piket pagi ini. Ya jelas saja masih sepi pelajaran pertama dimulai pukul 07.00 pagi. Sedangkan, Melody datang pukul 06.10 terlalu rajin memang. Tapi tidak masalah demi menghindari Derrel ia rela menjadi rajin. Brukk "Awshhh." Melody mengerang merasakan sakit pada telapak tangan dan dengkulnya. "Arghh! Tali sepatu sialan." Melody berteriak, melihat tali sepatu yang terlepas dan mengakibatkan dirinya jatuh. Melody mengibaskan tangan begitu juga rok dan lututnya yang kotor. "sial banget gw pagi-pagi." Melody mengikat kembali tali sepatunya. "Awas aja lo, Ya. Sampe lepas lagi gw lempar." Melody berbicara kesal pada lalu memukul sepatunya. "Permisi." Melody segera menoleh begitu ada yang menepuk bahunya. Dan mendap
Warning!Typo bertebaran!!Jangan lupa vote and komen guys!!~Selamat Menikmati Hidangan~~~~~~~~DERREL~~~~~~~~Pukul 10 pagi Melody masih bergelung di bawah selimut untung saja sekarang hari sabtu, sekolah libur. tubuhnya seperti remuk-remuk. Kepalamya juga terasa berat mungkin karena efek menangis semalaman. Malas sekali rasanya Melody bangun padahal cacing diperutnya sudah berdemo sejak tadi.Toktoktok"Sayang." Panggil Lestari sambil mengetuk pintu kamarnya. Lestari membawa sarapan untuk putrinya karena Melody sudah melewatkan waktu sarapannya. Melody membuka selimutnya."Masuk aja, Bun." Sahutnya. Lestari membuka pintu kamar dan melihat Melody yang masih bergelut di atas kasur lalu menghampiri putri semata wayangnya itu."Kata bibi, Kamu gak enak badan makanya gak ikut sarapan. Kamu sakit?". Lestari
Warning!Jangan lupa vote+komenSelamat menikmati hidangan~~~~~~~DERREL~~~~~~~~Melody melihat ke kanan kiri mencari keberadaan Derrel namun tak kunjung bertemu dengan cowok itu. Sepertinya Derrel benar-benar ingin menghindarinya hingga susah sekali di cari. ah mengesalkan sekali padahal ia ikut ke party anak petrios untuk bertemu Derrel."Kaesang!" Panggil Melody begitu melihat Kaesang yang berada di ruang tengah."Lo dateng mel?" Melody mengangguk."Lo liat beby Derrel gaK?" Tanya Melody. Kaesang mengernyitkan dahinya mencoba mengingat-ingat."Kayaknya tadi Derrel ke atas deh,Mel. Gak tau sih ke lantai 2 atau 3. Tapi feeling gw kayaknya ke lantai 3, tau sendiri si Derrel gak suka keramaian." Ujar Kaesang menunjuk lantai atas."Ohh oke makasih, Kaesang.""Sama-sama Melody cantik." Melody berlalu menuju lantai 3. Di
Warning!Jangan lupa vote+komenSelamat menikmati hidangan~~~~~~~~DERREL~~~~~~~~Anggota Petrios saat ini sedang berada di dalam ruang rawat inap. Tempat Gerry di rawat. Lukanya tidak terlalu parah, hanya saja ia menerima 4 jahitan di lengannya Yang tergores belati cukup dalam saat melawan anak Cravit yang mengeroyoknya."Ma bro Gerry, gimana keadaan lo?kok lo gak dead?" Surya menyapa sembari berteriak."Babi! Lo mau gw mati gitu? Bukan alhamdulillah gw masih nafas. Sini lu anjir gw pites-pites pala lu." Geram Gerry. jika saja saat ini tanganya tidak di infus sudah ia ajak gulat Surya. Tawa seketika meledak."Gimana keadaan lo?" Tanya Derrel. Gerry menatap Derrel lalu mengangguk."Gak papa bro memar doang sama ini robek kena cium belati" Gerry menunjukan lengannya yang terbalut perban."Syukur kalo gitu.sor
Warning!Selamat menikmati hidangan"Kami malaikat..malaikat kematian jika kami diusik"-PETRIOSMelody memperhatikan pak supratman yang sedang menjelaskan tentang senyawa kimia yang sama sekali tidak ia mengerti. Lagi ia anak ips tapi disuruh belajar materi anak ipa.Melody membenamkan kepalanya ke lipatan tangan yang ia taruh diatas meja.Pikirannya terus melayang memikirkan kejadian antara dirinya dan Derrel saat berada di dalam kamar cowok itu.Dan itu sungguh begitu mengusik otaknya seperti kaset kusut yang selalu terputar berulang-ulang. Ia terus berpikir mengapa Derrel menciumnya? apakah Derrel sudah mulai suka padanya?ahhhhh kalo kaya gitu gak apa first k
Kediaman keluarga Aarav begitu ramai. Para pelayan sibuk menyiapkan makan malam mewah. Menyambut kepulangan Prasetyo King Aarav setelah selama sebulan Pras disibukan dengan acara pembukaan cabang baru di Inggris, dan mengatasi tikus-tikus kecil yang ingin menjatuhkan bisnisnya. Akhirnya setelah semuanya selesai Pras bisa pulang ke tanah air menemui keluarga kecilnya."Ini biar saya aja yang tata, kalian kerjakan yang lain saja." Vania ikut sibukMenyiapkan semuanya. ya, begitulah vania. Walaupun nyonya di keluarga Aarav. Namun, ia tidak bisa jika hanya berdiam diri saja. Tubuhnya seperti gatal jika tidak bergerak."Duh! Vania kebiasaan deh lo. Udah duduk yang anteng. Laki lo bentar lagi sampe kaya cacing pucuk lo, gak bisa diem." Lestari memprotes. Ia jengah melihat Vania yang berlalu lalang. Ia juga turut membantu namun tidak grasak grusuk seperti Vania."Gw tuh degdegan, keringet dingin nih gw." Vania mengipas-ngipas
Melody membuka matanya mencoba menyesuaikan cahaya yang masuk begitu sudah dapat melihat dengan jelas ia melihat langit-langit berwarna putih."Melody sadar." Gladys begitu melihat Melody membuka matanya."Melody apa yang lo rasain? Kepala lo sakit, ya?" Tanya Gladys panik. Mereka begitu senang karena Melody membuka matanya. Melody hanya diam saja, tidak memberikan jawaban."Syukur deh lo bangun, gw degdegan anjir kalo sampe lo koit. Tapi kalo lo koit gak papa si, lumayan koleksi sepatu lo bisa buat gw." Ujar Tara dengan tidak tahu dirinnya.Melody tetap belum merespon ucapan Tara dan juga Gladys ia sibuk mengingat tentang apa yang terjadi."Gw kok ada di uks?" Tanya Melody begitu menyadari kalau dirinya sedang berada di uks dan juga tangan nya yang di infus."Lo tadi pingsan gara-gara liat darah. tuh, kepala lo luka." Jawab Tara menunjuk pelipis Melody yang te
Derrel memejamkan mata mendengarkan lagu melalui earphone yang menempel ditelinganya sambil menyenderkan tubuhnya. Suasana yang sepi dan tenang membuat memori tentang seseorang dimasa lalu terputar dengan sendirinya.senang, bahagia, sedih,, kecewa,dan rindu menjadi satu entahlah kata apa yang tepat untuk mendeskripsikan perasaanya saat ini."Woy. Dicariin ternyata ada disini."Suara nyaring Surya membuat Derrel membuka matanya melihat kedatangan tiga temannya, merasa terganggu dengan kehadiran mereka."Mabal sendirian aja, Bos." Ujar Wira"Ngajak-ngajak napa." Derrel berdecak ketika mendengar ketiga temannya memecahkan keheningan yang sejak tadi tercipta."Bacot." Derrel melepaskan earphone nya."Btw, dicariin sama baby melody lo noh." Ujar Wira"katanya gini. Heem heem bapak wira tolong perankan menjadi saya" Surya berdeham dan meminta Wira untuk memerankan dirinya. Yang