"Mari, masuklah ke rumahku." ucap Adam, seraya tersenyum."Tapi saya merasa tidak pantas untuk masuk ke dalam rumah orang penting seperti anda," ucap Wolf."Sudahlah, tak usah terlalu merendahkan diri. Aku pun menjadi seperti sekarang ini bukan tanpa perjuangan. Aku pernah tinggal di desa serta dijadikan bahan olok-olok orang-orang.""Ayo, masuklah!" ucap Adam, seraya merangkul Wolf.Kebaikan hati Adam telah membuat Wolf begitu terkesan.Yang selama ini hanya diketahui sisi kejam di diri Adam. Kini anggapan itu seperti berbalik 180 derajat.Akhirnya Wolf pun menerima tawaran Adam, Ia melangkah bersama Adam memasuki rumahnya."Aku tak menyangka. Ternyata Bapak Adam tidaklah seperti yang orang pikirkan." Ucap Wolf dalam benaknya.Di depan pintu rumah, seorang pengawal memperhatikan Wolf dengan sangat sinis.Mereka saling berbisik satu sama lain. Namun Adam sesegera mungkin menghampiri mereka."Pengawal, tolong katakan pada pelayan untuk membuatkan makanan yang istimewa untuk tamu kita s
Adam dan para pengawal menuju ke rumah sakit malam itu juga.Sesampainya di rumah sakit AR, Adam langsung menuju ke kamar jenazah. Dan para petugas pun menghampirinya."Selamat datang Pak Adam. Jenazah Tuan Wolf sudah siap di makamkan," ucap seorang petugas."Tolong antar jenazahnya ke daerah asalnya. Beritahukan juga berita tentang kematiannya kepada Jody," ucap Adam memerintahkan petugas rumah sakit."Siap Pak, kami akan memberitahukan ke keluarganya. Dan juga Ayahnya," ucap Petugas."Tolong lakukan sekarang," ucap Adam."Baik Pak," jawab seorang petugas, yang merupakan supir ambulance.Lalu para petugas membawa peti jenazah Wolf yang berada di dalam kamar mayat menuju ke mobil ambulance.Dan mobil ambulance beserta mobil pasukan pun berjalan beriringan menuju ke kampung halaman Wolf yang berada di pinggiran kota.Sedangkan para pasukan Adam menuju ke Lapas di mana Jody tengah ditahan.Sesampainya di ruangan lapas, seorang anak buah Adam berdiri di depan jeruji dimana Jody tengah me
Kala pagi menjelang, Adam membuka mata dan mendapati Lusiana telah tiada di sampingnya."Lusiana?""Pasti dia sudah berangkat pagi ini," ucap Adam dalam benaknya.Setelah itu Adam pun bangkit dari kasur dan menuju ke kamar mandi.Ia membersihkan diri dan bersiap untuk berangkat pagi ini menuju ke kantor kemiliteran.Setelah semuanya telah siap, Adam keluar dari rumahnya. Dan para pengawal telah menunggu di depan pintu, bersiap mengantarnya."Selamat Pagi Pak Adam, sudah siap untuk berangkat?" tanya seorang pengawalnya."Ya, mari kita berangkat sekarang," ucap Adam.Lantas Adam memasuki mobil Knight XV yang telah ditunggu oleh seorang supir.Mobil pun melaju menuju kantor kemiliteran kota Houston.Sesampainya di depan markas militer, para prajurit penjaga memberikan sambutan kepada sang Jendral besar."Kepada, Panglima besar. Hormat gerak!"Adam seketika mengangkat satu tangan di atas kening. Untuk membalas penghormatan."Tegak gerak!"Lalu Adam kembali menurunkan satu tangan untuk kem
Tiba-tiba Ruly melayangkan serangan dengan sebuah tendangan.Wuss...Serangan itu meleset dari sasaran lalu seketika pukulan telak dilayangkan Adam hingga mengenai perutnya.Ruly jatuh terjungkal. Lalu Adam langsung menginjak tepat di wajahnya."Jangan menyerang jika tidak ingin diserang!"Lalu ia pergi begitu saja dan kembali masuk ke dalam mobilnya.Ruly tampak masih terkapar, ia dan anak buahnya memandangi mobil Adam. Dan terus memperhatikan kemana arah mobil itu berjalan."Cepat kejar dia!" Seru Ruly, memerintahkan anak buahnya."Siap Pak!"Lalu mereka pun memasuki mobil kembali untuk mengejar Adam Rudiant. Adam merasa ada yang mengikutinya dari belakang.Lantas ia memerintahkan anak buahnya untuk melancarkan serangan."Tembak iringan mobil di belakang kita. Jangan sampai dia terus mengikuti kita!"Para pengawal mengeluarkan senjata M16 dari jendela dan mengarahkannya ke mobil di belakangnya.Adu tembak pun tak dapat terelakkan. Gencarnya serangan yang dilakukan pasukan Adam tent
Ruly masih dalam keadaan tak sadarkan diri ketika dibawa oleh polisi.Namun saat hampir sampai di kantor. Tiba-tiba Ruly terbangun dan mendapati dirinya yang dalam keadaan telah terbelenggu.Ruly membuka matanya perlahan dan memperhatikan sekelilingnya."Kurang ajar! Lepaskan borgol ini!" Seru Ruly, murka. Kala melihat sebuah besi membelenggu kedua tangannya."Anda akan kami bawa ke kantor polisi," ucap seorang polisi yang berada di depannya.Ruly tak tinggal diam. Ia meronta mencoba melepaskan diri.Namun seorang polisi yang berada di belakangnya seketika menodongkan pistol ke arah kepala."Jangan bergerak! Atau kau kami tembak!"Baru kali ini Ruly merasa tak berdaya di hadapan para polisi.Seakan kekuatan dalam tubuhnya telah menghilang hingga membuat ia mati kutu di hadapan mereka.Rupanya Adam telah mengetahui cara menghilangkan zat yang ada di tubuh Ruly.Ia telah melakukan kerja sama dengan seorang profesor ternama untuk menangkal kekuatan yang diciptakan oleh Ruly."Akhh! Kenap
"Silahkan makanannya Pak, selamat menikmati," ucap seorang Waiter wanita dengan tersenyum."Terima kasih," jawab Adam. Lalu piring berisi makanan tersebut diletakkan di atas meja.Setelah itu, Adam pun menyantap makanan bersama para pengawalnya.Tak berselang lama, tiba-tiba seorang pria mendatanginya kembali.Ia adalah Jhony, berjalan tergopoh-gopoh ke hadapan Adam. Namun kehadirannya seketika dihadang oleh para pengawal."Mau kemana Pak?" tanya seorang pengawal menghalangi Jhony. "Aku mau bertemu dengan saudaraku. Kenapa aku tak diperbolehkan?" tanya Jhony. "Bukankah Pak Jhony sudah tau kenapa anda tidak diperankan untuk bertemu Pak Adam," ucap sang pengawal."Aku tidak tau. Karena aku tak memiliki kesalahan apapun kepada beliau," ucap Jhony.Adam menoleh ke arah Jhony. Lalu melambaikan naik turun tangannya menandakan ia memanggilnya"Nah, lihatlah!""Adam memperbolehkan aku untuk ke dalam," ucap Jhony.Sang pengawal pun menoleh ke arah Adam. Dan akhirnya ia mengizinkan Jhony un
Setelah rapat selesai, para prajurit kembali ke barak.Adam dan Tukman tampak tengah berbincang di depan pekarangan markas."Aku telah mendapatkan sebuah rahasia. Apa yang dapat membuat Ruly menjadi manusia mutant," ucap Adam.Tukman lantas terlihat mengerutkan keningnya."Rahasia apa itu Jendral?" tanya Tukman.Adam kemudian mengeluarkan sebuah tabung kecil berisikan sebuah zat cair."Ini, zat inilah yang membuat dia semakin kuat. Aku sudah melakukan percobaan."Tukman pun tampak semakin penasaran dengan apa yang dilihatnya."Coba, aku ingin lihat," ucap Tukman.Adam langsung menaruh tabung kecil itu ke tangan Tukman.Tukman memperhatikannya dengan seksama. Lalu ia berkata, "Bagaimana bisa dia mendapatkan ini Jendral?""Kamu tau, ternyata Anak semata wayang Ricky itu adalah seorang profesor muda. Selain dia memiliki ilmu bela diri yang mumpuni. Dia memiliki kejeniusan hingga dapat menunjang kekuatan dalam dirinya dengan ilmu pengetahuan yang dia miliki," ucap Adam.Tukman tampak meng
Sesampainya di restoran, Adam mendapati beberapa preman telah berdiri di depan kasir."Saya tak mau tau, serahkan seluruh uang di brangkas. Ini adalah wilayah teritorial kami!" seru seorang preman, memalak sang kasir."Kami tidak berani untuk memberikan apapun kepada orang lain tanpa sepengetahuan bos kami Tuan," ucap kasir itu."Hakkh! Cepat serahkan 500 Dollar untuk uang keamanan! Jika tidak, restoran ini akan kami tutup!" seru preman itu, mengancam.Mereka tak mengetahui siapa yang memiliki restoran itu. Jika saja mereka mengetahuinya, tak mungkin para preman itu berani berbuat onar di restoran milik Adam.Tak berselang lama, seseorang bertubuh tegap dengan seragam militer memasuki restoran dengan gagahnya.Para preman tak menyadari kedatangannya. Mereka terus melakukan intimidasi kepada seorang kasir untuk menyerahkan sejumlah uang.Banyaknya karyawan pun tak berkutik di hadapan para preman itu. Karena mereka memegang senjata.Tiba-tiba, dari belakang preman itu. Adam menarik kera
Wanita itu tampak begitu agresif kepada Adam. Membuat Adam semakin geram kepadanya."Aku tidak mengenalmu!""Pergi Kamu!" Adam membentak wanita itu.Namun perempuan itu semakin tak terkendali layaknya seorang pemabuk."Sayang, jangan begitu dong. Kamu kan sudah menyewa jasaku. Harusnya kamu menerima aku untuk melayani kamu...""Pergi!" Tiba-tiba Adam mendorong wanita itu lalu melangkah pergi begitu saja.Ia meninggalkannya di luar gerbang seorang diri.Namun sebenarnya, wanita itu tidaklah datang seorang diri.Ia melirik sambil tersenyum seseorang di sisi jalanan yang tengah merekam video.Lalu ia memberikan sebuah jempolnya yang menandakan semua berjalan dengan lancar.***Adam kembali ke dalam pagar dan menghampiri Lusiana yang tengah berdiri menunggunya di pekarangan."Ada apa sih? Kenapa ada suara seorang wanita?" tanya Lusiana, khawatir."Orang gila baru saja datang di rumah kita. Abaikan, Kita masuk saja ke rumah," ucap Adam.Lusiana yang penasaran tiba-tiba melangkahkan kaki ke
Mendengar permintaan Any, Lusiana dan Adam saling bertatapan.Lalu Lusiana kembali menatap Any seraya menggelengkan kepala. "Aku gak tau lagi harus berbicara apa. Jumlah itu terlalu besar. Untuk apa uang sebanyak itu ma?"Any lantas menjawab, "Sejujurnya, mama terpaksa meminjam uang kepadamu. Dikarenakan Mama memiliki hutang pada bank dan harus diganti dalam satu bulan ini.""Astaga, hutang untuk apa ma?" tanya Lusiana."Mama baru saja membeli mobil baru. Mobil yang lama sudah reot. Mama malu membawanya," Ucap Any.Mengetahui hal itu, Lusiana semakin murka terhadap Any. Kehidupannya yang terlalu hedonis membuat Any terjebak ke dalam jeratan hutang."Mama sangat keterlaluan. Padahal mobil mama masih bagus dan layak pakai. Kenapa Mama mudah sekali membuang-buang uang untuk suatu hal yang kurang berguna!" Seru Lusiana."Mama malu, Teman-teman arisan Mama sudah memiliki mobil baru yang mewah. Tapi mama, selama 3 tahun ini belum mengganti mobil baru," Jawab Any.Mendengarnya ucapan Any, me
Setelah memakan waktu setengah jam perjalanan, mobil yang membawa Adam telah tiba di AR Hospital.Mereka keluar dari mobil lalu seorang penjaga keamanan seketika menghampiri."Selamat datang pak Adam dan ibu Lusiana," Ucap penjaga keamanan tersebut."Terima kasih, apakah semua sudah berkumpul di ruang rapat?" tanya Adam."Sudah pak. Silahkan bapak menuju ke sana. Karena seluruh petinggi sudah menunggu bapak," Ucap sang petugas keamanan.Lalu Adam berbalik badan dan menatap Lusiana yang tengah duduk di bangku tengah."Lusiana, kamu mau ikut denganku ke dalam?" tanya Adam.Lusiana tampak tengah memperhatikan ponselnya. Namun ia seketika berbalik arah memandang Adam dan berkata."Tidak, biar aku akan menunggumu saja. Aku sedang berkomunikasi dengan keluarga," Ucap Lusiana."Baik, tak apa. Kamu tunggu saja di sini. Aku akan kembali beberapa jam lagi," Jawab Adam."Aduh, apakah bisa sedikit dipercepat?""Aku harus ke rumah mama. Karena keadaan mama sedang tidak baik-baik saja," ucap Lusian
Setelah dua jam pertempuran berdarah. Suara sirine ambulance terdengar berdatangan. Untuk membawa jasad seluruh anggota mafia dan dua pemimpinnya untuk kemudian dibawa menuju ke rumah sakit kepolisian.Adam dan seluruh pasukannya kembali ke Kediamannya.Di istana Rudiant, Lusiana dan Paul menunggunya dengan harap-harap cemas.Kala mobil Pasukan telah tiba, raut wajah sumringah seketika terpancar dari wajah Lusiana.Adam keluar dari mobil langsung menghampiri Lusiana yang tengah menggendong Paul."Lusiana! Kamu sudah menungguku dari tadi?" tanya Adam, seraya melangkah mendekati istri dan anaknya."Aku sudah sangat mengkhawatirkanmu, kamu kenapa lama sekali pulangnya?" tanya Lusiana."Kami mendapat perlawanan sengit saat melakukan penyergapan. Beruntung seluruh pasukan selamat dalam bertugas," Ucap Adam."Bagus kalau begitu, aku pikir akan banyak memakan korban. Tapi ternyata semua baik-baik saja," Ucap Lusiana."Ya sudah, mari kita masuk rumah. Aku sudah sangat lelah dan lapar,"ucap Ad
Mendengar suara bising di ruangan parkir, membuat semua orang mengalihkan perhatiannya."Tolong periksa di ruangan parkir!" Seru Dasvanco kepada anak buahnya."Siap tuan!" Jawab salah satu anak buahnya.Lalu dua anak buah menuju ke ruangan parkir yang tak jauh dari ruangan tengah.Sesampainya di parkiran mobil, mereka terkejut melihat ban mobil yang telah kempes."Sungguh aneh! Bagaimana mungkin ban mobil ini bisa kempes dengan sendirinya," Ucap salah satu mafia, terlihat keheranan."Biar aku yang memeriksanya," Ucap rekannya.Lalu ia memeriksa ban mobil itu dengan seksama.Tiba-tiba sebuah peluru melesat menembus kepala dua mafia tersebut.Dua anggota mafia seketika tewas di tempat.Hingga 10 menit berselang, Dasvanco menunggu dua anak buahnya. Namun tak kunjung kembali ke hadapannya."Kenapa mereka berdua tidak kembali! Tolong periksa keadaan mereka!" Seru Dasvanco."Siap Tuan,"jawab salah satu anak buahnya.Lalu ia menuju ke ruangan parkir tersebut.Dan selang beberapa menit, satu
Saat malam mulai menjelang, sebuah mobil audy hitam telah tiba di depan istana Rudiant.Dua pengawal seketika menghampiri untuk menyambutnya."Selamat malam Tuan Jody, senang anda bersedia untuk datang memenuhi panggilan. Pak Adam sudah menunggu anda," Ucap Sang pengawal."Ya, di mana dia sekarang?" tanya Jody."Pak Adam sudah menunggu anda di ruang tamu. Silahkan masuk Tuan," Ucap sang pengawal."Baik, Terima kasih," Jawab Jody.Lalu ia melangkah menuju ke arah pintu rumah. Saat ia memasuki rumah bak istana tersebut.Adam langsung berdiri dari bangku sofa. Dan menyambut kedatangan Jody."Selamat datang Jody, bagaimana kabar anda sekarang?" tanya Adam, seketika menyodorkan tangan kepadanya."Aku baik-baik saja. Bagaimana juga dengan keadaan anda sekarang?" tanya Jody."Akhir-akhir ini, aku dibuat pusing oleh para mafia. Mereka sedang gencar-gencarnya melakukan serangan balas dendam. Tadi pagi, rumah sakit diserang oleh seseorang tak dikenal. Dan aku mengundang kamu kesini untuk menany
Sekelebat bayang seketika melesat dan secara mengejutkan, George telah menghilang dari hadapan Adam.Kecepatan gerakan George membuat seluruh mata yang melihatnya begitu terperangah.Kepalan tinju yang ia layangkan meleset dari sasaran. Dan tiba-tiba sebuah tendangan mengarah ke kepala Adam.Adam terdorong ke depan terkena tendangan yang mengenai belakang kepalanya.Namun tubuhnya yang besar dan kuat tak akan mudah ditumbangkan oleh kekuatan George. Bahkan jika sebuah mobil menabraknya dengan kecepatan tinggi.George bersiul, Adam langsung teralihkan oleh suara di belakangnya.Dan seketika, sebuah tinju melesat menghantam wajah Adam.Kecepatannya yang sangat tinggi membuat Adam kesulitan untuk menghindarinya.Adam kembali terdorong ke belakang dengan keadaan yang hampir terjungkal.George tertawa terpingkal-pingkal melihat Adam yang kewalahan."Hahaha! Jendral sampah!""Ternyata kekuatanmu tak seberapa bagiku!" Seru George, tertawa puas.Lantas Adam kembali menegakkan badannya. Lalu m
12 jam telah berlalu, namun tanda-tanda kedatangan kelompok Mafia belum juga terlihat.Kendaraan barakuda telah disiagakan di beberapa sudut kota.Sniper tentara Nasional bersembunyi di antara bangunan-bangunan di pusat kota.Di ruangan pribadi Jendral Adam. Letjen Charles tengah duduk di hadapannya."Aku rasa mereka sudah tau bahwa rencana mereka telah bocor," ucap Adam."Tapi tidak mungkin mereka takut walaupun pusat kota telah dijaga ketat oleh pasukan khusus. Mereka memiliki peralatan tempur yang mumpuni untuk melawan pasukan," ucap Letjen Charles."Berarti ini adalah bagian dari strategi mereka untuk mengelabuhi kita. Mereka pasti memiliki mata-mata yang tersebar di dalam kota. Dan untuk memancing kedatangan mereka. Tarik pasukan Barakuda. Jangan sampai terlihat mencolok. Cukup dengan pasukan-pasukan sniper dan Intel untuk menyebar di penjuru kota," ucap Adam."Baik, aku akan instruksikan aparat di lapangan untuk kembali ke markas. Sementara persenjataan akan dikirim melalui mobi
Sesampainya di Kota Wales. Pemandangan tak biasa menghiasi kota.Suara riuh warga begitu terdengar. Mereka berjalan beriringan dengan satu tuntutan. "Jendral Pelanggar HAM harus dihukum mati."Banyak warga yang terprovokasi dengan berita di media. Tanpa mengetahui kebenaran yang jelas dari sebuah informasi.Di sebuah jalanan yang dipenuhi oleh demonstran.Adam yang berada di dalam mobil dengan berani keluar menghampiri para demonstran.Sontak saja para warga berlarian lalu menyerang Adam."Itu dia pembunuhnya!""Orang seperti ini tidak pantas disebut Jendral!"Banyak para warga yang tersulut emosi."Tenanglah Masyarakat!""Saya akan bicara yang sebenarnya terjadi!""Semua masalah ini sudah selesai!"Namun para warga tak mengindahkan perkataan Adam.Hingga puluhan batu terlempar mengenai kepala Adam.Lalu seketika para pengawal dari tentara dan kepolisian membentuk barisan.Para demonstran begitu terkejut melihat Adam yang tak terdapat sedikitpun luka."Biarkan aku mendekati mereka! Ak