TIDAK ADA BUKTI
Setelah hampir 4 jam menggeledah kantor dan pabrik milih Ethan, KOMPOL Agung dan anak buahnya pun langsung pamit. Mereka tidak menemukan bukti apapun di sana. Bahkan, Agung sempat memeriksa catatan accounting perusahan Ethan. Semua bersih, tidak ada yang mencurigakan.
"Bagaimana, Komandan? Sudah puas memeriksa saya?" tanya Ethan.
"Kami mohon maaf. Pagi tadi kami mendapat laporan bahwa saudara Ethan adalah bos dari saudara Dion dan Vandi yang kemarin kami tangkap atas kepemilikan narkoba. Jadi, kami harus mengikuti prosedur untuk memeriksa saudara."
"Usaha saya cukup maju, komandan. Rasanya saya tidak perlu melakukan usaha haram untuk menambah pundi- pundi kekayaan saya," ujar Ethan dengan sedikit congkak.
Agung hanya tersenyum kecil. Dia menyalami Ethan dan kemudian meninggalkan kantor itu. Ethan menghela napas panjang dan tetap duduk di kursi
LaporanKayla duduk di sebuah cafe dengan tenang sambil menyesap coklat panas dan menikmati sepotong strawberry cheese cake. Di hadapannya kini duduk Bagus dengan segelas kopi."Rans seperti nya sedang merencanakan sesuatu, Kay. Tadinya, Om ditempatkan di sebuah pabrik pembuatan shabu-shabu. Tapi, mendadak Rans menarik Om ke kantornya dan menempatkan om di kantor properti miliknya. Dan, kemarin om mendengar Rans memanggil Rudy Reasoa."Kayla mengerutkan dahinya. "Siapa itu, Om?""Dia itu ahlinya menghilangkan orang, Kayla. Jika pengusaha atau pejabat butuh jasa dept colector, atau pembunuh bayaran yang profesional, maka mereka akan datang pada Rudy. Dia sudah tua, tapi masih disegani. Anak buahnya di mana-mana dan terkenal sangat profesional dalam bekerja. Mereka tidak akan buka mulut jika tertangkap dan akan mengak
Sejak pertengkarannya dengan Rans tempo hari, Ethan menarik beberapa orang yang dia percaya untuk tinggal di rumahnya. Seperti Theodore dan Jefry atau Mahendra. Di antara sekian banyaknya anak buah, entah mengapa Ethan lebih percaya kepada Theodore dan Jefry. Meskipun Ethan tidak tau bahwa Jefry adalah anggota kepolisian yang diperintahkan Galang untuk menyamar. Beberapa security pun berjaga 24 jam di rumah, kantor dan pabrik milik Ethan. Ethan tau, itu semua adalah modal pemberian Rans. Tapi, dia yang mengelola bisnis dan usahanya hingga bisa berkembang seperti sekarang ini. Dan, dari bisnis haram yang Rans lakukan, Ethan tidak mendapat 50 persenpersen keuntungan . Seluruh keuntungan selalu ia setorkan kepada Rans. Dan, Ethan tidak pernah mempermasalahkan hal itu selama ini. Karena ia menghargai budi baik Rans. Tapi, kali ini saat tau niat Rans untuk menghabisi dirinya, Et
Kayla baru saja hendak pergi ke rumah sakit saat Galang datang. Kayla mengerutkan dahinya."Ada apa Lang? Pagi- pagi sekali?" sapa Kayla."Kau akan pergi ke rumah sakit?aku sudah izin supaya kau tukar jadwal pada mama," kata Galang.Paramitha yang mendengar percakapan Galang dan Kayla langsung bergegas menghampiri."Ada apa ini, Nak Galang? Ayo masuk, jangan di depan pintu seperti ini." Paramitha langsung menarik tangan Galang untuk masuk.Galang menatap Kayla dan Paramitha bergantian."Kay, Ethan meninggal kemarin. Mobilnya terbakar dalam perjalanan menuju kota Bandung."Kayla terkesiap kaget. Ia merasakan nyeri di dadanya. Matanya terasa panas. Ia menatap Galang dengan tajam."Kau jangan bercanda. Ini bukan permainan, Lang. Ini nyawa orang," ujar Kayla dengan suara bergetar. Sementara Paramitha memeluk bahu putrinya itu seolah ingin memberi kekuatan."Aku serius, jenazahn
Rans dan Karina pulang ke rumah bersama setelah pemakaman Ethan selesai. Karina terlihat sedikit sedih, namun Rans tidak. Dia begitu tenang bahkan tanpa beban sama sekali."Kau tidak nampak sedih sama sekali,"komentar Karina. Rans menoleh dan tersenyum pada istrinya itu."Aku sedih tentu. Kau tau sendiri aku yang sudah membesarkan Ethan dan membimbingnya. Bohong kalau aku katakan aku tidak sedih. Dia sudah aku anggap seperti adikku sendiri.""Tapi, aku sama sekali tidak melihatmu merasa kehilangan, Rans."Rans menatap Karina tajam. Untuk pertama kalinya Rans mendengar Karina hanya memanggil namanya saja."Kau marah?""Yaa, aku marah. Karena kau menyembunyikan sesuatu dariku. Aku mengenal dirimu bertahun-tahun, Rans. Dan, aku bisa membedakan saat kau berdusta dan jujur hanya dari raut wajahmu. Aku tau, kau banyak menyembunyikan kebohongan dariku. Jangan kau pikir aku diam karena aku tidak tau, Rans!"seru Karina.&nb
BUKAN MILIKMUEmpat puluh hari kemudian dengan penuh percaya diri, Rans memasuki kantor milik Ethan. Ia mengumpulkan semua staff dan karyawan di aula. Termasuk pegawai- pegawai yang bekerja di pabrik. Semua ia kumpulkan. Rans merasa, bahwa apa yang menjadi milik Ethan selama ini akan jatuh ke tangannya karena Ethan tidak memiliki siapa pun. "Saya mengumpulkan kalian disini untuk memberikan pengumuman penting. Seperti yang kalian ketahui, empat puluh hari yang lalu bos kalian Ethan meninggal dunia akibat kecelakaan. Jadi, secara otomatis saya yang akan menjadi pemilik resmi kantor dan pabrik makanan ini. Karena, modal awal berdirinya perusahaan ini adalah dari saya. Jadi, mulai hari ini semua akan saya ambil alih semuanya. Dan, indrafood akan menjadi anak perusahaan dari Fanrong corporation. Jadi-" "Maaf, Pak Rans yang terhormat, saya membawa surat wasiat resmi dari almarhum sau
KEKESALAN RANS Dapat dipastikan sepanjang hari itu Rans marah- marah. Hampir semua staff-nya terkena makiannya. Termasuk Bagus. Saat sedang marah- marah tiba- tiba Karina datang membawa makan siang untuk Rans. Membuat Rans langsung mengubah air mukanya."Sayang, tumben sekali datang ke kantor?"ujar Rans."Ah, jadi sekarang ada aturan baru untukku? Jika aku akan ke kantormu aku harus memberi kabar dan membuat janji?"tanya Karina sinis."Bukan begitu. Hanya saja, aku sedikit terkejut karena kau sudah lama kan tidak mampir kemari. Oya, masak apa? Harum sekali." Karina menyiapkan masakan yang ia bawa. Ia memasak Ayam bakar dan tumis kangkung untuk Rans. Sebenarnya, Rans tidak bernafsu makan. Tapi, karena Karina yang membawanya. Mau tidak mau untuk sementara ia harus membuang sedikit ego dan kemarahannya. Rans pun langsung menyantap apa yang sudah disediakan oleh Karina.
PERGISemalaman Rans berada di ruangan kerjanya. Karina hanya keluar saat jam makan malam. Itupun hanya menyuapi Bima, setelah itu dia kembali mengunci diri di dalam kamar. Rans sama sekali tidak di izinkan untuk masuk. Karina benar-benar merasa kecewa. Rans tidak tidur sama sekali. Ia benar-benar tidak tau bagaimana caranya mendapat maaf dari Karina. Pagi itu,saat Karina keluar dari kamar untuk sarapan Rans bergegas mendekatinya."Kita harus bicara, Rina. Aku mohon," ujar Rans. Karina menatap Rans penuh kebencian."Jawab, sejak kapan? Sejak kapan kau melakukan bisnis haram ini? Dan, apa benar Adhitama tidak salah seperti dugaanku? Dia hanya tumbal untuk menutupi kebusukanmu, benar begitu?" Rans menunduk, dia tidak tau harus mengatakan apa. Dalam hal ini, bisnis kotor yang di jalankan sudah lama. Dan, dia sendiri tidak tau kapan ayah mertuanya memulai semua bisnis haram
KAYLA- KARINAKarina meninggalkan rumah dengan hati hancur. Pesawatnya take off siang, namun ia sengaja berangkat lebih pagi. Ia ingin bertemu dulu dengan Kayla. Karina sudah menelepon Kayla. Karena Kayla tidak bisa meninggalkan rumah sakit, Karina yang datang ke rumah sakit untuk menemui Kayla. "Maafkan aku, jadi Mbak yang datang kemari. Ada apa Mbak?" sapa Kayla. Mereka memutuskan untuk bicara di kantin rumah sakit. Karina menatap Kayla dengan tatapan sedih. Ia bingung akan mulai dari mana."Mbak...," Kayla menyentuh lengan Karina dengan lembut. Kayla tidak pernah sedikit pun membenci Karina. Sebaliknya Kayla sangat menghormati wanita di hadapannya ini. Selama ia menjadi istri Rans, tidak sedikit pun Karina pernah berbuat jahat kepadanya. Alih- alih bicara Karina malah menangis tersedu. Jelas Kayla terkejut melihatnya. Bima yang berada dalam dekapan Karina pun mulai gelisah