Home / Romansa / DENDAM MANTAN ISTRI / 2 - Murka Gamma

Share

2 - Murka Gamma

Author: Emma Deef
last update Last Updated: 2023-06-03 15:02:03

Vicky membawa Gamma ke rumah yang sudah disiapkannya. Mala berulang kali menelpon Vicky karena Gamma mematikan ponselnya. Gamma tidak mengijinkan Vicky menerima telepon dari Mala.

Tidak untuk saat ini.

“Dia pasti panik. Aku khawatir dia nekad menuju rumahmu.”

Gamma menggeleng. Dia yakin Mala akan patuh padanya. Tidak akan meninggalkan hotel sebagaimana pesannya sampai dengan Gamma kembali pulang ke hotel. “Kirim saja pesan padanya, aku akan menyelesaikan semuanya malam ini.”

Vicky menatap Gamma yang sedang merebahkan diri di sofa ruang tamu. Rumah pengungsian yang disiapkan Vicky adalah rumah mendiang nenek Gamma. Tidak ada yang menempati rumah ini sejak nenek Gamma meninggal sepuluh tahun yang lalu. Sedianya rumah ini akan diberikan Gamma untuk Mala sebagai hadiah pernikahan mereka. Sepulang dari bulan madu, Gamma berencana memberikan surprise pada Mala. 

Namun semuanya menguap begitu saja.

“Aku belum membersihkan kamar utama, karena baru tadi pagi berhasil menemukan kunci rumah ini. Sebentar lagi pelayan akan datang untuk menyiapkan segala keperluanmu.”

Gamma tidak merespon. Vicky pasti berurusan dengan notaris Papa Moreano untuk mendapatkan kunci rumah ini. Karena rumah tempat Papa Moreano dibesarkan ini akan diwariskan pada Gamma setelah dia menikah.

“Tidak usah ada pelayan. Aku ingin sendiri.”

Vicky mengangguk. “Aku akan belanja beberapa keperluan.”

Gamma mendengus kasar, lalu mengubah posisinya. Dia duduk dengan menumpu tangan di lutut. Sorot matanya masih menunjukkan amarah yang berusaha ditahan. Vicky sangat memahami temperamen majikannya. Sebagai asisten pribadi Gamma, dia tahu apa yang bisa memicu kemarahan Gamma dan apa yang bisa meredakannya.

Untuk situasi saat ini, Vicky tidak akan banyak bicara. Apalagi tentang Mala.

“Kirim pesan pada Mala, aku akan ke hotel besok pagi.”

Vicky mengangguk, lalu mengeluarkan ponselnya. Setelah mengirim pesan ke Mala, dia mengirim pesan pada seseorang dengan nomor tak bernama. “Amankan hotel dan rumah Tuan Gamma malam ini. Aku tidak ingin media mengetahuinya.”

“Ceritakan padaku, kenapa Tuan Hopkins bisa menjadi tersangka.”

Vicky menatap Gamma yang menyorot tajam ke arahnya. Lelaki di hadapannya berusaha keras untuk bisa memilah antara cinta dan amarah. Bagaimanapun juga, Mala sudah jelas terseret dalam kasus ini, karena pernikahan mereka berdua bukan pernikahan biasa.

Jeff Hopkins adalah pensiunan Kepala Polisi di Nashville. Selama dia menjabat, Lowkey Moreano selalu dalam status aman berkat perlindungannya. Gamma sempat mengendus, Papanya mempunyai bisnis rahasia, tapi tak pernah mendapat pernyataan resmi dari Morenao. Apalagi bukti yang mengarah ke sana. Hopkins seperti biasa selalu melindungi Moreano.

Hingga ketika Jeff Hopkins pensiun, dia dan Moreano bersepakat menjodohkan Gamma dengan Mala. Gayung bersambut, karena ternyata setelah Gamma dan Mala dikenalkan, mereka saling jatuh cinta. 

Banyak pihak mengendus, pernikahan Gamma dan Mala adalah pernikahan dengan maksud terselubung. Jeff memerlukan pensiun untuk masa tuanya, dan Moreano memerlukan jaminan keamanan untuk bisnis rahasianya.

Namun Gamma dan Mala tak peduli dengan semua itu, karena mereka sudah mabuk asmara. 

Kini Vicky melihat, Gamma seolah tersadar dari hipnotis asmara Mala. Kematian Moreano dengan Jeff sebagai salah satu tersangka, pasti terkait dengan pernikahan mereka berdua.

“Kenapa Papa mengirimku ke Maldives? Apa yang terjadi selama aku pergi?”

Vicky masih belum menjawab. Dibiarkannya semua isi kepala Gamma dimuntahkan padanya.

“Apa Mala terlibat dengan semua ini?”

“Aku akan menjelaskan semuanya setelah kepalamu dingin.”

“Aku mau sekarang!” teriak Gamma, akhirnya lepas kendali. Dia melempar bantalan kursi ke arah Vicky, namun Vicky berhasil menangkapnya.

“Ini tentang bisnis rahasia Tuan Hopkins dan Tuan Moreano, Gamma.” Vicky meletakkan bantal kursi kembali, di sebelah Gamma yang mendengus keras.

“Sebenarnya, apa bisnis rahasia Papa?” Gamma menatap Vicky tajam, seolah akan mencabik-cabik asistennya itu bila sampai salah bicara. Sudah cukup lama dia

“Mereka berdua terlibat dengan mafia.”

***

Mala tidak sanggup menunggu lebih lama lagi. Hari sudah gelap dan dia sama sekali tidak bisa menghubungi Gamma. Vicky sepertinya juga sangat sibuk. Dan yang membuatnya tak bisa lagi berada di hotel lebih lama lagi adalah ketika ayahnya menelpon dari kantor polisi.

“Jangan panik, jangan bersedih Mala. Ayah sudah didampingi pengacara. Semua akan baik-baik saja.”

Mala mengabaikan pesan Gamma untuk menunggunya. Bagaimana mungkin ayahnya bisa berada di kantor polisi. Mala sangat yakin, pembunuhan Lowkey Moreano yang sudah meramaikan media pasti juga menyibukkan ayahnya, sebagai pensiunan polisi. Meski seharusnya ayahnya tidak lagi bertugas, tapi tewasnya seorang sahabat baik pasti tidak bisa membuatnya tinggal diam.

Tapi kenapa harus didampingi pengacara?

Mala sampai di Kantor Polisi menggunakan taksi. Dia langsung masuk ke Kantor Polisi yang sudah biasa dikunjunginya saat Jeff Hopkins masih bertugas sebagai Kepala Polisi.

Beberapa polisi yang berpapasan dengannya, bertingkah tidak seperti biasanya. Sebelum pernikahannya, Jeff menerima penghargaan atas pengabdiannya sebagai polisi yang berdedikasi tinggi. Mala bahkan mendapat banyak ciuman di pipi dari mantan rekan ayahnya–saking ikut bangganya mereka pada Jeff.

Kini, semua polisi yang dijumpainya di gedung ini hanya meliriknya–tanpa sapaan sama sekali. Mala langsung menuju ruangan tempat ayahnya berada, atas petunjuk seorang petugas.

“Dad?”

Jeff Hopkins terkejut melihat Mala sudah berdiri di depan sel. Dia bergegas bangkit dari duduknya, mendekati jeruji besi.

“Dad? Kenapa kau harus di sini? Apa yang terjadi?” Mala menjulurkan tangan ke dalam sel, berusaha menggapai ayahnya. Jeff berusaha nampak tegar di hadapan anaknya. Wajah bahagia pengantin baru yang baru pulang bulan madu sama sekali tidak didapatkannya pada Mala.

“Mala? Kau tidak seharusnya di sini. Bagaimana perjalananmu?” Jeff menggenggam tangan Mala.

Mala tak kuasa menahan luruhan air matanya. “Apa yang terjadi, Dad? Kenapa Dad harus berada di sel? Apakah Tuan Moreano … Ya Tuhan …”

Mala memekik terkejut ketika menyadari sebagian besar baju biru muda Jeff berwarna merah darah. “Dad? Kau … kau …. Tuan Moreano?”

Jeff menggeleng kuat-kuat, sembari meremas tangan anaknya. Melihat Mala bercucuran air mata, dia pun akhirnya tak sanggup membendung air mata. “Tidak, Mala. Ini tidak seperti yang kau lihat. Aku berusaha menyelamatkan Lowkey. Tapi sudah terlambat. Dia …”

“Mala! Menjauh dari situ!”

Sontak Mala dan Jeff menoleh ke sumber suara. Gamma dan Vicky, juga beberapa polisi sudah berdiri tidak jauh dari mereka.

“Gamma … ini …”

Gamma mendekat dengan cepat dan menarik tangan Mala hingga terlepas dari tangan Jeff. “Jauhkan tanganmu dari pembunuh Papa!”

Jeff hanya bisa menelan ludah, sementara Mala menangis di belakang Gamma. Gamma meremas jeruji dan mendekatkan wajahnya hingga Jeff bisa merasakan hembusan napas penuh amarah dari menantunya. Namun Jeff tak hendak mengalihkan pandangannya, atau Gamma akan beranggapan bahwa dia memang bersalah.

Kedua orang itu saling menatap beberapa detik.

“Katakan padaku, kenapa kau membunuh Papa!” bentak Gamma seraya menghentak-hentak jeruji.

“Gamma, kau tahu aku tidak mungkin melakukannya. Lowkey sudah seperti saudaraku sendiri,” ucap Jeff berusaha setenang mungkin.

“Bohong! Kau polisi, kau tahu persis bagaimana melakukannya, kan?”

“Gamma …” Vickey menarik tangan Gamma menjauh dari sel. Beberapa polisi sudah mengerumuni mereka, namun tidak ada yang mengambil tindakan untuk menjauhkan Gamma dari hadapan Jeff. Moreano orang yang berpengaruh di kota ini dan sepertinya itu akan diwariskan pada Gamma. Jadi sebaiknya, tidak usah menambah kasus malam ini.

“Kau akan membusuk di penjara, atau aku akan membunuhmu seperti kau membunuh Papa!” teriak Gamma.

“Gamma, jangan lakukan!” Mala histeris sembari memeluk punggung Gamma. Namun Gamma menghempaskan Mala hingga nyaris membentur dinding. Untunglah Vicky masih sempat menahan badan Mala. Namun Mala tetap memekik kesakitan.

“Gamma, jangan pernah sakiti anakku!” teriak Jeff frustasi.

Gamma memukul jeruji dengan tangannya. Lalu tanpa bicara lagi, meraih tangan Mala dan menyeret istrinya itu keluar dari ruangan. Mala berusaha bertahan, tapi Gamma dengan kasar menghentaknya, hingga sepatu Mala terlepas dan wanita itu berjalan terseok-seok mengikuti suaminya.

Vicky mendekati Jeff sebelum menyusul majikannya. “Sepertinya anda hanya punya dua pilihan, Tuan Hopkins. Keselamatan Mala atau membusuk di penjara.”

Related chapters

  • DENDAM MANTAN ISTRI   3 - Istri Majikan

    Vicky tak hendak menulikan telinga. Sepanjang perjalanan mengantar Mala menuju hotel, wanita itu menangis tanpa henti. Gamma tak mau membersamai istrinya. Dia akan mengurus banyak hal malam ini juga. Mendengar tangis Mala yang memilukan, Vicky yakin, Mala sama sekali tidak mengira bila Gamma bisa berubah seratus delapan puluh derajat jika sudah tersakiti. Jangankan Mala yang baru mengenal Gamma karena dijodohkan. Vicky yang sudah sepuluh tahun bekerja pada keluarga Moreano masih sering merasa kesulitan memahami Gamma–terutama bila sedang marah atau tersinggung.Mala baru mengetahui sisi manis dan romantis Gamma.“Vicky, antarkan aku pada suamiku, please.” Mala memohon di sela isak tangisnya. Namun Vicky bergeming, meski status Mala saat ini adalah majikannya, tapi situasi dan kondisi sama sekali tidak mendukung.“Anda akan lebih aman bila menjauh dari Tuan Gamma saat ini.”“Tidak, Vicky. Gamma membutuhkan aku. Aku istrinya. Aku akan menenangkannya, please,” ucap Mala memelas sembari

    Last Updated : 2023-06-03
  • DENDAM MANTAN ISTRI   4 - Surat Wasiat

    Atas perintah Gamma, Vicky mendapat ijin untuk mengikuti interogasi Jeff Hopkins–dari balik dinding kaca satu arah.Selama interogasi, Jeff menyangkal dia melakukan pembunuhan sahabatnya sendiri. Malam itu, dia memang berjanji untuk minum dengan Moreano. Moreano yang mengundangnya saat mereka bertemu di taman. Hampir setiap pagi, mereka memang bertemu di taman. Jeff jogging dan Moreano mengajak jalan-jalan anjingnya.Semenjak Mala dan Gama menikah, mereka memang lebih sering bertemu. Tidak hanya di taman, kadang Jeff makan siang di rumah Moreano. Rekaman CCTV sebelum kejadian pembunuhan membenarkan penjelasan Jeff. Namun rekaman CCTV di hari Moreano terbunuh tidak ditemukan. Seseorang telah menghapusnya. “Aku tidak membunuh Lowkey, percayalah padaku!” Jeff yang didampingi pengacaranya sama sekali tidak menunjukkan wajah bersalah.Vicky yang berada di balik kaca satu arah mengamati perilaku Jeff selama interogasi. Dia tidak percaya begitu saja pada Jeff. Jeff Hopkins seorang pensiunan

    Last Updated : 2023-06-03
  • DENDAM MANTAN ISTRI   5 - Satu-satunya

    “Kau tidak apa-apa?”Mala menepis tangan Vicky yang menyentuh bahunya. Pengawal pribadi Gamma adalah orang yang akan membela kepentingan Gamma–bukan dirinya. Perhatian dari Vicky sejak lelaki itu membawanya tergesa meninggalkan rumah nenek Gamma hanya sekedar agar Gamma tidak mencelakainya.“Untung saja koper itu tidak mengenaimu tadi,” ucap Vicky sembari memindai wajah Mala. Mata bengkak dan sembab, tanpa make up dan rambut berantakan–tidak membuat Mala kehilangan kecantikannya. Vicky hanya bisa mengaguminya dalam hati. Meski majikannya sudah mengusir dan meneriaki Mala bukan istrinya lagi, dia tetap harus memperlakukan Mala sebagai istri majikannya.“Aku tidak menginginkan warisan apapun,” sergah Mala, beringsut pelan menjauhi Vicky. Vicky mengangguk, lalu mengambil jarak dari Mala. Sopir yang membawa mereka kembali ke rumah Mala, memberi kode kalau sebentar lagi mereka sampai.“Aku akan menempatkan beberapa pengawal di rumahmu.”“Tidak usah! Kau dengar sendiri apa kata Gamma tadi.

    Last Updated : 2023-08-23
  • DENDAM MANTAN ISTRI   6 - Dalam Bahaya

    Mala membuka mata ketika sayup-sayup mendengar suara sirene polisi di kejauhan. Dia terdiam beberapa lama, berusaha mengumpulkan ingatan. Sejurus kemudian air mukanya berubah murung. Teringat kembali dengan permasalahan besar yang kini sedang dialaminya.Dia duduk perlahan dan melihat alarm. Rupanya dia terlelap cukup lama, sekarang sudah pukul dua dini hari–dan perutnya mulai bersuara minta diisi. Namun Mala tak segera turun dari tempat tidur, tapi menajamkan telinga–sebagaimana kebiasaannya saat masih bersama ayahnya.Waspada adalah sikap yang menjadi aturan ayahnya. Sikap yang semenjak dia bersama Gamma perlahan menghilang–apalagi dengan adanya Vicky yang selalu siap sedia melindungi–sejak dia dan Gamma belum menikah. Lelaki itu benar-benar pengawal yang sempurna.Samar-samar telinga Mala

    Last Updated : 2023-08-24
  • DENDAM MANTAN ISTRI   7 - Uncle Jimmy

    “Pergilah dari Nashville, sayang. Please …”Jeff menggenggam jemari putri semata wayangnya dari balik jeruji besi. Jemari itu begitu dingin dan gemetar. Jeff tak kuasa membendung air mata–padahal dia sudah berjanji pada dirinya sendiri untuk tidak meneteskan air mata di hadapan Mala.“Aku tidak akan meninggalkan Ayah!” bisik Mala gemetar. Dadanya bergemuruh, antara marah, duka dan putus asa.“Kau tidak akan sanggup melawan Moreano dan anak buahnya. Apalagi mereka sekarang di bawah kendali Gamma. Pergilah sayang, Papa tidak ingin melihat kamu menderita.”Mala menggeleng kuat. Memasukkan tangan ke dalam jeruji hingga bisa merengkuh badan gempal ayahnya yang terlihat kurus hanya dalam beberapa hari saja. Dia tidak akan mening

    Last Updated : 2023-08-25
  • DENDAM MANTAN ISTRI   8 - Meninggalkan Nashville

    Seumur hidup Mala, dia tak pernah bermimpi akan meninggalkan Nashville untuk selamanya, kecuali kematian yang membawa pergi. Namun ketika menoleh ke belakang menatap pucuk Bellsouth Building–bangunan tertinggi di Nashville–jiwanya seakan lepas melayang tak tentu arah.“Jika bersamaku, tidak boleh ada air mata.”Uncle Jimmy memang bukan orang yang hangat. Namun Mala memahami kenapa kalimat itu menjadi kesepakatan antara mereka berdua saat Mala duduk di belakang Uncle Jimmy.Harley Davidson paman yang tak pernah disayanginya itu meraung kencang ketika mereka memasuki batas kota Nashville. Tak ada lagi yang membuatnya harus bertahan di kota kelahirannya. Baik itu Gamma Moreano–lelaki yang padanya sudah Mala serahkan segenap hati dan raganya. Juga Jeff Hopkins sang ayah tercinta yang

    Last Updated : 2023-08-26
  • DENDAM MANTAN ISTRI   9 - Pearl House

    Mala tidak tahu kenapa pondok di tepi danau ini dinamai Pearl House. Mungkin karena di malam hari, dia seperti mutiara dalam kegelapan. Benderang dibandingkan sekelilingnya. Sampai dengan radius satu kilometer, tidak ada satu pun rumah. Tidak jauh berbeda dengan kondisi ketika Mala masih kecil.Yang jelas, papan nama bertuliskan Pearl House menempel di dindingnya yang berdebu.Jeff Hopkins tinggal di Pearl House sejak menikah dengan mendiang Ibu Mala. Hingga Mala lahir dan bersekolah, mereka masih tinggal di sana. Namun kemudian memutuskan untuk pindah ke Tennessee setelah Jeff mendapat tawaran di Kantor Polisi Nashville.Menjadi polisi di kota kecil memang sudah dijalaninya sejak sebelum menikah. Demi pendidikan Mala yang kerap tidak masuk sekolah karena menempuh jarak terlalu jauh–membuat keluarga Hopk

    Last Updated : 2023-08-27
  • DENDAM MANTAN ISTRI   10 - The Bones

    Jeff Hopkins duduk tepekur di sudut sel. Sebagai pensiunan polisi, seharusnya dia mengistirahatkan badan dan isi kepalanya–tidak lagi memikirkan kasus-kasus yang sudah membuat rambutnya memutih.Namun nasibnya kini adalah, dia harus memikirkan kasusnya sendiri.“Apa yang kau rencanakan, Lowkey?”Jeff mendesah panjang. Dia yakin Lowkey punya rencana besar sebelum kematiannya, kalau tidak, dia tidak akan membuat janji untuk bertemu di malam nahas itu. Saat Mala dan Gamma berbulan madu, saat tidak ada satu pun pengawal di dalam rumah.Lowkey mengadakan pesta kebun kecil-kecilan untuk pengawalnya–tanpa memperingati apapun. Dia memang sering mengadakan acara seperti itu untuk beberapa teman dekatnya. Semua sedang menikmati minuman ketika pelayan

    Last Updated : 2023-08-28

Latest chapter

  • DENDAM MANTAN ISTRI   17 - Dua Pasang Kaki

    Dengan dalih kasih sayang pada keponakan semata wayang dari sepupunya, Bibi Laela bersedia mengumpulkan data seakurat mungkin. Data yang tak pernah terpikir oleh Gamma sebelumnya. Yaitu daftar selingkuhan Papanya. Dan yang membuat jantung Gamma menjengit nyeri ketika Bibi Laela menyampaikan bahwa Papanya sudah terbiasa melakukan itu sejak Mama masih hidup. Bahkan di tahun pertama pernikahan mereka. “Entahlah, apakah mendiang Mamamu mengetahui atau tidak kelakuan suaminya. Yang jelas, dia wanita yang sangat setia. Percayalah padaku soal itu. Kami sama-sama wanita, jadi aku bisa melihat betapa dia selalu berusaha untuk menjadi ibu yang baik. Tapi, Lowkey … ah, laki-laki kukira di mana-mana sama saja. Dia begitu manis di rumah, tapi menjadi liar begitu melangkah keluar pintu rumah.” Gamma tidak hendak merespon apapun. Bagaimanapun juga, dia sangat menghormati Papa yang sudah membesarkannya. Di matanya selama Mama masih hidup, mereka berdua adalah orang tua yang hangat dan sangat menya

  • DENDAM MANTAN ISTRI   16 - Karena Wanita

    "Nyonya Laela menelpon, Tuan."Gamma yang sedang menghadap televisi, menerima telepon yang dihulurkan oleh pelayanannya. Sepasang matanya tidak beralih dari televisi yang sedang menayangkan ulasan kematian Papanya. Dua jam lagi, pemakaman Lowkey Moerano akan dilaksanakan. Semua televisi, radio dan media lainnya sibuk memberitakan kembali kasus pembunuhan Moreano–bahkan lebih menghebohkan dari berita saat kematian di hari pertamanya. Karena kali ini disertai berbagai ulasan dan kemungkinan siapa pembunuh Moreano yang sebenarnya.Vicky mengabarkan, kalau Jeff Hopkins kini ditempatkan di penjara isolasi, guna menghindarkannya dari serangan tahanan lain di Riverbend. Hal yang cukup menenangkan Gamma–karena yakin bisa mempertahankan Hopkins tetap hidup hingga penyelidikan tuntas dan menyeret mantan Kepala Polisi sekaligus mantan mertuanya itu ke pengadil

  • DENDAM MANTAN ISTRI   15 - Bukti Baru

    Detektif Taylor menemukan bukti bahwa Mala terlibat dalam pembunuhan Notaris Rayyes. Bukti yang cukup mengejutkan bagi Gamma."Katakan, kenapa kau bisa menyebutkan Mala terlibat?" Gamma tampak gusar. Antara marah, kecewa dan tidak percaya. Perkara wasiat dan warisan yang ditangani Notaris Rayyes saja sudah membuatnya murka, ditambah bukti bahwa Mala terlibat pembunuhan Rayyes. Semakin menguatkan dugaan Gamma bahwa Mala memang sudah membuat skenario sedemikian rapi dan terencana. Bahkan mungkin sebelum mereka menikah."Kami menemukan pistol berperedam yang digunakan untuk membunuh Rayyes. Tidak jauh dari rumah Jeff Hopkins.""Siapapun bisa melakukannya," tukas Vicky. "Hanya pembunuh bodoh yang membuang senjatanya di dekat lokasi perkara."Gamma terdiam. Vicky benar. "Bisa kukatakan, bila Mala merencanakan semuanya sejak awal, dia tidak akan sebodoh itu. Tapi, bila Rayyes mati, maka sudah tertutup pintu untuk membuktikan kebenaran surat wasiat Papa."Detektif Taylor mengamati sekilas du

  • DENDAM MANTAN ISTRI   14 - Mertua dan Menantu

    “Kurasa kau sudah tahu apa yang sedang terjadi di luar sana, Jeff Hopkins.”Vicky menatap mertua majikannya dengan tatapan penuh tuduhan, namun yang ditatap tidak merespon apapun. Hanya duduk tenang menikmati salad yang dibawa oleh Vicky. “Kau bahkan tidak takut keracunan lagi seperti saat di Kantor Polisi.”Jeff menghentikan suapan, melirik Vicky tanpa ekspresi, lalu melanjutkan santapannya. Jarang-jarang dia bisa menikmati salad buah di dalam penjara. Apalagi dikirim oleh menantu yang menjebloskannya ke penjara. Entah apa yang ada dalam pikiran si menantu, tapi setidaknya dia telah berbuat baik dengan mengirim salad tanpa selai kacang.“Setidaknya, tidak ada yang meracuniku di dalam penjara dengan keamanan maksimum seperti saat ini.” Jeff tersenyum sembari mengunyah.

  • DENDAM MANTAN ISTRI   13 - Ponsel Mala

    Detektif Taylor baru saja tiba di rumah Gamma. Dilihatnya lelaki itu berdiri di balkon, menatap jauh ke depan. Mungkin dia sedang menanti istrinya kembali–yang tentu saja itu mustahil. Detektif Taylor sudah mendapatkan laporan tentang Mala yang sudah meninggalkan Nashville pasca peristiwa pembunuhan di rumah ayahnya. Membuat semakin menguatkan dugaan bahwa Mala terlibat dalam pembunuhan Notaris Rayyes.Vicky mengantar Detektif Taylor menemui Gamma di balkon. Sebelumnya dia berpesan, kondisi emosi Gamma sedang tidak baik. Pemakaman Lowkey Moreano akan digelar dua hari lagi setelah proses otopsi selesai. Vicky sudah mempersiapkan semuanya–tinggal Gamma yang tampak kurang siap.“Kuharap anda membawa kabar baik buat Gamma Moreano,” ucap Vicky sebelum mereka menaiki anak tangga. “Perusahaan Moreano harus segera dipikirkan kelanjutannya.

  • DENDAM MANTAN ISTRI   12 - Kartu As

    “Kau tidak selincah dulu lagi dengan perut gendutmu, Jim.”Jimmy meraba perut gendutnya. “Kalian yang membuatku seperti ini.”Temannya yang lebih muda dan berbadan atletis hanya mencibir. “Kau memang seharusnya sudah istirahat, atau besi di kakimu akan mencuat lagi seperti dulu. Salah sendiri, kenapa istirahat kau artikan dengan minum dan duduk manis di kandangmu itu.”Jimmy mendengus. “Besi di kakiku sudah lama berkarat, jadi sebaiknya dibilas dengan alkohol.”Jimmy menarik celananya hingga setinggi lutut. Terlihat bekas luka jahitan memanjang, pintu masuk besi panjang penunjang langkahnya. Sejak besi bersemayam di dalam kakinya, dia tidak lagi berada di jalanan, dan itu membuatnya depresi.

  • DENDAM MANTAN ISTRI   11 - Sebuah Ancaman

    Sepanjang Vicky menjadi pengawal pribadi Gamma, baru kali ini dia melihat lelaki itu begitu kacau. Meski baju mahal dan makanan lezat mengelilinginya, tapi ternyata kehilangan seorang wanita membuat semuanya tidak berarti. Ditambah kini beban perusahaan Moreano ada padanya. Beberapa dewan direksi yang berusaha menghadap untuk memberikan laporan, harus menerima nasib malang karena dilempar botol minuman atau perabot. Bahkan, ada salah seorang sopir yang terpaksa masuk rumah sakit karena luka di kepala karena dilempar vas. “Bila kau terus-terusan seperti ini, aku akan berhenti dan mencari kerja di tempat lain.” Vicky sebenarnya hanya menggertak–dia tidak akan melakukan hal itu karena bagaimanapun juga, dia sudah terikat dengan keluarga Moreano. Bahkan bisa dikatakan, dia sudah sangat mengenal keluarga ini dari A sampai Z. Sampai ke lobang-lobang semut di

  • DENDAM MANTAN ISTRI   10 - The Bones

    Jeff Hopkins duduk tepekur di sudut sel. Sebagai pensiunan polisi, seharusnya dia mengistirahatkan badan dan isi kepalanya–tidak lagi memikirkan kasus-kasus yang sudah membuat rambutnya memutih.Namun nasibnya kini adalah, dia harus memikirkan kasusnya sendiri.“Apa yang kau rencanakan, Lowkey?”Jeff mendesah panjang. Dia yakin Lowkey punya rencana besar sebelum kematiannya, kalau tidak, dia tidak akan membuat janji untuk bertemu di malam nahas itu. Saat Mala dan Gamma berbulan madu, saat tidak ada satu pun pengawal di dalam rumah.Lowkey mengadakan pesta kebun kecil-kecilan untuk pengawalnya–tanpa memperingati apapun. Dia memang sering mengadakan acara seperti itu untuk beberapa teman dekatnya. Semua sedang menikmati minuman ketika pelayan

  • DENDAM MANTAN ISTRI   9 - Pearl House

    Mala tidak tahu kenapa pondok di tepi danau ini dinamai Pearl House. Mungkin karena di malam hari, dia seperti mutiara dalam kegelapan. Benderang dibandingkan sekelilingnya. Sampai dengan radius satu kilometer, tidak ada satu pun rumah. Tidak jauh berbeda dengan kondisi ketika Mala masih kecil.Yang jelas, papan nama bertuliskan Pearl House menempel di dindingnya yang berdebu.Jeff Hopkins tinggal di Pearl House sejak menikah dengan mendiang Ibu Mala. Hingga Mala lahir dan bersekolah, mereka masih tinggal di sana. Namun kemudian memutuskan untuk pindah ke Tennessee setelah Jeff mendapat tawaran di Kantor Polisi Nashville.Menjadi polisi di kota kecil memang sudah dijalaninya sejak sebelum menikah. Demi pendidikan Mala yang kerap tidak masuk sekolah karena menempuh jarak terlalu jauh–membuat keluarga Hopk

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status