Share

5 - Satu-satunya

Penulis: Emma Deef
last update Terakhir Diperbarui: 2023-08-23 18:46:53

“Kau tidak apa-apa?”

Mala menepis tangan Vicky yang menyentuh bahunya. Pengawal pribadi Gamma adalah orang yang akan membela kepentingan Gamma–bukan dirinya. Perhatian dari Vicky sejak lelaki itu membawanya tergesa meninggalkan rumah nenek Gamma hanya sekedar agar Gamma tidak mencelakainya.

“Untung saja koper itu tidak mengenaimu tadi,” ucap Vicky sembari memindai wajah Mala. Mata bengkak dan sembab, tanpa make up dan rambut berantakan–tidak membuat Mala kehilangan kecantikannya. Vicky hanya bisa mengaguminya dalam hati. Meski majikannya sudah mengusir dan meneriaki Mala bukan istrinya lagi, dia tetap harus memperlakukan  Mala sebagai istri majikannya.

“Aku tidak menginginkan warisan apapun,” sergah Mala, beringsut pelan menjauhi Vicky. Vicky mengangguk, lalu mengambil jarak dari Mala. Sopir yang membawa mereka kembali ke rumah Mala, memberi kode kalau sebentar lagi mereka sampai.

“Aku akan menempatkan beberapa pengawal di rumahmu.”

“Tidak usah! Kau dengar sendiri apa kata Gamma tadi.” Air mata kembali meleleh dari sudut mata Mala. Vicky mengeluarkan sapu tangan dan menghulurkan pada Mala, namun wanita itu memilih menyusut air mata dengan punggung tangannya. “Jangan terlalu baik padaku. Kau pasti akan diusirnya pula.”

Vicky menghela napas pendek. “Gamma sedang kalut. Dia tidak bisa berpikir jernih.”

“Dia tidak akan melemparku dengan koper. Aku istrinya!” seru Mala akhirnya meledakkan emosinya. “Apa dia lupa kalau dia sendiri yang memintaku menikah? Aku terpaksa berhenti bekerja demi dia. Kini aku tidak punya apa-apa! Dan siapapun yang membunuh Papa Moreano, tidak ada kaitannya dengan ayahku. Ayahku tidak mungkin melukai Papa Moreano!”

Vicky memutar badan, berusaha mencari cara untuk menghibur Mala yang akhirnya meluapkan emosinya. “Semua sedang ditangani kepolisian. Jadi, kita sebaiknya menunggu hasilnya. Aku juga tidak percaya Jeff Hopkins akan setega itu …”

“Ayah tidak mungkin membunuh Papa Moreano. Mereka sudah bersahabat sejak lama!”

Mala merasa dadanya begitu sesak. Diia hanya bisa memukul-mukul pahanya sendiri dengan marah. Sama sekali tidak menyangka Gamma akan melemparnya dengan koper dan mengusirnya begitu saja seolah dia pengemis yang berniat menggerogoti hartanya.

Sama sekali tidak ada dalam pikirannya, menikah dengan Gamma demi mendapatkan hak waris perusahaan Papa Moreano. Sejak lama ayahnya sebagai seorang Kepala Polisi Nashville, bersahabat baik dengan Lowkey Moreano. Meski rumor yang sempat terdengar beberapa tahun lalu, Moreano menyuap Hopkins untuk melancarkan bisnisnya–tapi Mala tak pernah tahu yang sebenarnya. Baginya dua lelaki itu begitu baik dan sayang padanya. Hingga ketika Gamma yang sudah menyelesaikan pendidikannya pulang ke Nashville dan bertemu dengan Mala–dan keduanya saling terpikat–maka jalan mulus bagi Moreano dan Hopkins untuk semakin mempererat hubungan baik mereka.

“Kau tidak tahu urusan orang tua.”

Mala terdiam. Dia memang tidak banyak tahu selain kedua orang lelaki dewasa itu sampai mendirikan cafe bersama dan memberinya nama dengan singkatan nama mereka berdua : Jelow. Jeff-Lowkey.

Mala hanya mengetahui foto depan cafe itu saat diresmikan dengan kedua lelaki itu berdiri bersisian dan mengacungkan jempol. Bisa jadi cafe itu tidak pernah ada.

Mobil yang membawa mereka tiba di rumah Mala. Rumah itu tampak gelap, karena lampu-lampu belum dihidupkan. Vicky seperti biasa turun lebih dulu dan kemudian memutar untuk membuka pintu untuk Mala. Namun Mala sudah mendahului turun dari mobil dan berjalan tergesa menuju rumahnya.

Di teras, Vicky berhasil menjajari langkahnya setelah menapaki beberapa anak tangga dengan dua langkah saja.

Mala mengeluarkan kunci dari dalam tasnya, namun Vicky menghulurkan tangan. “Biar aku yang membukanya. Aku harus memastikan kau aman.”

Mala mendengus, mengindahkan Vicky. Dia tahu, Vicky pasti mendapat perintah dari Gamma untuk melindunginya–sebagai pengawal. Tapi untuk apa setelah suaminya sendiri bahkan melemparnya dengan koper? 

Mala tiba-tiba merasa dia harus menjauh dari Vicky. Lelaki di sebelahnya ini bisa jadi jauh lebih berbahaya dari Gamma. Dia lalu berpikir sejenak untuk menjauhkan diri dari Vicky. 

“Bisa kau hidupkan lampu di depan pagar?” pintanya sambil menoleh ke arah pagar dan menunjuk tiang lampu dengan mengangkat dagu. Vicky mengangguk lalu menuruni anak tangga. Mala bergegas membuka pintu dengan anak kunci, dan sebelum Vicky mencapai pagar dia sudah menutup pintu, menguncinya kembali, memasang grendel dan merapatkan tirai.

“Mala!”

Mala tidak menggubris teriakan Vicky di luar sana. Bahkan ketika lelaki itu menggedor pintu, berkeliling rumah dan menggedor setiap jendela. Mala bergegas menutup semua tirai dan memastikan semua jendela terkunci rapat. Bila Vicky memaksa masuk, sudah pasti dia akan melakukan hal yang sama dengan Gamma–menyakitinya, bahkan tanpa dalih apapun.

Mala menuju telepon rumah. Mendial 911. Dia yakin, nomor rumahnya masih tersimpan di Kantor Pusat Kepolisian Nashville sebagai nomor mantan Kepala Polisi. Bahkan meskin ayahnya masih mendekam di sana–operator 911 tidak boleh mengabaikan laporannya.

“Halo, siapapun di sana. Aku Mala Hopkins. Seseorang menerorku, menggedor pintu dan jendela rumahku. Kalian bisa mengeceknya di CCTV.”

Mala menutup telepon, lalu masuk ke dalam kamar. Dia akan menumpahkan semua tangis dan histerinya di sana.

***

“Kenapa kau kembali?” Gamma mendengus kesal. Dia masih berada di ruang tamu rumah neneknya–tentu saja dengan kondisi ruangan acak-acakan. Vicky yakin lelaki itu sudah mengamuk dengan melempar semua barang ke segala arah. Mengamuk tidak saja karena dia ternyata tidak mendapat warisan yang seharusnya dimilikinya, tapi juga karena Mala.

“Kenapa kau menyakiti istrimu? Itu tidak akan membuat situasi menjadi lebih baik.” Vicky mulai memunguti barang dan menempatkan di tempat sebelumnya. Dia tidak begitu hafal letak barang-barang itu sebelumnya, tapi setidaknya kursi yang menjungkir di sana sini dia tahu di mana harus ditempatkan kembali. 

Gamma tepekur, menumpu sikut tangan di kedua lutut–dan menjambak rambutnya sendiri. Sungguh dia tidak ingin menyakiti istrinya–tapi dia tidak bisa membendung kemarahan yang sudah ditahannya sejak mengetahui Jeff Hopkins berada di dalam sel.

“Siapa yang bersama Mala?”

Vicky menoleh ke arah Gamma sekilas. “Kau masih peduli padanya? Syukurlah.”

“Pergilah, kau harus mengamankan dia. Setidaknya dari aku–blla aku menemukan bukti yang lebih penting lagi. Bila memang ternyata Hopkins membunuh Papa. Aku tidak ingin Mala terluka.”

“Kurasa kau terlambat. Dia menelpon polisi untuk mengusirku. Mungkin dia akan meminta pengawalan pada mantan anak buah bapaknya.”

Gamma mendengus. Mengangkat wajah dan memindai Vicky yang sudah membuat ruangan kembali ke layout semula. Tinggal beberapa barang yang pecah masih berserakan.

“Kau orang yang berada di Nashville saat kejadian, jadi harapanku satu-satunya ada padamu untuk membuktikan semuanya.”

Vicky mengendik bahu. “Aku sangat paham bagaimana Lowkey Moreano bekerja untuk urusan seperti ini. Apa yang ingin kau buktikan? Bahwa Jeff bersalah atau tidak? Itu semua bisa diatur oleh Papamu–bila dia masih hidup.”

Bab terkait

  • DENDAM MANTAN ISTRI   6 - Dalam Bahaya

    Mala membuka mata ketika sayup-sayup mendengar suara sirene polisi di kejauhan. Dia terdiam beberapa lama, berusaha mengumpulkan ingatan. Sejurus kemudian air mukanya berubah murung. Teringat kembali dengan permasalahan besar yang kini sedang dialaminya.Dia duduk perlahan dan melihat alarm. Rupanya dia terlelap cukup lama, sekarang sudah pukul dua dini hari–dan perutnya mulai bersuara minta diisi. Namun Mala tak segera turun dari tempat tidur, tapi menajamkan telinga–sebagaimana kebiasaannya saat masih bersama ayahnya.Waspada adalah sikap yang menjadi aturan ayahnya. Sikap yang semenjak dia bersama Gamma perlahan menghilang–apalagi dengan adanya Vicky yang selalu siap sedia melindungi–sejak dia dan Gamma belum menikah. Lelaki itu benar-benar pengawal yang sempurna.Samar-samar telinga Mala

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-24
  • DENDAM MANTAN ISTRI   7 - Uncle Jimmy

    “Pergilah dari Nashville, sayang. Please …”Jeff menggenggam jemari putri semata wayangnya dari balik jeruji besi. Jemari itu begitu dingin dan gemetar. Jeff tak kuasa membendung air mata–padahal dia sudah berjanji pada dirinya sendiri untuk tidak meneteskan air mata di hadapan Mala.“Aku tidak akan meninggalkan Ayah!” bisik Mala gemetar. Dadanya bergemuruh, antara marah, duka dan putus asa.“Kau tidak akan sanggup melawan Moreano dan anak buahnya. Apalagi mereka sekarang di bawah kendali Gamma. Pergilah sayang, Papa tidak ingin melihat kamu menderita.”Mala menggeleng kuat. Memasukkan tangan ke dalam jeruji hingga bisa merengkuh badan gempal ayahnya yang terlihat kurus hanya dalam beberapa hari saja. Dia tidak akan mening

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-25
  • DENDAM MANTAN ISTRI   8 - Meninggalkan Nashville

    Seumur hidup Mala, dia tak pernah bermimpi akan meninggalkan Nashville untuk selamanya, kecuali kematian yang membawa pergi. Namun ketika menoleh ke belakang menatap pucuk Bellsouth Building–bangunan tertinggi di Nashville–jiwanya seakan lepas melayang tak tentu arah.“Jika bersamaku, tidak boleh ada air mata.”Uncle Jimmy memang bukan orang yang hangat. Namun Mala memahami kenapa kalimat itu menjadi kesepakatan antara mereka berdua saat Mala duduk di belakang Uncle Jimmy.Harley Davidson paman yang tak pernah disayanginya itu meraung kencang ketika mereka memasuki batas kota Nashville. Tak ada lagi yang membuatnya harus bertahan di kota kelahirannya. Baik itu Gamma Moreano–lelaki yang padanya sudah Mala serahkan segenap hati dan raganya. Juga Jeff Hopkins sang ayah tercinta yang

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-26
  • DENDAM MANTAN ISTRI   9 - Pearl House

    Mala tidak tahu kenapa pondok di tepi danau ini dinamai Pearl House. Mungkin karena di malam hari, dia seperti mutiara dalam kegelapan. Benderang dibandingkan sekelilingnya. Sampai dengan radius satu kilometer, tidak ada satu pun rumah. Tidak jauh berbeda dengan kondisi ketika Mala masih kecil.Yang jelas, papan nama bertuliskan Pearl House menempel di dindingnya yang berdebu.Jeff Hopkins tinggal di Pearl House sejak menikah dengan mendiang Ibu Mala. Hingga Mala lahir dan bersekolah, mereka masih tinggal di sana. Namun kemudian memutuskan untuk pindah ke Tennessee setelah Jeff mendapat tawaran di Kantor Polisi Nashville.Menjadi polisi di kota kecil memang sudah dijalaninya sejak sebelum menikah. Demi pendidikan Mala yang kerap tidak masuk sekolah karena menempuh jarak terlalu jauh–membuat keluarga Hopk

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-27
  • DENDAM MANTAN ISTRI   10 - The Bones

    Jeff Hopkins duduk tepekur di sudut sel. Sebagai pensiunan polisi, seharusnya dia mengistirahatkan badan dan isi kepalanya–tidak lagi memikirkan kasus-kasus yang sudah membuat rambutnya memutih.Namun nasibnya kini adalah, dia harus memikirkan kasusnya sendiri.“Apa yang kau rencanakan, Lowkey?”Jeff mendesah panjang. Dia yakin Lowkey punya rencana besar sebelum kematiannya, kalau tidak, dia tidak akan membuat janji untuk bertemu di malam nahas itu. Saat Mala dan Gamma berbulan madu, saat tidak ada satu pun pengawal di dalam rumah.Lowkey mengadakan pesta kebun kecil-kecilan untuk pengawalnya–tanpa memperingati apapun. Dia memang sering mengadakan acara seperti itu untuk beberapa teman dekatnya. Semua sedang menikmati minuman ketika pelayan

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-28
  • DENDAM MANTAN ISTRI   11 - Sebuah Ancaman

    Sepanjang Vicky menjadi pengawal pribadi Gamma, baru kali ini dia melihat lelaki itu begitu kacau. Meski baju mahal dan makanan lezat mengelilinginya, tapi ternyata kehilangan seorang wanita membuat semuanya tidak berarti. Ditambah kini beban perusahaan Moreano ada padanya. Beberapa dewan direksi yang berusaha menghadap untuk memberikan laporan, harus menerima nasib malang karena dilempar botol minuman atau perabot. Bahkan, ada salah seorang sopir yang terpaksa masuk rumah sakit karena luka di kepala karena dilempar vas. “Bila kau terus-terusan seperti ini, aku akan berhenti dan mencari kerja di tempat lain.” Vicky sebenarnya hanya menggertak–dia tidak akan melakukan hal itu karena bagaimanapun juga, dia sudah terikat dengan keluarga Moreano. Bahkan bisa dikatakan, dia sudah sangat mengenal keluarga ini dari A sampai Z. Sampai ke lobang-lobang semut di

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-29
  • DENDAM MANTAN ISTRI   12 - Kartu As

    “Kau tidak selincah dulu lagi dengan perut gendutmu, Jim.”Jimmy meraba perut gendutnya. “Kalian yang membuatku seperti ini.”Temannya yang lebih muda dan berbadan atletis hanya mencibir. “Kau memang seharusnya sudah istirahat, atau besi di kakimu akan mencuat lagi seperti dulu. Salah sendiri, kenapa istirahat kau artikan dengan minum dan duduk manis di kandangmu itu.”Jimmy mendengus. “Besi di kakiku sudah lama berkarat, jadi sebaiknya dibilas dengan alkohol.”Jimmy menarik celananya hingga setinggi lutut. Terlihat bekas luka jahitan memanjang, pintu masuk besi panjang penunjang langkahnya. Sejak besi bersemayam di dalam kakinya, dia tidak lagi berada di jalanan, dan itu membuatnya depresi.

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-30
  • DENDAM MANTAN ISTRI   13 - Ponsel Mala

    Detektif Taylor baru saja tiba di rumah Gamma. Dilihatnya lelaki itu berdiri di balkon, menatap jauh ke depan. Mungkin dia sedang menanti istrinya kembali–yang tentu saja itu mustahil. Detektif Taylor sudah mendapatkan laporan tentang Mala yang sudah meninggalkan Nashville pasca peristiwa pembunuhan di rumah ayahnya. Membuat semakin menguatkan dugaan bahwa Mala terlibat dalam pembunuhan Notaris Rayyes.Vicky mengantar Detektif Taylor menemui Gamma di balkon. Sebelumnya dia berpesan, kondisi emosi Gamma sedang tidak baik. Pemakaman Lowkey Moreano akan digelar dua hari lagi setelah proses otopsi selesai. Vicky sudah mempersiapkan semuanya–tinggal Gamma yang tampak kurang siap.“Kuharap anda membawa kabar baik buat Gamma Moreano,” ucap Vicky sebelum mereka menaiki anak tangga. “Perusahaan Moreano harus segera dipikirkan kelanjutannya.

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-31

Bab terbaru

  • DENDAM MANTAN ISTRI   17 - Dua Pasang Kaki

    Dengan dalih kasih sayang pada keponakan semata wayang dari sepupunya, Bibi Laela bersedia mengumpulkan data seakurat mungkin. Data yang tak pernah terpikir oleh Gamma sebelumnya. Yaitu daftar selingkuhan Papanya. Dan yang membuat jantung Gamma menjengit nyeri ketika Bibi Laela menyampaikan bahwa Papanya sudah terbiasa melakukan itu sejak Mama masih hidup. Bahkan di tahun pertama pernikahan mereka. “Entahlah, apakah mendiang Mamamu mengetahui atau tidak kelakuan suaminya. Yang jelas, dia wanita yang sangat setia. Percayalah padaku soal itu. Kami sama-sama wanita, jadi aku bisa melihat betapa dia selalu berusaha untuk menjadi ibu yang baik. Tapi, Lowkey … ah, laki-laki kukira di mana-mana sama saja. Dia begitu manis di rumah, tapi menjadi liar begitu melangkah keluar pintu rumah.” Gamma tidak hendak merespon apapun. Bagaimanapun juga, dia sangat menghormati Papa yang sudah membesarkannya. Di matanya selama Mama masih hidup, mereka berdua adalah orang tua yang hangat dan sangat menya

  • DENDAM MANTAN ISTRI   16 - Karena Wanita

    "Nyonya Laela menelpon, Tuan."Gamma yang sedang menghadap televisi, menerima telepon yang dihulurkan oleh pelayanannya. Sepasang matanya tidak beralih dari televisi yang sedang menayangkan ulasan kematian Papanya. Dua jam lagi, pemakaman Lowkey Moerano akan dilaksanakan. Semua televisi, radio dan media lainnya sibuk memberitakan kembali kasus pembunuhan Moreano–bahkan lebih menghebohkan dari berita saat kematian di hari pertamanya. Karena kali ini disertai berbagai ulasan dan kemungkinan siapa pembunuh Moreano yang sebenarnya.Vicky mengabarkan, kalau Jeff Hopkins kini ditempatkan di penjara isolasi, guna menghindarkannya dari serangan tahanan lain di Riverbend. Hal yang cukup menenangkan Gamma–karena yakin bisa mempertahankan Hopkins tetap hidup hingga penyelidikan tuntas dan menyeret mantan Kepala Polisi sekaligus mantan mertuanya itu ke pengadil

  • DENDAM MANTAN ISTRI   15 - Bukti Baru

    Detektif Taylor menemukan bukti bahwa Mala terlibat dalam pembunuhan Notaris Rayyes. Bukti yang cukup mengejutkan bagi Gamma."Katakan, kenapa kau bisa menyebutkan Mala terlibat?" Gamma tampak gusar. Antara marah, kecewa dan tidak percaya. Perkara wasiat dan warisan yang ditangani Notaris Rayyes saja sudah membuatnya murka, ditambah bukti bahwa Mala terlibat pembunuhan Rayyes. Semakin menguatkan dugaan Gamma bahwa Mala memang sudah membuat skenario sedemikian rapi dan terencana. Bahkan mungkin sebelum mereka menikah."Kami menemukan pistol berperedam yang digunakan untuk membunuh Rayyes. Tidak jauh dari rumah Jeff Hopkins.""Siapapun bisa melakukannya," tukas Vicky. "Hanya pembunuh bodoh yang membuang senjatanya di dekat lokasi perkara."Gamma terdiam. Vicky benar. "Bisa kukatakan, bila Mala merencanakan semuanya sejak awal, dia tidak akan sebodoh itu. Tapi, bila Rayyes mati, maka sudah tertutup pintu untuk membuktikan kebenaran surat wasiat Papa."Detektif Taylor mengamati sekilas du

  • DENDAM MANTAN ISTRI   14 - Mertua dan Menantu

    “Kurasa kau sudah tahu apa yang sedang terjadi di luar sana, Jeff Hopkins.”Vicky menatap mertua majikannya dengan tatapan penuh tuduhan, namun yang ditatap tidak merespon apapun. Hanya duduk tenang menikmati salad yang dibawa oleh Vicky. “Kau bahkan tidak takut keracunan lagi seperti saat di Kantor Polisi.”Jeff menghentikan suapan, melirik Vicky tanpa ekspresi, lalu melanjutkan santapannya. Jarang-jarang dia bisa menikmati salad buah di dalam penjara. Apalagi dikirim oleh menantu yang menjebloskannya ke penjara. Entah apa yang ada dalam pikiran si menantu, tapi setidaknya dia telah berbuat baik dengan mengirim salad tanpa selai kacang.“Setidaknya, tidak ada yang meracuniku di dalam penjara dengan keamanan maksimum seperti saat ini.” Jeff tersenyum sembari mengunyah.

  • DENDAM MANTAN ISTRI   13 - Ponsel Mala

    Detektif Taylor baru saja tiba di rumah Gamma. Dilihatnya lelaki itu berdiri di balkon, menatap jauh ke depan. Mungkin dia sedang menanti istrinya kembali–yang tentu saja itu mustahil. Detektif Taylor sudah mendapatkan laporan tentang Mala yang sudah meninggalkan Nashville pasca peristiwa pembunuhan di rumah ayahnya. Membuat semakin menguatkan dugaan bahwa Mala terlibat dalam pembunuhan Notaris Rayyes.Vicky mengantar Detektif Taylor menemui Gamma di balkon. Sebelumnya dia berpesan, kondisi emosi Gamma sedang tidak baik. Pemakaman Lowkey Moreano akan digelar dua hari lagi setelah proses otopsi selesai. Vicky sudah mempersiapkan semuanya–tinggal Gamma yang tampak kurang siap.“Kuharap anda membawa kabar baik buat Gamma Moreano,” ucap Vicky sebelum mereka menaiki anak tangga. “Perusahaan Moreano harus segera dipikirkan kelanjutannya.

  • DENDAM MANTAN ISTRI   12 - Kartu As

    “Kau tidak selincah dulu lagi dengan perut gendutmu, Jim.”Jimmy meraba perut gendutnya. “Kalian yang membuatku seperti ini.”Temannya yang lebih muda dan berbadan atletis hanya mencibir. “Kau memang seharusnya sudah istirahat, atau besi di kakimu akan mencuat lagi seperti dulu. Salah sendiri, kenapa istirahat kau artikan dengan minum dan duduk manis di kandangmu itu.”Jimmy mendengus. “Besi di kakiku sudah lama berkarat, jadi sebaiknya dibilas dengan alkohol.”Jimmy menarik celananya hingga setinggi lutut. Terlihat bekas luka jahitan memanjang, pintu masuk besi panjang penunjang langkahnya. Sejak besi bersemayam di dalam kakinya, dia tidak lagi berada di jalanan, dan itu membuatnya depresi.

  • DENDAM MANTAN ISTRI   11 - Sebuah Ancaman

    Sepanjang Vicky menjadi pengawal pribadi Gamma, baru kali ini dia melihat lelaki itu begitu kacau. Meski baju mahal dan makanan lezat mengelilinginya, tapi ternyata kehilangan seorang wanita membuat semuanya tidak berarti. Ditambah kini beban perusahaan Moreano ada padanya. Beberapa dewan direksi yang berusaha menghadap untuk memberikan laporan, harus menerima nasib malang karena dilempar botol minuman atau perabot. Bahkan, ada salah seorang sopir yang terpaksa masuk rumah sakit karena luka di kepala karena dilempar vas. “Bila kau terus-terusan seperti ini, aku akan berhenti dan mencari kerja di tempat lain.” Vicky sebenarnya hanya menggertak–dia tidak akan melakukan hal itu karena bagaimanapun juga, dia sudah terikat dengan keluarga Moreano. Bahkan bisa dikatakan, dia sudah sangat mengenal keluarga ini dari A sampai Z. Sampai ke lobang-lobang semut di

  • DENDAM MANTAN ISTRI   10 - The Bones

    Jeff Hopkins duduk tepekur di sudut sel. Sebagai pensiunan polisi, seharusnya dia mengistirahatkan badan dan isi kepalanya–tidak lagi memikirkan kasus-kasus yang sudah membuat rambutnya memutih.Namun nasibnya kini adalah, dia harus memikirkan kasusnya sendiri.“Apa yang kau rencanakan, Lowkey?”Jeff mendesah panjang. Dia yakin Lowkey punya rencana besar sebelum kematiannya, kalau tidak, dia tidak akan membuat janji untuk bertemu di malam nahas itu. Saat Mala dan Gamma berbulan madu, saat tidak ada satu pun pengawal di dalam rumah.Lowkey mengadakan pesta kebun kecil-kecilan untuk pengawalnya–tanpa memperingati apapun. Dia memang sering mengadakan acara seperti itu untuk beberapa teman dekatnya. Semua sedang menikmati minuman ketika pelayan

  • DENDAM MANTAN ISTRI   9 - Pearl House

    Mala tidak tahu kenapa pondok di tepi danau ini dinamai Pearl House. Mungkin karena di malam hari, dia seperti mutiara dalam kegelapan. Benderang dibandingkan sekelilingnya. Sampai dengan radius satu kilometer, tidak ada satu pun rumah. Tidak jauh berbeda dengan kondisi ketika Mala masih kecil.Yang jelas, papan nama bertuliskan Pearl House menempel di dindingnya yang berdebu.Jeff Hopkins tinggal di Pearl House sejak menikah dengan mendiang Ibu Mala. Hingga Mala lahir dan bersekolah, mereka masih tinggal di sana. Namun kemudian memutuskan untuk pindah ke Tennessee setelah Jeff mendapat tawaran di Kantor Polisi Nashville.Menjadi polisi di kota kecil memang sudah dijalaninya sejak sebelum menikah. Demi pendidikan Mala yang kerap tidak masuk sekolah karena menempuh jarak terlalu jauh–membuat keluarga Hopk

DMCA.com Protection Status