Tanpa diduga Nino berani mengungkapkan tujuannya yang tak sopan itu padanya. Ini sangat mengejutkan karena seorang pria ingin mengajak istri orang untuk dinner tetapi izin pada suami dari perempuan itu terlebih dahulu.
“Apa kamu gila?!” tanya Kevin heran. “Tidak! Aku tidak akan mengizinkannya,” tolaknya.
“Biarkan Dea bersamaku satu malam saja, ini demi keselamatannya Vin,” kekeh Nino yang tidak mau kalah dari Kevin. Dia harus menyelesaikan tugasnya secepat mungkin agar terlepas dari belenggu mak lampir.
‘Lagi-lagi soal keselamatan Dea. Maksud anak ini apa sih!’ benak Kevin yang penuh emosi.
“Memang apa yang mengancam keselamatan istriku? Kamu jangan berbicara omong kosong,” sergah Kevin yang sedikit emosi karena Nino terlalu sok padanya. Mereka berdua saling beradu tatapan tajam.
“Icha,” jawab Nino. Kevin semakin kebingungan, hanya satu nama itu sudah membuat Nino kela
“Ayo, kalian ganti baju dulu. Cepat ya!!! Ini waktunya sudah mepet!” perintah Rita pada Dea dan Kevin.“Sebentar ya Ma,” ucap Dea yang langsung masuk ke dalam kamarnya, Kevin mengikuti istrinya dari belakang.“Sayang!” panggil Kevin ketika sudah berada di dalam kamar.“Aku harus ke rumah Icha, kamu bisa bujuk Mama buat tidak ajak aku nggak?” rayu Kevin.Dea tak membuka mulutnya sama sekali.“Sayang... aku mohon, ini sangat penting. Aku tidak bisa membatalkannya,” mohon Kevin. Sayangnya itu tak mempan pada perempuan yang ada di depannya. Dea langsung masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya.“Arrgghhhh!!!” teriak Kevin dengan mulut yang ditutupi oleh bantal. Dia merasa sangat frustrasi dengan kondisi seperti ini.Pada akhirnya Kevin memilih izin pada Mama agar tak diikutkan dalam agenda itu.“Ma,” panggil Kevin.“
Telepon yang sebelumnya Dea genggam kini sudah meluncur dengan cepat di lantai.“Astaga Sayang! HP ku jatuh!” pekik Kevin yang kaget melihat smartphone miliknya terjatuh ke lantai.“Ups! Sorry!” balas Dea dan langsung mengambil ponsel itu. Tak ada lecet sedikitpun, semua masih aman. Ia cukup lega, karena jika ponsel ini rusak maka ia harus memprogram ulang aplikasi penyadap yang ia pasang. Kemudian Dea menatap suaminya dengan sangat tajam hingga membuat lelaki itu kicep.“Barusan Icha telepon sambil pamer punyanya,” jelas Dea sembari memberikan ponsel itu pada suaminya. “Bagus juga badan dia, apalagi pakai baju tipis warna kesukaanmu,” sosor Dea tanpa ampun. Kevin nampak gelagapan mendengar penuturan Dea. Dea mendekat ke suaminya dan membelai dada bidang tersebut.“Pantas saja kamu tergoda,” bisik Dea manja hingga membuat tubuh lelaki itu berdesir. Kevin menelan salivanya dengan paksa, soal goda
Mobil sudah terparkir di depan salon, Rita dan Dea sudah masuk terlebih dahulu meninggalkan Kevin seorang diri di dalam mobil. Ia memang sengaja untuk menetap di dalam mobil lebih lama karena ingin menelpon Icha. Dea yang mengetahui hal itu memilih diam.“Hallo Cha,” panggil Kevin ketika sambungan telepon itu terhubung.“Masss... kata Dea kamu tidak bisa datang ke rumahku,” rengek Icha.Kevin tersenyum kaku mendengar penuturan istri sirinya.“Maaf ya Sayang, hari ini tiba-tiba Mama maksa aku ikut acara keluarga. Aku tadi sudah minta izin, tapi tidak dibolehin Mama,” jelas Kevin.“Huh!?” Icha nampak kesal karena rencananya lagi-lagi gagal. Jika dulu karena Dea, sekarang justru ibu mertuanya.“Trus aku bagaimana? Aku udah effort banyak buat sore ini, tiba-tiba batal,” rajuk Icha dengan bibir yang mengerucut.“Maaf ya, lain kali aku akan kesana, besok atau lusa,” uja
Nina nampak ketakutan melihat reaksi Dea, wanita itu mengeluarkan ekpresi kaget sekaligus senang ketika melihat Bimo.“Wahhh... siapa sangka aku langsung ketemu orangnya,” ledek Dea pada Nina yang terduduk lemas di kursi.Bimo mengerutkan alisnya, tak mengerti dengan percakapan Dea.Kevin semakin resah melihat tatapan Dea yang penuh dengan kebencian, secara garis besar Kevin mengerti jika istrinya sudah tau mengenai Nina yang menjadi mak comblang pernikahannya dengan Icha.“Sudah Sayang, ayo ke Mama,” ajak Kevin yang langsung memegang tangan istrinya. Dea langsung mengibaskan tangan suaminya.Dan berbisik pada Nina.“Selesaikan dengan cepat, atau kalau berdua akan mendapatkan pembalasan yang sangat keji dariku.”Mata Nina menyorotkan rasa takut yang berlebihan hingga membuat Bima langsung menjauhkan Dea dari Nina.“Good luck!” semangat Dea pada kedua orang tersebut, tak lupa membe
Kedatangan keluarga Icha di acara ini membuat Kevin tak berkutik, entah apa yang akan terjadi. Setiap orang yang ada disana memiliki pemikiran dan reaksi yang berbeda-beda.“Nah! Ini putri saya Pak, Icha...” Seno memperkenalkan anak perempuannya kepada Gito dan Rita. Orangtua Kevin tersenyum ramah ketika Icha mencium kedua tangan mereka.Sorot mata Seno sangat menyiratkan kebanggaan. Dea menatap keluarga Icha dengan datar, sedang Kevin menatapnya dengan gelisah.‘Entah apa mau mereka, tapi ini sangat keterlaluan!’benak Kevin yang tak terima atas kedatangan keluarga istri sirinya.“Ngomong-ngomong Pak Dewan bisa tau acara saya darimana ya? Seingat saya tidak mengundang anda untuk mengikuti acara ini, heheee...” tanya Gito sambil terkekeh. Papa mertua Dea menyadari ada hal yang mengganjal dari kedatangan tamu tak diundang ini.“Haha... saya diundang sama Kevin Pak, jadi sekalian untuk bersilaht
Semua orang tertuju pada sumber keributan yang sedang terjadi. Di sana terlihat Icha, Dea, dan Nala. Rita yang mendengar teriakan besannya langsung mendekat, dan matanya melebar melihat gaun menantunya yang kotor karena tumpahan jus dari gelas Icha.“Aduh maaf Mbak, aku tidak sengaja,” ucap Icha yang langsung mengambil tisu berniat untuk membersihkan tumpahan jus yang menempel pada baju istri sah suaminya. Dea menatap Icha dengan datar, wanita itu bahkan berani senyum mengejek kepadanya. Nala menyadari ada hal yang ganjal diinteraksi Dea dan Icha, firasat seorang ibu memang tak bisa dibohongi.‘Benar-benar bikin repot saja,’batin Dea yang sangat jengah karena terus-terusan diganggu oleh Icha.Nala melihat bagian dress putrinya yang kotor, air jus itu menetes ke lantai. Icha menumpahkan cukup banyak air ke dress Dea.Hanya menghela napasnya, menahan emosi.“Ada apa Sayang?” Rita langsung mendekat pa
Kericuhan yang terjadi membuat Kevin dan David bergegas mendekat.“Ada apa Ma?” tanya Kevin.Rita langsung melirik putranya dengan tatapan tajam, perempuan itu masih digerogoti rasa kesal. Apalagi yang membuat kericuhan ini adalah tamu dari Kevin.“Lihat dress Dea!” tunjuk Rita, “ini ulah tamumu.”Mata Kevin langsung tertuju pada dress yang dipakai istrinya, basah dan kotor. Dea yang melihat mertuanya penuh emosi akhirnya melakukan inisiatif untuk menyudahi konflik yang terjadi.“Dea tidak apa-apa Ma, masih bisa ganti baju kok,” tenang Dea sembari memberikan senyuman tipis.“Tapi-” Rita masih tak terima.“Ma...” panggil Dea lemah, memberikan kode pada mertuanya agar segera berhenti berdebat. Banyak tamu yang menatap mereka dengan heran. Ini akan menjadi konflik yang panjang jika diteruskan. Rita menghela napasnya pasrah. Dia tak bisa membantah jika menantunya send
‘Anak dan bapak sama saja, suka ngancam!’ batin Kevin yang tak terima. Dia benar-benar bingung seperti buah simalakama. Apa yang harus Kevin pilih? Pikirannya sangat kacau.Dia tak bisa menolak ancaman Seno, dan akhirnya memilih jawaban, “saya akan membereskannya, tolong beri sedikit waktu,” ujar Kevin yang tak ingin mengambil resiko besar. Menurutnya ini adalah pilihan yang tepat.Seno tersenyum tipis, menantunya sangat mudah untuk disetir.“Baiklah, saya tunggu. Kalau sampai kamu tidak melakukannya dan berpisah dengan perempuan itu, maka ancaman saya bukan sekedar bualan. Kamu mengertikan?” tanya pria itu dengan menepuk pundak Kevin beberapa kali.Menantunya hanya menganggukkan kepalanya beberapa kali, tanda setuju dengan ucapan mertuanya.“Bagus,” ucap Seno. “Ngomong-ngomong sampai kapan kamu akan menyembunyikan Icha dari orangtuamu? Aku merasa tersinggung dengan kedua orangtua