Beranda / Romansa / DENDAM ISTRI TARUHAN / BAB 56 Janji Manis

Share

BAB 56 Janji Manis

Penulis: Dentik
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Mata Kevin melotot mendengar ancaman Icha. Tangannya langsung mencengkram leher perempuan itu dengan kuat.

“Jangan bicara sembarangan!” bentak Kevin.

“Akhhh!!!” pekik Icha kesakitan, cengkraman lelaki itu membuat tubuhnya sulit bernapas. “S-Sakit! Lepaskan!” pinta Icha.

Melihat wajah perempuan itu menjadi merah membuat Kevin tak tega dan langsung melepaskan cengkramannya.

“Hahhh... hahh...” Icha mencoba menormalkan pernapasannya kembali. Cengkraman itu sempat membuatnya sulit menghirup oksigen.

“Gila kamu Mas! Aku laporin Papaku!” ancam Icha.

Mata Kevin melebar, ia baru teringat jika Papa Icha memiliki pengaruh cukup besar di daerahnya sehingga membuatnya segan.

“Jangan bertingkah seperti anak kecil!” protes Kevin yang sudah kehabisan kata-kata menghadapi istri sirinya tersebut.

“Aku tidak akan berhenti sampai kamu menuruti permintaanku!” tolak

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • DENDAM ISTRI TARUHAN   BAB 57 Pengakuan Dea

    Dea berusaha menegarkan dirinya untuk menjawab semua pertanyaan yang dilontarkan oleh atasannya.“Sebenarnya ini adalah masalah pribadi. Dan perempuan itu tiba-tiba menyerang saya karena menolak permintaannya,” jelas Dea dengan air mata yang masih meleleh di pipinya.“Perempuan itu siapanya Bu Dea?” tanya Andre penasaran. Sebetulnya dia tak tega menanyakan sesuatu pada seseorang yang sedang dalam keadaan terpuruk. Namun, dia harus meluruskan semua yang terjadi agar tak menjadi perbincangan yang panjang di instasinya.“Di bukan siapa-siapa saya,” ucap Dea. “Hanya saja perempuan itu adalah istri siri dari suami saya,” lanjut perempuan itu yang langsung menundukkan kepalanya.JJjjDdderrrrr!!!!Mata kedua pria itu melebar, sangat terkejut mendengar penuturan wanita itu. Jono langsung menarik hidungnya agar segera sadar dari keterkejutannya. Ia tak menyangka dengan yang terjadi pada Dea yang sudah dianggap

  • DENDAM ISTRI TARUHAN   BAB 58 Rengekan Kevin

    Rita terekejut melihat wajah Dea yang merah dengan mata sembab.“Sayang kamu kenapa? Kok kayak habis nangis?” tanya Rita khawatir.“Eh Mama,” kaget Dea. Ia sangat gelagapan mendapat pertanyaan dari Rita.“Sini cerita sama Mama, kamu kenapa?” Rita langsung menggeret Dea untuk duduk di atas sofa.“Tidak apa-apa kok Ma, ini tadi kakiku sedikit nyeri,” bohong Dea.“Yakin hanya itu?” tanya Rita dengan alis yang berkerut. Ia tak percaya dengan ucapan wanita di depannya tersebut.“Iya Ma... Dea sekarang lapar,” keluh Dea mencoba mengalihkan topik.“Yasudah makan dulu yuk, Mama tadi bawa makanan buat kamu sama Kevin,” ucap Rita.“Aku ganti baju dulu ya Ma,” kata Dea yang langsung berdiri.“Iya Sayang, Mama siapin makanannya dulu ya...” ujar Rita.Ketika Dea sudah berada di dalam kamarnya.“Hahhh...&rdqu

  • DENDAM ISTRI TARUHAN   BAB 59 Andre

    Lewat cermin meja rias, Dea mengamati suaminya dengan dongkol. Bagaimana bisa ia meminta izin padanya untuk menemui pelakor yang sudah menghancurkan hatinya.Dea tak memberi jawaban apapun. Mulutnya terbungkam dengan rapat. Merasa lelah jika berdebat dengan Kevin.“Sayang...” rengek Kevin. Namun, Dea tetap mengacuhkannya.Akhirnya lelaki itu hanya terdiam karena dicueki istrinya.Dea langsung beringsut masuk ke dalam selimut dan segera menutup matanya.Kevin yang mulai sadar sudah menyinggung istrinya langsung memeluknya, berharap hal ini bisa meringankan rasa dongkol Dea.Dia tetap diam saja, dan perlahan alam sadarnya menghilang.Keesokan paginya Kevin dan Dea berangkat bersama, bedanya kali ini keduanya dalam diam. Tak seperti kemarin yang penuh dengan keromantisan, Dea beberapa kali menolak perhatian dari Kevin dan pada akhirnya lelaki itu merasa lelah.Sesampainya di sekolahan, Andre sudah menunggunya di lobi.

  • DENDAM ISTRI TARUHAN   BAB 60 Pilihan

    Kedua bola mata mereka tertuju satu sama lain, ada binar di setiap bola mata itu.Dea menunggu pertanyaan dari mulut lelaki di depannya, tetapi Andre sedari tadi hanya menatapnya tanpa melanjutkan ucapannya.“Anda ingin bertanya apa Pak?” tanya Dea. Lelaki itu langsung mengerjapkan matanya beberapa kali. Berusaha menyadarkan kembali pikirannya, wanita di depannya seperti menghipnotisnya beberapa waktu.“Em... Aku bertanya sebagai Andre biasa, bukan kepala sekolah. Jadi aku minta kamu jangan terlalu formal padaku,” pinta Andre.Dea mengedipkan beberapa kali matanya karena terasa kering setelah cukup lama menatap manik Andre.“Iya, saya akan menjawabnya,” setuju Dea.Andre sempat menggigit bibir bawahnya sebelum melontarkan pertanyaan.“Em, soal video ini. Mau kamu gunakan untuk apa? Bercerai? Atau-” omongan Andre terpotong oleh ucapan Dea.“Maaf Mas, aku tidak bisa memberitah

  • DENDAM ISTRI TARUHAN   BAB 61 Demi Keselamatan

    Tanpa diduga Nino berani mengungkapkan tujuannya yang tak sopan itu padanya. Ini sangat mengejutkan karena seorang pria ingin mengajak istri orang untuk dinner tetapi izin pada suami dari perempuan itu terlebih dahulu.“Apa kamu gila?!” tanya Kevin heran. “Tidak! Aku tidak akan mengizinkannya,” tolaknya.“Biarkan Dea bersamaku satu malam saja, ini demi keselamatannya Vin,” kekeh Nino yang tidak mau kalah dari Kevin. Dia harus menyelesaikan tugasnya secepat mungkin agar terlepas dari belenggu mak lampir.‘Lagi-lagi soal keselamatan Dea. Maksud anak ini apa sih!’ benak Kevin yang penuh emosi.“Memang apa yang mengancam keselamatan istriku? Kamu jangan berbicara omong kosong,” sergah Kevin yang sedikit emosi karena Nino terlalu sok padanya. Mereka berdua saling beradu tatapan tajam.“Icha,” jawab Nino. Kevin semakin kebingungan, hanya satu nama itu sudah membuat Nino kela

  • DENDAM ISTRI TARUHAN   BAB 62 VC Panas Icha

    “Ayo, kalian ganti baju dulu. Cepat ya!!! Ini waktunya sudah mepet!” perintah Rita pada Dea dan Kevin.“Sebentar ya Ma,” ucap Dea yang langsung masuk ke dalam kamarnya, Kevin mengikuti istrinya dari belakang.“Sayang!” panggil Kevin ketika sudah berada di dalam kamar.“Aku harus ke rumah Icha, kamu bisa bujuk Mama buat tidak ajak aku nggak?” rayu Kevin.Dea tak membuka mulutnya sama sekali.“Sayang... aku mohon, ini sangat penting. Aku tidak bisa membatalkannya,” mohon Kevin. Sayangnya itu tak mempan pada perempuan yang ada di depannya. Dea langsung masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya.“Arrgghhhh!!!” teriak Kevin dengan mulut yang ditutupi oleh bantal. Dia merasa sangat frustrasi dengan kondisi seperti ini.Pada akhirnya Kevin memilih izin pada Mama agar tak diikutkan dalam agenda itu.“Ma,” panggil Kevin.“

  • DENDAM ISTRI TARUHAN   BAB 63 Godaan Dea Pada Kevin

    Telepon yang sebelumnya Dea genggam kini sudah meluncur dengan cepat di lantai.“Astaga Sayang! HP ku jatuh!” pekik Kevin yang kaget melihat smartphone miliknya terjatuh ke lantai.“Ups! Sorry!” balas Dea dan langsung mengambil ponsel itu. Tak ada lecet sedikitpun, semua masih aman. Ia cukup lega, karena jika ponsel ini rusak maka ia harus memprogram ulang aplikasi penyadap yang ia pasang. Kemudian Dea menatap suaminya dengan sangat tajam hingga membuat lelaki itu kicep.“Barusan Icha telepon sambil pamer punyanya,” jelas Dea sembari memberikan ponsel itu pada suaminya. “Bagus juga badan dia, apalagi pakai baju tipis warna kesukaanmu,” sosor Dea tanpa ampun. Kevin nampak gelagapan mendengar penuturan Dea. Dea mendekat ke suaminya dan membelai dada bidang tersebut.“Pantas saja kamu tergoda,” bisik Dea manja hingga membuat tubuh lelaki itu berdesir. Kevin menelan salivanya dengan paksa, soal goda

  • DENDAM ISTRI TARUHAN   BAB 64 Bujuk Rayu

    Mobil sudah terparkir di depan salon, Rita dan Dea sudah masuk terlebih dahulu meninggalkan Kevin seorang diri di dalam mobil. Ia memang sengaja untuk menetap di dalam mobil lebih lama karena ingin menelpon Icha. Dea yang mengetahui hal itu memilih diam.“Hallo Cha,” panggil Kevin ketika sambungan telepon itu terhubung.“Masss... kata Dea kamu tidak bisa datang ke rumahku,” rengek Icha.Kevin tersenyum kaku mendengar penuturan istri sirinya.“Maaf ya Sayang, hari ini tiba-tiba Mama maksa aku ikut acara keluarga. Aku tadi sudah minta izin, tapi tidak dibolehin Mama,” jelas Kevin.“Huh!?” Icha nampak kesal karena rencananya lagi-lagi gagal. Jika dulu karena Dea, sekarang justru ibu mertuanya.“Trus aku bagaimana? Aku udah effort banyak buat sore ini, tiba-tiba batal,” rajuk Icha dengan bibir yang mengerucut.“Maaf ya, lain kali aku akan kesana, besok atau lusa,” uja

Bab terbaru

  • DENDAM ISTRI TARUHAN   337 END

    "Perutku sakit banget, Sayang. Seperti kontraksi," jawab Dea dengan suara gemetar.Andre segera memeriksa jam tangannya. "Tapi ini belum waktunya, kan? Masih beberapa minggu lagi!" Namun, melihat ekspresi Dea yang pucat, ia tak berani menunda. "Kita ke rumah sakit sekarang. Tunggu sebentar, aku ambil kunci mobil."Dea mengangguk, meski tubuhnya terus menggeliat karena rasa sakit. Andre kembali dengan mantel dan payung, membantunya bangun dengan hati-hati.Di perjalanan menuju rumah sakit, Dea terus mencengkeram lengan suaminya. Pria itu pun dibuat kalap dengan satu tangan memegang kemudi. "Aduh, Mas sakit banget. Aku nggak kuat," keluhnya.Andre berusaha tetap tenang, meskipun dadanya terasa sesak melihat istrinya kesakitan. "Sayang, bertahan ya. Kita sebentar lagi sampai," katanya sambil mempercepat laju mobil.Setibanya di rumah sakit, para perawat langsung membawa Dea ke ruang bersalin. Andre mendampingi dengan wajah penuh kecemasan. Dokter masuk dan memeriksa kondisi Dea dengan ce

  • DENDAM ISTRI TARUHAN   336

    “Waalaikumsalam,” jawab Icha cepat-cepat sambil membuka pintu. Berdiri di sana, Kevin dengan setelan kerjanya yang rapi, wajahnya tampak lelah, tetapi ada senyum tipis yang terukir.“Kamu baru pulang?” tanya Icha langsung, nada suaranya sedikit tajam meski ia mencoba menahannya. Evan yang masih dalam gendongannya mulai merengek lagi, membuatnya semakin frustasi.Kevin mengangguk sambil melepas sepatu. “Iya, maaf lama. Ada kerjaan tambahan tadi. Stok baju menumpuk dan harus di display. Ditambah, aku juga menambah manekin sesuai idemu. Aku sudah memasang banyak setelan yang kamu atur.” Ia mendekati mereka, mengusap kepala Evan yang langsung melenguh kecil, tetapi tetap rewel.“Aku hampir gila sendiri di rumah, tahu nggak?” keluh Icha sambil membawa Evan ke ruang tamu. Namun, ada kebahagiaan sendiri karena ide yang sempat ia katakan pada Kevin, sekarang telah teralisasikan. Dia yang dulunya suka shopping dan selalu memakai outfit kece, ternyata bisa merembak ke bisnis toko baju yang mere

  • DENDAM ISTRI TARUHAN   335

    Beberapa hari setelah kabar kehamilan itu, Andre dan Dea memutuskan untuk mengundang kedua keluarga mereka untuk makan malam di rumah. Andre telah mengatur semuanya, dari makanan hingga dekorasi sederhana yang akan digunakan untuk menyampaikan kabar gembira tersebut.Dea berdiri di depan cermin, mengenakan gaun longgar yang sengaja dipilih karena ia mulai merasa tak nyaman dengan pakaian yang ketat di perut. Ia menyentuh perutnya yang masih datar dengan perasaan takjub, seolah tak percaya bahwa kehidupan baru tengah tumbuh di dalamnya.“Kamu cantik,” komentar Andre yang muncul dari balik pintu kamar. Ia mendekat, melingkarkan lengannya di pinggang Dea.“Kamu yakin mereka akan senang?” tanya Dea sambil menatap Andre lewat pantulan cermin.Andre tertawa kecil, mencium kening Dea dengan lembut. “Ayah dan Mama pasti akan sangat senang. Apalagi Oma. Dia sudah lama menunggu kabar seperti ini.”Dea mengangguk, meski hatinya tetap berdebar. Ia masih merasa gugup untuk menyampaikan kabar terse

  • DENDAM ISTRI TARUHAN   334

    Setelah hampir dua minggu menikmati bulan madu yang penuh kenangan di Maldives, Dea dan Andre akhirnya kembali ke rumah mereka yang megah. Malam itu, mereka tiba di bandara dengan suasana hati yang lelah tetapi bahagia.“Welcome home, Pak Andre, Bu Dea,” sapa seorang pelayan ketika mereka melangkah masuk ke dalam rumah. Bagi Dea rumah itu terasa lebih besar dari tempat yang selama ini ia tinggali, tetapi kehangatan dari staf yang menyambut mereka membuat Dea merasa nyaman.“Terima kasih,” jawab Andre singkat. Ia menoleh ke arah Dea, yang terlihat sedikit pucat. “Kamu capek? Mau langsung istirahat?”Dea mengangguk sambil tersenyum kecil. “Sepertinya begitu. Perjalanan panjang tadi bikin aku sedikit mual.”Andre mengernyit, menunjukkan kekhawatirannya. “Kamu yakin cuma capek? Jangan-jangan kamu sakit.”Wanita itu hanya tertawa kecil. “Nggak kok, mungkin hanya masuk angin. Besok juga pasti sembuh.”Andre menghela napas, tapi akhirnya mengangguk. “Kalau gitu, ayo naik. Aku bawakan kopermu

  • DENDAM ISTRI TARUHAN   333

    Tanpa menunggu lagi, sepasang pengantin yang baru saja melakukan malam pertama segera terbang ke luar negeri."Mas, kita mau ke mana?" tanya Dea. Ia sedari tadi hanya mengekori suaminya. Semua keperluan sudah diatur Andre dan staffnya. Jadi, wanita itu tidak tau mereka akan terbang ke mana. Suaminya pun hanya membalasnya dengan senyuman kecil. "Nanti juga tau," ujar lelaki itu sembari menoel hidung Dea.Namun, jawaban atas rasa penasaran wanita itu langsung terjawab ketika jet yang ia tumpangi landing di salah satu bandara yang ada di Maldives. Dea tak menyangka dan tak terpikirkan akan berada di negara ini. Pagi pertama mereka di Maldives dimulai dengan sinar matahari lembut yang menerobos tirai kamar villa di atas laut. Dea membuka mata perlahan, menghirup aroma udara laut yang menyegarkan. Ia merasakan kain lembut selimut yang menyelimuti tubuhnya dan ketenang di sekitarnya.Ketika ia menoleh, Andre sudah duduk di teras luar, hanya memakai kemeja santai berwarna putih dan celana p

  • DENDAM ISTRI TARUHAN   332

    Kevin kehilangan kata-kata. Zahra hanya berdiri di tempatnya, matanya kembali berkaca-kaca, tetapi tidak berani mengeluarkan sepatah kata pun.Icha mengusap air matanya dengan kasar, sambil tetap memeluk Evan. Suaranya gemetar saat ia melanjutkan, “Aku meninggalkan keluargaku demi kamu, Kevin. Aku melawan dan menghadapi dunia sendirian, bahkan saat aku melahirkan anak ini. Apa balasanmu? Kamu bawa perempuan lain masuk ke rumah kita!”“Icha, aku tahu aku salah,” Kevin berkata dengan nada putus asa. “Tapi aku ingin memperbaikinya. Demi Evan. Tolong beri aku kesempatan-”Kata-kata itu seperti palu godam yang menghantam Icha. Tubuhnya terasa lemas, dan ia hanya terpaku. Suaminya hanya memikirkan putra mereka, bukan dirinya. Zahra yang tak sanggup melihat perseteruan mereka, berbalik dan melangkah pergi tanpa berkata apa-apa.Icha menunduk, menatap bayi kecil di pelukannya yang akhirnya berhenti menangis. Ia mengusap lembut kepala Evan sambil berbisik, “Kita pergi dari sini, Nak. Kita tid

  • DENDAM ISTRI TARUHAN   331

    Kevin berdiri terpaku, jantungnya berdegup kencang. Kata-kata Icha tadi seperti pisau yang terus-menerus mengirisnya. Ia ingin mengejar wanita itu, tetapi tubuhnya terasa kaku. Di sebelahnya, Zahra menggenggam tangan di depan dada, matanya berkaca-kaca, penuh rasa bersalah.“Mas, mungkin aku seharusnya tidak datang ke sini,” Zahra berbisik pelan. “Kehadiranku hanya memperburuk keadaan.”Kevin menoleh, pandangannya gelap. “Zahra, ini bukan salahmu. Semua ini salahku. Aku yang mengambil keputusan bodoh, dan sekarang aku harus menanggung akibatnya.”Sebelum Zahra bisa menjawab, suara pintu yang dibanting terdengar keras dari arah kamar. Icha muncul kembali dengan sebuah koper besar di tangannya. Tanpa menoleh sedikit pun ke arah Kevin atau Zahra, ia berjalan cepat menuju pintu depan.“Cha, tunggu!” Kevin akhirnya bergerak, berusaha menghentikan istrinya. Ia memegang lengan Icha, tetapi wanita itu menepisnya dengan kasar.“Jangan sentuh aku, Kevin!” seru Icha dengan air mata yang masih me

  • DENDAM ISTRI TARUHAN   330

    Kevin menatap Zahra sejenak. Pikirannya bergemuruh, tetapi bibirnya akhirnya lolos begitu saja mengungkapkan kenyataan yang selama ini dia sembunyikan. "Zahra adalah istriku, Cha. Dia madumu. Kami sudah menikah secara sah baik di mata hukum maupun agama."Pernyataan itu jatuh seperti petir di siang bolong. Icha menatap Kevin dengan mata membelalak, wajahnya memerah karena amarah yang langsung memuncak. Tubuhnya gemetar, hampir tak mampu berdiri.“Apa?!” jerit Icha dengan suara yang pecah. “Kamu bilang dia MADUKU?! Kamu sudah menikah lagi tanpa bilang apa-apa padaku?!”Pria itu menatap Icha selembut mungkin, berusaha menenangkan. Namun, kata-kata yang ia siapkan tak mampu menahan badai yang jelas sudah datang. “Cha, aku bisa jelaskan. Seharusnya bilang dari awal. Tapi-”“JELASKAN APA?!” potong Icha dengan teriakan melengking. “Kamu menikah lagi di belakangku, Kevin! Kamu mengkhianatiku! Kamu membawanya ke sini, dan kamu pikir aku akan menerima begitu saja?!”Zahra yang berdiri di sampi

  • DENDAM ISTRI TARUHAN   329

    Di ruang tamu, seorang wanita bergamis duduk dengan tenang. Sosok itu membuat darah Icha mendidih seketika.“Kamu?!” seru Icha dengan nada tinggi, tanpa mencoba menyembunyikan kemarahannya.Zahra, yang mengenakan gamis hitam bangkit perlahan. Meski matanya tampak tenang, tubuhnya sedikit gemetar karena situasi yang ia tahu akan sulit.“Iya, Mbak Icha,” jawab Zahra pelan. “Saya diminta Mas Kevin datang.”"Dasar perempuan gatel! Apa-apaan kamu tiba-tiba nggak pake cadar gitu. Mau menggoda suami saya, ya!" Icha melirik Kevin dengan tatapan penuh emosi. “Mas, kamu tega banget bawa dia ke sini?! ngapain kamu suruh datang ke rumah kita?!”“Cha, tenang dulu. Aku cuma—”“Tenang?!” potong Icha tajam. “Kamu mau aku tenang sementara kamu bawa perempuan ini ke rumah kita?! Aku istrimu, Kevin! Dia itu cuma... cuma-”“Saya cuma apa, Mbak?” Zahra menyela lembut, tetapi nadanya tegas. “Kalau saya hanya dianggap sebagai masalah, saya mohon maaf. Tapi saya di sini untuk menyelesaikan semuanya, biar ng

DMCA.com Protection Status