Share

132

Kevin hanya bisa menghela napas karena gejolak dalam kepalanya kian memanas. Berkali-kali ia memikirkan topik perceraian, hatinya terasa berat untuk mengungkapkannya. Apalagi ekspresi tenang Dea ketika menyantap hidangan yang dia pesan membuatnya terenyuh. Keinginan untuk menghabiskan seumur hidup dengan istrinya kian membesar.

"Mas nggak makan? Ini enak banget loh," ujar Dea yang bingung melihat Kevin termenung. "Nih... coba makanan Adik." Wanita itu meyodorkan sepotong daging steak kepada suaminya.

Kevin tersenyum tipis dan membuka mulutnya, menerima suapan Dea dengan senang hati.

"Mas hati-hati," peringat Dea yang khawatir jika sendoknya menyenggol pipi suaminya yang lebam. Wanita itu memberi sentuhan di pipinya sebagai pengingat jika pipi Kevin masih membiru.

"Hm... enak," puji Kevin yang langsung disambut antusias istrinya.

"Iya kan... Coba ini juga Mas," tawar Dea. Kedua sudut bibir naik dan netra berbinar menampakkan kecantikannya secara maksimal.

"Enak." Dia menyetujui uc
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status