"Untuk malam ini tidak mengapa kau mengenakan pakaian haram itu. Aku juga mengantuk, ayo tidur bersama," ucap Rully.Monica menganga mendengar ucapan Rully. "Apa maksudmu, Tuan Rully?" tanya Monica dengan mimik wajah heran."Sudahlah, kau ini cerewet sekali. Kau pikir perjalanan dari Italia ke Indonesia itu hanya satu jam, dua jam saja? 13 jam lebih, Monic! Dan aku sangat lelah, aku mengantuk. Sekarang aku ingin tidur." Tanpa menghiraukan Monica, Rully langsung menuju ke ranjang milik Monica.Monica mematung sembari menatap Rully. Ia bingung akan tidur di mana, karena kini Rully sudah tidur di sana, di tempat tidurnya. Monica akan tidur di lantai, namun, suara Rully yang menggelegar mengejutkannya."Hey! Mengapa kau malah bengong dan tidur di lantai? Ayo, tidurlah, besok pagi kita akan kembali ke Italia," ujar Rully.Monica semakin bingung dengan ucapan Rully. "Apa maksudmu, Tuan Rully?""Sudahlah, aku mengantuk. Tidur di sampingku, atau kuseret kau ke sini!" ucap Rully dengan sarkas.
Ketika bibir Albern hampir menyentuh bibir Harnum, tiba-tiba terdengar suara ketukan di pintu. Albern benar-benar merasa sangat kesal dibuatnya. Albern mengabaikan suara ketukan pintu tersebut, ia kembali mendekatkan wajahnya pada wajah Harnum."Al, ada yang mengetuk pintu, coba kau lihat dulu, barangkali ada keperluan penting," ucap Harnum.Albern memeluk erat pinggang ramping Harnum, ia benar-benar merindukan momen ini. "Harnum, I love you, aku menginginkanmu," bisik Albern.Harnum terdiam mendengar ucapan Albern. Ia mengerti apa maksud dari kata-kata sang King Mafia itu, yang menginginkan bercinta dengannya. Harnum menatap Albern dengan mata berkaca-kaca, hatinya kembali berdenyut karena ia merasa tidak memiliki harga diri lagi di hadapan Albern."Al, tolong hormati aku, aku mohon." Air mata sudah bercucuran di pelupuk mata Harnum."Aku sangat menghormatimu, Dewi Harnum!" tegas Albern.Tanpa membuang waktu, Albern langsung membopong tubuh Harnum dan dibawanya ke atas ranjang. Harnu
Emosi Albern semakin memuncak, ketika dia melihat Rully yang lagi dan lagi membela Harnum dan memasang badan untuk menyelamatkan nyawanya. Napas Albern sudah naik turun karena emosi, dia langsung menyelipkan belatinya dan dia langsung menendang perut Rully. Rully langsung terjengkang, ia memegangi perutnya yang terasa sangat sakit dan kram akibat tendangan dari sang King Mafia yang sangat kuat.Albern langsung menarik kerah baju Rully dan ia memukul wajahnya secara membabi-buta. Karena Albern tidak puas dengan semua itu, ia pun memukul dada dan perut serta wajah Rully. Kini, Rully sudah babak belur, darah bercucuran dari luka-luka di wajahnya, bibirnya pecah akibat pukulan Albern yang sangat kuat.Albern sudah seperti iblis yang kehausan akan nyawa orang, dia menginjak dada Rully hingga Rully terbatuk-batuk dan mengeluarkan darah. Harnum yang melihat itu tidak bisa hanya berdiam diri saja, dia langsung berlari dan memohon kepada Albern agar menghentikannya."Tuan Al, aku mohon … aku m
"Nona Harnum memang wanita yang sangat sempurna. Aku pun mengaguminya, dan mencintainya," ucap Rully.Monica seketika terdiam mendengar ucapan Rully tersebut. Entah mengapa, ketika Monica mendengar Rully mengatakan bahwa dia mencintai Harnum, Monica seperti merasakan ada sesuatu yang berbeda di dalam hatinya. Namun, dia masih bingung apa yang tengah dia rasakan itu, sebab, antara dirinya dengan Rully tidak memiliki hubungan spesial.Kini, Monica mengobati luka-luka Rully dalam diam. Dia sudah tidak banyak berbicara lagi, dia hanya fokus membersihkan dan mengobati luka-luka Rully saja. Sedangkan Rully memperhatikan perubahan sikap pada Monica. Rully menatap Monica dalam diam.'Mengapa Monica langsung berbeda dan berubah sikapnya, setelah aku mengatakan tentang perasaanku terhadap Nona Harnum?' batin Rully.Ketika Rully dan Monica sedang larut dalam pikiran masing-masing, tiba-tiba mereka dikejutkan dengan adanya suara dari luar ruangan. Monica yang penasaran bergegas keluar, tapi, kare
"Apa yang tengah kalian lakukan, hah!?"Monica dan George terkejut mendengar suara tersebut, mereka langsung menoleh ke arah sumber suara, dan ternyata itu adalah suara Rully. Wajah Rully terlihat memerah, matanya menatap nyalang pada George dan Monica.Tiba-tiba Rully menerjang George, hingga terjadilah baku hantam. Monica yang melihat itu berteriak histeris meminta mereka untuk menghentikan perkelahian tersebut, namun, baik George maupun Rully, tidak ada yang mau mengalah.“Tuan Rully, Tuan George, mengapa kalian berkelahi? Tolong hentikan!” teriak Monica.“Aku akan menghabismu, George. Aku tidak menyangka bahwa kau juga ternyata laki-laki biadab. Tega sekali kau ingin melakukan perbuatan bejat terhadap Monica!” sentak Rully, “Seperti tidak ada wanita lain saja di luar sana. Monica itu tidak seperti wanita yang sering kau tiduri, brengsek!” teriak Rully.George tidak menerima ucapan Rully tersebut, karena dia tidak merasa bahwa dirinya akan melakukan perbuatan seperti yang Rully tud
“Aku merindukanmu,” bisik Albern.Harnum mengernyitkan keningnya. Ia merasa seperti ada yang aneh pada Albern. “Hey! Aku setiap hari, setiap malam ada di sini, selalu bersamamu, tapi mengapa kau merindukanku? Hmm,” ujar Harnum.“Entahlah … aku merasa seperti akan berpisah denganmu,” jawab Albern.Harum tercenung mendengar ucapan Albern. Karena, tidak seperti biasanya Albern berbicara seperti itu. Harnum menatap Albern dengan dalam, entah mengapa, tiba-tiba perasaannya merasa tidak enak ketika mendengar ucapan Albern tersebut, karena seolah-olah akan terjadi sesuatu yang buruk.“Al, apa maksudmu berbicara seperti itu? Aku tidak mengerti,” tanya Harnum.Albern tidak langsung menjawab pertanyaan Harnum tersebut, dia menyungingkan senyum dan mengelus kepala Harnum lalu mengecup keningnya. “Tidak apa-apa, mungkin karena ini perasaanku yang sangat dalam terhadap dirimu, mungkin karena aku yang sangat mencintaimu, jadi, di saat aku akan pergi meninggalkanmu, aku merasa cemas yang berlebihan,
Keesokan harinya, Albern bersama dengan para tangan kanannya sudah bersiap-siap untuk melakukan perjalanan menuju ke Negara Vietnam. Mereka seperti biasanya menggunakan pesawat jet pribadi, agar perjalanan mereka lebih mudah dan cepat tanpa hambatan.Albern sudah bekerja sama dengan para petugas di bandara, agar penyelundupan narkoba dan senjata api, bisa berjalan dengan lancar, karena kali ini, perjalanan bisnis gelap yang mereka lakukan beroperasi skala besar.Kali ini, Klan AB akan bekerja sama dengan dua kubu. Mereka akan menemui Din Khuong dan Lam Phuong. Mereka berdua merupakan bos besar dari kedua kubu tersebut.Perjalanan udara dari Negara Italia menuju Negara Vietnam memakan waktu selama 17 jam 30 menit. Penggunaan jet pribadi yang menggunakan jalur bandara khusus itu, mempermudah dan mempercepat akses perjalanan mereka.Albern dan Dhin Khuong dan juga Lam Phuong, melakukan pertemuan di sebuah tempat tersembunyi, agar transaksi mereka aman. Para anak buah Albern dari Klan AB
“Markas ini sudah kami kepung! Lebih baik kalian menyerahkan diri!”Albern yang kala itu sedang terpuruk dan bersedih, seketika mendongakkan wajahnya, dia menatap ke segerombolan orang-orang yang mengenakan seragam hitam yang sudah menodongkan pistol pada mereka.Wajah Albern sudah memerah. Dia bangkit dan mengepalkan tangannya. Tentu saja Albern merasa sangat penasaran, siapa dalang dari semua ini, yang telah membocorkan rahasia terbesarnya dalam dunia kegelapan.Yang menjadi pertanyaan Albern adalah … mengapa tiba-tiba markas Klan AB sampai hancur seperti ini, sedangkan dia sudah bertahun-tahun berada di markas tersebut, tetapi tidak pernah ada polisi yang mengetahui markas mereka, dan sepak terjang mereka sebagai mafia.Mata Albern sudah menatap dalam pada Willy yang kala itu sudah mendudukkan wajahnya. Kini, Albern merasa curiga pada Willy. “Katakan padaku! Apakah kau yang berkhianat?” tanya Albern dengan tatapan tajam.Willy tidak langsung menjawab pertanyaan Albern tersebut, dia