Seorang wanita berhijab putih baru saja selesai membacakan doa di depan sebuah makam bertuliskan nama Abdullah.
Dia meraih sebuah plastik berisikan bunga yang tadi dibelinya di depan pemakaman. Dia menaburkan bunga itu di atas pusara Abdullah, sang Kakak tercintanya.
Selesai menabur bunga, Zulfa kembali berjongkok di sisi makam itu. Dia mengelus batu nisan dihadapannya sambil tersenyum.
"Hari ini Zulfa ulang tahun, Mas. Dulu, sewaktu Mas masih ada, biasanya Mas selalu ajak Mas Rakha untuk buat kejutan di hari ulang tahun Zulfa," ucapnya disertai mata yang berkaca-kaca. Zulfa menghela napas berat. Dadanya terasa sesak.
Zulfa terdiam dalam tangisnya. Cukup lama.
Lalu setelahnya dia tertawa sumbang.
"Maafin Zulfa Mas..." lirihnya disertai tetesan air matanya yang mengalir deras. Bahunya berguncang akibat isakan yang kian menjadi-jadi.
"Zulfa nggak bisa mewuju
Semalaman Rakha menginap di rumah sakit.Selepas menunggui Cassie selesai operasi dan memastikan keadaan Cassie baik-baik saja, Rakha memutuskan untuk menunaikan shalat tahajud di mushola rumah sakit sebelum pulang.Sayangnya, rasa kantuk justru mengalahkan Rakha. Usai dirinya shalat, Rakha justru malah ketiduran di mushola dan terbangun ketika adzan shubuh berkumandang.Kepalanya terasa berat dan pening.Setelah selesai menunaikan shalat shubuh berjamaah di mushola rumah sakit, Rakha langsung bergegas pulang.Dia melajukan kendaraannya dengan sangat pelan dan hati-hati karena masih dikuasai kantuk.Sesampainya di rumah, Rakha mendapati tempat itu kosong.Rania tidak ada di kamar mereka, juga di ruangan lainnya. Hanya ada sebuah pesan yang di tulis Mbok Tuti tertempel di kulkas dapur.Mas Rakha, Mba Rania pulang ke rumah Pak Bastian. K
Rakha sangat kaget ketika terbangun di saat waktu shalat Dzuhur hampir habis. Akibat terlalu lelah, dia sampai tidur kebablasan. Sepertinya dia tidak punya banyak waktu jika harus berangkat ke masjid lebih dulu hingga akhirnya memutuskan shalat Dzuhur di rumah, baru setelah itu berangkat ke Masjid untuk shalat Ashar. Dengan langkah tergesa Rakha ke kamar mandi. Tubuhnya sempat sempoyongan akibat nyeri di kepala yang menyergap secara tiba-tiba. Rakha merasa tubuhnya menggigil, padahal saat dia meraba keningnya dengan punggung tangan, suhu tubuhnya lumayan panas. Rakha berpegangan pada dinding wastafel seraya melafalkan beberapa kalimat dzikir dalam hati. Setelah merasa lebih baik, Rakha melanjutkan niatnya semula, mandi, wudhu dan bersiap menunaikan shalat. Barulah setelah itu dia berencana menjemput Rania di kediaman mertuanya. ***** Rania masuk ke kamar dengan segelas jus jeruk di ta
Siti pulang dari rumah sakit selepas Ashar. Setelah seharian tadi dia dimintai tolong oleh Rakha untuk menunggui salah satu teman Rakha yang sedang sakit.Karena keadaan pasien yang masih harus menggunakan alat bantu pernapasan pasca operasi, jadilah Siti tidak terlalu banyak terlibat percakapan berarti dengan pasien tersebut.Dia lebih memilih duduk di salah satu sofa ruang rawat inap sambil melafalkan ayat-ayat suci Al-Quran.Beberapa kali Siti sempat menengok ke arah perempuan itu yang terlihat menangis dalam tidurnya.Mungkin efek rasa sakit yang dideritanya. Pikir Siti. Sebab dulu pun dia pernah berada di posisi itu. Bahkan dalam kurun waktu yang sangat lama.Sesampainya di rumah, Siti mendapati seorang tamu tengah bertandang ke kediamannya.Itu pasti tamunya Wisnu. Pikir Siti.Wanita berkhimar hitam itu masih berdiri di balik pintu rumahnya yang kebe
Lewat tengah malam, Rakha terbangun.Tubuhnya terasa jauh lebih baik, meski nyeri di kepalanya masih sedikit terasa.Astagfirullah...Gumam Rakha membatin begitu dia tersadar kalau dirinya belum menunaikan shalat Isya. Padahal saat itu waktu sudah menunjukkan pukul satu dini hari.Rakha hendak bangkit dari tidurnya ketika dia merasakan sebuah genggaman tangan pada pergelangan tangannya.Dalam temaramnya lampu kamar saat itu, Rakha bisa melihat Rania tertidur dengan posisi yang sangat dekat dengannya, hampir memeluk, bahkan salah satu tangan istrinya yang lain kini melingkar di atas perutnya.&
Malam ini keluarga besar Dirgantara di undang untuk menghadiri acara peresmian produk baru yang di luncurkan Perusahaan kolega yang pemiliknya tak lain dan tak bukan adalah besan dari Basti dan Raline, Hardin Putra Surawijaya, ayah dari Dinzia Azani Putri Surawijaya, istri dari Devano.Indo Multi Food Company, salah satu perusahaan terbesar di Indonesia yang bergerak dalam bidang makanan olahan, bumbu, minuman kemasan, minyak goreng dan pabrik gandum tersebut kini sedang maju pesat.Perusahaan itu tidak hanya berkembang di Indonesia tapi juga di beberapa negara tetangga bahkan sampai ke Amerika dan beberapa negara di benua Eropa.Hardin sendiri adalah seorang mantan politikus yang pernah menjabat sebagai ketua partai merah putih yang akhirnya di bubarkan karena skandal terorisme. Sedangkan istrinya yang bernama Luwina Clemira Sastro Sudiro ad
Sabtu pagi yang cerah.Rakha dan Rania berencana untuk piknik.Jika minggu lalu keinginan Rania untuk piknik di tepi pantai dan menginap semalaman di dalam tenda sudah tercapai, minggu ini Rania ingin piknik ke gunung."Harusnya sih Mas Dev sama Mba Zia ikut, tapi kata Mba Zia, Mas Devnya tiba-tiba ada urusan penting," keluh Rania ketika mereka sedang mengemas barang-barang ke dalam mobil khusus yang di sewa Rakha untuk melancarkan acara liburan mereka.Sebuah mobil camper van bergaya klasik dengan beberapa fasilitas lengkap untuk tidur dan memasak.Rakha hanya tersenyum tipis.Rakha cukup memahami situasi.Perubahan sikap Devano terhadapnya memang semakin terlihat nyata. Jika dulu lelaki itu hanya diam dan memilih mengabaikan keberadaan Rakha di sekitarnya, tapi akhir-akhir ini Devano justru semakin menunjukkan sikapnya yang tidak bersahabat secara terang
Minggu sore, Rakha dan Rania sampai di rumah.Liburan mereka kali ini terasa sangat mengesankan.Karena lelah, Rania langsung tertidur usai menunaikan shalat Isya di Masjid bersama Rakha, sementara Rakha langsung berkutat dengan layar laptopnya.Besok ada rapat penting dengan dewan direksi untuk membahas masalah keuangan perusahaan.Rakha harus menyiapkan seluruh berkas penting yang sudah dia kumpulkan jauh-jauh hari sebagai bukti atas konspirasi jahat yang telah berlangsung dalam satu dekade terakhir.Sebuah konspirasi besar yang telah merugikan perusahaan bahkan hingga milyaran rupiah.Hebatnya, konspirasi itu melibatkan beberapa petinggi penting perusahaan yang salah satunya merupakan penanam modal terbesar di perusahaan Dirgantara, yaitu Bapak Taruna Wijaya Kusuma. Seorang pebisnis yang membuka usaha dalam bidang perhotelan. Namun belakangan ini tersiar kabar bahwa usa
Kami adalah saksi atas kejadian kecelakaan yang menimpa anda, Nona Rania. Kami tahu siapa sebenarnya orang yang sudah menabrak anda waktu itu," teriak Roby.Rania sontak menghentikan langkahnya meski saat itu Rakha terus saja memintanya untuk masuk ke dalam kamar."Saya berharap anda tertarik untuk mengetahui hal ini lebih lanjut, Nona Rania?" lanjut Roby."Jangan dengarkan mereka. Masuk kembali ke kamar," perintah Rakha lagi."Sebenarnya bukan Pak Ahmad yang mengendarai mobil box itu di malam kejadian," Roby kembali berteriak dengan suara lebih keras.Rania menepis tangan Rakha dari lengannya. Dia berbalik.