Share

43. KEBENARAN

Seorang wanita berhijab putih baru saja selesai membacakan doa di depan sebuah makam bertuliskan nama Abdullah.

Dia meraih sebuah plastik berisikan bunga yang tadi dibelinya di depan pemakaman. Dia menaburkan bunga itu di atas pusara Abdullah, sang Kakak tercintanya.

Selesai menabur bunga, Zulfa kembali berjongkok di sisi makam itu. Dia mengelus batu nisan dihadapannya sambil tersenyum.

"Hari ini Zulfa ulang tahun, Mas. Dulu, sewaktu Mas masih ada, biasanya Mas selalu ajak Mas Rakha untuk buat kejutan di hari ulang tahun Zulfa," ucapnya disertai mata yang berkaca-kaca. Zulfa menghela napas berat. Dadanya terasa sesak.

Zulfa terdiam dalam tangisnya. Cukup lama.

Lalu setelahnya dia tertawa sumbang.

"Maafin Zulfa Mas..." lirihnya disertai tetesan air matanya yang mengalir deras. Bahunya berguncang akibat isakan yang kian menjadi-jadi.

"Zulfa nggak bisa mewuju

Заблокированная глава
Продолжайте читать эту книгу в приложении

Related chapter

Latest chapter

DMCA.com Protection Status