Share

82. Titah Prabu Ranajaya

Arya segera menutup daun jendela dan menggeser tirainya. Tak ia pedulikan lagi Legawa yang belum selesai menyampaikan pesannya. Pria itu pasti paham, dalam kondisi terdesak hal tak pantas pun layak dilakukan. Apa lagi yang datang adalah penguasa yang kejatuhannya amat dinanti-nanti.

Pintu bilik berdaun ganda itu terbuka. Empat prajurit berdiri sejajar di ambang pintu menyongsong junjungannya datang. Mereka seolah tak peduli dengan kondisi Arya yang baru saja sampai di depan tempat tidurnya. Prabu Ranajaya masuk dengan kedua tangan saling berkait di belakang tubuh.

“Gusti Prabu,” sapa Arya sambil menunduk memberi hormat. Bagaimana pun pria di hadapannya adalah Raja Astagina. Meski ia tak sudi mengabdi dan menjadikannya sasaran utama untuk digulingkan.

“Selamat pagi, Arya! Bagaimana tidurmu? Nyenyak?” tanya Prabu Ranajaya berbasa-basi. Ia memandang Arya yang masih mengenakan pakaian tidurnya di balik meja berisi makanan.

“Terima kasih, Gusti Prabu. Aku dilayani dengan baik dan diberi
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status