Rocky mengingat wajah Yui tapi bukan Yui yang seharusnya, dia ingat wajah yang sama dengan gadis itu dengan warna rambut perak. Namun, siapa namanya tak sedikitpun terlintas dalam benaknya. Sementara ingatannya seperti membohongi dirinya, pemuda berambut perak di sampingnya, entah mengapa justru tidak ada dalam ingatannya. Dia adalah pengawal pangeran ini, tapi kenapa terasa asing justru wajah gadis di sebelahnya sangat familiar.
Melihat Rocky yang terdiam, Light bertanya padanya, “Apa masih ada yang ingin kamu sampaikan?”
Rocky seketika tersadar dan menjawab pertanyaan Light, “Tidak ada, saya hanya lapor saja jika mereka semua sudah berada di tempat latihan. Mungkin Pangeran ingin mengunjungi mereka?”
“Ya, nanti saja. Terima kasih,” balas Light.
Yuan keluar dari gerbang dimensi dengan langkah yang tidak mantap. Dia merasakan sakit di dadanya. Kristal peraknya sudah berubah warna. Dia pun terjatuh dan pingsan.Yuan tersadar di kamarnya, langit-langit kamar yang biasa ia lihat, kamarnya di dalam kastil tua yang sudah lama tidak ditempati. Sinar matahari yang mengintip dari balik korden mengingatkannya akan berapa lama dia tidak sadarkan diri.Pintu dibuka dari luar, Mira membawakan makanan untuknya.“Tuan muda sudah siuman, bagaimana apa ada yang sakit?” tanya Mira dengan lembut sambil meletakkan isi nampan di atas meja kecil dekat tempat tidur.Yuan bangun dari tidurnya, rambut panjangnya sebagian menjuntai ke depan.“Apa ini, rambutku menghita
Dunia bawah dipenuhi prahara, pertarungan terjadi di mana-mana. Mempertahankan tanah leluhur dan bertarung dengan pasukan penguasa. Satu persatu korban berjatuhan dari kedua belah pihak. Keduanya membela apa yang mereka yakini, masa depan yang lebih baik. Penguasa menjanjikan dunia akan kembali seperti semula bahkan lebih dengan membuka gerbang ke dunia atas, mengambil sumberdaya yang ada dan mengembalikan dunia bawah. Dunia bawah akan lebih baik dengan raja yang baru, raja yang lebih baik dan dia telah terlahir kembali. Keyakinan akan adanya raja baru yang membawa perubahan dan mampu mengubah dunia bawah membuat mereka mempertahankan apa yang seharusnya menjadi hak mereka, tanah mereka, dunia mereka. Dua keyakinan dengan dua pemimpin yang berbeda visi dan misi dalam dunia yang sama. Kekacauanlah yang terjadi, peperangan tanpa batas hingga salah satu menyerah
Jatuh dari langit, apakah tulang-tulang akan remuk? Membayangkan kondisi yang semakin buruk membuat Yoru semakin erat memeluk Yui. Tidak pantas untuk gadis itu berakhir mengenaskan, apapun akan dia lakukan untuk sang gadis. “Yui, aku akan melindungimu,” gumam Yoru. Jatuh dengan kecepatan yang terus bertambah, bahkan rasa nyeri sayatan udara yang membelai tajam kulit akibat kecepatan jatuh sangat terasa, Yoru menggunakan sisa terakhir kekuatannya membuat barrier menahan udara disekitarnya, menahan benturan yang akan melukai Yui. Suara benda jatuh terdengar sangat keras di hutan dekat wilayah Blackdragon, sayangnya kegelapan malam dan sepinya tempat itu membuat tak seorangpun datang menolong. Hanya ada mereka berdua, dalam kegelapan malam. “Yui … Yui,” lirih Yoru yang
Leiz kembali dengan tangan kosong. Dia kehilangan jejak Yoru. Dengan wajah tertunduk penasehat kerajaan itu melapor kepada rajanya. “Maaf, Yang Mulia saya kehilangan jejak,” lapor Leiz yang langsung mendapatkan amukan dari Nacht. “Bodoh! Bagaimana bisa kehilangan jejak, dia sudah terluka parah,” geram Nacht yang tidak suka melihat Leiz kembali dengan tangan kosong. Dia melampiaskan amarahnya kepada Leiz yang saat itu justru dilindungi oleh Morgan. “Tolong, ampuni Tuan Leiz,” pinta Morgan memohon sambil berlutut. Nacht memandang morgan cukup lama. “Kau pemilik kristal tanpa warna?” tanya Nacht kepada Morgan. “Benar, Yang Mu
Yui masuk ke dalam kamar Yuan. Si pemilik kamar sedang tertidur. Tidak ingin membangunkan, Rafael yang juga bersama Yui memeriksa Yuan dengan perlahan. Dia meletakkan tangannya di dahi dan mengecek denyut nadi di pergelangan tangan. “Bagaimana?” Tanya Yui dengan suara pelan takut membangunkan Yuan yang masih tertidur. “Ini buruk, kristal peraknya telah berubah warna dan justru meracuni tubuhnya,” jawab Rafael. “Lalu bagaimana menolongnya?” tanya Yui sekali lagi, berharap mendapat jawaban. Rafael terdiam, lalu memberi isyarat untuk keluar dari kamar Yuan. “Kristal itu harus dihancurkan,” jawab Rafael. “Tapi, kristalnya ada di jantung Yuan,” timpal Yui yang bingung bagaimana n
Sang raja berada di tempat yang jauh dari Light dan pasukannya. Pemandangan yang tidak biasa bener-benar dia lihat. Makhluk berpakaian dominan hijau dengan telinga runcing menyerang monster-monster itu dengan panah mereka. Panah yang melesat bukan hanya menancap tapi panah itu berubah menjadi tanaman rambat dan mengikat setiap monster yang tertancap panah-panah mereka. “Apa itu elf?” Raja yang baru kali ini melihat makhluk itu tertegun tidak percaya dengan apa yang dia lihat. Pandangan matanya teralih kembali kepada pemimpin pasukan, seorang anak laki-laki dengan petir yang mengelilingi tubuhnya. Setiap pedang yang mengenai monster itu membuat suara ledakan yang keras. Monster-monster itu meledak saat terkena pedangnya. Lalu beberapa pengendali, mereka adalah bangsa kristal yang mengendalikan elemen masing-masing
Suasana cerah pagi hari yang hangat, kedua anak kembar itu sudah bersiap di sebuah tempat lapang. Mereka mengenakan pakaian yang sama, entah sengaja menguji kemampuan yang melihatnya untuk mengenali siapakah Yui dan Yuan. Sulit untuk membedakan mereka hanya dengan sekali lihat. Rafael mendatangi kedua anak kembar itu, melihat keduanya dan menarik satu diantara mereka. “Yui, lari keliling lapangan!” perintah Rafael yang tetap bisa membedakan mereka meskipun terlihat sama. “Bagaimana Paman bisa tahu!” jawab Yui kesal dan langsung berlari sesuai perintahnya. Sementara Yuan tertawa melihat hal itu. Yui sengaja ingin menguji pamannya, apakah dia bisa membedakan dirinya dan kembarannya dengan mengenakan pakaian yang sama, bahkan sengaja mengurai rambut hitam panjangnya sup
Yui masih belum menyadari Rafael yang sudah sangat dekat dengannya. Pria berambut hitam itu khawatir dengan keadaan Yui yang setelah jatuh malah terdiam seribu bahasa dan tidak menjawab pertanyaannya. Tangan Rafael terulur, dan berniat memeriksa dahi Yui, apakah dia panas atau tidak. Yui yang tersadar tiba-tiba mendorong pria didepannya hingga terjatuh.“Paman mau apa?” teriak Yui yang langsung menjauh.“Kukira kepalamu terbentur atau kenapa, dari tadi diam saja,” jawab Rafael yang membuat wajah Yui semakin merah.“Ya, ampun tadi aku melamun,” batin Yui.“Istirahat saja dulu,” perintah Rafael.Pria itu berjalan ke arah Yuan yang duduk bersandar dibawah pohon, membaca buku yang d
Satu minggu setelah kejadian peperangan itu, dengan itikad baik Rafael meminta diizinkan masuk ke ruang kristal. Leiz tidak mempersulit dan membiarkan saja mereka masuk. Yuan dan Yui membawa kedua orang kakek dan neneknya untuk dimakamkan. Mereka memenuhi keinginan terakhir kedua orang itu. “Ayah dan ibu tidak berubah sama sekali, apa kejadian itu terjadi saat aku masih kecil,” lirih Raja Yuichi yang mengenang masa lalu setelah melihat kedua jasad orang tuanya. “Tidak ada yang tahu, tanyakan pada ayah atau ibu tapi kurasa mereka juga tidak tahu,” jawab Rafael. “Bagaimana dengan Yuan? Kapan dia akan dinobatkan?” tanya Raja Yuichi. “Entahlah, kami belum membicarakannya, Kerajaan Kegelapan sedang berbenah sementara Yui dan Yuan juga sedang berusaha mengembalikan dunia i
Lenora Isolde menaikkan tongkatnya dan rantai entah dari mana mulai mengikat tubuh Nacht.“Apa-apaan ini!” teriak Nacht yang mendapatkan serangan bertubi-tubi tanpa bisa membalas.Di belakang Nacht muncul sebuah pintu besar seperti pintu dimensi pada umumnya, perlahan pintu itu terbuka dan saat pintu itu terbuka lebar, semua aura hitam yang membumbung ke langit diserapnya.“Rosaline, buat barrier,” perintah Rafael yang langsung dilaksanakan dengan cepat.“Razen, ikat kaki kita semua dengan tanah, gerbang itu akan menyerap semua yang ada di sekitarnya,” ucap Rafael.Razen segera mengikat kaki semua orang dengan tanaman, Yui juga melakukan hal yang sama dengan kekuatan Seiryu, rum
Elemen petir dari ketujuh orang itu membentuk seekor naga petir yang besar. Lebih besar dari naga hitam Nacht.“Sialan, kenapa tidak kuperhitungkan itu yang mereka panggil, tujuh elemen petir,” batin Nacht. Dia teringat terakhir kali hidupnya berakhir karena jurus yang sama. Naga petir yang dibuat oleh tujuh orang berelemen petir yang dikirim Raja Cahaya waktu itu, saat pertarungan terakhirnya.Naga petir itu menghancurkan naga hitam Nacht dengan cepat naga itu menghilang. Lalu Naga itu juga mengelilingi Nacht hingga di sekitarnya teraliri petir yang kuat. Nacht merasakan getaran dalam tubuhnya dan apa yang telah dia serap mulai keluar satu persatu.“Yuan sekarang!” teriak Raja Yuichi.“Baik,” jawab Yuan.
Cahaya itu mulai menghilang, bayangan seseorang yang berada di tengah ledakan terlihat. Dia masih hidup meskipun penuh dengan luka.“Yui, dia masih hidup. Aku sudah tidak punya tenaga lagi.” Yuan terduduk di tempatnya sekarang. Energinya telah habis tak tersisa, begitu pula dengan kembarannya.“Kita hanya bisa pasrah sekarang,” balas Yui yang tak tahu lagi harus berbuat apa. Dari tempatnya dia melihat tubuh Rafael di kejauhan, dia merasa sebentar lagi akan menyusulnya menemaninya di alam lain.Bukan hanya si kembar yang pasrah, yang lain juga hanya bisa menelan ludah, bagaimana mereka menghadapi satu orang saja masih belum bisa.“Bagaimana? siapa yang akan menolong kalian?”Nach
Yuan yang merasakan tubuhnya seharusnya terjatuh ke tanah tapi ada seseorang yang menahannya. Dia pun segera menoleh ke arah orang yang menahan tubuhnya itu.“Kak Razen!” seru Yuan melihat orang yang dikenalnya itu.Bukan hanya dia tapi ada Xavier dan Ernest yang datang ke tempatnya.“Jadi kita apakan orang ini?” tanya Xavier yang sudah ingin menguliti makhluk yang dia bangkitkan dengan darah Yuasa.“Tidak ada,” jawab Yuan, dia duduk dan dibantu Ernest untuk memulihkan diri. Pria itu memberikan ramuan kepada Yuan, dan dengan menurut dia meminumnya hingga habis.“Apa yang kau lakukan padaku! Lihat saja kalau aku terlepas kau akan menyesal,” ancam Nacht yang masih berusaha melepas
Rafael tersenyum masam, takdir benar-benar mempermainkannya. Dia bahkan belum jatuh cinta dan hidupnya sudah harus berakhir. Dia juga belum sempat melihat dunianya kembali. Tapi tidak masalah, setidaknya gadis di depannya tidak mengalami rasa sakit yang kini dialami saat ini.“Bukankah seharusnya aku hidup denganmu, Yui,” lirih Rafael yang membuat Yui berhenti terisak.“Paman,”“Aku belum mau mati, jadi tenanglah, aku tidak mudah mati, benarkan,” lirih Rafael yang terus memandang gadis yang selalu menyusahkannya sekaligus mengisi hari-harinya selama ini.“Kenapa baru kusadari, berat rasanya melepaskan gadis ini,” batin Rafael.“Yui, boleh paman memelukmu?&rdquo
Lenora Isolde, Ratu dari Kerajaan Awan. Sang Penguasa dunia lain, dia tidak pernah ikut campur urusan dunia di bawahnya, baik dunia manusia, dunia kristal apalagi dunia bawah. Dia sang penguasa mimpi dan persimpangan, peramal masa depan.“Apa yang membuat seorang Lenora Isolde turun dari singgasananya?” tanya Rafael yang hampir tidak percaya dengan matanya. Melihat sang Ratu Awan di depan mata.“Persimpangan, kali ini ada banyak persimpangan, bahkan kau juga memiliki persimpangan, Rafael. Hidup atau mati, ah selalu tidak menentu,” jawab Lenora yang kata-katanya bagaikan misteri di telinga Rafael.“Apa Sawatari yang memanggilmu?” tanya Rafael kembali.“Salah satunya, permintaanya akan jiwa Yuasa, kau pasti tahu itu,” j
Siapa yang siap berperang? Jika ditanya, apakah siap untuk berperang? Semua akan menjawab tidak siap. Bahkan mereka yang saat ini berjalan menyerang juga tidak yakin dengan tindakannya. Mereka hanya mengikuti perintah, takut dan tidak bisa berbuat atas keinginan sendiri.Yuan menatap ribuan pasukan yang menghadang dan melihat kesiapan penduduk yang sudah memegang senjata dengan tatapan takut. Namun, keberanian menjadi muncul saat semua yang mereka kenal maju bersama, saling menguatkan.“Aku belum siap,” lirih Yuan, menelan ludahnya. Ada ketakutan dalam hatinya, dialah yang harus menghadapi sang pembawa petaka tapi saat ini dia belum cukup kuat.“Aku ada bersamamu,” ucap Yui menguatkan Yuan. Dia menggenggam tangan saudara kembarnya, menatap lautan pasukan yang berwarna hitam.
Pegunungan Jade, tinggi menjulang dengan lebatnya tanaman dan monster yang ada. Mereka berdua telah sampai di puncaknya. Sepi, tidak seperti yang dipikirkan Rosaline tentang desa naga.“Kau berpikir ada banyak naga di sini?” tebak Pangeran Yuasa.“Ya, ini desa naga seharusnya banyak naga disini,” jawab Rosaline.“Ada, kemarilah.” Pangeran Yuasa mengajak Rosaline masuk ke ruang bawah tanah. Tempat itu tidak terlihat dari permukaan, mereka berada di sebuah ruangan besar yang berada di dalam tanah. Mereka menelusuri lorong gelap dan lembab yang minim cahaya, kemudian tiba di sebuah ruang besar.“Akhirnya kau kembali juga,” suara serak naga yang berbicara dalam bahasa mereka.