Beranda / Romansa / Crown / Sincere

Share

Sincere

Penulis: fish.tro
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Laura memutuskan untuk kembali bekerja. Dia tidak bisa selalu diam di rumah. Davi pun juga harus sekolah.

"Bun, Davi pengen sekolah. Davi bosen di rumas terus,” rengek Davi dengan memeluk kaki Laura yang sedang duduk di sofa.

"Besok Davi boleh sekolah,” ucap Laura sambil mengelus kepala Davi dengan sayang.

"Beneran Bunda?” tanya Davi bersemangat. Laura mengangguk. Davi kembali memeluk Laura dengan erat. "Makasih, Bunda.”

"Ya udah, Davi main dulu ya di kamar. Bunda mau ke pasar dulu,” ucap Laura. Davi mengangguk dan masuk kamarnya dan Davi.

Laura mengambil ponsel dan dompetnya. Dia memasangkan kardigan putih di tubuhnya dan membuka pintu. Laura menatap orang yang ada di depannya dengan mata melebar. "K- Kak Gavin?"

Laura menundukkan kepalanya dengan takut. Pelan-pelan Laura menutup pintu rumahnya. Dia takut Gavin akan memasuki rumahnya saat dia lengah.

***

"K- Kak Gavin?"

Gavin di depannya se

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Crown   Confuse

    Laura terbelalak. Sayang?Anton menatap Laura tak percaya. "Sayang? Apa maksud Anda?"Laura hanya diam. Dia takut untuk berbicara. Di dalamflorist, Sandra hanya diam memandangi pertikaian di luar. Dia merasa tidak berhak untuk mencampuri urusan Laura. Biarlah Laura yang menyelesaikannya. Sandra tahu, Laura adalah gadis yang kuat. Laura pasti dapat mengatasi sendiri masalahnya.Gavin sama sekali tidak menghiraukan Anton. Dia masih menatap Laura tajam. "Ah, kamu lupa, ya. Sekarang kan kita harus jemput anak kita.” Gavin menekankan dua kata terakhirnya. Membuat Laura dan Anton terkejut karena alasan yang berbeda."Anak?” tanya Anton dengan kasar.***"Anak?" Beo Anton.Gavin membuat ekspresi seolah tengah terkejut. “Loh, kok kamu nggak bilang sih, Dear?” tanya Gavin dengan ekspresi “pura-pura” sedih. Gavin beralih ke Anton. "Oh ya, kenalin, gue Gavin. calon sua

  • Crown   Strange

    Gavin memasukkan Davi di kursi belakang. Lalu dia masuk di kursi pengemudi. “Suaminya kok ditinggal masuk mobil duluan?” ucap Gavin."Maaf. Nanti aku bilang ke Bu Dara kalo Kak Gavin bukan suamiku.”"Nggak usah, biarin aja. Kita ke mall dulu. Aku mau beliin Davi mainan.”Laura diam tanpa menjawab. Toh dia juga tak berani menolak. Gavin melajukan mobilnya ke salah satu mall. Laura menatap Gavin dengan takut. Dia menimbang, apakah Gavin marah jika Laura bertanya? Laura menghembuskan nafasnya panjang. Dia berdehem pelan."Sebenernya apa maksud Kak Gavin ngelakuin ini? Aku ngerasa semua ini terlalu aneh dan tiba-tiba.”***Mereka bertiga makan dalam diam. Laura memerhatikan Gavin yang memakan rendang buatannya dalam diam. Saat tadi di mall Davi ingin makan di sana, tapi Gavin menolak. Awalnya Laura mengira Gavin tidak bisa berlama-lama di mall karena ada urusan lain.Tapi anehnya Gavin malah berkata, "terus m

  • Crown   Pretend

    Firasat Laura memburuk. Apa orang yang diceritakan Meghan adalah orang yang sama dengan orang yang dia kenal? Tapi kemungkinannya sangat kecil. Seingatnya dulu Gavin di London, sedangkan Meghan sejakjunior high schooldi London. Tidak mungkin, kan?"Kalo boleh tau, siapa namanya?” tanya Laura.Meghan tersenyum. "Namanya Akash,” Laura menghembuskan nafasnya lega. Entah untuk apa dia lega. "Kalo ada orang ganteng yang namanya Akash beli bunga difloristlo, bilang ke dia gue sayang sama dia,” ujar Meghan.Laura mengangguk. Sesampainya diflorist, Meghan membantu Laura menyiapkan bunga. Dia bilang dia sedang mengisi waktu kosongnya."Ra, kayaknya temen lo itu,” Meghan menunjuk Anton. "Suka deh sama lo.”***Setelah Laura menidurkan Davi, dia menghubungi Mella. Hanya Mella lah tempat curhatnya sekarang. Dia tak mungkin curhat ke Angin atau pun Cici. Dia tahu, mere

  • Crown   Survive

    Gavin kembali merebahkan tubuhnya di kasur. Dia tak ingin memusingkan semuanya. Dia hanya ingin seperti ini. Dia ingin bersama Davi dan Laura.Ponsel Laura bergetar. Laura sedikit mengintip Gavin yang sudah memejamkan matanya. Laura mendudukkan dirinya dan membuka pesan dari Mella.Mella:Gavin Akash Alastair.Kenapa?Satu air mata Laura menetes. Dadanya sesak. Akash? Apa Gavin adalah Akash dalam kehidupan Meghan? Jadi Gavin dan Akash adalah orang yang sama? Jadi benar, Gavin hanya ingin membawa Davi ke London?Laura:Bantu aku buat pindah ke tempat yang jauh dari Bandung secepatnya ya, Mell. Aku mohon.***Gavin membuka matanya. Dia tersenyum melihat wajah polos Davi dan Laura. Dia merasa senang mendapati Davi saat dia membuka mata. Atau juga dengan Laura. Entahlah, dia tidak tahu dengan benar, apakah dia me

  • Crown   Disappear

    Dia semakin murka saat melihat Laura yang menangis di pelukan Anton. Dia tak suka. Laura sangat sulit untuk bersentuhan dengannya, tapi kenapa Laura bisa berpelukan dengan Anton? Saat ini, dia ingin meluapkan semuanya."Pak Gavin, saya mohon sabar. Bukan hanya anak Anda yang di dalam. Dia juga anak Laura,” ujar Anton. Dia tak suka melihat Gavin yang membentak Laura."Diem! Pergi lo!” bentak Gavin.Anton menggeleng. "Saya nggak bisa pergi seb-""Anton, kamu pulang dulu ya.” Ucapan Anton terhenti karena suara serak Laura. Anton ingin protes, namun dia tak tega menatap mata berair Laura yang menatapnya penuh permohonan.Setelah Anton pergi, Gavin kembali menatap Laura marah. Laura menangis sesenggukan. Dia masih menunduk. Gavin mendekati Laura. Dia mencengkram rahang Laura dan mendongakkan kepala Laura agar menatapnya."Gimana rasanya pacaran sampe lupa sama anak sendiri?" desis Gavin.Laura hanya menatap Gavin dengan a

  • Crown   Gloomy

    Laura mengangguk. Dia segera menghubungi Mella. [Halo, Ra. Lo kemana aja? Kenapa ngilang kemarin? Gue udah di Jakarta.Besok gue ke sana.]"Mell,” ujar Laura pelan.[Lo kenapa, Ra? Lo abis nangis? Kenapa?]Laura hanya menggeleng. Dia tak sanggup menceritakannya. Air mata Laura meleleh. Sandra segera mengambil alih ponsel Laura dan menjelaskan secara singkat pada Mella. Sandra juga tidak terlalu paham dengan masalah Laura. Yang dia tahu hanya Davi kecelakaan dan Gavin membawa Davi pergi.[Mbak, bilang ke Laura kalo sekarang aku sama Leon bakal langsung ke Bandung.]***"I'm okay, Mell,” ujar Laura malas. Entah sudah berapa kali Mella bertanya tentang keadaannya. Laura sampai bosan sendiri menjawabnya.Mella menghembuskan nafasnya panjang. "Kalo lookaykayak yang lo bilang, lo nggak bakal murung kayak gini, Ra. Liat tu di luar, Anton khawatir dari kemarin

  • Crown   Wish

    "Oh sorry, man,” ujar Richard. "Babe, look at this!" Richard memberikan ponsel Gavin pada Chloe. "She is so beautiful. Isn't she?"Davi tersenyum senang. "Ya, Bundais so beautiful.”Chloe mengangguk setuju. "Ya,Babe. Pantas Gavin tak pernah melirik Meghan. Laura terlihat polos dan manis.”Richard kembali mengambil ponsel Gavin dan melihat foto-foto Laura. Chloe bukannya marah malah tersenyum maklum. Gavin tidak suka melihat tatapan kagum Richard pada Laura, walau hanya sebatas fotonya.Gavin mengambil paksa ponselnya dan memasukkannya ke saku. "Chloe,save your boyfriend well!” desis Gavin dengan tetap menatap tajam Richard.***Mella mengantarkan Laura menujuflorist. Sudah dua minggu sejak Gavin membawa Davi pergi, Mella tetap memperlakukannya dengan tak biasa. Sebenarnya Laura sudah menolak, tapi MellaisMella.

  • Crown   Got

    Meghan tertawa hambar. [I'm okay,Ric.] Mereka diam. Tak ada yang berbicara. Meghan terdengar menghembuskan nafasnya panjang. [Ya... I'm sorrowful. But what can i do? WhatAkashwant isLaura.] ujar Meghan lirih.Richard dapat merasakan perasaan sahabat kecilnya itu. "You're a strong woman.”Meghan tersenyum di seberang sana. [Thanks,Ric] ujar Meghan dengan nada sok kuat. [Sudah ya, Ric. Aku ingin pergi.] ujar Meghan dengan mematikan ponselnya.Richard menyimpan ponselnya. Dia kembali memandang langit London yang terlihat indah. Richard menolehkan kepalanya saat merasa pintu balkon kembali terbuka.Gavin berdiri di sana dengan kikuk. "Ikut aku beli cincin.”***"Apa mending kita nyusulin Kak Gavin aja ke London?” tanya Mella.Laura menggeleng. Dia sudah tak ingin berharap lagi. Toh kata Gavin dia akan sesekali menemui Laura di si

Bab terbaru

  • Crown   CrOWN (2): Happily Ever After

    Suara tepukan tangan terdengar meriah. Tangan Gavin mengelus surai lembut Laura yang tampak terharu. Di depan sana, di atas panggung, Davi berdiri dengan penuh percaya diri karena meraih predikat sebagai lulusan terbaik di taman kanak-kanak. Nama Gavin dipanggil untuk mendampingi Davi di atas panggung. “Kamu aja yang naik ke panggung.” Gavin menepukkan tangannya pada telapak tangan Laura yang menggenggam erat karena terlalu antusias.Laura menoleh. “Kak Gavin aja. Semuanya yang di atas ditemenin ayahnya.”“Aku mau videoin kamu di sini. Kamu aja yang naik.”Laura menatap Gavin dengan wajah terharu. “Terima kasih,” ujar Laura sebelum beranjak dari duduknya dan menghampiri Davi. Sebelum berdiri di belakang Davi, Laura mengecup puncak kepala Davi dan menggumamkan beberapa kata selamat sehingga wajah Davi terlihat lebih berseri.Gavin menatap dua sosok kesayangannya dari kursi wali murid. Dalam bayangannya, Gavin tidak pernah bermimpi berada di fase seperti ini. Jika boleh, Gavin ingin me

  • Crown   CrOWN (2): Papa

    Di samping itu semua, Laura sangat terharu dengan interaksi antara Geo dan Gavin. pasangan ayah-anak tersebut beberapa kali melakukan interaksi, meskipun kecanggungan masih terasa di sana. Paling tidak, Laura tidak lagi melihat kebencian di mata Gavin saat menatap Sang Ayah. Laura menjadi saksi bagaimana beberapa hari ini Gavin mencoba berdamai dengan masa lalunya. Sejak perceraian Geo, hubungan suami dan ayah mertuanya itu sedikit membaik. Bahkan, Gavin juga menerima permintaan maaf Vega meskipun dirinya tidak ingin sama sekali berhubungan dengan mantan ibu tirinya itu.***Kembali lagi ke waktu dua hari setelah Laura keluar dari rumah sakit, Laura dan Gavin duduk berdua di depan rumah Laura. Geo, ayah Gavin, baru saja kembali dari rumah Laura sebab ada beberapa hal yang perlu beliau diskusikan bersama Arkan. Di sanalah Laura tahu bahwa antara Geo dan Vega sudah tidak ada lagi hubungan pernikahan karena secara resmi sudah bercerai.“Kak Gavin…” Laura menjeda ucapannya. Jujur saja, d

  • Crown   CrOWN(2): Move

    Punggung Laura yang tegang kini mulai mengendur. “Jangan hari ini ya, Kak?” pinta Laura pada Gavin.Gavin menganggukkan kepalanya. Tangannya masih belum berhenti untuk mengelus tengkuk Laura. “Hari ini aku cuma mau denger cerita tentang kamu dan Davi yang masih belum aku tau.”Malam itu, Laura dan Gavin habiskan untuk membahas banyak sekali hal. Bukan hanya Laura, Gavin juga menceritakan tentang kesehariannya selama dia bersekolah di luar negeri. Laura merasa sangat antusias mendengar cerita dari Gavin tentang masa kuliah karena dia tidak bisa merasakan masa itu dulu. Jika ditanyakan menyesal atau tidak, Laura tidak menyesal. Baginya, menjadi ibu yang baik untuk Davi sudah membuatnya sangat puas.***Laura dan Gavin menata barang-barangnya di rumah baru mereka. Laura sangat berterima kasih kepada Gavin saat lelaki itu mengatakan bahwa dirinya sudah menyiapkan rumah untuk ditinggalinya bertiga. Gavin juga sangat mempertimbangkan lokasinya untuk perkembangan Davi. Gavin memilih lokasi d

  • Crown   CrOWN (2): Official

    “Abis sarapan aku mau ngajak kamu buat nyiapin berkas buat akad, takutnya nanti Davi kecapean kalo ikut kita.” Laura hanya menganggukkan kepalanya paham saat menerima penjelasan Davi. Gavin membukakan pintu belakang mobil dan mempersilakan Laura masuk. Laura hanya diam menurut saat Gavin yang biasanya memilih untuk menyetir sendiri mobil saat bersamanya, hari ini menggunakan supir. Begitu mobil melaju, Gavin langsung merebahkan kepalanya ke arah Laura. Tubuhnya juga dia dekatkan hingga menempel penuh dengan Laura. “Kak Gavin jangan gini, ah. Malu.” Laura berbisik pada Gavin karena takut menyinggung supir Gavin. “Aku kangen banget,” ujar Gavin yang semakin menempelkan tubuh mereka. *** Laura dan Gavin sudah menyelesaikan beberapa berkas yang dibutuhkan untuk menikah pada empat hari mendatang. Tentu saja banyak uang yang harus Gavin keluarkan agar proses yang dibutuhkan lancar dan cepat. Atas permintaan Laura, akad akan dilakukan secara sederhana di rumahnya. Tidak serta merta menur

  • Crown   CrOWN (2): Clingy Gavin

    Vega berdiri dan mendekatkan dirinya pada Geo yang menatapnya dengan datar. “Mas, apapun keputusanmu, aku terima. Kalo kamu mau ceraiin aku juga aku terima, Mas. Asalkan kamu bisa maafin aku.”“Kamu bisa ngembaliin semuanya, nggak? Bisa bikin Shanti hidup dan maafin aku lagi? Bisa bikin Gavin nggak benci aku lagi? Bisa bikin semuanya balik normal lagi. Kalo kamu bisa, aku maafin kamu.”“Mas, aku nyesel, aku minta maaf.” Vega menggumamkannya berkali-kali dengan air mata yang tak hentinya mengalir dari kedua matanya.Geo menghembuskan nafasnya dengan berat. “Jelasin semuanya ke Gavin tanpa ada yang kamu tutupi. Setelah itu, saya akan ngajuin perceraian kita. Saya nggak bisa nikah sama orang jahat seperti kamu.” Geo mulai mengembalikan gaya bahasa seperti dulu dan Vega hanya bisa pasrah.***Dua hari berlalu dan Laura hari ini keluar dari rumah sakit. Dari tadi, Gavi sudah disibukkan dengan administrasi. Sebelumnya, Arkan sudah ingin mengurusnya, namun dengan tegas Gavin menolaknya. Bagi

  • Crown   CrOWN (2): Between Geo and Vega [Divorce]

    Dunia Geo terasa runtuh pada saat membaca berkas dari rumah sakit yang menyatakan bahwa Vega tengah mengandung. Meskipun Geo tidak mengingat sama sekali apa yang terjadi di malam itu, dirinya tetap harus mempertanggung-jawabkannya. Geo menghembuskan nafasnya panjang, semua ini terasa berat baginya.Geo tidak sanggup jika harus mengatakannya pada Shanti dan Gavin. Dirinya belum siap, tidak akan siap jika kedua orang itu harus membencinya. Mata Geo memanas, hatinya sangat hancur saat dirinya membayangkan bagaimana reaksi Shanti dan Gavin.“Aku nggak masalah kalau kita harus nikah siri dan menyembunyikannya dari Shanti, Mas.”“Keluar.” Hanya satu kata itu yang bisa Geo ucapkan.“Mas, aku-”“Saya bilang keluar, Vega!” tegas Geo dengan nada tinggi. Vega akhirnya mengangguk sedih dan memilih untuk keluar dari ruangan Geo. Vega memberikan sedikit ruang pada Geo. Namun, hanya ada satu pilihan pada saat ini, yaitu Geo menikahinya.“Maafin aku, Shanti.”***“Ma, aku kemaren denger Mama nangis

  • Crown   CrOWN (2): Between Geo and Vega (2)

    Geo menghembuskan nafasnya berat. Lagi dan lagi, rasa bersalah karena tidak bisa menyelamatkan sahabatnya itu kembali menghantam hati Geo. Sebab dirinya, Dara dan Bagas, anak pertama Egi harus kehilangan peran ayah. “Baiklah,” ujar Geo dengan memaksakan senyumnya.“Makasih ya.” Vega memberikan senyum terbaiknya kepada Geo yang hanya dibalas anggukan singkat dari Geo.“Saya kabari Shanti dulu,” ujar Geo tanpa memberikan banyak atensi pada Vega.Geo bergerak gelisah dengan tangan memandangi layar ponselnya. Di sana, terdapat nama kontak “Soul” dan dibubuhkan emoji hati di sampingnya. Sedari tadi, kontak Shanti hanya berdering tanpa diangkat oleh empunya.Menyerah, Geo memilih untuk mengetikkan pesan pada Shanti bahwa dirinya tidak pulang untuk malam ini karena ada beberapa pekerjaan yang harus segera diselesaikannya. Untungnya, sebelum kematian Egi, Geo memang sudah sering menginap di kantor karena memang banyak pekerjaan yang hars segera diselesaikannya karena tenggat waktu yang sudah

  • Crown   CrOWN (2): Between Geo and Vega (1)

    Ciuman itu terhenti dengan Laura yang terengah-engah dan segera meraup oksigen yang ada di sekelilingnya. Berbeda dengan Laura, Gavin sama sekali terlihat biasa saja. Bahkan, tangan Gavin sekarang bergerak untuk membersihkan bibir Laura yang basah akibat saliva mereka berdua.“Faktanya emang kamu nggak nolak ciuman dari aku, Ra.”Laura menghembuskan nafasnya lelah. Berbicara dengan Gavin membuatnya tidak pernah bisa berkutik. Gavin dengan segala argumennya membuat Laura kalah. Selain itu, aura dominan yang menguar dari tubuh Gavin membuat siapa pun akan memilih diam daripada semakin kalah. “Terserah kak Gavin aja deh.”“Oh iya, Ra. Kamu kudu belajar pernafasan lagi, deh.”“Kenapa emangnya?” tanya Laura yang sedikit bingung dengan ucapan Gavin yang tiba-tiba dan sangat tak terduga itu.“Biar kita kalo ciuman bisa lebih lama.”***Vega POVAku berjalan menuju salah satu kamar di rumah sakit dengan kaki yang lemas. Setelah mendapatkan telpon dari pihak rumah sakit, serta merta hatiku dil

  • Crown   CrOWN(2): Married

    Tangan kiri Gavin yang sedari tadi diam dan tidak ikut mengelus rambut Laura beralih untuk mencubit pipi Laura dengan lembut. Tangan Laura terangkat untuk melindungi pipinya dari serangan Gavin. Meski begitu, Gavin masih memiliki cela untuk mencubit pipi Laura. Bahkan, sekarang Gavin beralih untuk mencubit hidung mancung Laura.“Kak Gavin, stop it,” ujar Laura dengan geli. Gavin terkekeh dan menghentikan cubitannya pada Laura.“I wanna kiss you so bad,” bisik Gavin dengan suara lirihnya. Bahkan saat ini, wajah Gavin berada tepat di atas wajah Laura. Bergerak sedikit saja, bibir Laura pasti akan menyentuh bibir milik Gavin.Wajah Laura rasanya terbakar melihat tatapan Gavin yang sangat intens padanya. Jantung Laura terasa berdebar. “Apa Kak Gavin bakal natap aku terus? Bukannya di film kalo orang ciuman bakal nutup matanya?” batin Laura menjerit. Dengan perlahan, Laura menutup matanya, mencoba untuk mengabaikan Gavin yang masih menatapnya dengan intens.Tubuh Laura semakin kaku saat me

DMCA.com Protection Status