Share

Biaya Operasi

Tak terasa air mata Aisya menetes dengan deras. Bagaimana mungkin anak yang terlihat sehat seperti Rose mengidap penyakit yang sangat berbahaya. "Leukimia Dok? Apa Dokter tidak salah? Bagaimana bisa anak saya menderita penyakit berbahaya seperti itu, Dokter?" Aisya mulai tak bisa mengendalikan dirinya sendiri.

Begitupun dengan ibu Julia.

"Benar Dok, kenapa cucu saya mengidap penyakit berbahaya? Apa cucu saya bisa di obati?" tanya ibu Julia yang tak kalah panik dari Aisya.

"Penyakit Leukimia atau darah putih, memang sangat rentan terhadap anak seumuran Nona Rose. Apa belakangan ini Nona Rose sering mual, pusing, dan terkadang mimisan? Atau mungkin nafsu makannya berkurang?" tanya Dokter pada Aisya.

Aisya hanya terdiam sambil menangis dengan hati yang teramat sakit. Selama ini Aisya hanya sibuk mencari uang sedangkan dia tidak tahu kondisi anaknya yang ternyata sedang kritis. Saat Dokter bertanya pun Aisya hanya menatap sang ibu dengan harapan jika ibu Julia tahu tentang keadaan Rose yang semakin memburuk.

"Kenapa kamu tatap ibu seperti itu? Ibu sudah menjaga anak kamu siang dan malam bahkan di saat kamu sedang tidak ada di rumah! Ibu tidak tahu jika Rose mengalami kondisi buruk seperti ini!" sentak ibu Julia pada Aisya yang masih menatapnya dengan lekat sambil menangis. "Yang ibu tahu, beberapa hari yang lalu Rose mengeluh sakit kepala dan sakit perut beberapa kali. Tapi ibu sudah berikan dia obat dari apotik, ibu pikir keadaan dia tidak separah ini!" sambung ibu Julia dengan wajah memelas.

Aisya semakin histeris mendengar ucapan sang ibu yang membuatnya semakin merasa bersalah pada Rose Isabella.

"Kenapa ibu tidak memberitahu Aisya jika Rose sedang sakit, Bu? Jika ibu memberitahu Aisya, mungkin Aisya akan segera membawa Rose ke rumah sakit untuk memeriksa kondisi dia!"

Ibu Julia segera berdiri sambil melotot tajam pada Aisya. "Jadi kamu salahkan ibu lagi? Terus saja kamu salahkan ibu! Harusnya kamu yang menjaga Rose, bukannya ibu! Salah siapa kamu hamil tanpa seorang suami, mungkin ini karma untuk kamu karena kamu sudah membuat malu keluarga ibu selama bertahun-tahun!" cetus ibu Julia tanpa memikirkan perasaan Aisya yang kini sedang hancur.

Dokter menghela nafasnya saat melihat suasana di ruangannya semakin panas karena perdebatan antara ibu dan anak di depannya. Lalu sang Dokter segera menghentikan perdebatan dan kembali menjelaskan kondisi Rose pada Aisya dan ibu Julia. "Hentikan! Saya mohon hentikan perdebatan ini, ini rumah sakit! mari kita fokus saja pada penyembuhan Nona Rose daripada kalian terus saling menyalahkan seperti ini! Nasi sudah menjadi bubur, kini yang harus kita lakukan adalah cara menyembuhkan penyakit yang di derita Nona Rose sebelum semua terlambat!" sela Dokter.

Aisya dan ibu Julia akhirnya berhenti saling menyalahkan lalu terdiam menyimak kembali penjelasan Dokter. Benar, ini bukan saatnya dia berdebat dengan ibunya, hal yang penting saat ini adalah penyembuhan Rose, hanya itu.

"Maafkan saya, Dokter. Lalu saya harus bagaimana sekarang, Dok?" tanya Aisya sambil menyeka sudut matanya.

Ibu Julia yang mulai tenang pun kembali ikut duduk dan mendengarkan penjelasan Dokter dengan seksama.

"Seperti yang kita tahu, penyakit Leukimia adalah penyakit yang sangat berbahaya untuk anak belia seperti Nona Rose. Namun, semua bisa di atasi sesuai prosedur." jelas Dokter.

Aisya mengerutkan keningnya karena belum mengerti dengan ucapan Dokter. "Maksud Dokter bagaimana? Apa yang harus saya lakukan agar anak saya bisa di sembuhkan, Dok?" tanya Aisya.

"Karena Leukimia yang di derita Nona Rose sudah stadium lanjut, maka satu satunya cara untuk menyembuhkan Nona Rose ada dua cara, yaitu operasi sum-sum tulang belakang atau dengan cara kemoterapi."

Dada Aisya kembali terasa nyeri saat mendengar penjelasan Dokter. Bagaimana dia bisa berfikiran untuk menjalankan operasi untuk anaknya yang masih kecil apalagi menjalani kemoterapi yang tentunya dia sedikit tahu jika itu sangatlah menyakitkan.

"Operasi, Dok? Apa tidak ada cara lain selain operasi dan kemoterapi Dok? Apa mungkin ada pengobatan alternatif yang lain seperti obat herbal, Dok?"

Dokter menggelengkan kepalanya, "Operasi adalah satu-satunya cara terbaik untuk menyelamatkan Putri ibu. Namun, Anda harus fikirkan ini baik-baik Nyonya. Tidak ada pengobatan yang tidak ada resikonya, kedua cara yang saya anjurkan sangat memiliki resiko besar. Jika Nyonya memilih kemoterapi untuk penyembuhan Leukimia yang di derita Nona Rose, maka anda harus siap menemani dan melihat perkembangan Nona Rose yang mungkin akan memperlihatkan beberapa perubahan. Namun, jika Anda ingin menjalankan operasi untuk Nona Rose maka anda harus menjalankan tes kecocokan sum-sum tulang belakang terlebih dahulu agar nona Rose bisa di selamatkan. Itu semua tergantung pilihan Anda, Bu Aisya." tutur Dokter menjelaskannya dengan rinci.

Degh!

Lagi, jantung Aisya terasa sangat sesak saat mendengar penjelasan dari Dokter. Operasi untuk anak yang masih sangat kecil? Memikirkannya saja sudah membuat jantung Aisya terasa sakit, apalagi dia melihat anaknya di operasi. Namun, apa mungkin ada pilihan lain yang bisa menyelamatkan putrinya saat ini.

"Dokter, apa operasi terasa menyakitkan untuk anak sekecil Rose?"

Dokter hanya tersenyum simpul tak menjawab pertanyaan Aisya.

Jelas Aisya tahu bagaimana rasanya di operasi, saat dia melahirkan saja rasa sakitnya masih terasa hingga saat ini, apalagi operasi besar seperti ini, mungkin sakitnya akan terasa luar biasa.

"Tidak ada pengobatan yang tidak terasa sakit. Namun, semua bisa di atasi tergantung cara pengobatan yang kalian inginkan. Masalahnya, saat ini kita perlu donor sum-sum tulang belakang yang cocok dengan Nona Rose,"

Aisya segera menghapus air matanya, sementara itu, ibu Julia hanya terdiam menyimak pembicaraan Dokter dan Aisya.

"Lalu proses apa saja yang harus kami lakukan Dokter agar Rose bisa segera di operasi?" tanya Aisya lagi.

"Nyonya dan anggota keluarga yang lainnya harus menjalani tes kecocokan sum-sum tulang belakang untuk bisa mendonorkannya pada Nona Rose," sahut Dokter.

Aisya terdiam sejenak, "Saya akan melakukan tes, Dokter. Apa itu sudah cukup?"

"Sebaiknya Nyonya dan suami melakukan tes bersama karena kemungkinan terbesarnya antara ibu dan suami ibu."

Lagi, Aisya terdiam mendengar ucapan Dokter. Bagaimana dia menjalani tes bersama suami, jika suami saja dia tidak punya.

Dokter segera terdiam saat menyadari bahwa dia tidak sengaja berkata mengenai suami. Bahkan dengan jelas tadi dia mendengar jika Aisya hamil tanpa seorang suami.

Dokter mendeham, "Maksud saya silahkan Anda lakukan tes kecocokan di ruangan khusus untuk pemeriksaannya. Semoga sum-sum Anda cocok dengan Nona Rose." tutur Dokter hati-hati.

Aisya mengangguk, "Baik, Dok. Saya akan menjalankan tes." Aisya segera berdiri hendak pergi ke ruangan yang di sebutkan Dokter tadi.

Namun, langkahnya terhenti saat dokter kembali berbicara.

"Nyonya, selain itu ada hal yang lebih penting yang harus anda persiapkan!" ucap Dokter.

Aisya mengerutkan keningnya, "Apa itu Dokter?"

"Seperti yang kita tahu, operasi pencangkokan sumsum tulang belakang tidak semudah mengoperasi penyakit yang lainnya. Butuh waktu yang cukup lama juga biaya yang sangat besar. Jika Anda ingin menyelamatkan nyawa Nona Rose dengan mengambil tindakan operasi, maka anda setidaknya harus menyiapkan uang kurang lebih satu milliar."

Mata Aisya membulat sempurna mendengar penuturan Dokter. Uang sebanyak itu dari mana Aisya bisa mendapatkannya?

Bukan hanya Aisya, tapi ibu Julia juga ikut melongo mendengar nominal fantastis yang harus anaknya bayarkan untuk menjalani operasi Rose cucunya.

"Uang sebanyak itu? Mendengarnya saja aku merinding!" lirih ibu Julia sambil mengusap tangannya dengan kasar.

Aisya kembali duduk di kursinya dengan tatapan nyalang. Uang sebanyak itu bagaimana dia bisa mendapatkannya? 

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status