Share

Part 6

Penulis: Annchi Liem
last update Terakhir Diperbarui: 2021-09-25 22:33:26

Masa lalu pasti akan terulang kembali. Itu yang ada di pikiran Anya setelah sadar dari pingsannya begitu melihat Sean di antara banyak orang yang mengerubunginya.

________________________________________

Pingsannya Anya membuat satu kantor heboh, terlebih lagi setelah melihat atasan baru mereka, Sean dengan cepat menggendong Anya tanpa memperbolehkan orang lain melakukannya. Para karyawan hingga Gifa merasa aneh melihat Sean melarang siapa pun menjenguk Anya di ruangannya selain dokter yang dipanggil. Gifa yang notabene telah mengenal Anya dan keluarganya cukup lama merasa penasaran dengan atasan baru mereka itu, tapi dia tahan untuk sementara sambil menunggu Anya sadar dari pingsannya.

“Kau seharusnya tidak melakukan itu, Son. Mereka bisa curiga denganmu dan Anya,” celetuk Andrew begitu melihat Sean yang masih menggenggam tangan Anya erat, seolah-olah tidak akan melepaskannya sejengkal saja, sementara Anya masih pingsan dan berbaring di sofa ruang kerjanya. Tidak, bekas ruangannya karena sebentar lagi sangat putra yang akan menempati ruangan ini sebagai CEO yang baru, menggantikan dirinya.

“Mana dokternya?” sahut Sean, tidak menghiraukan atau menatap ayahnya di belakang. Netral birunya saat ini hanya terfokus pada wanita yang sedang pingsan di hadapannya.

“Setidaknya kau harus membiarkan teman-teman Anya masuk atau salah satu dari mereka saja untuk menemani Anya di sini,” tutur Andrew. Sayangnya Sean tidak memperdulikan pendapat sangat ayah, terbukti dia hanya diam menatap Anya tanpa berkedip.

“Mana dokternya?!” desis Sean geram. Dia kesal dengan ayahnya yang bersikap sok tau dan pengatur seperti sekarang. Dia melirik ayahnya sekilas, lalu menatap Anya dengan tatapan dalam dan sendu.

Tunggu, tadi ayahnya memanggil nama wanita ini adalah Anya, bukan Vania. Sekarang dia paham, mengapa informasi tentang wanita ini tidak dapat dia ketahui. Ternyata Andrew lah yang ada di balik semuanya. Tapi tidak mengapa, pikirnya, yang terpenting wanita ini berada di sekitarannya sekarang.

Andrew menghela napas lelah. Tidak paham lagi harus menegur putra sulungnya satu ini. Dia tahu betapa dalamnya rasa penyesalan yang ditanggung putranya selama sepuluh tahun belakangan. Bukan tidak memperhatikan, dia tahu perubahan demi perubahan yang terjadi pada putranya setelah kejadian itu. Dia juga tahu betapa bahagianya Sean begitu berjumpa lagi setelah sekian lama mencari informasi mengenai wanita ini. Di lihatnya Sean menggenggam tangan Anya dengan erat, lalu mengecup pelan.

“Dokter sudah tiba, Son,” ucap Andrew membuyarkan lamunan Sean. Dengan segera Sean membalikkan badan, mempersilahkan dokter wanita itu memeriksa kondisi Anya. Tapi yang dia temukan bukan hanya seorang dokter, tapi juga seorang wanita yang tadi dilihatnya di lobi bersama Anya.

“Aku pikir gaji di perusahaan Daddy tidak cukup hingga membuat karyawanmu menjadi asisten dokter juga,” sindir Sean pada wanita itu yang tidak lain dan tidak bukan adalah Gifa.

“Daddy hanya tidak ingin adanya gosip di dalam dan di luar perusahaan hingga membuat bisnis ini gulung tikar.” Alis kanan Sean terangkat. Apa maksud Andrew sebenarnya.

“Dia adalah Gifa, dari Departemen Keuangan di kantor ini—“

“Sekaligus teman Anya,” cetus Gifa memotong perkataan Andrew. Sean mengkerutkan keningnya.

“Teman? Aku pikir teman Anya hanyalah trio kwek-kwek itu, ternyata kamu juga temannya. Anya sudah banyak berubah ternyata,” ungkap Sean, hingga membuat Gifa bingung dengan teman yang di ungkap oleh pria itu.

“Yah ... tidak masalah, yang terpenting dia bisa menjaga mulutnya saja. Silahkan, dokter,” ujar Sean mempersilahkan.

Dokter pun memeriksa keadaan Anya yang masih pingsan, sementara Sean menatap mereka dari jarak cukup dekat dari mereka dengan tatapan yang tajam. Hal itu tidak luput dari pandangan Gifa, hingga semakin banyak prasangka-prasangka yang berkelana di pikirannya. Sedangkan dokter yang memeriksa Anya mengerjakan tugasnya dengan gugup karena ditatap sebegitu tajamnya oleh Sean, seolah-olah dia adalah tikus di kandang singa.

“Kondisi Nona Anya baik-baik saja, hanya saja tekanan darahnya turun dan mungkin terlalu capai hingga membuat kondisi tubuhnya drop. Saya akan meresepkan vitamin dan obat untuk beliau,” papar dokter wanita itu. Dalam diam Sean menahan emosi. Sebenarnya pekerjaan apa hingga membuat Anya drop seperti ini. Dokter itu mengumurkan secarik kertas pada Sean. Sean menerima kertas berisi resep untuk Anya dari dokter tersebut.

Tidak lama kemudian, Gifa berjalan menghampiri Anya yang terbaring begitu melihat jari Anya bergerak pelan. Dengan nada panik, Gifa memanggil nama Anya berulang kali. Lenguhan dan terbukanya mata Anya menandakan bahwa wanita itu telah sadar.

“Anya, syukurlah kamu sudah sadar. Mbak khawatir begitu melihat kamu pingsan tadi,” tutur Gifa begitu melihat Anya membuka mata.

“Mbak Gifa,” panggil Anya pelan.

“Iya, An,” sahut Gifa lega.

“Aku di mana?” tanya Anya.

“Kamu masih di kantor, An, belum di dunia alam kubur apalagi Surga. Jangan bangun dulu, kamu masih lemas,” tegur Gifa begitu melihat Anya akan duduk dari pembaringannya.

“Aku tau masih di kantor, Mbak, tapi tepatnya di mana? Mbak selama hamil makin rese', ya,” dengus Anya sambil memijit kepalanya pelan. Semuanya terasa berputar, terlebih lagi telinganya terasa berdengung ditambah lagi ocehan Gifa yang tidak ada henti-hentinya.

“Kamu di ruangan saya, Anya.” Perlahan kepala Anya mendongak, menatap sumber suara.

Deg

Lagi-lagi tatapannya bertemu dengan netra biru itu lagi. Seketika ketakutannya kembali menghantui. Memori masa lalu timbul kembali seperti potongan film usang. Setengah mati Anya menutupi tangannya yang bergetar dengan meremas sofa yang dia duduki. Tidak. Anya tidak ingin menunjukkan kelemahannya pada pria itu. Tidak sampai kapan pun! Itu sumpahnya.

“Anya ... kamu baik-baik saja?” tanya Andrew memastikan kondisi Anya. Sedangkan Anya tidak bergeming begitu tatapannya bertemu dengan pria itu. Sentuhan Gifa pada tangannya, menyadarkan Anya dari lamunan.

“Saya tidak apa-apa, Pak. Terima kasih telah menanyakan keadaan saya,” tutur Anya pelan sambil menundukkan kepalanya, menghindari tatapan tajam yang terlempar dari sosok pria yang berdiri di belakang Andrew yang namanya enggan Anya sebut.

Sementara Sean hanya terdiam, mulutnya seperti terkunci dan pita suaranya seolah-olah telah putus. Padahal banyak pertanyaan yang ada di kepalanya saat ini. Dia ingin memastikan keadaan Anya, tapi tidak mampu berkata. Dalam diam, dia berjalan meninggalkan mereka semua. Dia harus menebus obat untuk Anya.

_________________________________________

“Kenapa aku bisa di sana, Mbak?” tanya Anya penasaran dengan dirinya yang berada di ruangan atasannya itu.

“Seharusnya aku tanya sama kamu, ada hubungan apa kamu sama CEO baru kita?! Sampai-sampai pas kamu pingsan orang-orang dilarang gendong kamu selain Pak CEO?! Ada yang kamu sembunyikan dari aku, ya?! Jujur!” pekik Gifa pada Anya. Dia sangat shock dan tidak percaya dengan apa yang terjadi di depan matanya tadi saat Anya pingsan. Atasan baru mereka menggendong Anya, bahkan beliau marah dengan pria yang menawarkan akan menggendong Anya. Selain itu, atasannya itu juga tahu siapa teman-teman Anya.

“An, kamu jujur sama aku, sebenarnya ada hubungan apa kamu dengan Pak CEO baru? Kenapa dia—“

“Mbak, kalau ngomong jangan pakai gas, nanti meledak,”celetuk Anya memotong perkataan Gifa.

“Aku serius Anya,” desis Gifa geram.

“Nanti Mbak juga akan tau, tapi nggak sekarang. Sekarang aku ngantuk, mau tidur,” sahut Anya. Dia pun berbaring di sofa ruangannya setelah tadi dipersilahkan Andrew untuk beristirahat terlebih dahulu dan tidak di sarankan untuk bekerja.

Gifa hanya mendengkus menahan emosi. Beruntung Anya bisa lolos kali ini, tapi nanti... jangan harap! Ujar Gifa dalam hati.

TBC

Kalbar, 25 September 2021

Bab terkait

  • Comeback   Part 7

    Setiap wanita pasti akan merasa iri hanya dengan melihat Anya. Memiliki wajah yang cantik, mata bulat dan hitam, hidung bangir, bibir tipis dan merona, alis yang tegas, pipi tirus, kulit putih pucat, bulu mata lentik, rambut panjang terurai, tinggi dan berat badan ideal. Tidak hanya itu saja, karir Anya juga cemerlang. Baru bergabung di D'Star Corporation, posisi manager pemasaran telah dia duduki tanpa adanya campur tangan orang lain. Hal itu semakin membuat Anya terkenal di antara para karyawan, terlebih lagi kejadian ketika penyambutan CEO baru kemarin.Bagaimana tidak heboh jika CEO baru mereka sendirilah yang langsung menggendong Anya, tidak memperbolehkan seorang pun untuk menyentuh wanita itu selain dirinya. Bahkan beliau mengancam mereka yang akan menyentuh Anya meski hanya seujung kuku. Siapa yang tidak akan iri di perlakukan istimewa seperti itu.“An, mereka ngomongin kamu lagi,” bisik Gifa pada Anya yang asyik menyantap semangkuk bakso yang baru

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-27
  • Comeback   Part 8

    Tubuh Anya merosot ke lantai begitu dia sampai di ruangannya. Dengan tubuh bergetar, dia bersandar di balik pintu masuk sambil menormalkan nafasnya yang terputus-putus. Jantungnya berdegup kencang seolah-olah akan meledak, nafasnya memburu seperti dikejar orang, kepalanya pusing dan perutnya mual dan dia tahan dengan menutup mulutnya menuju wc yang tersedia di ruangannya. Semua makan siang yang dia santap tadi seketika keluar semua hingga membuat tubuhnya lemas.Ketakutannya kembali kepermukaan. Setelah sekian lama, kini penyakitnya kembali kambuh. Meski pun sering konsultasi dengan psikolog pribadi, Anya tidak pernah merasa sakit seperti ini. Ketakutan di masa lalu kembali muncul semenjak pemicunya kembali setelah sekian lama menghilang tanpa jejak dan tanpa pertanggungjawaban setelah membuat Anya seperti sekarang. Tidak ada orang yang rela berada di posisi Anya. Di saat anak muda sibuk bergonta-ganti pasangan, Anya hanya sibuk mengobati traumanya yang mendera di ingatannya.

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-05
  • Comeback   Part 9

    Gigi Sean bergemeletuk, rahangnya mengeras, kepalan tangannya menguat, geraman juga terdengar darinya begitu melihat Anya pergi dari hadapannya dengan seorang pria yang tertutup helm. Tanpa basa basi, Sean segera masuk ke dalam mobilnya lalu membuntuti Anya dari kejauhan. Dia tidak rela bila ada pria lain yang mendekati Anya selain dirinya. Bahkan dia sekarang mulai melakukan penyelidikan terhadap siapa saja pria yang sedang dekat dengan Anya, entah itu di kantor atau di luar sana.Sementara itu Aditya dan Anya hanya berdiam diri sepanjang perjalanan pulang. Tidak ada yang ingin membuka percakapan seperti biasa bila bersama, padahal banyak pertanyaan-pertanyaan yang memenuhi kepala mereka berdua, tapi tidak ada yang berniat untuk bertanya. Mereka tenggelam pada pemikiran masing-masing. Aditya yang bertanya-tanya siapa pria yang memegang tangan sang kakak, sedangkan Anya was-was apabila Aditya bertemu dan mengenali Sean sebagai kisah kelam yang menyebabkan dia seperti ini.

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-09
  • Comeback   Part 10

    Suara tawa Sean menggelegar hingga terdengar sampai luar ruangan itu, membuat sekertaris yang berada di depan pintu itu memgkerut takut. Bukan hanya sekretaris, para karyawan yang akan melaporkan perkembangan perusahaan juga menciut tidak berani. Pasalnya, bos besar mereka saat ini terkenal akan kekejamannya, hingga mereka yang awalnya memberanikan diri ingin menemui Sean mendadak takut dan ciut.Sementara di dalam ruangan, Sean tertawa terbahak-bahak begitu membaca laporan yang diinginkan hingga dia tidak bisa tidur, dari asistennya. Dalam hati dia tidak menyangka bahwa pria yang menjemput Anya kemarin adalah adik dari wanita itu sendiri. Seharusnya dia tidak merasa cemburu pada bocah yang sepuluh tahun lalu mengibarkan bendera perang padanya.Flashback onSiang itu, Sean nekad mengantarkan Anya pulang meski berulang kali Anya menolak dengan alasan dia tidak mau merepotkan pria itu. Dengan motor sport terbaru hadiah dari sang kakek bulan lalu, dia mengantarkan

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-17
  • Comeback   Part 11

    Sean yang Oscar ketahui adalah seorang pria yang sangat dingin dan tidak tersentuh meski para wanita berlomba untuk menggapainya. Sean bahkan tidak melirik wanita yang hanya menggunakan bikini atau bahkan tidak berbusana yang berusaha menggoda dirinya dengan terang-terangan, hingga Oscar berasumsi bahwa Sean adalah seorang gay. Tidak jarang Oscar merasa waspada bila berdekatan dengan Sean. Tapi kini asumsinya seolah dipatahkan setelah Sean memerintahnya menyelidiki keluarga hingga orang terdekat dari seorang wanita bernama Anya.Kini Oscar merasa bahwa bukan Sean yang tidak tertarik dengan wanita, tapi memang selera seorang Sean itu sangat tinggi. Tinggi sekali seperti puncak gunung yang selalu dinyanyikan keponakannya di taman kanak-kanak. Harus Oscar akui, Anya memang wanita yang sempurna, bukan hanya wajah, keluarga hingga karier juga sangat sempurna. Siapa yang tidak tertarik pada wanita itu, terkecuali orang buta atau gila saja yang menolak. Oscar saja hampir jatuh hati

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-20
  • Comeback   Part 12

    Aditya menatap kertas di tangannya dengan tatapan nanar. Entah kenapa dia merasa tidak rela dan berat untuk meninggalkan rumah ini, termasuk Anya. Rasa penasarannya atas pria yang dia temui beberapa hari lalu saat menjemput Anya masih saja bersarang di kepalanya, tapi bahkan Anya pun sepertinya tidak ada niatan untuk memberitahu siapa pria itu. Wajah yang tidak asing dan tatapan familiar yang dilemparkan pria itu sangat mengusik Aditya. Deheman Andi membuat Aditya kaget sekaligus membuyarkan lamunannya. Dengan segera dia menatap sang ayah yang berdiri di ambang pintu. Tanpa persetujuan dari sang anak, Andi masuk ke dalam putranya itu. Di liriknya tas dan koper yang sudah disiapkan Dian untuk kepergian Aditya ke Akademi polisi, jenjang pendidikan yang akan ditempuh sang anak. “Kau sudah bilang pada kakakmu?” tanya Andi pelan sambil menepuk bahu tegap putranya itu. Aditya hanya menghela napas, dia bingung sekaligus ragu untuk memberitahu perihal lolosnya di

    Terakhir Diperbarui : 2021-11-02
  • Comeback   Part 13

    Anya hanya diam seribu bahasa. Permukaan tanah kini terasa lebih menarik daripada pria di hadapannya kini. Tanpa berniat menampakkan wajah ayunya, Anya senantiasa menunduk atau membuang pandangan enggan begitu melihat tatapan elang dari pria itu. Terkecuali jika saat sedang rapat. Selebihnya Anya hanya menunduk, tidak ingin menatap lebih lama.Sementara Sean masih setia menghimpit tubuh ringkih Anya yang berdiri di antara dia dan meja pastry dengan segelas kopi dua ribuan yang ada di toko. Diam-diam Sean mengernyitkan kening bingung dengan selera Anya yang sedari dulu memang merakyat meski hidup bergelimang harta dan jabatan tinggi sang ayah seorang jendral.“Bisakah Bapak mundur sedikit? Saya mau lewat,” pinta Anya ketus. Percayalah, dia mati-matian menahan ketakutan yang menerpa dirinya jika berhadapan dengan Sean. Entah secara langsung ataupun tidak. Katakan saja Anya itu pengecut karena selalu lari dari pemicu sakitnya tanpa ada niatan untuk mengobati.

    Terakhir Diperbarui : 2021-11-07
  • Comeback   Part 14

    Senja memutar mata malas begitu melihat seringai yang terlukis di bibir tipis bosnya itu, hingga membuat para karyawan yang rapat berkeringat dingin dibuatnya. Senja tahu bahwa semenjak mereka pindah ke perusahaan ini, mood bosnya itu mulai aneh dan hal itu membuat Senja penasaran apa yang membuat bos mereka yang terkenal dengan raut dingin kini mulai menampakkan seringai usil, terlebih lagi manager pemasaran sudah melakukan presentasi di depan apabila ada rapat.“Perkembangan pada pemasaran memang mengalami peningkatan begitu melihat grafik yang ditampilkan oleh Ibu Anya. Tapi tolong diperbaiki lagi soal grafiknya, saya sedikit merasa pusing dengan warna itu-itu saja. Bisa lain kali diubah lagi menjelang rapat yang akan datang?”Lagi-lagi Senja harus menghela napas lelah begitu mendengar alasan tidak masuk akal dari Sean. Dia merasa geram dengan tingkah laku pria itu untuk menarik perhatian wanita yang tengah berdiri di depan dengan cara alasan konyol. Tid

    Terakhir Diperbarui : 2021-11-10

Bab terbaru

  • Comeback   Part 15

    Tidak ada yang dilakukan oleh Senja selain memaki atasannya yang tiba-tiba menghilang setelah dia memanggil Oscar untuk ke kantor dengan menurunkan egonya sedikit karena dia masih berpikir perlu uang untuk menghidupi ibunya dan sang adik yang masih bersekolah. Tapi apa yang didapatinya setelah memanggil Oscar, Sean pergi entah kemana tanpa memberi kabar darinya. Bahkan rapat dengan investor asal Dubai saja harus diundur besok setelah mengalami perdebatan alot antara dirinya dan investor itu hingga membuat kepalanya sakit dan ingin pecah di saat bersamaan. Ingatkan Senja untuk melaporkan bosnya itu ke Pak Andrew agar dipecat menjadi bos.“Aku ragu apakah bos yang ingin bertemu denganku atau kau?” sindir Oscar yang duduk di sofa ruangannya dengan menaikkan sebelah kaki ke atas meja. Senja hanya memutar mata malas, dia tidak menghiraukan sindiran Oscar yang hanya buang-buang waktu berharganya. Lebih baik dia melanjutkan pekerjaan Sean dan Oscar yang terbengkalai. Ter

  • Comeback   Part 14

    Senja memutar mata malas begitu melihat seringai yang terlukis di bibir tipis bosnya itu, hingga membuat para karyawan yang rapat berkeringat dingin dibuatnya. Senja tahu bahwa semenjak mereka pindah ke perusahaan ini, mood bosnya itu mulai aneh dan hal itu membuat Senja penasaran apa yang membuat bos mereka yang terkenal dengan raut dingin kini mulai menampakkan seringai usil, terlebih lagi manager pemasaran sudah melakukan presentasi di depan apabila ada rapat.“Perkembangan pada pemasaran memang mengalami peningkatan begitu melihat grafik yang ditampilkan oleh Ibu Anya. Tapi tolong diperbaiki lagi soal grafiknya, saya sedikit merasa pusing dengan warna itu-itu saja. Bisa lain kali diubah lagi menjelang rapat yang akan datang?”Lagi-lagi Senja harus menghela napas lelah begitu mendengar alasan tidak masuk akal dari Sean. Dia merasa geram dengan tingkah laku pria itu untuk menarik perhatian wanita yang tengah berdiri di depan dengan cara alasan konyol. Tid

  • Comeback   Part 13

    Anya hanya diam seribu bahasa. Permukaan tanah kini terasa lebih menarik daripada pria di hadapannya kini. Tanpa berniat menampakkan wajah ayunya, Anya senantiasa menunduk atau membuang pandangan enggan begitu melihat tatapan elang dari pria itu. Terkecuali jika saat sedang rapat. Selebihnya Anya hanya menunduk, tidak ingin menatap lebih lama.Sementara Sean masih setia menghimpit tubuh ringkih Anya yang berdiri di antara dia dan meja pastry dengan segelas kopi dua ribuan yang ada di toko. Diam-diam Sean mengernyitkan kening bingung dengan selera Anya yang sedari dulu memang merakyat meski hidup bergelimang harta dan jabatan tinggi sang ayah seorang jendral.“Bisakah Bapak mundur sedikit? Saya mau lewat,” pinta Anya ketus. Percayalah, dia mati-matian menahan ketakutan yang menerpa dirinya jika berhadapan dengan Sean. Entah secara langsung ataupun tidak. Katakan saja Anya itu pengecut karena selalu lari dari pemicu sakitnya tanpa ada niatan untuk mengobati.

  • Comeback   Part 12

    Aditya menatap kertas di tangannya dengan tatapan nanar. Entah kenapa dia merasa tidak rela dan berat untuk meninggalkan rumah ini, termasuk Anya. Rasa penasarannya atas pria yang dia temui beberapa hari lalu saat menjemput Anya masih saja bersarang di kepalanya, tapi bahkan Anya pun sepertinya tidak ada niatan untuk memberitahu siapa pria itu. Wajah yang tidak asing dan tatapan familiar yang dilemparkan pria itu sangat mengusik Aditya. Deheman Andi membuat Aditya kaget sekaligus membuyarkan lamunannya. Dengan segera dia menatap sang ayah yang berdiri di ambang pintu. Tanpa persetujuan dari sang anak, Andi masuk ke dalam putranya itu. Di liriknya tas dan koper yang sudah disiapkan Dian untuk kepergian Aditya ke Akademi polisi, jenjang pendidikan yang akan ditempuh sang anak. “Kau sudah bilang pada kakakmu?” tanya Andi pelan sambil menepuk bahu tegap putranya itu. Aditya hanya menghela napas, dia bingung sekaligus ragu untuk memberitahu perihal lolosnya di

  • Comeback   Part 11

    Sean yang Oscar ketahui adalah seorang pria yang sangat dingin dan tidak tersentuh meski para wanita berlomba untuk menggapainya. Sean bahkan tidak melirik wanita yang hanya menggunakan bikini atau bahkan tidak berbusana yang berusaha menggoda dirinya dengan terang-terangan, hingga Oscar berasumsi bahwa Sean adalah seorang gay. Tidak jarang Oscar merasa waspada bila berdekatan dengan Sean. Tapi kini asumsinya seolah dipatahkan setelah Sean memerintahnya menyelidiki keluarga hingga orang terdekat dari seorang wanita bernama Anya.Kini Oscar merasa bahwa bukan Sean yang tidak tertarik dengan wanita, tapi memang selera seorang Sean itu sangat tinggi. Tinggi sekali seperti puncak gunung yang selalu dinyanyikan keponakannya di taman kanak-kanak. Harus Oscar akui, Anya memang wanita yang sempurna, bukan hanya wajah, keluarga hingga karier juga sangat sempurna. Siapa yang tidak tertarik pada wanita itu, terkecuali orang buta atau gila saja yang menolak. Oscar saja hampir jatuh hati

  • Comeback   Part 10

    Suara tawa Sean menggelegar hingga terdengar sampai luar ruangan itu, membuat sekertaris yang berada di depan pintu itu memgkerut takut. Bukan hanya sekretaris, para karyawan yang akan melaporkan perkembangan perusahaan juga menciut tidak berani. Pasalnya, bos besar mereka saat ini terkenal akan kekejamannya, hingga mereka yang awalnya memberanikan diri ingin menemui Sean mendadak takut dan ciut.Sementara di dalam ruangan, Sean tertawa terbahak-bahak begitu membaca laporan yang diinginkan hingga dia tidak bisa tidur, dari asistennya. Dalam hati dia tidak menyangka bahwa pria yang menjemput Anya kemarin adalah adik dari wanita itu sendiri. Seharusnya dia tidak merasa cemburu pada bocah yang sepuluh tahun lalu mengibarkan bendera perang padanya.Flashback onSiang itu, Sean nekad mengantarkan Anya pulang meski berulang kali Anya menolak dengan alasan dia tidak mau merepotkan pria itu. Dengan motor sport terbaru hadiah dari sang kakek bulan lalu, dia mengantarkan

  • Comeback   Part 9

    Gigi Sean bergemeletuk, rahangnya mengeras, kepalan tangannya menguat, geraman juga terdengar darinya begitu melihat Anya pergi dari hadapannya dengan seorang pria yang tertutup helm. Tanpa basa basi, Sean segera masuk ke dalam mobilnya lalu membuntuti Anya dari kejauhan. Dia tidak rela bila ada pria lain yang mendekati Anya selain dirinya. Bahkan dia sekarang mulai melakukan penyelidikan terhadap siapa saja pria yang sedang dekat dengan Anya, entah itu di kantor atau di luar sana.Sementara itu Aditya dan Anya hanya berdiam diri sepanjang perjalanan pulang. Tidak ada yang ingin membuka percakapan seperti biasa bila bersama, padahal banyak pertanyaan-pertanyaan yang memenuhi kepala mereka berdua, tapi tidak ada yang berniat untuk bertanya. Mereka tenggelam pada pemikiran masing-masing. Aditya yang bertanya-tanya siapa pria yang memegang tangan sang kakak, sedangkan Anya was-was apabila Aditya bertemu dan mengenali Sean sebagai kisah kelam yang menyebabkan dia seperti ini.

  • Comeback   Part 8

    Tubuh Anya merosot ke lantai begitu dia sampai di ruangannya. Dengan tubuh bergetar, dia bersandar di balik pintu masuk sambil menormalkan nafasnya yang terputus-putus. Jantungnya berdegup kencang seolah-olah akan meledak, nafasnya memburu seperti dikejar orang, kepalanya pusing dan perutnya mual dan dia tahan dengan menutup mulutnya menuju wc yang tersedia di ruangannya. Semua makan siang yang dia santap tadi seketika keluar semua hingga membuat tubuhnya lemas.Ketakutannya kembali kepermukaan. Setelah sekian lama, kini penyakitnya kembali kambuh. Meski pun sering konsultasi dengan psikolog pribadi, Anya tidak pernah merasa sakit seperti ini. Ketakutan di masa lalu kembali muncul semenjak pemicunya kembali setelah sekian lama menghilang tanpa jejak dan tanpa pertanggungjawaban setelah membuat Anya seperti sekarang. Tidak ada orang yang rela berada di posisi Anya. Di saat anak muda sibuk bergonta-ganti pasangan, Anya hanya sibuk mengobati traumanya yang mendera di ingatannya.

  • Comeback   Part 7

    Setiap wanita pasti akan merasa iri hanya dengan melihat Anya. Memiliki wajah yang cantik, mata bulat dan hitam, hidung bangir, bibir tipis dan merona, alis yang tegas, pipi tirus, kulit putih pucat, bulu mata lentik, rambut panjang terurai, tinggi dan berat badan ideal. Tidak hanya itu saja, karir Anya juga cemerlang. Baru bergabung di D'Star Corporation, posisi manager pemasaran telah dia duduki tanpa adanya campur tangan orang lain. Hal itu semakin membuat Anya terkenal di antara para karyawan, terlebih lagi kejadian ketika penyambutan CEO baru kemarin.Bagaimana tidak heboh jika CEO baru mereka sendirilah yang langsung menggendong Anya, tidak memperbolehkan seorang pun untuk menyentuh wanita itu selain dirinya. Bahkan beliau mengancam mereka yang akan menyentuh Anya meski hanya seujung kuku. Siapa yang tidak akan iri di perlakukan istimewa seperti itu.“An, mereka ngomongin kamu lagi,” bisik Gifa pada Anya yang asyik menyantap semangkuk bakso yang baru

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status