Home / Romansa / Come And Serve Me / 20. The Patience

Share

20. The Patience

Author: Black Aurora
last update Last Updated: 2024-11-01 10:26:22

Matthew terpaksa berangkat pagi-pagi sekali untuk bekerja hari ini, sebagai akibat kepulangannya kemarin yang lebih cepat karena khawatir pada Juliet yang tiba-tiba saja memutuskan video call mereka secara sepihak.

Sebagai puncak pimpinan tertinggi, ada banyak tugas dan tanggung jawab yang tak bisa ia abaikan begitu saja.

Sejak pagi, lelaki bersurai coklat gelap itu telah disibukkan oleh banyaknya meeting serta inspeksi ke beberapa lokasi.

Pekerjaannya mulai sedikit senggang ketika menjelang waktunya istirahat makan siang, sehingga Matthew pun memilih untuk makan di ruang kerjanya saja.

Suara ketukan tiga kali di pintu seketika disusul oleh munculnya seraut wajah bule dari baliknya.

"Siang, Boss. Hei, aku baru saja mau mengajakmu makan siang di luar," protes Darren, yang berdecak sebal melihat Matthew yang sedang mengunyah sandwich. "Ternyata kamu malah sudah makan. Kenapa sendirian?"

"Hanya ingin saja," sahut Matthew santai. Ia menepuk tangan Darren yang tanpa permisi mencomot sepoto
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Come And Serve Me   21. The Beautiful Liar

    "Helikopter?" Juliet memicingkan mata saat menoleh ke arah Matthew yang ia gandeng di sampingnya. Gadis itu terkejut ketika Matthew membawanya keluar dari rumah menuju landasan helikopter di bagian samping rumah, alih-alih bagian entrance dimana sebuah mobil biasanya telah menunggu. "Apa lokasinya jauh?" Matthew menggeleng kecil. "Sebenarnya tidak terlalu jauh, hanya saja lalu lintas saat inj di Jakarta sedang padat. Aku hanya tidak mau membuang waktu di dalam kemacetan." Juliet sudah pernah menaiki alat transportasi ini juga sebelumnya, yaitu saat Matthew untuk pertama kalinya mengajak dirinya keluar jalan-jalan. Waktu itu Matthew bertanya apa yang ia inginkan, dan Juliet ingin ke pantai. Alih-alih membawanya ke Pantai Ancol seperti yang Juliet kira, Matthew malah membawanya ke salah satu Pulau Seribu menggunakan helikopter. "Dimana pilotnya?" Tanya Juliet heran kepada Matthew, saat salah seorang pelayan membukakan pintu heli dan Juliet tidak melihat siapa pun di dalam sana. "K

  • Come And Serve Me   22. The Bad Blood

    Kali ini, Juliet-lah yang terjaga lebih dulu daripada Matthew.Manik bening sekelam malam itu pun mengerjap pelan, untuk mengusir kantuk yang masih terasa dan tersisa di pelupuk mata. Ia harus bangun, karena ada sesuatu yang penting yang harus ia lakukan sebelum Matthew terbangun.Dengan perlahan, gadis itu pun mencoba melepaskan diri dari back hug Matthew di pinggangnya. Bukan perkara yang mudah ternyata, karena meskipun tertidur, pelukan Matthew sangat kuat mengalahkan rantai besi.Tak hilang akal, Juliet pun akhirnya memilih untuk menyelinapkan tubuhnya ke bawah sedikit demi sedikit. Dan... ia berhasil!Juliet mendesah lega dalam hati ketika akhirnya telah terbebas dari Matthew. Gadis itu meraih bath robe yang terlipat rapi di atas meja untuk menutupi tubuhnya yang tidak mengenakan busana sehelai pun, setelah semalaman bercinta dengan Matthew.Dengan langkah berjingkat, ia pun perlahan-lahan keluar dari master bedroom menuju ke bagian teras, yang hanya dipisahkan oleh pintu kaca.U

  • Come And Serve Me   23. The Score

    Juliet mendesah lega setelah rencananya mulai berjalan sesuai yang diharapkan. Matthew yang mendapatkan informasi tentang Oma yang pingsan pun kini telah pergi dengan tergesa.Juliet tahu jika Matthew sesungguhnya sangat menyayangi wanita tua itu, meskipun saat ini hubungan mereka sedikit merenggang karena Matthew yang ingin menikahinya, wanita yang dibenci Oma.Namun nyatanya, masih saja ada satu hal yang mengganjal dan agak melenceng dari rencana. Yaitu Darren yang ditugaskan oleh Matthew untuk mengawal dirinya kembali ke rumah. Seharusnya tidak begini, seharusnya Juliet pulang bersama supir seperti biasa.Dia harus segera menangani Darren sebelumnya.Suara pintu yang terbuka membuat Juliet yang sedang duduk di kursi Matthew sontak mendongak. Seorang lelaki bersurai coklat seperti Matthew tampak memasuki ruangan CEO dalam langkah santai dan senyuman yang tertuju kepada Juliet.Ah, ini yang namanya pucuk dicinta ulam pun tiba. Sangat kebetulan sekali Darren yang mendatangi dirinya ke

  • Come And Serve Me   24. The Forgiven... With Extra Punishments

    **FLASHBACK BEBERAPA SAAT SEBELUMNYA** Juliet sedang berada di dalam mobil yang sedang berjalan dengan kecepatan sedang mengarah menuju ke kantor Matthew. Sedari tadi jemari lentiknya sibuk mengetik di atas layar monitor ponsel, menyusun pesan-pesan rahasia yang ia tinggalkan untuk beberapa orang. Bibirnya melengkungkan sebuah senyuman, ketika membaca pesan balik yang baru ia terima. [Oma sudah memakan makanan itu, dan baru saja dia terburu-buru hendak ke toilet. Mungkin sekarang sedang memuntahkan isi perutnya] Bagus. Si wanita tua itu tidak lama lagi akan merasakan pusing pada kepalanya dan perutnya yang semakin mengejang kaku, lalu tak sadarkan diri setelahnya. Juliet pun segera menghapus seluruh pesan di dalam ponselnya, lalu mengakses sebuah kode rahasia untuk menghilangkan rekam jejaknya. Sebuah rangkaian perpaduan antara simbol dan nomor yang ia dapatkan dari Virgo, dengan tujuan agar seluruh pesan yang telah terhapus tidak akan pernah dapat dilacak. Perlindung

  • Come And Serve Me   25. The Regret

    Satu erangan panjang penuh makna akan kenikmatan dunia telah menguar di udara, diiringi oleh pergerakan Matthew yang akhirnya turun dari atas tubuh lemas di bawahnya.Lelaki itu berusaha mengatur desau napasnya yang menderu seakan oksigen telah menipis di dunia. Kegiatan panas yang baru ia lakukan untuk menghukum Juliet telah membuat gadis itu kehabisan tenaga dalam diamnya.Tak sekali pun Juliet memprotes atau pun memohon kepada Matthew untuk berhenti atau berbelas kasih padanya. Atau kepada anak mereka yang berada di dalam rahimnya.'Kumohon bertahanlah, kita pasti bisa melalui semua ini.' Hanya kalimat itu yang terus-menerus diucapkan oleh Juliet berulang-ulang dalam hati untuk janinnya, selama Matthew menjamah tubuhnya tanpa henti.Matthew melirik Juliet yang kini diam tak bergerak dengan kedua kelopak mata menutup dengan wajah pucat. Seketika kecemasan pun mulai merayap di sekujur tubuh lelaki itu."Juliet?"Tak ada jawaban, malah kini wajah Juliet terlihat semakin pucat.Dengan

  • Come And Serve Me   26. The One Who's In Control

    Juliet memaksakan diri untuk bangun dari tempat tidur meskipun setiap senti yang ia rasa tak lebih dari sakit luar biasa di sekujur tubuhnya. Dengan gerakan yang teramat sangat perlahan, gadis itu berusaha berjalan meski tertatih, dengan memegangi setiap perabotan di kamar Matthew yang ia lewati sebagai tumpuan. Tujuannya adalah meja rias dengan kaca yang menampilkan sepanjang badan. Gadis itu menatap sedih pada bayangan dirinya sendiri. Yang memantulkan keputus-asaan dan ketidakberdayaan, seakan setiap pori-pori kulitnya meneriakkan rasa sakit dalam keterdiaman lisannya. Kaki dan tangannya dipenuhi bilur-bilur lebam kebiruan bercampur merah tua, sebuah perpaduan mengerikan yang terpampang dengan begitu kontras di atas kulitnya yang sepucat salju. Dengan tangan gemetar, gadis itu pun menarik tali pengikat bath robe yang ia kenakan. Satu cairan bening pun luruh, diikuti oleh beberapa yang ikut jatuh membasahi pipinya, saat bath robe putih itu akhirnya ia lepaskan dan jatuh di bawa

  • Come And Serve Me   27. The Devil's Plan

    Juliet sedikit terkejut karena kali ini Matthew hanya mengecupnya, tanpa berlanjut ke tahap selanjutnya. Meskipun tetap saja dilakukan dengan sepenuh gairah.Mereka saling memagut bibir hingga hampir setengah jam, waktu terlama yang Juliet pernah lakukan bersama Matthew. Bibirnya menjadi memerah dan bengkak akibat sesapan kuat dan gigitan gemas lelaki itu.Kedua tangan Matthew masih terangkum di pipi Juliet, sama sekali tak membiarkan gadis itu berkutik dan mengelak dari serangannya.Namun Matthew tiba-tiba saja melepaskan ciuman mereka dengan menarik wajahnya, lalu menatap bibir merah penuh itu yang telah basah karena salivanya.Lelaki itu melukiskan senyum, sembari menghapus perlahan jejak basah di bibir Juliet dengan ibu jarinya."Keluarkan lidahmu," gumannya pelan. "Aku masih ingin menyesapnya."Seketika Juliet pun mengerti. Matthew sudah sangat berhasrat, namun belum berani menyentuhnya lebih dari hanya di bibir. Mungkin ia takut tubuh Juliet masih luka dan belum sepenuhnya sembu

  • Come And Serve Me   28. The Toxic Love

    "Apa?? Jadi Matthew benar-benar meminum air di dalam gelas itu??" Sienna berseru, setelah sebelumnya ia bahkan sempat tersedak kopi yang sedang ia hirup. Berita yang dibawa oleh Juliet benar-benar mengejutkan hingga membuatnya tak habis pikir.Juliet mengangguk pelan membenarkan dengan tersenyum simpul. "Yap. Dia benar-benar meminumnya, padahal dia sudah tahu jika air itu telah kuberi sesuatu," cetus gadis itu, seraya menyeruput avocado milk cheese-nya dengan nikmat.Saat ini Juliet dan Sienna tengah bertemu di sebuah cafe, dengan Juliet yang bercerita peristiwa yang terjadi kemarin kepada sahabatnya."Tunggu. Dari mana Matthew tahu jika air itu bukan air biasa?""Pasti dari Darren. Sebelum makan, Matthew mendapat telepon dari Darren. Lalu setelah itu dia mulai bersikap aneh dengan membuang gelas airku dan teko di atas meja.""Tapi dia malah menyisakan gelasnya sendiri dan meminumnya," cetus Sienna sambil menggeleng tak habis pikir."Aku sangat penasaran dengan maksud serta tujuanmu,

Latest chapter

  • Come And Serve Me   60. The Photographer

    "Akulah Virgo, Karina sayang. Dan lelaki itu, lelaki yang bersamamu sebelumnya... justru dialah Jeremy yang sesungguhnya."Karina mengernyit kaget. Apa pula maksudnya ini??"Dia mengambil tubuhku, dan berusaha menyembunyikan jiwaku jauh-jauh. Bahkan dia juga ingin membuatku musnah. Dia mungkin terlihat lelaki baik, tapi satu hal yang harus kamu tahu, Cantik. Dia belum mengeluarkan tabiat aslinya. Yang jauh... jauh lebih kejam dari diriku."Jeremy mengeluarkan devil's smirk-nya melihat wajah bingung Karina, lalu mengecup bibir gadis itu dengan sepenuh gairah.Karina menjauhkan bibirnya dari Jeremy, karena ada yang ingin ia katakan. "Kamu bohong!" Sergah gadis itu sengit. "Virgo tidak pernah memperlakukanku dengan kasar sepertimu, Jeremy!"Lelaki itu menelengkan kepalanya sembari tertawa kecil mendengar perkataan Karina. "Jadi kamu kira hanya karena lembut padamu selama ini, maka dia tidak bisa bersikap kasar, hm?""Baik, akan kubuktikan kalau diriku yang kasar ini pun bisa bersikap lem

  • Come And Serve Me   59. The Strongest Bond In The World

    Suara ketukan pelan di pintu membuat Matthew mengangkat kepalanya dari layar monitor. Berpikir bahwa mungkin itu adalah sekretarisnya yang hendak memberitahukan sesuatu."Ya, masuk!"Pintu itu pun terbuka, disertai oleh seraut wajah cantik yang muncul dari baliknya dan tersenyum kepada Matthew."Muffin?!" Matthew segera berdiri dari kursinya dan melangkah tergesa ke arah pintu, sementara Juliet telah masuk ke dalam ruangam dan tersenyum semakin lebar melihat suaminya yang menyongsong kedatangannya dengan penuh semangat, penuh cinta dan ketulusan.Matthew mengecup sekilas bibir lembut Juliet lalu memeluk tubuh istrinya dengan erat. "Kejutan yang sangat manis dan menyenangkan melihatmu datang ke kantor, Muffin. I really miss you.""Matthew, sebenarnya aku ke sini untuk--" Juliet tak bisa melanjutkan kalimatnya lagi karena suaminya yang tak sabaran kini sudah melumat bibirnya dengan serakah. Sebuah ciuman penuh dengan kepemililan mutlak yang hanya kepada dirinya.Juliet berusaha menghin

  • Come And Serve Me   58. The Real Soul

    Tak pernah terbayangkan di benak Karina bahwa ia akan berada di posisi ini.Ia bahkan tidak akan pernah tahu rasanya, berada di bawah tatapan seseorang yang ia kenal, namun sekaligus juga tidak ia kenal. Sebuah pribadi yang biasanya selalu tersenyum dan penuh tawa, namun kali ini datar dan dingin seolah patung tanpa nyawa.Mereka adalah dua jiwa yang berada di dalam satu tubuh yang sama, dengan kepribadian yang jauh saling berbeda. Bagaikan siang dan malam, api dan air, malaikat dan iblis.Bagaimana mungkin seseorang menyimpan jiwa yang berbeda di dalam dirinya? Karina tidak akan pernah mengerti jawabnya, karena ia belum pernah bersentuhan dengan seseorang seperti Virgo sebelumnya.Yang pasti, detik ini adalah detik paling menakutkan yang ia alami sepanjang hidupnya. Dan Karina tidak tahu, apakah detik selanjutnya akan membawanya ke saat-saat penuh kengerian?"J-Jeremy??" Lidah Karina terasa kelu ketika mengucap nama itu. Nama yang sebulan lalu ia nantikan, namun tak kunjung datang. N

  • Come And Serve Me   57. The Anticipated Personality

    "Apa barusan kamu memanggilku dengan nama 'Virgo' alih-alih 'Reiner' seperti biasa, Karina?"Karina pun serta merta tersadar ketika mendengar pertanyaan Virgo yang diucapkan dengan suara lembut namun penuh dengan tuntutan."Ck. Itu cuma nama. Apa bedanya jika aku memanggilmu Reiner atau Virgo? Keduanya juga namamu kan?"Virgo terdiam sembaru menatap seraut wajah cantik dengan tubuh seksi yang duduk di sampingnya. "Tentu saja beda, Nona," lugasnya sembari menarik tangan dan pinggang Karina hingga gadis itu kini telah berada pindah di atas pangkuannya.Karina diam saja ketika Virgo membuat dirinya berada di posisi intim seperti sekarang. Setelah tinggal bersama Virgo selama sebulan, ia sudah tidak terlalu kaget lagi dengan tingginya gairah lelaki itu yang hampir setiap saat menginginkan tubuhnya.Meskipun melelahkan, tapi Karina bersyukur karena Virgo sangat lembut memperlakukannya.Virgo merangkum wajah Karina dengan kedua tangannya, lalu mengecup bibir sensual milik gadis itu, merasa

  • Come And Serve Me   56. The Naughty Girl

    Karina mulai merasa bosan. Sejak tadi ia hanya menemani Virgo yang sibuk terus menerus menyapa dan mengobrol dengan para kolega bisnisnya .Namun gadis itu juga tak bisa mengelak karena Virgo memeluk pinggangnya tanpa lepas seakan tidak ingin ia diam-diam menyelinap pergi. Huh, menyebalkan.Saat Virgo sedang mendengarkan lawan bicaranya yang sibuk mengoceh tentang pasar saham, Karina pun berbisik pelan kepada lelaki itu."Aku mau ke toilet dulu."Virgo pun mengalihkan wajahnya kepada Karina. "Mau kuantarkan?"Gadis itu pun menggeleng kecil. "Tidak perlu. Cuma sebentar kok.""Ya sudah. Jangan terlalu lama, atau aku yang akan menyusulmu ke sana."Dan akhirnya Karina bisa bernapas lega setelah Virgo membiarkannya pergi. Duh, pesta ini membosankan sekali!! Sama sekali buka seperti ini bayangan Karina akan sebuah pesta yang sebenarnya.Meskipun sang penyelenggara pesta adalah pasangan tua yang merayakan 25 tahun usia pernikahan perak mereka, tapi apa anak-anak mereka tidak memberikan nas

  • Come And Serve Me   55. The Apology

    "Halo, Oma."Pergerakan dari tangan berkeriput yang lincah memotongi tangkai bunga itu pun terhenti, ketika mendengar sebuah suara yang memasuki area kebun tengah menyapanya.Wajah wanita tua itu pun menengadah, dan mengernyit saat menyadari bahwa yang datang adalah seseorang yang paling ia tidak sukai."Maaf jika mengganggu waktu santai Oma. Tapi, bisakah kita bicara?" Ucap suara itu lagi, yang kali ini terdengar sarat akan permohonan.Tak ada kata-kata yang keluar dari bibir Oma Anita. Hanya sebuah tatapan tajam dan menusuk yang ia berikan untuk sosok wanita yang berdiri di depannya."Siapa yang mengijinkanmu untuk berdiri di depanku dan mengajukan pertanyaan tak tahu malu seperti itu?" Sentak Oma Anita kesal. Ia mengacungkan gunting untuk memotong bunga. "Pergi dari sini atau aku akan benar-benar menyakitimu!""Oma, kumohon. Beri waktu untukku mengungkapkan apa yang ingin kukatakan," ucap wanita itu lagi dengan manik beningnya yang berkaca-kaca.BRAKK!!Wanita tua itu membanting gu

  • Come And Serve Me   54. The Fake Lovers

    "Apa sudah selesai?" Virgo bertanya kepada salah satu pegawai butik yang baru saja keluar dari kamarnya."Tinggal berdandan sedikit lagi, Tuan Virgo," sahut orang itu sembari membungkukkan badannya hormat.Virgo mengangguk, dan berjalan memasuki kamarnya dimana Karina sedang berganti baju dan berdandan sebelum mereka berdua pergi ke sebuah pesta.Tampak Karina sedang duduk di sebuah kursi di depam cermin dengan dikelilingi oleh dua orang yang menata rambut serta memoles wajahnya."Jangan menggunakan make-up terlalu tebal, dia lebih cantik jika lebih natural," tutur Virgo kepada sang make-up artist yang menganggukkan kepalanya kepada Virgo, sementara Karina juga ikut menatapnya dari balik cermin.Gadis itu melihat bahwa Virgo telah siap dengan mengenakan setelan modern tuxedo lengkap. Jika seperti ini, Virgo terlihat jauh lebih matang dari usia yang sebenarnya. Dan juga berlipat kali lebih tampan.Malam ini, Virgo mengajaknya ke dalam sebuah pesta untuk kalangan atas. Sebuah pesta ulan

  • Come And Serve Me   53. The Failed Experiment

    "Matthew." Lelaki itu mengalihkan tatapannya dari jendela ke arah suara lembut yang memanggilnya, lalu tersenyum saat seraut wajah rupawan mendatangi dan tiba-tiba saja memeluknya erat. "Wah wah, ada apa ini? Aku pasti sedang bermimpi indah karena mendapatkan sebuah pelukan dari seorang bidadari," goda Matthew. Sebuah kecupan ia layangkan di ubun-ubun kepala Juliet, sebelum gadis itu melepaskan pelukan mereka untuk menatap manik coklat pasir itu. "Ada apa, Muffin? Apa ada sesuatu yang mengganggu pikiranmu?" Tanya Matthew ketika melihat Juliet yang hanya diam saja menatapnya. Ia mengelus rambut panjang yang tergerai indah itu sembari merapikan helai-helainya. Juliet menggeleng pelan, lalu kembali memeluk Matthew. Ia tidak ingin Matthew tahu bahwa ia telah mendengar pertengkaran antara lelaki itu dan Oma Anita. Dan bagaimana hal itu sedikit banyak mempengaruhi Matthew, terlihat dari bagaimana Juliet memergokinya yang sedang melamun menatap ke jendela. "Aku sayang kamu," ucap Julie

  • Come And Serve Me   52. The Great Temptations

    "Come and serve me, Nona Karina sang penggoda." Tidak tahu kenapa, tiba-tiba saja Karina merasakan merinding di sekujur tubuhnya ketika mendengar suara maskulin yang mengalun dengan serak dan dalam itu. Tatapan dari manik monolid Virgo lurus lekat terarah kepada dirinya, semakin dekat semakin jelas terlihat bahwa sorotnya mengandung kobaran api yang dahsyat. Terlebih, ketika Virgo melangkahkan kakinya dalam ayunan yang tegas, namun perlahan dan penuh perhitungan. Karina tak bergeming, ia masih terkesima dengan sosok yang jauh lebih tinggi dan lebih besar darinya itu, yang malah melakukan langkah pertama untuk menggoda alih-alih dirinya. Saat kini Virgo telah berada tepat di hadapan Karina, kedua insan itu pun saling bertatapan. Karina akhirnya menyunggingkan senyum tipis, dan berpikir pasti Virgo menanti dirinya untuk memulai. Benar juga. Gadis itu terlalu terbawa pada sikap Virgo tadi hingga terlupa bahwa di sini, saat ini, dirinyalah yang seharusnya memegang kendali. Baik

DMCA.com Protection Status