Beranda / Romansa / Come And Serve Me / 14. The Midnight Rain

Share

14. The Midnight Rain

Penulis: Black Aurora
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-30 12:56:41

Selama tiga tahun ini, keberadaan Juliet memang terkesan seperti disembunyikan oleh Matthew dari seluruh keluarga besar Wiratama.

Dirinya dianggap tiada, meskipun nyata adanya.

Matthew sengaja menaruh Juliet di rumah kedua, villa yang biasa digunakan untuk beristirahat oleh keluarganya, alih-alih kediaman utama yang biasa ditempati Matthew dulu bersama kedua orang tuanya.

Saat Matthew mengambil Juliet yang yatim piatu dan mengangkatnya menjadi adik asuh, Oma adalah orang yang paling keras menentangnya.

Sama seperti Matthew waktu itu, Oma menganggap kematian putranya Ibram dan menantunya Kayana adalah karena kesalah Bayu yang saat itu bertindak sebagai pengemudi mobil naas yang dinaiki mereka.

Dan sama juga seperti Matthew, Oma pun menimpakan kesalahan itu kepada Juliet yang sama kehilangannya, dan tidak tahu apa-apa.

Hubungan antara Matthew dan Oma saat itu sempat renggang, karena ketidaksetujuan wanita itu ketika cucunya membawa Juliet masuk ke dalam rumah Wiratama.

Mereka merasa Mat
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Come And Serve Me   15. The Gorgeous Devil

    **Flashback 3 tahun yang lalu**Juliet lelah sekali setelah menangis hampir seharian penuh di acara pemakaman ayahnya. Tenaganya seperti telah tersedot habis karena kesedihan mendalam yang mengeringkan batin serta jiwanya.Luka yang belum sembuh karena kehilangan ibunda tercinta beberapa tahun yang lalu, kini semakin berdarah dan menganga terbuka karena satu-satunya orang terkasih yang ia miliki kini telah dirampas dari kehidupannya.Malam gelap yang dipenuhi dengan milyaran tetesan hujan yang begitu deras telah tiba, dan Juliet hanya bisa memeluk tubuh mungilnya yang kurus di dalam kamar ayahnya yang kosong, sekosong hatinya."Ayaah... kenapa ayah tega meninggalkanku seorang diri?" bisiknya dalam derai air mata yang kembali mengalir deras membasahi wajahnya.Ia kesepian. Takut. Kesunyian di malam ini sangat mengerikan bagi anak remaja seusia 16 tahun seperti dirinya. Juliet benar-benar menyesal menolak tawaran dari salah satu teman sekelasnya untuk menginap di rumahnya.Ia hanya tida

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-31
  • Come And Serve Me   16. The Innocent Angel

    Hitam. Gelap. Pekat. Matthew tak tahu lagi bagaimana menggambarkan suasana hatinya saat ini selain dengan ketiga kata itu, sejak mengetahui kematian kedua orang tuanya yang sangat tragis dan sangat tiba-tiba. Kecelakaan lalu lintas yang membuat mobil mewah itu terbalik dan terbakar di pinggir jalan, menghanguskan ketiga jasad yang telah tak berbentuk di dalamnya. Sesuatu pasti terjadi di dalam mobil itu sebelum Pak Bayu kehilangan kendali dan membuat mobil itu oleng. Selama ini, supir pribadi keluarganya itu selalu mengemudi dengan hati-hati dan tidak pernah menggunakan kecepatan tinggi. Dan dari rekaman CCTV di jalan raya, terlihat bagaimana ugal-ugalannya mobil itu sebelum akhirnya menabrak pembatas jalan dan terbalik. Dugaan Matthew, mungkin mereka semua sedang beradu pendapat di dalam sana. Suasana yang semakin memanas pun tak pelak menjadi faktor tercetusnya kecelakaan fatal itu. Ayahnya, Ibram Wiratama mungkin sudah tak dapat menahan emosinya setelah mengetahui perselingkuh

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-31
  • Come And Serve Me   17. The Unpredictable

    "Ampun Kak Matthew... aku mohon jangan lakukan itu lagi!!" Juliet menjerit putus asa dengan penuh permohonan.Gadis itu memohon sembari berlutut dan menyembah Matthew, dengan isak tangisnya yang sedari tadi tak hentinya merepih.Matthew menatap gadis yang hanya mengenakan bath robe putih itu dengan ekspresi dingin tak terbaca dan tak tersentuh, hanya diam bagai patung yang tampan dan angkuh.Ini adalah hari ketiga ia membawa Juliet ke dalam rumahnya, di dalam pengawasan dan kekuasaannya.Dan selama itu pula tak terhitung entah berapa kali Matthew menjamah tubuh polos itu dengan menjadikan Juliet sebagai jalang pribadi pemuas hasratnya, sama seperti apa yang telah ia rencanakan sebelumnya."Bangun, Juliet. Jangan menyembahku seperti itu."Nada sedingin gunung es Kutub Utara itu tak pelak membuat Juliet menggigil ketakutan, karena Matthew yang sepertinya sama sekali tidak tersentuh.Selama tiga hari ini ia berusaha melakukan segala cara untuk menghentikan perbuatan keji Matthew yang mem

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-31
  • Come And Serve Me   18. The Element of Surprise

    Juliet terkikik geli ketika Matthew mengecup sisi lehernya yang harum dan sensitif, lalu dengan sengaja lelaki itu pun menggelitik pinggangnya. Sepanjang sore, kedua sejoli itu asyik bercumbu dan bermesraan setelah puas bercinta. Walaupun sebenarnya Matthew masih jauh dari puas, namun untuk beberapa bulan ke depan ia terpaksa harus membiasakan diri karena kehamilan Juliet yang masih dini dan rentan. "Kenapa kamu wangi sekali sih?" Guman Matthew sembari tak hentinya menghujani area leher dan pundak Juliet yang cantik dengan kecupan-kecupan. Matthew mengagumi tulang selangka Juliet yang menyembul manis dan menyapukan lidahnya di sepanjang garis itu. "Matthew..." Juliet menyebut nama lelaki itu dalam desahan lembut yang kembali membuat Matthew menggeram, sekuat tenaga menahan hasrat yang hampir membuatnya lepas kendali. "Ini sangat menyiksa," gerutu lelaki itu sembari mengacak rambutnya frustasi. "Aku masih sangat ingin memilikimu, Muffin. Tapi itu akan berbahaya untuk anak kita." He

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-31
  • Come And Serve Me   19. The Epic Arrival

    Suara deru mobil yang baru memasuki gerbang depan kediaman Matthew membuat Juliet cepat-cepat menyimpan ponselnya ke dalam saku.Yang barusan tiba adalah salah satu mobil milik Matthew, yang artinya lelaki itu tadi sedang keluar ketika Oma dan Karina menyambangi rumahnya.Juliet berdecak kecil. Bukankah itu terlalu pas untuk dibilang kebetulan? Ia sangat yakin Oma sengaja datang ke rumah ini ketika cucu kesayangannya itu sedang pergi, agar puas melontarkan hinaan kepada Juliet. Hah, sangat mudah ditebak.Juliet masih tak bergeming di sofa ruang tamu, sama sekali tidak ada keinginan untuk menyambut Matthew meskipun ia bisa. Dari balik jendela kaca besar bertirai tipis, Juliet bisa melihat Matthew turun dari mobil yang ia kemudikan sendiri.Seorang pelayan berjalan cepat ke arahnya, memberi anggukan hormat, lalu mengatakan sesuatu kepada Matthew entah apa. Yang pasti hal itulah yang membuat Matthew segera melangkah lebar memasuki rumahnya dengan terburu-buru.Manik coklat pasirnya sedik

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-01
  • Come And Serve Me   20. The Patience

    Matthew terpaksa berangkat pagi-pagi sekali untuk bekerja hari ini, sebagai akibat kepulangannya kemarin yang lebih cepat karena khawatir pada Juliet yang tiba-tiba saja memutuskan video call mereka secara sepihak.Sebagai puncak pimpinan tertinggi, ada banyak tugas dan tanggung jawab yang tak bisa ia abaikan begitu saja.Sejak pagi, lelaki bersurai coklat gelap itu telah disibukkan oleh banyaknya meeting serta inspeksi ke beberapa lokasi.Pekerjaannya mulai sedikit senggang ketika menjelang waktunya istirahat makan siang, sehingga Matthew pun memilih untuk makan di ruang kerjanya saja.Suara ketukan tiga kali di pintu seketika disusul oleh munculnya seraut wajah bule dari baliknya."Siang, Boss. Hei, aku baru saja mau mengajakmu makan siang di luar," protes Darren, yang berdecak sebal melihat Matthew yang sedang mengunyah sandwich. "Ternyata kamu malah sudah makan. Kenapa sendirian?""Hanya ingin saja," sahut Matthew santai. Ia menepuk tangan Darren yang tanpa permisi mencomot sepoto

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-01
  • Come And Serve Me   21. The Beautiful Liar

    "Helikopter?" Juliet memicingkan mata saat menoleh ke arah Matthew yang ia gandeng di sampingnya. Gadis itu terkejut ketika Matthew membawanya keluar dari rumah menuju landasan helikopter di bagian samping rumah, alih-alih bagian entrance dimana sebuah mobil biasanya telah menunggu. "Apa lokasinya jauh?" Matthew menggeleng kecil. "Sebenarnya tidak terlalu jauh, hanya saja lalu lintas saat inj di Jakarta sedang padat. Aku hanya tidak mau membuang waktu di dalam kemacetan." Juliet sudah pernah menaiki alat transportasi ini juga sebelumnya, yaitu saat Matthew untuk pertama kalinya mengajak dirinya keluar jalan-jalan. Waktu itu Matthew bertanya apa yang ia inginkan, dan Juliet ingin ke pantai. Alih-alih membawanya ke Pantai Ancol seperti yang Juliet kira, Matthew malah membawanya ke salah satu Pulau Seribu menggunakan helikopter. "Dimana pilotnya?" Tanya Juliet heran kepada Matthew, saat salah seorang pelayan membukakan pintu heli dan Juliet tidak melihat siapa pun di dalam sana. "K

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-02
  • Come And Serve Me   22. The Bad Blood

    Kali ini, Juliet-lah yang terjaga lebih dulu daripada Matthew.Manik bening sekelam malam itu pun mengerjap pelan, untuk mengusir kantuk yang masih terasa dan tersisa di pelupuk mata. Ia harus bangun, karena ada sesuatu yang penting yang harus ia lakukan sebelum Matthew terbangun.Dengan perlahan, gadis itu pun mencoba melepaskan diri dari back hug Matthew di pinggangnya. Bukan perkara yang mudah ternyata, karena meskipun tertidur, pelukan Matthew sangat kuat mengalahkan rantai besi.Tak hilang akal, Juliet pun akhirnya memilih untuk menyelinapkan tubuhnya ke bawah sedikit demi sedikit. Dan... ia berhasil!Juliet mendesah lega dalam hati ketika akhirnya telah terbebas dari Matthew. Gadis itu meraih bath robe yang terlipat rapi di atas meja untuk menutupi tubuhnya yang tidak mengenakan busana sehelai pun, setelah semalaman bercinta dengan Matthew.Dengan langkah berjingkat, ia pun perlahan-lahan keluar dari master bedroom menuju ke bagian teras, yang hanya dipisahkan oleh pintu kaca.U

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-03

Bab terbaru

  • Come And Serve Me   87. The Warmth In A Cup

    Sienna terus berlari tanpa memperhatikan apa pun di sekitarnya. Jantungnya berdebar kencang, tidak hanya karena aktivitas fisik yang dilakukannya, tetapi juga karena emosi yang meluap-luap di dalam dirinya. Langkah-langkahnya yang cepat menggema di sepanjang koridor kampus, seolah mengiringi detak jantungnya yang berdegup keras. Ia hanya ingin menjauh sejauh mungkin dari ruang kesehatan itu, sejauh mungkin dari tempat ini, dari segala hal yang membuatnya merasa terpojok. Gadis itu bahkan tidak menyadari bahwa kakinya telanjang, karena buru-buru turun dari ranjang portabel di ruang kesehatan tadi tanpa sempat mengenakan kembali flat shoes-nya. Dinginnya lantai tidak terasa menyakitkan bagi Sienna, mungkin karena pikirannya terlalu kacau untuk memproses rasa apa pun selain keinginan untuk melarikan diri. Orang-orang yang melihat Sienna berlari kencang di lorong kampus jelas dibuat bingung dan terkejut. Gadis itu menjadi pusat perhatian dengan begitu mudahnya, namun ia sama

  • Come And Serve Me   86. The Dark Memories

    "Uh..." Sienna membuka kedua matanya dengan perlahan, merasa kepalanya sangat pusing dan berat. Lalu ia pun mengerjap pelan ketika menyadari bahwa kini dirinya telah berada di tempat asing. 'Eh? Kok aku bisa ada di sini?' Ruangan yang berukuran sedang ini setahu Sienna adalah ruang kesehatan yang merupakan fasilitas dari kampusnya. Saat ini ia sedang berbaring di ranjang portabel dari besi, serta selembar selimut putih yang menutupi tubuhnya.Gadis itu masih merasa disorientasi, seolah ada ruang kosong di dalam benaknya yang memutus ingatan terakhirnya. Sebentar... Bukankah sebelumnya ia sedang berada di kelas? Ya, benar. Ia sedang membalas pesan dari Darren, sambil menunggu dosen pengganti yang datang terlambat, lalu... Lalu.Bagai ada petir yang menyambar, Sienna kembali mengingat kilasan ingatan yang menghujam otaknya. Orang itu. Dosen baru yang mengganti Pak Rudi, adalah orang itu. Apa yang dia lakukan di fakultas hukum? Bukankah... dia guru matematika?Sienna tiba-tiba mer

  • Come And Serve Me   85. The Demon From The Past

    "Uhuk-uhukk!" Darren segera memberikan segelas air kepada Sienna yang batuk-batuk karena tersedak, akibat mengunyah dengan terburu-buru. Sambil menepuk pelan punggung gadis itu dengan satu tangan, tangan satunya lagi ia gunakan untuk memberikan minum langsung ke bibir Sienna. "Thanks, Darren." Sienna berucap setelah batuknya mereda. "Pelan-pelan saja mengunyahnya, Sunshine." Sienna hanya melemparkan tatapan kesal namun tidak berkata apa-apa kepada Darren. Bagaimana ia tidak terburu-buru? Ia hampir terlambat masuk kuliah hari ini, dan semua itu gara-gara Darren yang tak ada habisnya meminta jatah bercinta. Ck. Bahkan sampai sekarang kedua kakinya masih lemas dan agak gemetar karena lelah. Meskipun begitu, ia harus kuliah hari ini. Ia tidak ingin terus membolos, apalagi sudah beberapa hari kemarin ia mangkir kuliah untuk menyelidiki kasus Mathilda. "Kamu kok nggak makan sih?" tanya gadis itu heran karena Darren yang sejak tadi ikut duduk di sampingnya, namun hanya menatapny

  • Come And Serve Me   84. The Black Veil Uncovered

    Sienna membuka matanya perlahan ketika merasakan tubuhnya digerakkan dengan lembut. Darren-lah yang melakukannya. Pria itu sedang memindahkan tubuhnya yang sedang asyik tertidur di atas tubuh Darren, untuk direbahkan di kasur lembut. Entah kenapa, kehangatan yang terpancar dari kulit pria itu bisa membuat Sienna rileks hingga akhirnya ia pun terlelap dengan pulas. Otot keras pria itu bertemu dengan tubuhnya yang lembut terasa seperti paduan yang sempurna dan saling melengkapi. "Darren?" Sienna menatap Darren dengan matanya yang masih sayu karena mengantuk, menyiratkan tanya kenapa dirinya dipindahkan. "Kamu jadi terbangun ya? Maaf, Sunshine." Darren mengusap lembut bibir Sienna dan mengecupnya sekilas. "Tidurlah lagi." "Kamu mau kemana?" Tanya Sienna lagi, ketika melihat Darren yang menyelimutinya lalu beranjak turun dari atas ranjang. "Cuma mau ke dapur untuk membuatkan sarapan," sahut pria bersurai pirang itu dengan manik biru lautnya yang cerah dan berkilau penuh senyum m

  • Come And Serve Me   83. The Sunshine And Her Shadows

    Sienna keluar dari mobil mewah milik Darren, lalu dengan sengaja membanting pintunya dengan wajah yang masih tertekuk."Kenapa kamu masih saja membawaku ke sini? Aku mau pulang!" Sergah gadis itu dengan kaki yang menghentak kesal dan manik bening dari balik lensa kaca mata yang mendelik ke arah Darren.Padahal Sienna sudah berusaha mengubah sikapnya menjadi agak penurut, dengan membiarkan Darren mengajaknya makan siang dan berjalan-jalan di mal. Sienna bahkan membiarkan pria itu menggandeng tangannya dan memeluknya di tempat umum, mempertontonkan kemesraan layaknya sepasang kekasih.Meskipun Sienna masih tetap tidak menganggap Darren adalah kekasihnya, berbanding terbalik dengan Darren yang sudah mengklaim bahwa Sienna adalah gadisnya.Ia mengira dengan mengikuti apa kemauan pria itu, paling tidak Darren akan mengabulkan permintaannya untuk pulang ke apartemennya. Aaah... Sienna benar-benar rindu dengan situasi kamar dan kasurnya yang empuk. Namun yang justru terjadi saat ini adalah

  • Come And Serve Me   82. The Clingy Boyfriend

    "Phobia pada kegelapan?" Virgo mengulang pertanyaan Darren sambil berusaha mengingat-ingat.Benar juga, seingatnya dulu saat nereka masih kecil, Sienna memang tidak suka berada di dalam ruangan yang minim cahaya. Apa sekarang pun masih?"Ya. Sienna sangat ketakutan saat berada di dalam suasana yang gelap. Dia... bahkan berada di taraf yang seperti tidak sadar bahwa sudah menyakiti diri sendiri," sahut Darren dengan wajah yang menyiratkan kecemasan."Kamu sepupunya yang paling dekat kan? Apa Sienna pernah bercerita tentang hal itu?"Virgo menggeleng. "Sienna itu cukup tertutup meskipun dari luar terlihat cuek dan berani," cetusnya. "Kami memang cukup dekat sebagai sepupu, tapi tidak sedekat itu untuk menceritakan hal-hal yang terlalu pribadi."Darren mendesah pelan, kecewa karena tidak mendapatkan jawaban yang ia inginkan. Virgo benar, Sienna itu gadis yang agak tertutup."Bagaimana dengan masa kecilnya?" Tanya Darren lagi, pantang menyerah. "Apa pernah terjadi sesuatu yang traumatis s

  • Come And Serve Me   81. The Investigation

    "Heekkhh... hkk... kkhh..."Suara gumanan pelan namun aneh itu membuat tidur lelap Darren pun seketika menjadi terjaga. Perlahan kelopak matanya terbuka, namun tak berapa lama menjadi menyipit bingung, ketika menyadari bahwa ia tidak menemukan seseorang di samping sisi ranjangnya.Kemana Sienna??"Huukkhh..."Suara aneh itu kembali terdengar lagi.Darren pun bergerak untuk beranjak duduk di atas tempat tidurnya sambil menajamkan pendengarannya. Kegelapan yang menyelimuti di sekelilingnya membuatnya tak dapat melihat apa pun.Pria bersurai pirang itu pun memutuskan untuk menyalakan lampu tidur di atas nakas. Bias cahaya kuning lembut pun serta merta memberikan penerangan, meskipun samar-samar.Manik biru laut lelaki itu pun membelalak lebar karena terkejut, ketika menemukan sosok yang ia cari kini tengah duduk di lantai, dengan punggungnya yang bersandar di dinding."Heehkk... uhkk..."Tatapan gadis itu terlihat kosong seperti boneka tanpa nyawa. Bibirnya terbuka, mengeluarkan suara se

  • Come And Serve Me   80. The Perfect One

    "Aku tidak tahu harus berkata apa kepadamu, Muffin."Juliet hanya bisa meringis mendengar nada dingin yang menguar dari suara maskulin suaminya. Ia sadar bahwa di sini semua kesalahan memang bersumber dari dirinya, namun sungguh, ia tidak pernah menyangka akan menjadi sekacau ini.Ia yang tadinya ingin memberikan kejutan manis untuk suaminya dengan menyelidiki diam-diam tentang Mathilda Wiratama, ternyata malah menyebabkan sahabatnya Sienna dan sepupunya Matthew berada dalam masalah.Hampir saja Sienna diperkosa dan Darren yang nyaris kehilangan nyawa, ketika mereka menjalankan misi yang ia minta!Ya ampun...Wanita bersurai gelap dengan perutnya yang mulai membuncit itu benar-benar menyesal. Tangannya yang sejak tadi menggenggam erat tangan sahabatnya, Sienna, mulai terlihat sedikit gemetar.Saat ini Juliet sedang duduk di atas sofa double seated bersama Sienna, sementara itu Matthew dan Darren masing-masing berada di sofa single."Sienna, Darren... maaf," cicit wanita cantik bersura

  • Come And Serve Me   79. The Startover

    Setelah sarapan, Sienna segera mandi dan berpakaian dengan cepat. Cuaca cerah pagi ini harus bisa dimanfaatkan sebaik mungkin bagi mereka untuk mencari jalan pulang.Setelah hujan sehari semalam, masih tersisa beberapa genangan air di jalanan yang rusak dan becek penuh lumpur.Semoga saja lumpurnya tidak tebal, agar ban mobil mereka tidak terjebak dan malah tidak bisa bergerak.Darren membukakan pintu untuk Sienna, yang dibalas dengan ucapan terima kasih oleh gadis itu.Hanya saja Sienna tidak tahu, bahwa ada seulas senyum simpul penuh arti di wajah tampan lelaki itu."Darren!!" Pekik Sienna sambil mendelik kesal dan mengusap bokongnya yang baru saja mendapatkan cubitan gemas dari Darren.Tawa pelan lelaki itu semakin membuat Sienna kesal, dan gadis itu pun akhirnya masuk ke dalam mobil sambil menghempaskan tubuhnya."Modus!" Cebiknya sembari memutar kedua bola mata. Dasar laki-laki. Dulu saat pertama kali mengenal Darren, Sienna tidak akan pernah menyangka jika lelaki ini sangat mes

DMCA.com Protection Status