Beranda / Romansa / Come And Serve Me / 13. The Manipulative Juliet

Share

13. The Manipulative Juliet

Penulis: Black Aurora
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-30 12:56:08

"Oh. My. God. Apa itu cincin lamaran?!" Pekik gadis berkacamata dengan bola mata membelalak sempurna. "Jadi Matthew benar-benar melamarmu?!"

Juliet membiarkan temannya Sienna meraih jemarinya untuk menatap lekat cincin berlian besar dan indah yang tersemat di jari manisnya. Hari ini kebetulan tak ada kuliah karena dosen yang mengajar sedang ijin, dan Juliet pun janjian dengan Sienna untuk bertemu di resto sebuah mal.

Sienna berdecak kagum. "Selera Matthew Wiratama memang tidak main-main," ucapnya sembari menatap Juliet.

"Ah, aku iri sekali. Matthew mengetahui kalau kamu mengandung anaknya, lalu dia pun segera melamar? Ya ampun. Dia pasti tipe lelaki konvensional, yang menginginkan keturunannya lahir dengan kedua orang tuanya telah terikat dalam pernikahan," cetus gadis berkacamata itu dengan mata berbinar-binar.

Juliet memutar kedua bola matanya mendengar perkataan Sienna yang terdengar seperti seorang pemuja kepada idolanya.

"Whatever, Sienna. Bagaimana tentang permintaanku kemarin?
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • Come And Serve Me   14. The Midnight Rain

    Selama tiga tahun ini, keberadaan Juliet memang terkesan seperti disembunyikan oleh Matthew dari seluruh keluarga besar Wiratama.Dirinya dianggap tiada, meskipun nyata adanya.Matthew sengaja menaruh Juliet di rumah kedua, villa yang biasa digunakan untuk beristirahat oleh keluarganya, alih-alih kediaman utama yang biasa ditempati Matthew dulu bersama kedua orang tuanya.Saat Matthew mengambil Juliet yang yatim piatu dan mengangkatnya menjadi adik asuh, Oma adalah orang yang paling keras menentangnya.Sama seperti Matthew waktu itu, Oma menganggap kematian putranya Ibram dan menantunya Kayana adalah karena kesalah Bayu yang saat itu bertindak sebagai pengemudi mobil naas yang dinaiki mereka.Dan sama juga seperti Matthew, Oma pun menimpakan kesalahan itu kepada Juliet yang sama kehilangannya, dan tidak tahu apa-apa.Hubungan antara Matthew dan Oma saat itu sempat renggang, karena ketidaksetujuan wanita itu ketika cucunya membawa Juliet masuk ke dalam rumah Wiratama.Mereka merasa Mat

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-30
  • Come And Serve Me   15. The Gorgeous Devil

    **Flashback 3 tahun yang lalu**Juliet lelah sekali setelah menangis hampir seharian penuh di acara pemakaman ayahnya. Tenaganya seperti telah tersedot habis karena kesedihan mendalam yang mengeringkan batin serta jiwanya.Luka yang belum sembuh karena kehilangan ibunda tercinta beberapa tahun yang lalu, kini semakin berdarah dan menganga terbuka karena satu-satunya orang terkasih yang ia miliki kini telah dirampas dari kehidupannya.Malam gelap yang dipenuhi dengan milyaran tetesan hujan yang begitu deras telah tiba, dan Juliet hanya bisa memeluk tubuh mungilnya yang kurus di dalam kamar ayahnya yang kosong, sekosong hatinya."Ayaah... kenapa ayah tega meninggalkanku seorang diri?" bisiknya dalam derai air mata yang kembali mengalir deras membasahi wajahnya.Ia kesepian. Takut. Kesunyian di malam ini sangat mengerikan bagi anak remaja seusia 16 tahun seperti dirinya. Juliet benar-benar menyesal menolak tawaran dari salah satu teman sekelasnya untuk menginap di rumahnya.Ia hanya tida

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-31
  • Come And Serve Me   16. The Innocent Angel

    Hitam. Gelap. Pekat. Matthew tak tahu lagi bagaimana menggambarkan suasana hatinya saat ini selain dengan ketiga kata itu, sejak mengetahui kematian kedua orang tuanya yang sangat tragis dan sangat tiba-tiba. Kecelakaan lalu lintas yang membuat mobil mewah itu terbalik dan terbakar di pinggir jalan, menghanguskan ketiga jasad yang telah tak berbentuk di dalamnya. Sesuatu pasti terjadi di dalam mobil itu sebelum Pak Bayu kehilangan kendali dan membuat mobil itu oleng. Selama ini, supir pribadi keluarganya itu selalu mengemudi dengan hati-hati dan tidak pernah menggunakan kecepatan tinggi. Dan dari rekaman CCTV di jalan raya, terlihat bagaimana ugal-ugalannya mobil itu sebelum akhirnya menabrak pembatas jalan dan terbalik. Dugaan Matthew, mungkin mereka semua sedang beradu pendapat di dalam sana. Suasana yang semakin memanas pun tak pelak menjadi faktor tercetusnya kecelakaan fatal itu. Ayahnya, Ibram Wiratama mungkin sudah tak dapat menahan emosinya setelah mengetahui perselingkuh

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-31
  • Come And Serve Me   17. The Unpredictable

    "Ampun Kak Matthew... aku mohon jangan lakukan itu lagi!!" Juliet menjerit putus asa dengan penuh permohonan.Gadis itu memohon sembari berlutut dan menyembah Matthew, dengan isak tangisnya yang sedari tadi tak hentinya merepih.Matthew menatap gadis yang hanya mengenakan bath robe putih itu dengan ekspresi dingin tak terbaca dan tak tersentuh, hanya diam bagai patung yang tampan dan angkuh.Ini adalah hari ketiga ia membawa Juliet ke dalam rumahnya, di dalam pengawasan dan kekuasaannya.Dan selama itu pula tak terhitung entah berapa kali Matthew menjamah tubuh polos itu dengan menjadikan Juliet sebagai jalang pribadi pemuas hasratnya, sama seperti apa yang telah ia rencanakan sebelumnya."Bangun, Juliet. Jangan menyembahku seperti itu."Nada sedingin gunung es Kutub Utara itu tak pelak membuat Juliet menggigil ketakutan, karena Matthew yang sepertinya sama sekali tidak tersentuh.Selama tiga hari ini ia berusaha melakukan segala cara untuk menghentikan perbuatan keji Matthew yang mem

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-31
  • Come And Serve Me   18. The Element of Surprise

    Juliet terkikik geli ketika Matthew mengecup sisi lehernya yang harum dan sensitif, lalu dengan sengaja lelaki itu pun menggelitik pinggangnya. Sepanjang sore, kedua sejoli itu asyik bercumbu dan bermesraan setelah puas bercinta. Walaupun sebenarnya Matthew masih jauh dari puas, namun untuk beberapa bulan ke depan ia terpaksa harus membiasakan diri karena kehamilan Juliet yang masih dini dan rentan. "Kenapa kamu wangi sekali sih?" Guman Matthew sembari tak hentinya menghujani area leher dan pundak Juliet yang cantik dengan kecupan-kecupan. Matthew mengagumi tulang selangka Juliet yang menyembul manis dan menyapukan lidahnya di sepanjang garis itu. "Matthew..." Juliet menyebut nama lelaki itu dalam desahan lembut yang kembali membuat Matthew menggeram, sekuat tenaga menahan hasrat yang hampir membuatnya lepas kendali. "Ini sangat menyiksa," gerutu lelaki itu sembari mengacak rambutnya frustasi. "Aku masih sangat ingin memilikimu, Muffin. Tapi itu akan berbahaya untuk anak kita." He

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-31
  • Come And Serve Me   19. The Epic Arrival

    Suara deru mobil yang baru memasuki gerbang depan kediaman Matthew membuat Juliet cepat-cepat menyimpan ponselnya ke dalam saku.Yang barusan tiba adalah salah satu mobil milik Matthew, yang artinya lelaki itu tadi sedang keluar ketika Oma dan Karina menyambangi rumahnya.Juliet berdecak kecil. Bukankah itu terlalu pas untuk dibilang kebetulan? Ia sangat yakin Oma sengaja datang ke rumah ini ketika cucu kesayangannya itu sedang pergi, agar puas melontarkan hinaan kepada Juliet. Hah, sangat mudah ditebak.Juliet masih tak bergeming di sofa ruang tamu, sama sekali tidak ada keinginan untuk menyambut Matthew meskipun ia bisa. Dari balik jendela kaca besar bertirai tipis, Juliet bisa melihat Matthew turun dari mobil yang ia kemudikan sendiri.Seorang pelayan berjalan cepat ke arahnya, memberi anggukan hormat, lalu mengatakan sesuatu kepada Matthew entah apa. Yang pasti hal itulah yang membuat Matthew segera melangkah lebar memasuki rumahnya dengan terburu-buru.Manik coklat pasirnya sedik

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-01
  • Come And Serve Me   20. The Patience

    Matthew terpaksa berangkat pagi-pagi sekali untuk bekerja hari ini, sebagai akibat kepulangannya kemarin yang lebih cepat karena khawatir pada Juliet yang tiba-tiba saja memutuskan video call mereka secara sepihak.Sebagai puncak pimpinan tertinggi, ada banyak tugas dan tanggung jawab yang tak bisa ia abaikan begitu saja.Sejak pagi, lelaki bersurai coklat gelap itu telah disibukkan oleh banyaknya meeting serta inspeksi ke beberapa lokasi.Pekerjaannya mulai sedikit senggang ketika menjelang waktunya istirahat makan siang, sehingga Matthew pun memilih untuk makan di ruang kerjanya saja.Suara ketukan tiga kali di pintu seketika disusul oleh munculnya seraut wajah bule dari baliknya."Siang, Boss. Hei, aku baru saja mau mengajakmu makan siang di luar," protes Darren, yang berdecak sebal melihat Matthew yang sedang mengunyah sandwich. "Ternyata kamu malah sudah makan. Kenapa sendirian?""Hanya ingin saja," sahut Matthew santai. Ia menepuk tangan Darren yang tanpa permisi mencomot sepoto

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-01
  • Come And Serve Me   21. The Beautiful Liar

    "Helikopter?" Juliet memicingkan mata saat menoleh ke arah Matthew yang ia gandeng di sampingnya. Gadis itu terkejut ketika Matthew membawanya keluar dari rumah menuju landasan helikopter di bagian samping rumah, alih-alih bagian entrance dimana sebuah mobil biasanya telah menunggu. "Apa lokasinya jauh?" Matthew menggeleng kecil. "Sebenarnya tidak terlalu jauh, hanya saja lalu lintas saat inj di Jakarta sedang padat. Aku hanya tidak mau membuang waktu di dalam kemacetan." Juliet sudah pernah menaiki alat transportasi ini juga sebelumnya, yaitu saat Matthew untuk pertama kalinya mengajak dirinya keluar jalan-jalan. Waktu itu Matthew bertanya apa yang ia inginkan, dan Juliet ingin ke pantai. Alih-alih membawanya ke Pantai Ancol seperti yang Juliet kira, Matthew malah membawanya ke salah satu Pulau Seribu menggunakan helikopter. "Dimana pilotnya?" Tanya Juliet heran kepada Matthew, saat salah seorang pelayan membukakan pintu heli dan Juliet tidak melihat siapa pun di dalam sana. "K

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-02

Bab terbaru

  • Come And Serve Me   EXTRA PART

    "Anak kita tampan sekali, ya?" Juliet tersenyum menatap Matthew yang baru saja berucap, seraya menggendong bayi merah mungil di dalam dekapannya. Beberapa jam yang lalu, Juliet baru saja melahirkan putra pertamanya dengan selamat dan sehat, yang diberi nama Xavian Wiratama. "Ya, dia sangat tampan seperti ayahnya," sahut wanita itu dengan menatap suami dan putra tercintanya. Seulas senyum terlukis di wajahnya yang tetap cantik meskipun tampak lelah, setelah melakukan perjuangan panjang untuk melahirkan buah hatinya yang rupawan. Matthew mendekatkan wajahnya untuk mengecup puncak kepala istrinya dengan lembut. "Terima kasih, Muffin. Untuk semua kebahagiaan ini, aku berhutang padamu seluruh hidupku," tukasnya dengan mata berkaca-kaca, ketika mengingat kembali bagaimana kesakitan istrinya kala berjuang mengeluarkan Xavian. "Dan meskipun anak kita sangat tampan, ini adalah Xavian akan menjadi satu-satunya, oke?" Pungkas Matthew dengan menatap istrinya lekat. "Aku ketakutan sek

  • Come And Serve Me   92. The Beginning of Eternity

    Sepeninggal Matthew yang telah pulang, Darren mendengar suara denting pelan dari ponselnya. Ternyata sebuah pesan dari anak buah yang tugaskan untuk melakukan penyelidikan tentang Aldrian, mantan guru les Sienna waktu di Sekolah Dasar. Keningnya pun seketika berkerut, saat membaca seluruh kalimat yang tertera du sana. [Aldrian kini telah berada di Indonesia, dan telah menjadi salah satu dosen di kampus Nona Sienna. Apa dia perlu kami tahan?] Aldrian. Menjadi dosen di kampus Sienna? Kabar ini begitu mengejutkan, namun seketika membuat Darren terngiang kembali ketika siang ini ia menjemput Sienna di kampusnya. Gadisnya itu tampak aneh. Berlari keluar dengan kaki telanjang, serta wajah pias seperti ketakutan. Apa jangan-jangan, dia telah bertemu dengan Aldrian? Meskipun belum menemukan cukup bukti-bukti yang mengarah pada Aldrian yang menjadi penyebab atas sikap aneh Sienna bila berada di dalam kegelapan, namun firasat Darren begitu kuat tentang hal ini. Dan ia bertekad

  • Come And Serve Me   91. The Ultimate Reason

    Matthew pasti juga sudah mendapatkan kabar tentang kecelakaan Darren, sepupunya. "Hai, Sienna," sapa Matthew sambil tersenyum, namun senyum itu pun seketika menghilang ketika bertatapan dengan Karina. Meskipun telah menikah dengan pasangan masing-masing, namun tak bisa dipungkiri jika antara Matthew dan Virgo masih ada perasaan sama-sama saling tidak suka, yang juga membuat Matthew mengutuk dalam hati saat berpapasan dengan wanita ini. "Halo, Karina," sapa Matthew akhirnya, meskipun terdengar datar dan enggan. "Halo juga, Matthew. Kamu terlihat sehat. Oh iya, dimana Juliet?" tanya Karina sambil tersenyum ramah, seolah tak terpengaruh pada sikap dinginnya. "Aku tidak mengijinkannya ikut ke rumah sakit karena kondisinya yang sedang hamil," ungkap Matthew, lalu kembali menatap Sienna. "Kalian mau ikut ke ruangan Darren?" Sienna mengangguk. "Ya, kalau begitu bagaimana jika kita sama-sama saja ke sana~~" "Sayang, ayo pulang." Suara dingin yang menyeruak dengan tiba-tiba di a

  • Come And Serve Me   90. The Unforgettable

    "Thanks, Karina." Karina mengangguk dan tersenyum ke arah gadis mungil berkacamata yang duduk di depannya. Ia baru saja mengambilkan secangkir coklat hangat dan beberapa croissant beraroma harum untuk Sienna, lalu meletakkannya di meja depan gadis itu. "Sama-sama," sahut Karina. "Ayo, diminum coklat dan dimakan croissant-nya juga, selagi masih hangat." Sienna mengangguk samar, lalu mulai menghirup coklat dari mug hitam, serta menggigit kecil croissant. Pandangan mata dari balik lensa kaca matanya tampak nanar dan tidak fokus, hal yang tak lepas dari perhatian Karina sejak tadi. Gadis itu tampak sangat pucat. "Hei. Are you okay, Sienna?" tanya Karina khawatir. Sienna memiliki tubuh yang lebih mungil dari Karina, bahkan hampir seperti anak-anak remaja, sehingga siapa pun yang melihatnya bersikap goyah seperti ini pasti akan jatuh kasian. Sienna mengalihkan tatapannya dari croissant ke wajah Karina yang memandanginya dengan kening berkerut cemas. Istri sepupunya

  • Come And Serve Me   89. The Hit And Run

    Suara pintu yang tiba-tiba terbuka dari arah luar, membuat dua pasang mata berbeda warna itu pun seketika tertuju ke arah sana. "Sienna?" Sosok yang baru muncul dari pintu adalah Virgo, yang kemudian masuk ke dalam ruang rawat VIP sambil menggandeng tangan Karina yang mau tak mau juga ikut masuk. "Virgo, Karina!" Sienna yang duduk di samping brankar pun seketika berdiri ketika melihat sepupu dan istrinya yang baru saja datang. Namun ia tak bisa melangkah lebih lebih dekat ke pasangan suami istri itu, karena tangannya yang tiba-tiba saja dicengkram oleh pria bule yang berada di atas brankar. Darren mengangkat satu alis pirangnya, ekspresinya seolah tidak mengijinkan Sienna untuk berada lebih jauh. Lalu seulas senyum puas pun terukir di wajah pria itu, ketika melihat gadisnya yang duduk kembali di kursinya dengan patuh. Hm, mungkin sebaiknya ia harus sering-sering terluka, karena dengan begitu Sienna bersikap manis seperti ini. "Hei, Darren. Syukurlah kamu sudah sadar,"

  • Come And Serve Me   88. The Accident

    "Sayang." Karina pun mendengar suara Virgo yang memanggilnya, dan mendapati sebuah pelukan hangat dari belakang serta kecupan lembut di ubun-ubun kepalanya. "Kamu sudah pulang?" Karina menolehkan wajahnya ke samping, dan tersenyum ketika mendapatkan ciuman di bibirnya. "Maaf, aku terlalu fokus membongkar barang-barang sampai tidak mendengar kamu datang." Wanita itu kini membalikkan tubuhnya, meninggalkan tumpukan kardus di depannya untuk menyambut suaminya yang baru pulang bekerja. Setelah menikah dengan Karina, Virgo mendirikan perusahaan jasa konsultan hukum bersama teman-teman semasa kuliahnya. Meskipun menjadi putra tunggal seorang Angkasa Reiner membuatnya otomatis menjadi pewaris kaya raya, namun Virgo tampak enggan untuk turut campur dalam perusahaan ayahnya. Ia tidak terlalu tertarik pada dunia bisnis, karena lebih suka berkecimpung di ranah hukum, sesuai dengan jurusan kuliah yang ia pilih. "Aku sudah masak makan malam, kamu mau mandi dulu kan?" Karina kemba

  • Come And Serve Me   87. The Warmth In A Cup

    Sienna terus berlari tanpa memperhatikan apa pun di sekitarnya. Jantungnya berdebar kencang, tidak hanya karena aktivitas fisik yang dilakukannya, tetapi juga karena emosi yang meluap-luap di dalam dirinya. Langkah-langkahnya yang cepat menggema di sepanjang koridor kampus, seolah mengiringi detak jantungnya yang berdegup keras. Ia hanya ingin menjauh sejauh mungkin dari ruang kesehatan itu, sejauh mungkin dari tempat ini, dari segala hal yang membuatnya merasa terpojok. Gadis itu bahkan tidak menyadari bahwa kakinya telanjang, karena buru-buru turun dari ranjang portabel di ruang kesehatan tadi tanpa sempat mengenakan kembali flat shoes-nya. Dinginnya lantai tidak terasa menyakitkan bagi Sienna, mungkin karena pikirannya terlalu kacau untuk memproses rasa apa pun selain keinginan untuk melarikan diri. Orang-orang yang melihat Sienna berlari kencang di lorong kampus jelas dibuat bingung dan terkejut. Gadis itu menjadi pusat perhatian dengan begitu mudahnya, namun ia sama

  • Come And Serve Me   86. The Dark Memories

    "Uh..." Sienna membuka kedua matanya dengan perlahan, merasa kepalanya sangat pusing dan berat. Lalu ia pun mengerjap pelan ketika menyadari bahwa kini dirinya telah berada di tempat asing. 'Eh? Kok aku bisa ada di sini?' Ruangan yang berukuran sedang ini setahu Sienna adalah ruang kesehatan yang merupakan fasilitas dari kampusnya. Saat ini ia sedang berbaring di ranjang portabel dari besi, serta selembar selimut putih yang menutupi tubuhnya.Gadis itu masih merasa disorientasi, seolah ada ruang kosong di dalam benaknya yang memutus ingatan terakhirnya. Sebentar... Bukankah sebelumnya ia sedang berada di kelas? Ya, benar. Ia sedang membalas pesan dari Darren, sambil menunggu dosen pengganti yang datang terlambat, lalu... Lalu.Bagai ada petir yang menyambar, Sienna kembali mengingat kilasan ingatan yang menghujam otaknya. Orang itu. Dosen baru yang mengganti Pak Rudi, adalah orang itu. Apa yang dia lakukan di fakultas hukum? Bukankah... dia guru matematika?Sienna tiba-tiba mer

  • Come And Serve Me   85. The Demon From The Past

    "Uhuk-uhukk!" Darren segera memberikan segelas air kepada Sienna yang batuk-batuk karena tersedak, akibat mengunyah dengan terburu-buru. Sambil menepuk pelan punggung gadis itu dengan satu tangan, tangan satunya lagi ia gunakan untuk memberikan minum langsung ke bibir Sienna. "Thanks, Darren." Sienna berucap setelah batuknya mereda. "Pelan-pelan saja mengunyahnya, Sunshine." Sienna hanya melemparkan tatapan kesal namun tidak berkata apa-apa kepada Darren. Bagaimana ia tidak terburu-buru? Ia hampir terlambat masuk kuliah hari ini, dan semua itu gara-gara Darren yang tak ada habisnya meminta jatah bercinta. Ck. Bahkan sampai sekarang kedua kakinya masih lemas dan agak gemetar karena lelah. Meskipun begitu, ia harus kuliah hari ini. Ia tidak ingin terus membolos, apalagi sudah beberapa hari kemarin ia mangkir kuliah untuk menyelidiki kasus Mathilda. "Kamu kok nggak makan sih?" tanya gadis itu heran karena Darren yang sejak tadi ikut duduk di sampingnya, namun hanya menatapny

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status