Share

Cold And Sweet Marriage
Cold And Sweet Marriage
Penulis: Kim YuMi

Meninggalkan Rumah

Penulis: Kim YuMi
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

"Aku gak mau pergi! Hiks. Huaa!" suara teriakan yang di susul dengan isak tangis itu jelas memenuhi ruang sempit mobil yang tengah melaju dengan kecepatan sedang itu.

"Aaa, kenapa kalian tega membuangku dengan cara seperti ini?" gadis itu-Aera tengah meratap melihat perkomplekan rumahnya yang mulai tertinggal jauh di belakang. Tak butuh waktu lama akhirnya mereka sampai dijalan raya yang ramai dengan kendaraan yang tengah lalu-lalang.

Kedua tangannya masih gencar memukul-mukul kaca mobil di sampingnya. Tidak perduli jika si pemilik mobil akan marah padanya.

Bangunan serta gedung-gedung bertingkat mulai menghilang dan berganti pepohonan yang rimbun di sepanjang pinggir jalan.

Sudah lewat hampir dua puluh menit, tapi Aera tetap tidak mau menghentikan tangisnya dan masih setia menahan isakan yang sengaja ia buat-buat.

"Berisik!" lirih pria yang mengambil alih kemudi di sampingnya, meski berkata begitu dia sama sekali tidak mengalihkan pandangannya dari jalan raya di depannya.

"Hiks, huaaa! Kenapa hidupku sangat menyedihkan!" Aera tambah mengeraskan tangisannya. Namun kata-kata yang keluar dari mulutnya itu memang benar isi hatinya. 

Menyedihkan memang saat beberapa jam yang lalu dirinya sudah sah dan di klaim menjadi istri dari seorang Reagan yang duduk bak patung hidup di sampingnya ini.

Aera memberanikan diri melihat ke arah sampingnya sedikit, mendapati sosok tampan berekspresi datar itu. Dia memang mengakuinya, wajah serta proporsi tubuh Reagan-pria di sampingnya jauh lebih sempurna dari Dalva, mantan pacarnya. Yang sekarang sudah menjadi adik iparnya.

Kegilaan macam apa ini.

Reagan melirik tajam pada Aera, membuat Aera yang sudah berhenti dari tangisnya kini kembali menangis.

Sungguh dia tidak bisa membayangkan bagaimana kehidupannya di masa yang akan datang nanti. 

Aera mengangkat kedua kakinya, menekuknya lalu menyandarkan dagunya di antara kedua lutut miliknya.

Dan masih terus menangis.

"Diamlah!" kali ini intonasi suara Reagan naik satu oktaf. Merasa sangat terganggu dengan Aera.

Bukannya diam, Aera semakin menguatkan tangisannya lagi. Mirip seperti anak kecil yang merengek minta di sayang.

Tak ada reaksi yang berlebih yang di tunjukkan Reagan untuk menanggapi Aera, dia lebih memilih untuk fokus pada jalanan yang lumayan lenggang di depannya. Tidak butuh waktu yang lama, sebentar lagi mereka akan sampai di rumah baru mereka. 

Jujur saja, dia juga sebenarnya tidak ingin tinggal satu atap dengan cewek yang ada di sampingnya ini, tapi takdir memaksa mereka melakukannya. Jelas, dia juga terpaksa menikah dengan Aera.

Tapi, suara tangisan bercampur rengekan Aera seakan memekakkan telinganya. Dirinya juga terguncang, tapi sebisa mungkin dia bersikap tenang dan tidak kekanak-kanakan seperti yang di lakukan Aera. 

"Kamu ingin ku pukul?" 

Sontak Aera terkejut mendengar perkataan yang keluar dari mulut Reagan. "Sungguh malang diriku menikah dengan pria kasar yang ringan tangan seperti dia!" teriaknya dalam hati, tapi hal itu tidak mengggerakkan hatinya untuk berhenti menangis. 

Aera semakin gencar menguatkan tangsiannya, biar saja Reagan akan memukulnya atau apapun itu dia tidak perduli. Dia akan menggunakan alasan ini nanti supaya mereka tidak akan berlama-lama dalam pernikahan tidak di inginkan ini.

Helaan nafas kasar lolos dari mulut Reagan, dia tidak tahu harus bersikap bagaimana menanggapi Aera yang seperti ini. Karena dia memang baru saja mengenal Aera beberapa hari yang lalu, bahkan itu kali pertama dia berjumpa dengan Aera. Dan orang tua mereka dengan gilanya membuat pernikahan tanpa persetujuan dari dirinya. 

Kalau Aera dia tidak tahu, mungkin dia juga terpaksa menikah dengan dirinya, pikir Reagan.

"Diam atau aku akan menendangmu keluar dari mobilku!"

Aera terkejut setengah hidup mendengar ancaman murahan yang keluar dari mulut Reagan.

"Aku tidak takut," balas Aera masih sesegukan, dia memang sengaja memancing Reagan. Karena dia tahu Reagan tidak akan berani melalukannya. 

Tubuh Aera tersentak kuat karena mobil yang terhenti secara mendadak. 

mendengar hal itu Reagan menatap sinis Aera di sertai senyum miring yang terbit di bibirnya.

Aera meneguk ludahnya dengan susah payah. Jujur saja dia takut dengan seringaian dan wajah aneh Reagan. Ayolah ini baru satu jam mereka beranjak dari rumahnya, tapi Reagan sudah berani menakut-nakuti dirinya seperti ini.

CKIIITT.

Tubuh Aera yang tidak ada pertahanan tersentak ke depan secara tiba-tiba dan hampir saja wajahnya menbarak dashboard mobil di depannya, untung saja itu tidak terjadi karena sabuk pengaman yang terpasang dengan benar di tubuhnya.

GILA. 

INI GILA.

Reagan baru saja hendak memutuskan tali kehidupannya secara tidak langsung.

“Kamu ingin membunuhku?” teriak Aera tepat di depan wajah Reagan.

“Kau yang memulainya duluan!” 

Salah satu alis Aera terangkat, jelas dia tidak paham dengan jawaban yang di lontarkan oleh Reagan. 

Reagan kembali tersenyum singkat, meski setelah itu dia tidak berekspresi sama sekali.

Mata Aera mengerjap pelan beberapa kali. Dia paham akan maksud dari kata-kata Reagan. Secepat mungkin ia mengalihkan pandangannya dari Reagan.

“Yang bener aja,” batin Aera.

Tubuh Aera mendadak kaku seperti es batu saat Raegan mendaratkan tangannya di pundak kanannya. Perasaan takut mulai menghapirinya.

“Ayolah! Aku tadi hanya main-main saja. Tapi kenapa dia menanggapinya dengan sangat serius seperti ini? Apa karena dia udah lama gak di belai sama cewek kali ya?” pikirnya sejenak.

“Jauhkan tanganmu dariku!” Aera menepis tangan Raegan dan menarik dirinya kearah pojok, upaya  menjauhkan diri dari Raegan. Dia harus melakukannya, kerena dia tidak tahu orang seperti apa Raegan ini. 

Andai saja orang yang ada di depannya saat ini adalah Dalva, wah betapa bahagianya dirinya bisa menikah dengan orang yang ia cintai dan bukan malah berakhir dengan menikahi kakak dari kekasihnya sendiri. Ini sangat konyol. 

Raegan masih tidak bergerak sama sekali, menunjukkan wajah masamnya pada Aera. Meskipun begitu, untungnya setelah itu dia kembali fokus dengan mobilnya.

“Mulai sekarang kamu harus berhati-hati Ai dalam berbicara. Kalau tidak kamu tidak akan tahu apa yang bisa di lakukan pria mesum kurang belai yang ada di sampingmu ini!” peringatnya pada dirinya sendiri.

***

Tidak tahu sudah berapa lama Aera tertidur, begitu ia membuka matanya. Satu-satunya orang yang sedari tadi membuatnya gelisah kini sudah tidak ada di tempatnya lagi. 

Aera lalu mengalihkan pandangannya ke luar mobil dan dia baru menyadari kini mobil terparkir rapih di sebuah halaman luas. Keningnya mengernyit pelan, tentu saja karena dia tidak tahu saat ini  dam lagi saat ia mendongakka kepalanya. Ia bisa melihat dengan jelas bangunan bertingkat yang berdiri kokoh di depannya. Aera berfikir sejenak, menangkap dan mencoba mengartikan semua yang ia lihat  ini. 

“Apa aku sudah sampai di rumahnya si Raegan itu ya? Tapi, kenapa dia membawaku ke apartemen mahal seperti ini?" meski tidak pernah menginjakkan kakinya di sini, tempat ini sudah sangat terkenal di kotanya. Selain bangunannya yang mewah, sewa tempat ini juga sangat mahal di bandingkan apartemen-apartemen lainnya yang memang hanya mampu di bayar oleh orang yang punya uang banyak.

"Sepertinya mama benar-benar mencarikanku suami yang kaya!" serunya pelan. Tidak tahu harus senang atau tidak sekarang. Jelas saja siapa yang tidak suka memiliki pendamping hidup yang memiliki banyak yang. Tapi, menikah secepat ini dan lagi dengan orang yang bahkan tidak pernah terlintas di pikirannya. Sungguh uang ataupun apapun itu, malah semakin membuat Aera merasa gelisah.

“Dan-“ 

“Sudah bangun ternyata!" 

Bab terkait

  • Cold And Sweet Marriage   Tinggal di Apartemen

    “Sudah bangun ternyata!" Aera memutar tubuhnya dan melihat siapakah gerangan orang yang baru saja memanggilnya, ya dia merasa dirinya lah yang di ajak bicara barusan. Dan kini ia mendapati seseorang yang sedari tadi menghilang, kini tengah berdiri tak jauh darinya tanpa menatapnya sama sekali. Reagan-sepertinya tengah sibuk dengan ponselnya. Aera segera mendekatinya, namun ia tetap menjaga jarak, mencari aman saja pikirnya. "Kenapa kau tidak membangunkanku?" protesnya pada Reagan. Reagan melirik singkat padanya, tanpa mengeluarkan suara sama sekali ia mengedikkan bahunya. Aera berdecak pelan. Sungguh orang yang ada di hadapannya ini sepertinya sangat tidak menyukainya-pikirnya. Tak berapa lama setelah itu Reagan beranjak pergi meninggalkannya. Aera yang tidak tahu apa-apa akhirnya memutuskan untuk mengikutinya. Aera mengekor pada Reagan, tak mengindahkan tatapan para resepsionis yang terbengong begitu mendapatinya m

  • Cold And Sweet Marriage   Tidak Buruk

    “Pagi yang buruk, I’m coming!” teriak Aera seraya meregangkan otot-otot tubuhnya yang terasa sakit karena dia salah tidur tadi malam. Jelas saja bagaimana dia bisa tidur dengan nyaman dengan suasana hatinya yang begitu buruk. “Huft, apa yang akan aku lakukan hari ini? Hemm?” Aera bergumam sendiri. Tangannya bergerak pelan meraih ponselnya yang tergeletak di samping bantal tidurnya. Di lihatnya dengan seksama ja yang ada di layar ponselnya. Sudah menunjukkan pukul enam pagi. Nafas gusar terlepas dari mulutnya. “Ini masih terlalu pagi untuk hari liburku.” “Tapi gak apa Ra. Ayo kita buat hari ini semakin buruk dan tidak berwarna dengan berbaring seharian di tempat tidur tanpa melihat siapapun, terlebih laki-laki kurang belai dan membosankan itu. Ayolah kau pasti bisa!” Aera menarik kembali selimut dan menyembunyikan seluruh tubuhnya di bawah sana. Baru saja ia hendak memejakan matanya, gemuruh kuat yang sangat ia k

  • Cold And Sweet Marriage   Anak Kecil yang Aneh

    Seperti niat awalnya tadi. Setelah berhasil mengisi perutnya, Aera kembali ke kamarnya. Berdiam diri di sana dalam sana entah sampai kapan. Mungkin sampai perutnya kembali meminta jatah. Tapi sepertinya itu akan butuh waktu yang lebih lama lagi, kini di sisinya sudah tersedia beberapa bungkus keripik kentang, dua toples kue kering serta minuman soda yang ia ambil tanpa permisi di lemari makanan dekat dapur tadi. Tidak ada yang bisa ia lakukan di sini, Ralat! Yang lebih tepatnya dia memang tidak ingin melakukan apapun di luar sana. Dia tidak kenal siapapun di sini, lagipula dia tidak suka lingkungan baru yang mengharuskan ia kembali menyesuaikan diri. "Apa yang akan ku lakukan hari ini?" lirihnya singkat. Di cek kembali ponselnya, melihat apakah ada pesan yang masuk, tapi tidak satupun dari teman-temannya yang mau mengiriminya pesan. Rasanya kalau sudah seperti ini dia tidak akan mau cepat-cepat tamat sekolah. Lihatlah, bagaimana teman-te

  • Cold And Sweet Marriage   Bersikap Baik

    Aera terdiam sejenak untuk kembali mengumpulkan niatnya berbicara pada orang yang kini sudah ikut kumpul dengannya dan Yayas. "Eh tuan!" Yayas menunduk hormat sejenak. Aera menghela nafas pelan, dia lupa menanyakan status pekerjaan Yayas di sini. Apakah dia menjadi satpam khusus di lantai ini saja atau tidak. Tapi, kalau dia bertugas di seluruh Apartemen juga kayaknya enggak. Soalnya dari tadi malam Aera hanya melihat Yayas berkeliaran di depan sini saja. Mungkin nanti lain waktu, dia bisa menanyakan hal itu pada Yayas. "Pagi!" sapa Reagan dengan nada santai. Berbeda sekali saat berbicara dengan Aera. Aera memicingkan matanya, melihat dengan teliti orang yang berdiri di sampingnya ini secara diam-diam. Meskipun hak itu jelas di ketahui oleh Reagan sendiri. "Kalau begitu saya permisi keliling dulu ya tuan, nona!" setelah mengatakan hal itu Yayas langsung pergi dari hadapan Aera dan Reagan.Ujung mata Aera terus mengikuti ke ara

  • Cold And Sweet Marriage   Keributan Hari Ini

    "Apa ini?" bentakan yang begitu keras memekakkan telinga itu membuat seorang anak kecil itu semakin terpojok. Tangan kecilnya bergetar pelan di balik punggungnya, kepalanya ikut tertunduk rendah. "Kalau di tanya itu jawab!" suara itu kembali menggelegar di rumah yang cukup besar ini. Tidak ada orang lain selain mereka di sana. Lebih tepatnya dua pembantu di rumah itu hanya bisa ikut diam di dalam dapur, tidak ingin ikut campur ataupun membela anak dari majikan mereka. "Maaf ma!" lirihnya pelan, hanya kalimat itu yang keluar dari mulutnya. "Mama udah bilang berulang kali, kamu gak usah sok kerajinan kalau akhirnya malah buat rusuh aja!" jeweran keras wanita itu daratkan di telinga anaknya. Tak menangis, anak kecil itu cukup kuat untuk menahan rasa sakit yang mamanya berikan padanya. Mungkin karena rasa sakit itu sudah terlalu sering di berikan, jadinya ia kebal? Langkah kaki yang menjauh dan suara pintu yang di buka dengan kasar

  • Cold And Sweet Marriage   Shy

    Atensi Reagan teralihkan saat menangkap pergerakan dari Aera yang masih terbaring di tempat tidur. Tidak memakan waktu yang lama, akhirnya Aera benar-benar terbangun dari acara pingsannya. "Akhh!" Aera meringis pelan, merasakan sakit-sakit yang masih tersisa di perutnya. Tapi di detik berikutnya ia terkejut saat merasakan sesuatu yang hangat di perutnya. Aera bangkit dari tidurnya, membawa tubuhnya untuk duduk dengan benar. Betapa terkejutnya ia saat mendapati Reagan yang tengah terduduk santai sambil membaca buku di sofa kamarnya. Pandangannya kini teralihkan saat menyadari ada sesuatu yang aneh pada sekitar perutnya, matanya membulat dengan sempurna saat melihat handuk kecil yang terbalut di perutnya. "Perutku!" lirihnya dalam hati. "Perutku!" ulanganya lagi. Mulutnya terbuka sesaat, tak percaya dengan apa yang baru saja terjadi padanya.Aera memicingkan matanya, menatap tajam pada Reagan. Dia tahu, siapa lagi yang akan melakuka

  • Cold And Sweet Marriage   Sapaan Tetangga yang Manis

    Lirikan acuh menyambut kedatangan wanita itu begitu ia baru saja masuk. "Dari mana sih bu? Dari tadi juga aku panggillin gak nimbul-nimbul," tanyanya pelan, di sela-sela kesibukannya memainkan gawai miliknya.Wanita itu yang tak lain adalah Nella, berjalan cepat menghampiri putrinya itu."Berhentilah bermain ponselmu! Dan pergilah mencari pasangan hidupmu! Di umurmu yang hampir menginjak kepala tiga, kau masih sibuk bermain game-game itu. Ayolah Clara, adikmu saja sudah mau menikah akhir tahun ini!" ocehnya cepat, merampas ponsel milik anaknya yang ia panggil Clara.Clara melemparkan tatapan malas sekaligus kesal pada ibunya. Setiap harinya, tanpa perasaan bosan, ibunya selalu mengungkit tentang masalah statusnya yang masih single. Tentu saja dia sangat tersinggung, selain masih ingin menikmati kehidupan mudanya, dia juga diam-diam sudah menyukai seorang pria. Dan kini ia ada di tahap mengejar pria itu."Semoga saja cintaku tidak bertepu

  • Cold And Sweet Marriage   Jalan Sore

    Tawa dari Clara tak berhenti-henti sejak tadi, setelah mendengar Aera berceloteh mengenai kehidupan sekolahnya. Bahkan sesekali ia terbatuk-batuk di sela-sela ice cream yang ia makan.Disinilah mereka sekarang, berada di taman yang di himpit bangunan-bangunan tinggi, salah satunya Apartemen itu. Setelah melihat-melihat sejenak beberapa lantai Apartemen. Tadinya, Clara hendak mengajak Aera bercerita di pusat pembelanjaan di lantai delapan, nyatanya Aera sepertinya tidak begitu tertarik. Jelas, saat ini ia ingin melihat duni luar, setelah hampir satu harian mengurung diri di kamarnya."Kalau kau mau, kau bisa mengajakku lain kali untuk berkeliling lagi. Ya, saat hari liburku tiba!""Baiklah kak! Kau sangat baik padaku!" Aera tersenyum di akhir kalimatnya.Mendapatkan teman yang bisa di ajak bicara seperti ini, adalah suatu kenikmatan yang di berikan Tuhan padanya. Aera kembali menjilat ice cream rasa vanila yang ada di ujung se

Bab terbaru

  • Cold And Sweet Marriage   Ajakan Nonton Dari Aiden

    "Kau sudah pulang?" tanya Aera basa-basi saat mendati Reagan masuk tanpa mengucapkan sepatah katapun, melewatinya yang kini tengah duduk santai di depan TV.Tak mendapat jawaban dari Reagan, Aera inisiatif untuk mengikutinya. Belakangan ini tugasnya sudah bertambah, yaitu menyiapkan air hangat untuk Reagan setiap pria itu pulang dari kerjanya."Kau mau kubuatkan sesuatu untuk makan malam?" tanya Aera lagi saat sudah berhadapan langsung dengan Reagan.Reagan menghela nafas kasar, sepertinya dia punya banyak masalah hari ini, lihatlah wajahnya yang tertekuk masam dan juga tampak sangat letih.Dan ya Aera! Sebaiknya kau jangan banyak bicara dan bertanya padanya. Atau kalau tidak pasti kau akan berakhir oleh repetannya yang sangat memekakkan telinga."Kau ingin menonton?"Aera sontak memutar tubuhnya yang hampir mencapai pintu kamar mandi. Matanya membola dengan sempurna, apakah ini ajakan kencan?Wah, Reagan

  • Cold And Sweet Marriage   Kemarahan Aile

    "Sepertinya konsentrasimu sedang terganggu ya?" tanya Aile, karena sedari tadi ia memanggil pria di sampingnya ini namun tak kunjung mendapatkan sahutan darinya. "Ya?" seperti tersadar, Dalva mmebawa buku miliknya lagi ke dala ruang matanya, berpura-pura membacanya tanpa suara. "Aku sedang bicara padamu, kenapa kau malah melihat ke situ, dasar tidak sopan sekali!" rutuk Aile seraya menarik buku bacaan milik Dalva. Karena mereka punya banyak waktu libur, jadi keduanya memutuskan untuk menghabiskan masa libur mereka dengan membaca buku. Ya hitung-hitung untuk menambah ilmu sebelum mereka masuk kuliah bulan depan. "Ck, menganggu saja!" keluh Dalva, tampaknya tak suka dengan perlakuan Aile. Gadis itu mendengus pelan, dia tentunya tahu pria di sampingnya inu jelas-jelas tengah memikirkan sesuatu yang berat. Setidaknya jika Dalva mau, dirinya bersedia mendengar ceritanya. Dari dulu juga begitu bukan? Jika ada masalah antara Aera dan juga Dalva,

  • Cold And Sweet Marriage   Mamanya Alan

    -Sepertinya moodmu sedang baik hari ini?-"Tau dari mana dia moodku sedang baik hari ini, dasar sok tau. Aera bercelutuk pelan, mendapati pesan dari Aiden. Sesaat setelahnya senyum kecil muncul dibibirnya.-Sok tau banget-Balasnya kemudian. Ia tunggu beberapa menitpun tak kunjung mendapat balasan dari Aiden, akhirnya Aera memutuskan untuk beranjak dari tempat tidurnya. Reagan sudah pergi beberapa jam yang lalu, hubungan merekapun jadi membaik belakangan ini.Ia ayunkan kakinya, upaya menuju balkon kamarnya, angin sejuk langsung menerpa tubuh mungilnya. Aera membawa kedua tangannya ke atas pagar balkon yang menjadi pembatas kamarnya dan juga ruang kosong di depan sana.Tatapannya kini turun kebawah, lagi-lagi Aera tak bisa membayangkan bagaimana nasibnya jika jatuh je bawah sana. Pasti sangat sakit, oh atau lebih tepatnya dia akan meregang nyawa saat itu juga."Mmmm tak ada hal bagus yang bisa aku lakukan saat ini," perlaha

  • Cold And Sweet Marriage   Perjanjian Aera dan Reagan

    Sepasang tungkai itu sampai lada depan pintu apartemen Aera, sedikit memberikan senyuman perpisahan dan juga lambaian tangan yang terpaksa, Aera akhirnya memijakan kakinya masuk ke dalam.Masih sama, terasa sepi, Reagan beluk juga pulang. Jika boleh jujur, Aera sedikit merindukan pria pemilik bahu lebar itu."Kenapa pikiranmu terus terdoktrin padanya sih Ra? Dasar menyebalkan sekali," rutuknya tak terima memukul kepalanya sendiri."Dia itu pria yang menyebalkan kau tahu? Egois dan hanya mementingkan diri sendiri, tidak tahu malu dan sangat kurang ajar!" umpatannya tak berhenti sampai di situ saja.Perhatiannya teralihkan sesaat ketika ponselnya bergetar, ada pesan masuk ke dalam sana. Meski malas melihatnya tapi pada akhirnya ia memeriksa pesan itu, dan benar saja meski itu tanpa keterangan nama di sana dia sudah bisa menebak itu dari siapa. Siapa lagi kalau bukan orang yang mengantarnya barusan.Aera dengan sangat terpaksa

  • Cold And Sweet Marriage   Usaha Aiden Mendekati Aera

    "Bisakah kita berteman?" pertanyaan itu terlontar cepat dari bibir Aiden. Senyuman tipis turut terpatri di wajah mereka. Kini keduanya sudah keluar dari cafe dan berada memilih tempat yang lebih privacy lagi untuk berbincang, seperti di dalam mobil Aiden ini contohnya. Detik itu juga Aera menyesali untuk di antar oleh Aiden kembali ke apartemen. Mengharuskan dirinya kini berakhir menuju hubungan yag semakin dekat dengan Aiden. Susah cukup saja pikirannya menjadi sakit beberapa dan batinnya tertekan semenjak menikah dengan Reagan, tentu ia tak ingin menambah kesialan lagi bukan. "Teman?" gadis berparas cantik itu menoleh pada Aiden yang kini tengah mengemudikan mobilnya. Tersirat jelas bahwa ia tak ingin berlarut-larut terlibat dengan pria di sampingnya ini. "Ya, kenapa tidak? Kau seharusnya merasa bangga karena aku sang "solois terkenal -Aiden" mau menawarkanmu pertemanan. Jarang-jarang aku bersikap baik seperti ini," j

  • Cold And Sweet Marriage   Berjumpa Lagi Dengan Aiden

    "Mau kemana kalian pagi-pagi begini?" Aera tahu, pertemuan dirinya dengan kedua orang itu bukanlah kebetulan, pasti mereka sudah membuat janji untuk temuan. "Kami akan pergi untuk mendaftar ulang di kampu," jawab Aile. Aera mendengus kasar, jika mengingat pembicaraan mereka bertiga tadi. Sungguh merasa sangat iri bisa kembali belajar dan bertemu banyak orang, sedangkan dirinya hanya seperti orang bodoh yang tidak tahu harus bagaimana menghabiskan hari yang membosankan ini. Aera memilih satu tempat, si sebuah cafe yang letaknya tak jauh dari taman kota, aneh memang pagi-pagi sudah ke cafe saja. Tapi mau bagaimana, dia juga tidak suka jika harus terkena paparan sinar matahari. Saat pikirannya masih teralihkan pada beberapa orang yang masuk ek dalam cafe, ponsel miliknya bergetar serta mengeluarkan nyanyian yang ia kenali sebagai nada dering ponselnya. Segera ia meraih ponselnya di dalam tas, kedua netranya membelalak tak

  • Cold And Sweet Marriage   Jujur Pada Aile

    Ketiganya terdiam, duduk berhadapan dengan pandangan saling mengarah ke arah lain, tak banyak yang mereka bicarakan sedari tadi.Salah satu diantaranya mulai menggerakkan matanya, menilik sang sahabat yang hidungnya memerah, serta matanya yang masih sembab karena menangis tadi. Rasa simpati terus mendatanginya, memikirkan bagaimana kehidupan Aera semenjak pernikahannya. Dan semenjak itu pula mereka lost contact.Aile jelas sangat merindukan Aera lebih dari apapun, dia sudah menganggap gadis itu sebagai saudara kandungnya sendiri. Aile tak bisa membayangkan jika hal ini terjadi padanya, dirinya menikah dengan kakak dari pacarnya sendiri.Sudut matanya menangkap beberapa tanda kemerahan pada leher Aera yang hampir memudar, sungguh ia sangat terkejut. Tapi bukankah hal itu wajar bagi pasangan yang sudah menikah. Apakah Aera benar-benar sudah melakukannya dengan Reagan? Pertanyaan itu kini terngiang-ngiang di otaknya.Hembusan nafas lembut l

  • Cold And Sweet Marriage   Karma Untuk Dalva?

    Pagi menjelang begitu cepat meninggalkan mereka yang masih tertidur nyenyak dan bermain lebih lama dengan dunia mimpinya. Namun beberapa diantaranya lebih memilih untuk bangun lebuh awal sebelum snah surya menyonsong, entah itu dikarenakan pekerjaan yang mereka miliki, ataupun permasalahan pribadi lainnya. Kedua tangan itu dengan cekatan menyusun beberapa menu sarapan yang sudah ia masak beberapa waktu yang lalu. Memiliki untuk sarapan lebih dulu, padahal ini belum masuk jadwalnya untuk sarapan. Masih terlalu dini, tapi ia mencoba tidak perduli. Pikirannya sedang berkutat keras. Siap denga sarapannya, gadis itu-Aera membawa dirinya masuk kedalam kamarnya lagi, sesudah sebelumnya meninggalkan notes kecil di atas meja. Untuk orang lain yang tinggal bersamanya. Sejak kejadian dua hari lalu itu, Aera selalu menghindari Reagan bagaimanapun caranya. Dan salah satunya begini, bangun pagi-pagi dan sarapan dengan diam secara sendiri. Setelahnya ia akan m

  • Cold And Sweet Marriage   Terbuai Hasrat

    "Tunggu!" "Kya!" pekik Aera kuat, tak bisa menahan rasa keterkejutannya tatkala mendapati kehadiran Reagan yang tiba-tiba di depan pintu kamarnya. "Apa yang mau kau lakukan?" tanyanya lagi, berusaha menutup pintu kamarnya yang sedikit lagi akan menutup dengan sempurna, tapi sayang tinggal sayang, Reagan menahan agar pintu itu tidak tertutup dengan kedua tangannya. Dirinya harus benar-benar menyelesaikan masalah ini dengan Aera. "Ada yang ingin aku bicarakan padamu!" tuturnya masih menahan pintu. "Apapun itu, aku tidak peduli! Sana pergi! Aku mau tidur!" usir Aera, namun selanjutnya Aera melotot lebar sesaat mendapati tubuh sempurna Reagan kini sudah berhasil masuk ke dalam kamarnya. Tubuhnya reflkes menjauh untuk berjaga-jaga Reagan akan berbuat yang tidak-tidak padanya. Ujung matanya kini sibuk mencari benda untuk ia layangkan kehadapan Reagan. Aera berjalan cepat mendekati tempat tidurnya, sebelum

DMCA.com Protection Status