VINO baru saja menghadapi kenyataan yang lagi-lagi tak sesuai harapannya. Tanpa ia sadari untuk kesekian kalinya, Ayahnya mampu memegang kendali penuh dalam kehidupannya. Kini Vino dibebankan tugas yang baru, yang pasti akan menyita semua pikiran bahkan waktunya.
"Saya menolak Pah, kali ini mereka benar, saya terlalu muda untuk jadi CEO," tegas Vino.
Gadis itu kini mengerti, kenapa Vino memilih menghilang setelah ibunya siuman. Lelaki itu memang benar-benar telah dibenci ibunya. Ironisnya, ia dibenci justru karena mengambil keputusan untuk menyelamatkannya hidup ibunya. Satu-satunya pelita dalam hidupnya.Rasanya gadis itu seperti sedang menyelami lubang menganga yang tersembunyi dalam kesempurnaan kehidupan Vino.
"Kamu ikut saya aja ya?" kata Vino."Kemana?" tanya Khika lagi."Bantuin tugas saya," jelas Vino sambil mengemudikan mobilnya. Tentu saja kalau untuk membantu Khika bersedia. Gadis itu menyetujuinya. Lalu memberikan kabar pada Umi kalau dia akan terlambat pulang. Tapi nyatanya Umi juga s
Dalam deruan napas yang tersengal Khika sampai dikamar Bang Ardy ditemani Vino yang mengikuti dibelakangnya. Hal yang pertama Khika lihat adalah tangisan Umi dipelukan Ayah. Membuat pikirannya menjalar ke peristiwa terburuk yang mungkin terjadi pada Bang Ardy. Sesungguhnya gadis itu belum siap.Tidak, pokoknya jangan sekarang Ya Tuhan, gumamnya dalam hati.
NAMANYA Khika. Nama panjangnya Khiskarita Jatmika, sering salah eja jadi Khistarika atau Kikatita atau Kostarika kayak nama negara. Umurnya 17, Ukuran sepatunya 36, ukuran baju size S, dan ukuran celana 26. Tubuh mungilnya itu ditambah lagi dengan suara nada minor yang persis anak kecil, berhasil membuat Khika mendapatkan julukan 'cewek bonsai' dari teman-temannya.Inilah Khika. Apa adanya. Tak di buat-buat. Seorang gadis biasa yang tak punya sesuatu untuk di banggakan. Tapi siapa sangka, gadis biasa ini bisa menjadi sepenting daun Clover untuk seorang manusia lain. Bagai sebuah daun clover berhelai empat yang tersembunyi diantara diantara jutaan daun clover berhelai tiga yang bertebaran di suatu padang. Bagai satu manusia diantara triliyunan manusia lain di dunia maha luas ini, yang memiliki lebih banyak cinta untuk lelaki itu. Lelaki yang bersinar diluar namun nyatanya redup di dalam. Sepenting itulah Khika untuk seorang Alvino Clovender. Lelaki yang nanti akan mengisi harin
"WOY... ADA BERITA BESAR!!!" Pagi-pagi begini suara cempreng mendayu itu sudah bergema di ruang kelas. Suara itu milik teman kita si Jonjon sang pembawa berita sekaligus reporter terkininya SMA Pratiwi.Khika. Gadis yang sedang berkutat dalam catatan matematikanya bersama sahabatnya Zahra itu, seketika menoleh kearah datangnya suara. LJKnya belum sama sekali selesai dia tulis tapi perhatianya sudah teralih pada Jonjon. Khi
CICITAN burung terdengar merdu di pagi ini. Embun merayapi kaki gadis itu membuatnya sedikit kedinginan. Akhir pekan yang indah yang menjadi favoritnya. Hari melepas segala penat yang di cipta oleh rangkaian rumus dan materi pelajaran selama hari lainnya. Stress yang bagai limbah, seperti hanya bisa di daur ulang saat hari libur begini. Ya, mumpung ini hari minggu, Khika menempatkan dirinya di depan TV bersantai ria sambil menonton acara kartun kesukaanya. Ditemani sayup-sayup suara desisan minyak goreng Umi dari dapur."Kikha, boleh Umi minta tolong sa
SEKETIKAlelaki itu tancap gas memacu kendaraanya dengan kecepatan tinggi, ikut membawa Khika yang masih kebingungan disampingnya. Gadis mungil itu menatap sepedanya melalui kaca spion mobil. Sepedanya lambat laun makin mengecil dan akhirnya tak terlihat di telan tikungan demi tikungan. Khika kini sadar betul kalau ini penculikan, tapi kalo diculik dia harus ngapain? Khika jadi keblinger sendiri. Otaknya dia paksa berfikir. Aduh, Khika, berpikir berpikir berpikir. Satu ide mencuat tiba-tiba, seharusnya dari tadi dia sudah tau ini. Dia harus teriak. Ya, harus teriak! Khika menepuk-nepuk lututnya yang lemas sambil tarik napas dalam-dalam mengambil ancang-ancang.
Khika masih tak percaya. Diam-diam Khika mengedipkan matanya untuk memastikan minus di matanya tidak bertambah bahwa ini memang kenyataan. Serliya Putri itu bukanlah kenalannya atau tetangga depan rumahnya atau anak saudaranya. Seluruh Indonesia yang rajin nonton TV danupdateinstagram pasti tau siapa sosok gadis ini. Paras cantik itu milik penyanyi terkenal, Serliya Putri. Penyanyi muda yang katanya akango internasional. Penyanyi yang lagunya hits hingga ke negeri Jiran. Khika tau dia
Dalam deruan napas yang tersengal Khika sampai dikamar Bang Ardy ditemani Vino yang mengikuti dibelakangnya. Hal yang pertama Khika lihat adalah tangisan Umi dipelukan Ayah. Membuat pikirannya menjalar ke peristiwa terburuk yang mungkin terjadi pada Bang Ardy. Sesungguhnya gadis itu belum siap.Tidak, pokoknya jangan sekarang Ya Tuhan, gumamnya dalam hati.
"Kamu ikut saya aja ya?" kata Vino."Kemana?" tanya Khika lagi."Bantuin tugas saya," jelas Vino sambil mengemudikan mobilnya. Tentu saja kalau untuk membantu Khika bersedia. Gadis itu menyetujuinya. Lalu memberikan kabar pada Umi kalau dia akan terlambat pulang. Tapi nyatanya Umi juga s
Gadis itu kini mengerti, kenapa Vino memilih menghilang setelah ibunya siuman. Lelaki itu memang benar-benar telah dibenci ibunya. Ironisnya, ia dibenci justru karena mengambil keputusan untuk menyelamatkannya hidup ibunya. Satu-satunya pelita dalam hidupnya.Rasanya gadis itu seperti sedang menyelami lubang menganga yang tersembunyi dalam kesempurnaan kehidupan Vino.
VINO baru saja menghadapi kenyataan yang lagi-lagi tak sesuai harapannya. Tanpa ia sadari untuk kesekian kalinya, Ayahnya mampu memegang kendali penuh dalam kehidupannya. Kini Vino dibebankan tugas yang baru, yang pasti akan menyita semua pikiran bahkan waktunya."Saya menolak Pah, kali ini mereka benar, saya terlalu muda untuk jadi CEO," tegas Vino.
ADAM memperhatikan Alexa sedari tadi, ia tampak sempurna dalam senyumnya. Tak ada sedikitpun rasa resah, padahal permandangan kedekatan Vino dan Khika harusnya membuat Alexa jengah. Tapi nyatanya gadis itu santai luar biasa. Adam tak tahan juga lama-lama hanya memandang Alexa, ia memutuskan untuk mendekati gadis yang sedang meneguk winenya itu.
KHIKA terlambat hampir tiga puluh menit dari waktu pembukaan acara jam delapan tadi.Adam menunggunya di depan kamar.
Hari sabtu tiba juga, sudah pagi tapi Khika semalaman malah kepikiran dengan omongan Adam
GADIS itu menghirup aroma teh jahe yang ia senyap setelahnya. Udara sejuk serta senja yang menampakan diri di balkon sore itu menjadi temannya, menyusuri setiap rasa sepi yang menelusup ke hati.
Gadis itu berlari kearah lain. Entah mengapa. Yang lain dengan intuisinya berlari ke bagian depan sekolah, ke tempat yang mereka rasa a