Home / Fantasi / Clell Justin Blake / nowhere school

Share

nowhere school

Author: Koala
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Ibu Justin meredakan ayah nya. Ayah Justin duduk dan menangis. Justin mekuaht airmata keluar dari ayahnya. Baru pertama kali ia melihat ayah nya keluar airmata karena dirinya. Justin berlutut perlahan. Ia menempelkan kepalanya ke lantai, lalu meminta maaf.

"Sudah terlambat Justin, sudah terlambat."

Lalu ayah nya bangkit berdiri kemudian meminta Justin ikut berdiri. Yang kemudian tak lama suara sirine mobil polisi terdengar. Ibu Justin khawatir anaknya akan di tangkap. Ibu Justin membujuk ayah nya untuk dapat melakukan sesuatu. Namun ayahnya menggeleng kan kepala nya pelan. 

"Sudah tidak ada jalan keluar sayang, kamu tenang dan biarkan aku yang mengurus."

Laku terdengar suara teriakan polisi yang meminta Justin untuk segera keluar. Justin melihat ke arah pintu. Ayahnya mengetahui bahwa Justin gemetar, ayah Justin memegang tangan Justin kuat dan menatap anaknya. Mereka berjalan lalu membuka pintu. 

"Ananda Justin? Kami mendapat laporan tentang pembunuhan terhadap sodara Ivan dan Ananda Justin akan melakukan persidangan."

Ayah Justin melihat ke arah Justin lalu memegang erat tangannya. Ayah Justin menepuk pundak nya lalu tersenyum.

"Tunggu ayah, kau pasti bebas. Tapi kau harus berjanji, sehabis ini ... Tidak ada lagi perkataan ayah atau ibu yang kau langgar, janji?"

"Aku berjanji ayah."

"Baik pak, silahkan bawa anak saya."

Justin di borgol pada tangannya. Semua tetangga Justin melihat nya lalu membicarakan nya. Pembicaraan tetangganya itu terdengar jelas pada telinga Justin. Juga suara tangisan ibu Justin yang berada di telinga. Di dalam mobil polisi, Justin melihat ayah dan ibu nya sangat terpukul dengan dirinya. Saat mobil polisi itu berjalan tidak sengaja ia melihat hewan itu menatap dirinya. Kini di diri Justin sangat ingin menghabisi hewan tersebut. 

Di kantor polisi, Justin di pinta keterangan secara jujur. Justin mengatakan semua nya, lalu tanpa disadari ayah dari Ivan masuk secara tiba-tiba dan menikam punggung Justin. Justin yang tertusuk pun tidak berdaya. Ia hanya bisa mengatur nafasnya agar dapat bertahan hidup. Justin yang tidak kuasa menahan ia pun tergeletak dan tidak sadarkan diri. 

Saat terbangun, Justin berada di ruangan serba putih dengan lampu yang menyilaukan mata nya. Ia merasaka bahwa banyaknya perlatan yang mask ke dalam tubuhnya tersebut. Iia menoleh ke samping kiri yang terlihat ada ibu Justin juga ayah Justin yang tengah tertidur di sofa. Justin berusaha merubah posisinya namun ia tidak sengaja menarik selang infus membuat infusan tersebut terjatuh. Orang tua Justin terbangun lalu memanggil perawat dan dokter. 

Orang tua Justin kembali masuk ke dalam tersenyum melihat Justin yang sudah membaik. 

"Bagus lah kau masih terselamatkan. Berani nya si tukang tidur itu menusuk putra ku. Dan satu hal lagi Justin, kau dinyatakan tidak bersalah. Polisi menemukan gigitan juga luka yang teridentifikasi kalau tersebut adalah gigitan dari hewan bukan selaku pembunuhan." Justin tersenyum, "tapi kabar buruknya kau akan kami pindahkan ke tempat kami bersekolah dulu ... Dan itu merupakan asrama."

"Justin sudah berjanji akan menuruti kalian, tapi ku mohon tidak asrama.."

"Kami sudah membulatkan nya Justin, tidak ada penolakan lagi. Kata dokter kau sudah boleh pulang, sayang tolong bereskan kepunyaan nya dan kita akan berangkat hari ini juga."

Sampai pada akhirnya, Justin di antarkan ke sekolah nya yang baru bernama 'nowhere school' sekolahan yang tidak terkenal dan terletak jauh pada pedalaman hutan. Justin yang mencari tahu sekolah tersebut pun gagal, dikarenakan tidak ada tulisan blog mana pun yang dapat menjelaskan sekolahan tersebut. Dan akhirnya ia menemukan info dari temannya kalau sekolahan tersebut pernah ramai di perbincangkan karena isi nya adalah manusia jadi-jadian. 

Dalam perjalanannya, Justin memainkan handphone serta saling bertukar kabar dengan temannya disana. Justin juga sudah membubarkan geng nya yang namun mereka semua menolak nya. 

Sampai dimana mobil yang dikemudikan ayahnya berjalan menuluri hutan yang lebat juga gelap. Ia tidak dapat melihat cahaya di samping kiri maupun kanan. Justin yang khawatirkan ayah nya yang lupa bertanya padanya jalan yang benar. Namun ayah Justin tahu keman aia akan pergi. 

Justin yang lelah pun tertidur. Saat terbangun, ibu Justin meminta nya agar keluar mobil dan segera mengambil koper serta peralatan nya yang lain. Justin melihat dari dalam mobil sebuah kastil yang besar layaknya istana kini berada di hadapannya. Ia mengecek handphone namun tidak adanya sinyal. Yang kemudian Justin keluar dari dalam mobil. Ia ke bagasi belakang untuk mengambil keperluan. 

"Ini sekolah mu Justin, ayo kita masuk."

Justin masuk sembari melihat-lihat seisinya dan terpukau.

"Kalian benar berada disini?"

Orang tua Justin mengangguk. Lalu datang seorang pria yang bepelukan ke ayah Justin. Ia mengenal Justin namun Justin tidak mengenalnya. Yang kemudian datang seorang wanita yang cantik. 

"Hallo Justin, aku yang akan membantu mu nanti. Tante dan om salam kenal, rasnaya sangat terhormat sekali bisa bertemu dengan Alpha."

Justin mengerutkan keningnya lalu secara cepat wanita tersebut menarik Justin untuk masuk. Justin meninggalkan orang tuanya yang sedang mengobrol. 

Wanita tersebut mengantar Justin ke asrama nya. Terdapat banyak lelaki yang menggoda waniat tersebut. Justin yang jengkel melihat semua nya kemudian berhenti dan menanyakan pergi nya. Waniat tersebut tersenyum dan tertawa lalu menunjuk satu kamar. Kamar tersebut kepunyaan Justin yang akan di tempati Justin nanti. 

Justin masuk ke dalam kamarnya dan terpukau. Ia melihat seisi kamar nya sama persis seperti kamarnya dulu. Terukir wajah bahagia. 

Wanita itu menurunkan bawaan dari Justin dan meminta Justin untuk segera menaruhnya lalu mengikuti dirinya. 

"Tunggu dulu ...."

"Kenapa? Apa lagi?"

"Aku ingin tahu, yang kau maksud tadi itu apa?

Wanita tersebut ingin menjawab namun terhenti dengan adanya suara kegaduhan dari depan. Mereka pun keluar. Betapa terkejutnya Justin melihat yang di depan nya adalah hewan yang menyerang temannya tersebut. Justin yang ingin menghabisi nya pun tertahan oleh wanita tersebut. 

"Kau tidak akan bisa melawannya, biarkan saja nanti juga ada yang melerainya."

Justin pun menonton lalu datang lelaki yang bersama dengan ayah juga ibu David melerai mereka dengan hanya satu tangan. Ayah dan ibu David menghampirinya.

"Ini rumah mu sekarang, kami harap kamu dapat berubah disini." Kata ayah Justin. "Kami akan pulang, dan akan kesini nanti saat libur semester."

Mereka pun pergi dengan di antar lelaki tersebut. 

"Sebenarnya apa yang terjadi, sepertinya aku masih bermimpi."

Wanita itu tertawa, lalu tak lama wanita itu mengajak Justin pergi ke lapangan. Justin melihat banyak hewan yang sama dengan yang membunuh temannya. 

"Kau kan anak seorang alpha, masa ia gak tahu apapun."

Wanita itu mengajak Justin pergi ke belakang sekolah. Wanita tersebut mengatakan kalau tempat itu adalah tempat favoritnya. 

"Who am i? Pasti kau tau bukan? Dan sebenarnya ini dimana? Dan apa yang kau maksud tadi?"

"Uwaahhh ... seperti wartawan yang sedang bertanya pada artis saja. Baiklah aku akan bercerita."

Justin tetap menatap tajam, "Jadi gini ...."

Related chapters

  • Clell Justin Blake   History

    "Who am i? Pasti kau tau bukan? Dan sebenarnya ini dimana? Dan apa yang kau maksud tadi?" "Uwaahhh ... seperti wartawan yang sedang bertanya pada artis saja. Baiklah aku akan bercerita." Justin tetap menatap tajam, "Jadi gini." Flashback Zaman dahulu terdapat seorang manusia yang sangat suka berfoya-foya. Uang orang tua nya telah habis karena ulahnya. Sekarang ia di usir oleh kakak-kakaknya dan berjanji akan membalas dendam akan perlakuan dari saudaranya. Sampai suatu ketika, ia menemukan sebuah gua yang besar juga terdapat banyak kelelawar. Ia sangat takut melihat kelelawar tersebut. Karena tidak ada pilihan lain lagi, ia tinggal di gua tersebut. Yang kemudian terdengar suara teriakan minta tolong. Bergegas bangun lalu pergi mengecek nya. Setelah di luar, tidak terdapat apapun disana hanya ada pohon yang bergoyang di tiup angin. Lalu

  • Clell Justin Blake   Study

    Mereka pergi dengan luka. Ketiga saudara itu sekarang menjadi musuh bagi Julian. Kakak pertama dan kedua sekarang telah berubah menjadi serigala yang bertekad menghabisi Julian. Kakak ketiga dari Julian di juluki alpha pertama dan awal mula peperangan terjadi. "Tapi aku bertanya tentang siapa diriku bukannya ingin mendengar omong kosongmu." "Sekarang gini, siapa nama ayah mu?" "Robert." "Nama kakek mu?" "Rolphy." "Kakek buyut mu?" "Apa sih kenapa jadi menanyakan hal seperti ini?" Justin marah karena tidak pada intinya. Namun wanita tersebut tersenyum rammah terhadap Justin. Ia membawa Justin pergi menuju lorong sekolah dekat dengan pintu masuk sekolah yang besar. Justin menuruti kemana ia akan membawanya lalu Justin melihat kepala sekolah yan

  • Clell Justin Blake   Study 2

    "Lawan dia! kau boleh menggunakan apa saja di dalam ruangan ini, kecuali benda tajam." Semua berteriak, meneriaki mereka. Justin melihat mata yang begitu menyeramkan menatap dirinya. Justin berusaha menghindar namun sesekali ia terkena cakaran serta bantingan dari temannya itu. Jusin yang sudah babak belur di buat temannya itu semakin melemah. Hingga Justin membentur meja yang membuatnya pusing. Ia melihat kesekitar dengan berbayang. Pandangannya kabur juga terdengar suara yang semakin memekik telinganya. Guru Justin melihat bahwa Justin tidak bisa melanjutkan. "Stop!" Berjalan mendekati Justin membantunya berdiri, "cukup pelajaran hari ini." Guru Justin membawa Justin ke pusat kesehatan sekolah. Di baringkan nya Justin di atas kasur lalu datang lelaki yang bersama dengan orang tua Justin. "Ada apa dengannya, kenapa Justin bisa seperti ini?" Ia melihat k

  • Clell Justin Blake   Angry Teacher

    "Justin ...." "Susst bentar ah, lagi laper ini." "Justin ...." "Aduh apaan sih!" Justin melihat ke belakang, "eh Bu guru ... Mau makan Bu?" Justin yang tertangkap basah telah membolos di hukum oleh gurunya untuk berlari selama 30 menit mengelilingi lapangan. Tepat 10 menit, bel berbunyi. Semua siswa beristirahat yang dimana semua keluar dari kelas masing-masing. Justin menjadi perhatian bagi banyak siswa, dan juga menjadi perhatian Kasih juga teman-teman nya. Wajah kasih tampak tidak senang dengan Justin yang melanggar aturan. Selesai berlari Justin pergi ke kantin karena ingin beristirahat. Waktu istirahat tinggal beberapa menit saja. Justin memanfaatkan nya dengan tidur di pojok kantin tepat di atas bangku. Saat memejamkan mata, Justin menaruh buku untuk dapat menutupi wajahnya tersebut. Tak berselang lama, buku terse

  • Clell Justin Blake   Justin and Kasih

    "Duh bikin kaget aja." Justin jongkok dan berniat ingin mengelusnya, "kalau ini mah kecil." Namun tiba-tiba ... Seketika mahkluk kecil itu menunjukkan deretan gigi yang tajam dengan mempunyai sayap yang tajam. Justin melemparnya karena ketakutan ia berlari ke arah pintu berusaha membuka nya namun ia tidak dapat membuka. Justin berlindung di samping kotak yang berada di depannya. Ia meraih tongkat sebagai jaga-jaga. "Justin? Dimana kamu Justin?" Terdengar suara ibu dari Justin. Namun Justin tidak gegabah, ia perlahan mengintip dari celah melihat keberadaan dari mahkluk tersebut. Alangkah terkejutnya dia saat tersadar bahwa yang memanggilnya ialah mahkluk tersebut. "Holy shit ...." Justin berbicara hingga terdengar oleh mahkluk itu. Mahkluk tersebut menyerang Justin. Dengan sekali lemparan membuat Justin

  • Clell Justin Blake   New friend

    "Temani aku berbicara disini ... Aku kesepian." Kasih diam memikirkan nya sejenak, "ku mohon Kasih." Kasih kembali terduduk lalu Justin tersneyum lebar. "Ingat, hanya sampai jam pelajaran di mulai kembali." "Siap komandan." Sudah lewat dari jam pelajaran namun bel tidak kunjung berbunyi. Kasih curiga terjadi hal yang tidak diinginkan. Ia pergi dari ruang kesehatan menuju ruang para guru. Justin berada di ruangan tersebut dengan tersenyum. Ia merasakan degup jantung nya yang sangat bersemangat. Ia terus memikirkan tentang Kasih juga senyumannya. Lalu tak lama datang sekelompok siswa yang masuk ke ruang kesehatan. Mereka menatap Justin. Lalu menutup pintu kemudian berjalan menuju Justin. Justin merubah posisinya menjadi duduk. Mereka mendekat dengannya. Salah satu dari antara mereka menanyakan nama dari Justin. Justin menjawa

  • Clell Justin Blake   Kasih problem

    Justin yang bingung pun berdiri dan bertanya. Kepala sekolah hanya meminta Justin untuk kembali duduk dan jangan berisik. "Aku hanya meminta satu hal pada mu Justin. Tapi aku ingin kau diam dan tutup mulut mu dari yang lain." "Aku bukan tipe manusia yang menyebar berita." "Kau bocah dalam ramalan, dan kau harus melakukan pelatihan ... Untuk dirimu sendiri!" Justin tersentak mendengarnya. Ia lalu mendekati kepala sekolah kemudian melihat matanya. Justin tersenyum miring. Justin menolak pelatihan yang dimaksud dengan kepala sekolah. Justin pun berbalik lalu berbaring di tempat tidur kemudian membaca buku komik kesukaannya. Justin meminta kepala sekolah untuk segera pergi jika tidak ada keperluan yang lain. Kepala sekolah yang tidak patah semangat, terus memohon kepada Justin hingga berlutut di hadapannya. Justin yang tetap keras dengan pilihannya, ia han

  • Clell Justin Blake   Go to City

    Keadaan sekolah sudah sepi karena semua berkumpul di aula. Ada pengumuman yang disebarkan karena adanya kedatangan guru baru. Justin mengendap-endap masuk ke dalam aula namun ia tergelincir membuat keributan. Justin hanya menelan ludah lalu tersenyum ke arah kepala sekolah. "Naga terbang!" Justin berlari pergi menuju kamarnya. Justin yang tidak sempat sampai ke kamar nya bersembunyi di sebuah ruangan. Lalu ia mencari tempat untuk bersembunyi. Di dalam ruangan terdapat sebuah lemari berukuran besar yang dapat Justin masuki. Suara knok pintu berbunyi. Seseorang akan masuk ke dalam ruangan itu. Justin berlari lalu bersembunyi ke dalam lemari. Ia mendengar beberapa orang masuk. Justin mendengar mereka berbicara dengan serius. "Kita harus lancarkan rencana itu." "Benar katanya, anak dari a

Latest chapter

  • Clell Justin Blake   Vampire in the room

    "Tapi saat di periksa lu punya asma!" Kata Kasih membentak. "Apaan sih? Gak jelas deh lu pada." Mereka pun terdiam melihat satu sama lain. Lalu datang kepala sekolah yang tersenyum. Kepala sekolah memberitahukan kalau Justin di tunda ke pelatihan sampai dirinya sembuh. Justin tersenyum lega lalu kepala sekolah pergi. Kasih juga Steven masih cemberut karena Justin yang tidak ingin mengakuinya. Justin menghembus nafas kasar. "Mau kalian itu apa?" "KAMI INGIN LU JUJUR!" Mereka berbicara dengan serentak. Justin yang sudah tidak ada cara lagi lalu turun dari tempat tidurnya menarik mereka berdua keluar. Mereka pergi ke tegah lapangan. Justin berteriak meminta semua siswa untuk datang ke tengah lapangan. Tentu kasih juga Steven tidak mengerti yang ada di fikirannya. Justin kembali berteriak ketika semua s

  • Clell Justin Blake   Disease

    Kepala sekolah tersenyum puas lalu pergi. Kasih juga Steven menghampiri Justin yang duduk lemas dengan memejamkan mata. "Ayah mu sungguh ingin ku hajar Steve!" Steven tertawa begitu juga dengan Kasih. Justin berbaring di rumput mengatur nafasnya yang masih sesak. Mereka berada di kamar Justin menenangkan dirinya agar lebih santai. Justin tidak habis mengoceh karena kekesalan nya terhadap kepala sekolah. Steve pun hanya tertawa melihat Justin yang kini banyak bicara. Kasih memberikan minum yang ia beli di kantin. "Sungguh tidak bisa di percaya, kalian lihat bukan? Dia ... Hampir membunuh ku!" "Jadi, apa perjanjiannya? Kau bisa mengatakan nya kepada kami." Justin menaruh minum nya di atas meja. "Sepertinya untuk sebulan ini, gua tidak akan ada disini. Ada pelatihan khusus buat gua dan harus di laksanakan."

  • Clell Justin Blake   A contract

    Kasih membuka nya yang ternyata adalah seekor hamster. Kasih senang dengan pemberian dari Justin ia memeluknya dengan erat. "Tuh kan lu yang meluk gua." "Bukan begitu ish ... By the way, thank you ya." "Sama-sama. Sebaiknya gua pergi." Justin pun kembali pergi melewati jendela. Justin kembali melihat ke belakang lalu tersenyum dengan Kasih. Tanpa ia sadari kaki nya telah mencapai ujung dari jendel membuatnya terjatuh. Kasih pun berteriak lalu berlari ke jendela. Beruntung kamar dari Kasih berada di lantai 1. "Aduh." Kasih tertawa puas. Kasih ikut keluar dari jendela kemudian membantu Justin untuk berdiri. Mereka saling berpandangan sampai penjaga sekolah datang, dari kejauhan ia menerangi mereka. "Siapa disana?" Justin juga Kasih tersenyum karena menurut mereka itu hal lucu.

  • Clell Justin Blake   Hamster for Kasih

    Mereka kembali menaki nya dan kembali berjala. Justin memikirkan keluarga nya yang telah banyak-banyak berjasa dengan dirinya. Justin merasa bersalah atas apa yang dia lakukan semasa dulu. Justin pun dikagetkan Steven yang tiba-tiba berbicaralah dengannya. "Ada apa sebenarnya? Bukankah barang mu hilang?" Justin tersenyum dan merangkul Steven, "jika aku ambil barang ku kembali ... Mungkin aku mendapatkan nya namun ada kesedihan yang terjadi." Mereka segera pergi dari tempat tersebut. Mereka meneruskannya dnegan berjalan kaki. Sepanjang perjalanan ia melihat banyak anak kecil yang meminta-minta. Hari Justin sungguh teriris melihat nya. Saat mereka berbicara satu sama lain, teman dari Kasih baru menyadari jika Kasih tidak ada di sebelah mereka. Jusin melihat ke segala arah namun tidak dapat menemukannya. Steven menyarankan untuk berpencar menc

  • Clell Justin Blake   Thief

    Justin menjadi gugup lalu menutup handphone nya. "Bu-bukan ... Itu teman ku di kota tempat tinggalku dulu. Aku sudah katakan kalau diriku pemimpin sebuah geng." "Berarti kau termasuk anak nakal bukan? Kalau anak nakal, pasi yang menyukai dirimu juga cewek yang nakal." Kasih menyela pembicaraan. Justin menaikkan satu alisnya, "apa urusannya denganmu?" "Kenapa gak suka? Turun dari sini biar disantap binatang buas." "Kamu yang turun, buat apa ada disini ikut-ikutan aja." Mereka pun bertengkar. Semua menutup telinganya agar tidak keberisikan. Lalu Steven menyudahi pertengkaran itu lalu menunjuk ke arah depan karena perkotaan tersebut sudah di depan mereka. Kasih juga teman-teman nya terpanah melihat suasana kota yang sangat ramai juga indah. Kasih tidak henti-hentinya kagum dengan perkotaan. Lalu Ju

  • Clell Justin Blake   Go to City

    Keadaan sekolah sudah sepi karena semua berkumpul di aula. Ada pengumuman yang disebarkan karena adanya kedatangan guru baru. Justin mengendap-endap masuk ke dalam aula namun ia tergelincir membuat keributan. Justin hanya menelan ludah lalu tersenyum ke arah kepala sekolah. "Naga terbang!" Justin berlari pergi menuju kamarnya. Justin yang tidak sempat sampai ke kamar nya bersembunyi di sebuah ruangan. Lalu ia mencari tempat untuk bersembunyi. Di dalam ruangan terdapat sebuah lemari berukuran besar yang dapat Justin masuki. Suara knok pintu berbunyi. Seseorang akan masuk ke dalam ruangan itu. Justin berlari lalu bersembunyi ke dalam lemari. Ia mendengar beberapa orang masuk. Justin mendengar mereka berbicara dengan serius. "Kita harus lancarkan rencana itu." "Benar katanya, anak dari a

  • Clell Justin Blake   Kasih problem

    Justin yang bingung pun berdiri dan bertanya. Kepala sekolah hanya meminta Justin untuk kembali duduk dan jangan berisik. "Aku hanya meminta satu hal pada mu Justin. Tapi aku ingin kau diam dan tutup mulut mu dari yang lain." "Aku bukan tipe manusia yang menyebar berita." "Kau bocah dalam ramalan, dan kau harus melakukan pelatihan ... Untuk dirimu sendiri!" Justin tersentak mendengarnya. Ia lalu mendekati kepala sekolah kemudian melihat matanya. Justin tersenyum miring. Justin menolak pelatihan yang dimaksud dengan kepala sekolah. Justin pun berbalik lalu berbaring di tempat tidur kemudian membaca buku komik kesukaannya. Justin meminta kepala sekolah untuk segera pergi jika tidak ada keperluan yang lain. Kepala sekolah yang tidak patah semangat, terus memohon kepada Justin hingga berlutut di hadapannya. Justin yang tetap keras dengan pilihannya, ia han

  • Clell Justin Blake   New friend

    "Temani aku berbicara disini ... Aku kesepian." Kasih diam memikirkan nya sejenak, "ku mohon Kasih." Kasih kembali terduduk lalu Justin tersneyum lebar. "Ingat, hanya sampai jam pelajaran di mulai kembali." "Siap komandan." Sudah lewat dari jam pelajaran namun bel tidak kunjung berbunyi. Kasih curiga terjadi hal yang tidak diinginkan. Ia pergi dari ruang kesehatan menuju ruang para guru. Justin berada di ruangan tersebut dengan tersenyum. Ia merasakan degup jantung nya yang sangat bersemangat. Ia terus memikirkan tentang Kasih juga senyumannya. Lalu tak lama datang sekelompok siswa yang masuk ke ruang kesehatan. Mereka menatap Justin. Lalu menutup pintu kemudian berjalan menuju Justin. Justin merubah posisinya menjadi duduk. Mereka mendekat dengannya. Salah satu dari antara mereka menanyakan nama dari Justin. Justin menjawa

  • Clell Justin Blake   Justin and Kasih

    "Duh bikin kaget aja." Justin jongkok dan berniat ingin mengelusnya, "kalau ini mah kecil." Namun tiba-tiba ... Seketika mahkluk kecil itu menunjukkan deretan gigi yang tajam dengan mempunyai sayap yang tajam. Justin melemparnya karena ketakutan ia berlari ke arah pintu berusaha membuka nya namun ia tidak dapat membuka. Justin berlindung di samping kotak yang berada di depannya. Ia meraih tongkat sebagai jaga-jaga. "Justin? Dimana kamu Justin?" Terdengar suara ibu dari Justin. Namun Justin tidak gegabah, ia perlahan mengintip dari celah melihat keberadaan dari mahkluk tersebut. Alangkah terkejutnya dia saat tersadar bahwa yang memanggilnya ialah mahkluk tersebut. "Holy shit ...." Justin berbicara hingga terdengar oleh mahkluk itu. Mahkluk tersebut menyerang Justin. Dengan sekali lemparan membuat Justin

DMCA.com Protection Status