"Hmmm ... iya, mandi! kamu kan belum mandi!"
"Tapi Om Reynald kan udah rapi, bukannya Om udah mandi ya?" tanya Lola agak nervous
Reynald menganggukkan kepalanya
"Memang kalau udah mandi, nggak boleh mandi lagi?" Reynald lalu menyeringai setelah bertanya
"Iya boleh sih Om!" jawab Lola sekenanya"Jadi nggak ada larangan kan!"
"Hehe, iya enggak om."
"Ya udah kalau gitu, ayo cepetan! Jangan buang-buang waktu. Banyak yang bisa dilakukan mumpung masih pagi."
Reynald menarik tangan Lola, setelah selesai bicara, Reynald melangkah ke arah kamarnya, tempat di mana kamar mandi berada.
'Ih, yang bener sih? Masa udah diajak mandi bareng? duuuuh ... aku belum siap! Tapi gimana ya nolaknya?' Lola jujur merasakan takut di dalam hatinya, nervous dan malu
"Hmmm ... coba lihat baju-baju itu! Apa itu ukuran mu?"
"Woooaaaaaaah, om Reynald, kenapa punya banyak baju perempuan?" Lola menimpali ketika mereka berada di walk in closet saat menuju kamar mandi, ada sisi bagian yang seluruh isinya hanya pakaian wanita.
"Apa itu ukuranmu?" Reynald tidak menjawab tapi menimpali pertanyaan Lola dengan pertanyaan lagi
"Ih iya loh, ini semua emang ukuranku Om!" Lola bicara sambil melihat pakaian-pakaian yang ada di lemari lalu membalikkan wajahnya menatap Reynald, "semuanya masih ada brand-nya om?" tanya Lola kepada Reynald
"Hmmm, karena semuanya disiapin buat kamu!"
"Buat aku?" Lola mengerjap-ngerjapkan matanya tidak percaya dengan kalimat yang baru saja diutarakan oleh Reynald
Reynald menganggukkan kepalanya
"Aku kan sudah bilang sama kamu, satu bulan ini masa percobaan, aku penuhin semua kebutuhanmu. Kalau aku puas, kita lanjut perpanjangan kontrak. Kalau aku sudah bosan kita selesai." Reynald bicara sembari melangkah mendekat kepada Lola.
"Woaaaaah, Om abis duit banyaklah buat beliin aku baju. Padahal aku bisa bawa pakaian aku yang di rumah." Lola menjelaskan ketika Reynald sudah di depannya.
"Pakaian kamu di rumah ya buat di rumah kamu! Kalau kamu di sini kamu pakai apa yang aku sudah siapkan." Reynald bicara sambil kedua tangannya melingkar tubuh Lola mencari resleting di belakang pakaian Lola
"Ehmm ... om mau apa?"
"Bantuin kamu biar cepat!" jelas Reynald
SREEEEEEET
Hkkk
"Hhh, cepet mau ngapain Om ...?" Lola bertanya untuk menutupi kepanikannya.
"Cepat, mau mandi kan? Kamu tadi denger yang aku bilang kan?" Reynald berhenti sebentar ketika Lola memanggilnya
"Heeeh, Iya maaf aku lupa! Tapi ...,"
"Nggak usah malu sama aku, kan aku sudah melihat semuanya di awal kita ketemu." Reynald berbicara lagi, sambil menaikkan pakaian Lola bagian atas.
"Ehmmm ... padahal nggak usah repot-repot kok om. Aku bisa kok buka sendiri," pinta Lola agak terbata-bata, dengan wajahnya yang sudah memerah seperti tomat.
"Kamu malu?"Lola menganggukkan kepalanya malu-malu pada Reynald
"Pertama kali?"
Lola juga menganggukan kepalanya, tak ada kalimat yang keluar dari bibir Lola
"Hmmm ... kamu tahu kenapa aku selalu mencari yang perawan?"
Lola menggelengkan kepalanya sambil menatap Reynald
"Karena aku suka sama yang malu-malu seperti ini." Ada seringai di wajahnya benar-benar membuat detak jantung Lola meningkat apalagi ketika Reynald sudah membuka kait belakang kain penutup dua gunungnya
"Ehmmm ... Om," suara Lola tercekat sampai sini, rasanya tenggorokannya kering tak lagi bisa mengeluarkan suara.
'Haduuuuuh, kenapa dipegang-pegang begitu, aku bukan jelly kan diremas remas begitu,' bisik Lola di dalam hati sambil kedua tangannya memegang bagian kayu lemari pakaian di belakangnya ketika Reynald memegang dua gunung kembarnya dengan dua telapak tangannya dan meremasnya.
"Kamu mau bilang apa?" Reynald melirik menatap Lola, saat tangannya masih memegang tempat yang sama.
"Eehm, aku ...,"
"Aku isap sedikit, ya." Belum sempat Lola melanjutkan kalimatnya, bibir Reynald sudah mendekat pada salah satu gunung kembarnya dalam posisi mereka berdiri
dan
"Hhhhhh ... Om," panggil Lola semakin mencengkram kuat kayu di belakangnya karena rasa kagetnya, baru pertama kali merasakan sensasi seperti yang diberikan oleh Reynald sekarang.
'Haduuuuh, hhhh ... aku geli! Dia ngapain aku? Aduh aku ga tahan, geli banget! Aduuuuuh ...' Kenapa baru hari pertama udah nyerang sih? bisik Lola di dalam hatinya, karena rasa gelinya yang membuat Lola tidak tahan sehingga membuat tubuhnya menggeliat.
"Hmmmmh ... Om," Lola kembali lagi memanggil Reynald tapi Reynald tidak menjawabnya karena bibirnya sedang sibuk.
Sedangkan Lola sekarang semakin terbawa suasana yang tadinya terasa sangat geli, sekarang bisa menikmati sedikit setelah lebih dari dua menit Reynald bermain-main di bagian atas tubuhnya. Walaupun masih tegang dan tidak mengerti apa yang dilakukan oleh Reynald tapi tubuh Lola merespon sangat baik.
"Ssssshhh ... Ehhhhmmm ... Om Rey," suara Lola yang semakin mendayu-dayu terbawa dengan suasana dan mulai menikmati permainan Reynald
Tapi
"Sudah sana mandi!"
"Haah?"
Lola terbelalak, seakan tidak terima Reynald mengangkat tangan dari tubuhnya dan Lola gelagapan sendiri. Jujur hatinya tak percaya mendengar kalimat yang baru saja diutarakan oleh Reynald saat Reynald sudah mengangkat bibirnya dari kedua gunung milik Lola, disaat rasa geli sudah mulai berkurang dan berganti dengan rasa lainnya yang mulai enak, hati Lola menagih, masih ingin lebih.
"Haaah apa? Tadi aku suruh kamu apa?" tanya Reynald sambil mencubit hidung Lola dan satu tangannya sudah ada di pinggangnya
"Hmmm ... nyuruh mandi, om," jawab Lola dengan wajahnya yang meringis, menahan rasa dan entah kenapa kali ini Lola seperti lupa kalau dia tidak memakai pakaian atasnya.
"Terus ngapain masih di sini?" tanya Reynald sambil menyunggingkan senyum di wajahnya
"Tadi kan kata Om mau is ...,"
"Udah selesai! gih, sana mandi dulu! Mandi yang bersih, tapi yang cepet aja, nggak usah berendam di bathtub nanti kelamaan, pakai shower aja." Penjelasan dari Reynald sambil tangannya menunjuk ke arah pintu kamar mandi
"Iya!" jawab Lola sambil mengangguk patuh dan melangkahkan kakinya ke pintu yang tadi ditunjuk oleh Reynald,
'Iiiih, apa-apaan sih. Masa cuman begitu doang udahan? Mana rasanya kayak ada yang kurang lagi! Mmm ... pikiran aku kemana sih? Ah!' gumam Lola di dalam hatinya tidak mau banyak pikir lagi menggelengkan kepalanya dan melakukan apa yang diperintahkan oleh Reynald.
Klek
Sedangkan Reynald yang sedang diluar kamar mandi justru terkekeh melihat tingkah Lola
'Hahah ... Pasti ketanggungan rasanya, kan? Hmmm ... Itu baru awalan! Aku nanti akan kasih kamu lagi yang bikin kamu lebih ketagihan. Hmmm ... kamu lucu juga dan kamu pinter ngendaliin dirimu, bagus, kamu enggak nyerang aku lebih duluan! Aku suka gaya mu!' gumam Reynald di dalam hatinya sambil bibirnya mengulum senyum ketika mengingat wajah Lola yang sedang ketanggungan tadi karena perbuatannya, 'untuk permulaan segitu juga cukup! Kau akan semakin tertarik padaku dan nanti saatnya tiba kau akan melayaniku dengan sungguh-sungguh.' Reynald tahu, kalau menyerangnya sekarang, Lola akan memberikan semuanya, tapi masih belum dengan perasaan sehingga yang dilakukan oleh Reynald adalah memberikan rasa pada tubuh Lola sedikit demi sedikit untuk mengikat Lola sehingga sentuhannya akan menjadi candu dan Lola akan melayaninya sepenuh hati saat waktunya tiba.
'Hmmm ... baiklah, sekarang sudah waktunya aku untuk bergabung!'
Klek
"Kyaaaaaaak!" Lola tidak menyangka kalau pintu yang sudah dikunci olehnya bisa dibuka oleh Reynald dari luar dan Lola berteriak kecil karena kaget
Klek
"Kenapa berteriak?" Reynald mengernyitkan dahinya, sambil menutup pintu kembali
"Om ngapain masuk sini? terus gimana cara bukanya?" tanya Lola yang bicara di bawah pancuran shower sambil menutup dua tangannya di bagian depan tubuhnya, lupa menutup bagian bawahnya.
"Pakai remot," Reynald menunjukkan remotnya, "Aku kan sudah bilang kalau kita mandi bareng, kamu lupa?"
"Ughhhh ... Om, be-beneran mandi?" suara Lola yang terbata-bata ketika Reynald mulai mendekat kepadanya dan satu persatu pakaiannya pun sudah dilepaskan hingga akhirnya tubuh pria kekar itu polos menuju ke pancuran shower di mana Lola sedang berdiri sekarang.GlekLagi-lagi Lola menelan salivanya ketika Reynald sedang melangkah mendekat.Hhhhh ... oh nooo ... Bodynya! Heiiish, ga nahaaaaan. Ehm, haduuuuh, kenapa jadi kaya patung dewa yunani gitu ototnya, ehm..., keluh Lola di dalam hatinya yang semakin bergemuruh ketika Reynald yang sudah polos berada di bawah pancuran shower yang sama dengannyadag dug dag dug dag dugHuuuuh, jantungku! gumam Lola di dalam hatinya, ketika kulitnya bersinggungan dengan kulit seseorang yang berdiri membelakanginya sehingga tubuh mereka bagian belakang saling menempel, tapi mereka masih berada di pancuran shower yang sama.Uuuugh, kenapa juga dia harus nempelin badannya ke aku sih? Apa dia nggak bisa mik
"Aku pakai sendiri aja Om!" jawab Lola cepat-cepat"Hmm ... pakailah cepat!" Lalu Reynald kembali melihat ke jam tangannya. "Aku tidak mau berangkat terlalu siang!" Dan melirik kembali pada Lola sambil bicara dan menyunggingkan senyum setelah selesai bicara.Lola menganggukan kepalanyaPasrah deh! Lagi lagi harus pakai baju sambil diliatin lagi! Dia nggak punya kerjaan banget sih! Emangnya dia nggak sibuk kerja atau ngurusin apa gitu daripada ngeliatin aku kayak gini? bisik Lola di dalam hatinya dan terpaksa Lola akhirnya memakai satu-persatu kain untuk menutupi bagian tubuhnya terasa maluTapiUdah kepalang! jawab lola di dalam hatinya menepis semua rasa dan berusaha untuk biasa."Look at me!""Hah?" Lola menatap kearah suara"Look at me while you put it on!" perintah Reynald lagi masih dengan tatapan matanya yang masih memindai LolaLola menganggukan kepalanya. "Iya Om!"Hadeeeuuuh, ribet amat sih! Udah harus pakai
"Haaaah, apa Bang Rey?" Lola setengah melotot menatap mata Reynald."Hahaha." Bukannya menanggapi Lola justru Reynald tertawa mendengarkan pernyataan Lola."Ehm, Bang Rey ...," Lola memanggil lagi nama Reynald."Hmmm ... kenapa memanggilku?""Perintahnya tadi beneran?" tanya Lola dengan wajah innocent yang menatap Reynald, tapi masih ragu membuka kain penutup bagian bawahnya."Hahaha! Kamu gampang banget sih dikerjain," celetuk Reynald sambil mencubit hidung Lola."Jadi ga beneran?" tanya Lola sambil mengerjapkan matanya."Cepet pakai bajunya! Kita sudah mau sampai.""Mau sampai?" Lola langsung memposisikan tubuhnya untuk bangun dan celingak celinguk menatap ke arah jendela."Sini deketan!" Tanpa menunggu jawaban, Lola sudah mengambil pakaian dalam Lola bagian atas dan membantu Lola mengaitkannya kembali, lalu membantu Lola memakai pakaian luar."Bang Rey ...,""Hmmm?" jawab Reynald singkat"Ehhm ... Seneng bang
"Kamar? Kita mau ngapain Bang Rey? Katanya mau mancing, kan?" Lola bertanya sambil mensejajarkan langkah kakinya dengan Reynald."Pegal duduk di sofa pengen lempengin badan, mancingnya nanti di tengah," celetuk Reynald sedapatnya."Tunggu, tunggu." Lola ngerem mendadak."Hmm ... mau nunggu apa lagi?" tanya Renald sambil menengok ke belakang tempat Lola berdiri."Heeee ...." Lola meringis dengan matanya menyipit menatap Reynald."Kamu kenapa kayak gitu?""Ish, emang Bang Rey pikir otak aku tumpul apa? Ngapain coba segala ke kamar? Pfffh!" Mata Lola melotot."Ya ngapain aja ... udah jangan tanya-tanya, ayo cepetan!" Enggan membuang waktu Reynald langsung menarik Lola masuk ke dalam cabin kamarnya.KlekHemmh ... haduuuh, mau ngapain aku di dalam sini? Dia pasti sudah mau macam-macam ngerjain aku lagi, kan? bisik Lola dihatinya sambil mengomel, ketika pintu kamar sudah ditutup.Dreeeet dreeet dreeet"Bang Rey bentar tema
Lola: Gue lagi masak air! Sekarang air gue gosong ntar gue telepon lagi ya!Dea: Lo ...KlikBelum sempat Dea menyelesaikan kalimatnya Lola sudah mematikan teleponnya melemparnya sembarang di tempat tidur dan memposisikan tubuhnya setengah duduk disanggah dengan dua tangannya, untuk melihat apa saja yang sedang dilakukan oleh Reynald pada tubuhnya."Neleponnya sudah?" tanya Reynald yang hanya melirik Lola sebentar lalu tanpa merasa berdosa menggunakan kedua jari telunjuknya sibuk dengan milik Lola bagian bawah, matanya pun kembali mengarah ke tempat tangan Reynald beraksi."Bang Rey lagi ngapain sih? Aku geli banget, kamu lagi ngapain di situ sih? Jangan gituin aku terus dong, nyut-nyutan rasanya di situ, aku geli banget, ssshhh ...," celetuk Lola yang sudah tidak tahan lagi melihat kelakuan Reynald yang jari tangan kanannya sedang mencari sesuatu di dalam lubang kesejukan milik Lola, sesuatu yang ada di dalamnya dan apabila dipegang membuat tubuh
"Kenapa emangnya nggak boleh aku pegang-pegang?" bisik Reynald di telinga Lola tapi tangan kirinya masih belum dikeluarkan dari dalam pakaian Lola, masih sibuk meremas dan bermain."Ya bukannya nggak boleh, tapi ssshh ... Bang Rey liat kan, disini ada orang lain! Gimana kalau mereka ngeliatin. Tapi kayaknya mereka tahu deh Bang Rey lagi ngapain aku!" jawab Lola pada Reynald sambil merapatkan giginya sehingga bicaranya hanya seperti bergumam gumam dan hanya terdengar oleh Reynald."Hahaha!""Bang Rey, kenapa malah ketawa sih? Mana ketawanya kenceng banget lagi, Ssssh ... aku geli ya ini!" protes Lola lagi."Ya gimana enggak ketawa, kamu kan sekarang udah jadi milikku! Aku mau ngapain kamu juga nggak ada yang bisa larang! Kamu lupa perjanjian kita? Hmmm?""Aaah, Aaaw ...,"Lola agak meringis karena Reynald di akhir bicara meremas dengan sangat kencang."Sakit?""Ehm ... enggak, tapi kerasa aja, Ugh! Kan aku malu Bang Rey! Lagian ta
"Eeeeh ... Bang Rey jangan mulai lagi deh, plisss!"Sedikit meringis Lola menatap Reynald dan yang ditatap pun hanya terkekeh."Kamu lucu, Lola!" Reynald bicara sebentar pada Lola dan matanya kembali fokus pada pancingannya."Lucu? Maksudnya? Ish ...." Tak paham Lola maksud Reynald.CUP"Tunggu sebentar ya," pinta Reynald setelah mengecup dahi Lola dan melepaskan tangannya dari pinggang Lola, "Kita bicara nanti lagi setelah urusanku selesai, sepertinya aku harus fokus pada ikanku, dia agak sulit dan gerakannya cukup cepat, kau duduk dulu sebentar!" Selesai bicara, tanpa menunggu lagi Reynald langsung melirik pada ajudannya, meminta mereka untuk mendekat dan membantunya. Sedangkan Lola, mundur ke belakang setelah menganggukan kepalanya.Woooaaahhh ... mereka ribet banget ya? ikan apa yang lagi mereka pancing ya? tiga orang kayanya masih ribet ngurus pancingan! tenaga ikannya kuat banget kayanya, hihihi! Kayaknya gede deh tangkepannya! hmm ... Penas
"Heeeh, ga usah! Bentar aku ganti dulu!""Ganti di sini aja, mau ke mana kamu?""Fuuuh!" Lola menghela napas lalu membalikkan badan lagi menatap Reynald, "Mau ganti di kamar mandi tadi!" jawab Lola selanjutnya tapi tidak dijawab oleh Reynald, dirinya hanya bersandar di lemari pakaian sambil sedakep dan matanya masih lurus menatap Lola."Iya deh, iya ... aku ganti di sini nggak usah ngeliatin aku kayak gitu. Mana nggak ada senyumnya lagi! Asem!" gerutu Lola bicara dengan giginya yang terkatup sehingga suaranya terdengar hanya seperti bergumam."Kamu bilang aku asem?"Cepet-cepet Lola menggelengkan kepalanya ketika melihat wajah Reynald yang melotot."Aku belum makan sayur asem!" jawab Lola sekenanya sambil mencibir.Nyebelin banget sih! Itu orang nggak ada otak apa ya? Hari ini udah berkali-kali dia kerjain aku, buka, pakai, buka, pakai baju! Tahu udah ke berapa kali sekarang dan lihat dong tatapannya enggak banget deh! Sakit jiwa buka
'Kenapa kejam banget sikapnya ke Bang Rey? Apa papa gak liat orang disampingku sangat serius punya niat serius dan perhatian padaku?'Sayangnya Rudi, papa Lola sudah sangat membencinya sehingga tidak ingin berlama-lama mendengarkan Reynald yang membuat hati Lola perih. Reynald sudah menunjukkan kasih sayangnya pada Lola dan perhatiannya yang begitu besar. Kenapa papanya tetap tak mau mendengarkannya dan tergugah hatinya?Lola tak mengerti. Tapi ini sangat menyakitkan bagi Lola."Baiklah kalau memang itu mau Anda!" Reynald bicara lagi."Saya yakin orang seperti Anda tidak mungkin Lost dan tidak memperhatikan Lola bukan? Anda pasti tahu kalau saya membawanya. Jam setengah delapan sekarang, tak mungkin Anda masih ada di rumah Anda," sindir Reynald yang sengaja ingin menunjukkan pada Lola kalau orang tuanya sudah tahu tentang kedatangan mereka."Apa maumu?"Tak menjawab, Rudi malah terlihat makin sinis."katakan saja apa maumu dan jangan menghabiskan waktu ku""Freddy, tunjukkan pada mer
"Bang Rey, tapi--"Lola ingin mengelak permintaan dari seseorang yang sangat dicintainya itu.CUP!"Aku tahu kamu nggak akan tenang. Kamu takut orang tuamu akan menyanggah lagi dan membuat masalah denganku bukan?"Ya jelas Lola mengangguk karena itu semua sesuai dengan ketakutan yang ada dalam benaknya"Udah, nggak usah khawatir, Lola! Aku tahu apa yang harus kulakukan dan tidak ada yang bisa membuat masalah denganku, Lola! Tenang saja." Reynald ingin meyakinkan dan tak mau Lola banyak pikiran."Tapi Bang Rey?""Lola, kalau kita nggak ketemu sama orang tuamu dan menyelesaikan masalah ini. kita tidak bicarakan dengan mereka baik-baik. Ya jelas saja semua ini tidak akan pernah selesai. Ujungnya mereka akan mengejar-ngejar aku atau mereka akan membuat masalah dengan pernikahan kita. Dan ini juga akan membuat mereka benci pada kita! Mau sampai kapan semua kebencian ini diteruskan?"Kini Reynald memegang wajah Lola dengan kedua tangannya mencoba meyakinkan wanitanya saat mata mereka bertau
"Yah, karena memang ayahku ingin kembali bersama ibuku Lola!""Eh, tunggu, tadi bukannya kata Bang Rey, ayah Bang Rey nggak bisa move on dari mamaku terus hubungannya papa bang Rey sama mamanya Bang Rey jadi berantakan?""Yep! Yang ku tahu begitu. Makanya aku dalam dilema saat tahu siapa kamu," jujur Reynald."Pertama, aku kesal dengan ayahku dan aku juga kasihan dengan ibuku. Kesal dengan ayahku karena dia lebih memilih ibumu sampai ibuku sakit makanya aku kecewa pada diriku kenapa aku bisa dekat dengan anak seorang wanita yang telah membuat keluargaku sendiri berantakan." Reynald diam sambil mengelus wajah Lola."Di sisi lain aku juga kesal karena aku tidak bisa berbuat apapun dan tetap harus mengikuti arah yang d
"Me-memang apa yang terjadi Bang Rey?" Lola takut-takut bertanya."Ibumu, Dia adalah orang yang membuat ayah dan ibuku berpisah!"Kaget Lola mendegarnya. Tapi dari pandangan mata Reynald pria itu tidak bercanda saat menjelaskan ini."Ibumu belum menikah dengan ayahmu. Dan dia adalah wanita yang sangat dicintai oleh ayahku sampai dia tidak bisa sama sekali melihat ibuku!" lalu Reynald menunduk dengan tawa yang masih tersemat di bibirnya"Ibuku sangat mencintai ayahku! Dia mencoba mengejarnya dan membuatnya mencintainya. Dia benar-benar tulus sekali padanya. Tapi sayangnya ayahku hanya melihat pernikahannya seperti pernikahan yang memang sudah dipersiapkan oleh keluarga kami. Hingga akhirnya dia berselingkuh di belaka
"B-bang Rey, udah gak benci aku lagi?""Hmm, sebenarnya aku membencimu ketika aku memikirkan tentang keluargamu dan orang tuamu."Reynald tersenyum yang lebih menyerupai ringisan dan menunjukkan rasa bersalah di wajahnya, sungguh sebuah senyum yang tak membuatnya bahagia."Tapi kau bukan mereka!" Reynald menyadari kesalahannya."Seharusnya aku sadar kalau aku tidak bisa melimpahkan semua emosi dan kemarahanku padamu, Lola." Reynald menggelengkan kepalanya pelan"Tapi kondisinya kemarin sulit sekali untukku Dan aku tahu itu juga sulit untukmu! Dan seharusnya aku memikirkan tentang dirimu aku tidak egois cuma aku tidak tahu bagaimana aku harus berpikir! Aku-- aku sudah menyia-nyiakanmu, Lola. Aku tahu seharusnya tidak semudah ini aku minta maaf padamu setelah apa yang sudah kulakukan padamu.""Bang Rey, hhh!""Hey jangan menangis sayang!"Reynald dengan lembut mengusap air mata itu dan dia mendekat kepada Lola menempelkan bibirnya di wajah tepat di mana tadi dia menggerakkan tangannya m
"Apa kau sudah menyelidiki teman wanitanya tadi? kalau dia adalah gadis baik-baik saja dan tak ada intrik apapun, Ferry?"Bukan masalah apa yang ada di perekam suara yang masih di pegang Ferry, ajudannya yang ditanyakan pria itu."Sudah Tuan Reynald.""Bagaimana hasilnya?"Reynald justru mengkhawatirkan yang lain!Dan selama ini memang dia selalu saja memperhatikan wanita yang sudah pergi dengan bus itu. Tapi tentu saja dia melakukannya diam-diam supaya semua gerak-geriknya tidak diketahui oleh asisten kakeknya."Dari hasil pantauan orang suruhan saya, tidak ada yang terlalu aneh padanya. Gadis itu normal seperti kebanyakan mahasiswa pada umumnya. Semua terlihat baik-baik saja tapi saya juga tidak tahu dengan siapa saja dia berkomunikasi. Hanya saja, Lola sepertinya cukup dekat dengannya dan banyak bicara dengannya. Mungkin satu-satunya cara kita mengetahui bagaimana hubungan mereka dari rekaman ini?""Hmm. Tadi dia pergi ke arah sana! Apa kau sudah menyuruh orangmu untuk mengikutiny
"Huh, tebakanku yang pertama gagal! Apa mungkin kau--"Brenda tidak melanjutkan kata-katanya tapi lirikan matanya tertuju pada salah satu bagian tubuh Lola yang membuat wanita itu mengangguk"Kau benar Brenda. Aku punya bayi di dalam kandunganku!""Wow!" Sebuah penegasan yang membuat Brenda membuka mulutnya, termangu."Sorry, Jadi biar aku tebak! Apa keluargamu gak tahu soal ini?" Setelah mengembalikan pikirannya untuk fokus, Brenda menyuguhkan analisanya lagi, yang dijawab dengan anggukan kepala Lola. "Tidak Brenda, keluargaku gak tahu!"Lola masih menatap Brenda dengan wajahnya yang terlihat cemas, lebih tepatnya, kalut."Tidak ada yang boleh tahu! Aku harus melindungi anak ini dari keluargaku dan aku tidak bisa kalau aku gak dapat scholarship!" "Apa semua pendidikanmu bergantung pada itu?"Kembali Lola menggelengkan kepalanya"Tapi keluargaku tidak akan pernah menerimaku kalau mereka tahu kalau aku mengandung! Itu artinya mereka tidak akan membiayaiku lagi dan ini akan rumit! Biay
"Hahaha! Kau pasti bercandakan?""Apa aku terlihat bercanda, J?" sindir Brenda sambil melambaikan tangannya dan dia menarik tangan Lola cepat-cepat seakan tidak mau keduluan dari Jeremy."Aku rasa sekarang kau sudah aman!" ucap Brenda yang bibirnya kini tersenyum simpul dengan ekor matanya menjurus pada Lola."Sekali kau terpikat pada pria macam dia, kau tidak akan pernah lepas darinya, sayang! gadis polos sepertimu akan jadi sasarannya!""Tapi sekali aku dekat denganmu, aku tidak akan menjadi teman wanitamu, kan Brenda? Teman wanita yang maksudku dalam hubungan tidak wajar loh!""Hahaha! Tenang saja kau aman denganku! Aku hanya pura-pura saja kok. Yang penting kau tidak diganggu olehnya!" tegas Brenda. Dia bicara sudah menarik tangan Lola menjauh. Dan mereka memang menuju ke gedung administrasi. Jeremy setelah mendengar itu, untungnya dia memang tidak mengikuti lagi."Baiklah terima kasih atas bantuanmu, Brenda! Tapi bisakah kau beritahukan padaku Apa alasanmu mau menolongku?" Sambil
"Tidak, aku tidak boleh gegabah! Aku belum tahu siapa Brenda!" Lola masih menahan dirinya. Dia memang butuh pekerjaan dan Lola juga punya nomor telepon Brenda, tapi rasa khawatirnya dan tak mau sampai memilih orang yang salah untuk berteman dan dimintai pendapat, membuat Lola menyurutkan niatnya Sehingga"Sudahlah sekarang yang penting aku harus berjuang supaya aku bisa masuk ke universitas terbaik di sini, untuk lima puluh ribu dolar tabungan! Aku masih punya waktu seminggu bukan?"Lola bukan dari keturunan orang bodoh! Mela adalah wanita yang sangat pintar! Begitupun dengan ayahnya Rudi, Mereka berdua adalah orang dengan kepintaran di atas rata-rata! Cukup jenius sehingga untuk Lola yang merupakan anak keduanya, apalagi ditambah keinginannya yang kuat, sangat mudah sekali untuk mempersiapkan diri. Dia sangat serius dan Lola tidak membuang-buang waktunya untuk sesuatu yang tidak berguna'Demi hidupku! Demi masa depanku dan terutama demi menyambung hidup bersama anakku! Aku tidak bo