Share

Bab 0240

Penulis: Jus Strawberi
last update Terakhir Diperbarui: 2024-06-12 14:52:34
Setelah masuk ke dalam mobil, Fabian sedikit curiga. "Benar di Hotel Golden? Bagaimana kamu bisa tahu?"

Dia samar-samar merasa bahwa ada sesuatu dengan orang yang ditelepon Yara terakhir tadi. Kalau tidak salah dengar, Yara menyebutnya dengan nama "Pak Revan".

"Cepat." Yara tidak menjawab pertanyaannya.

Dalam perjalanan, dia mengirimkan pesan lagi kepada Revan: "Terima kasih untuk hari ini. Tolong jangan beri tahu Yudha. Aku pasti akan membalas kebaikanmu kalau ada kesempatan nanti."

Yudha melihat pesan itu dan mendengus.

Dia mengembalikan ponselnya kepada Revan. "Kamu sendiri yang akan menindaklanjuti proyek ini."

"Baik." Saat itulah Revan samar-samar menyadari bahwa bosnya mungkin menyimpan perasaan pada Yara.

Setelah meninggalkan ruang rapat, dia segera membalas pesan Yara: "Sama-sama, Nona Yara, beri tahu saya kalau perlu bantuan apa pun. Saya pasti siap sedia!"

Dia mengirim pesan lagi: "Silakan lanjutkan urusanmu. Kita ngobrol lagi kalau saya sudah sampai di Wulindra."

Dia punya f
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Cinta yang Tertukar   Bab 0241

    Yara menunggu di luar selama setengah jam sebelum pintu kamar mandi akhirnya terbuka.Dia segera menyambut dan menitikkan air mata saat melihat Siska.Dia mengenal Siska lebih dari sepuluh tahun, dari SMA hingga sekarang. Dalam kesannya, Siska seperti berlian yang sangat sempurna.Jernih, transparan, indah ... semua itu adalah Siska, tetapi untuk pertama kalinya Yara melihat semua itu terbantahkan.Dia memeluk Siska, suaranya tercekat karena isak tangis tetapi tidak tahu harus mengatakan apa.Siska berdiri seperti sebatang kayu yang kaku dan berkata dengan tenang, "Rasanya seperti nggak bisa dicuci bersih."Namun, Yara bisa melihat dengan jelas bahwa kulit Siska semuanya sangat merah, pasti sudah digosok dengan keras dalam waktu yang lama.Juno, binatang buas itu, benar-benar pantas mati!Dia mengerti apa yang dimaksud Nicolas barusan, seakan Siska tidak dilecehkan sedikit pun. Siapa yang bisa memahami kerusakan mental dan fisik yang diderita Siska?"Siska." Yara tahu dia tidak boleh t

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-12
  • Cinta yang Tertukar   Bab 0242

    Setelah Siska ganti baju, dia pun sadar Nicolas tahu sesuatu. Baju yang dikirimkannya adalah sweater berkerah tinggi yang menutupi semua luka di leher Siska.Siska berusaha sekuat tenaga untuk tersenyum. "Bagaimana? Cocok 'kan? Kelihatannya baju mahal.""Cocok." Yara hampir tidak bisa berkata-kata.Keduanya keluar kamar dan melihat Fabian masih menunggu di luar pintu.Dia pasti berjongkok sangat lama. Saat berdiri, dia terhuyung dan hampir jatuh."Bagaimana keadaanmu?" Dia berpegangan pada dinding dan memandang Siska dari atas ke bawah, terlihat sangat gugup."Nggak apa-apa." Siska menggelengkan kepalanya.Fabian bertanya lagi, "Juno tadi nggak ...""Paman!" Yara memelototi Fabian, merasa pria ini benar-benar tidak punya nalar."Cuma tanya, memangnya kenapa? Anak ini belum menikah. Kalau dia benar-benar diperkosa ..." Fabian merasakan amarah Yara dan dengan sadar diri menutup mulut."Nggak." Siska cepat berkata dan melangkah keluar."Baguslah kalau begitu." Fabian tampak lega dan terta

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-12
  • Cinta yang Tertukar   Bab 0243

    Setelah kembali, mereka bertiga tidak menyebut apa yang terjadi pada siang hari.Setelah makan malam, Siska kembali ke rumah untuk istirahat lebih awal, dan Fabian memanggil Yara keluar."Rara, kamu kenal Pak Revan?" Dia memandang Yara baik-baik, menebak-nebak hubungan Yara dan Revan."Ya." Yara mengangguk. "Nggak terlalu kenal, cuma ketemu beberapa kali saja."Fabian merasa skeptis. "Kalau Siska? Dia kenal dekat dengan Pak Revan?"Yara tahu apa yang dia pikirkan dan berkata langsung, "Siska nggak kenal Pak Revan. Paman, ambil pelajaran dari hari ini. Jangan minta Siska atau aku pergi untuk urusan apa pun soal pengembangan ini.""Hari ini kecelakaan saja," kata Fabian sambil tersenyum. "Paman janji nggak akan ada dua kali lagi."Yara tetap menolak. "Kalau sudah, aku mau tidur dulu."Fabian mengumpat.Ibu Fabian menghampiri dengan penasaran. "Ada apa? Rara kelihatannya nggak senang."Dia merendahkan suaranya dan berkata, "Fabian, menurutku Rara ini lumayan. Dia muda dan cantik, dan sifa

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-12
  • Cinta yang Tertukar   Bab 0244

    Pria itu menyerahkan menu dengan kedua tangannya.Yara tersenyum. "Pak Revan, atau sebaiknya aku panggil Kak Revan saja? Aku dan Yudha sudah bercerai. Kamu nggak perlu terlalu sopan denganku.""Kak Revan?" Revan langsung menolak dengan kedua tangannya. "Jangan, jangan. Panggil seperti biasa saja. Saya nggak terbiasa.""Ya sudah." Yara tidak memaksakannya. Dia sudah bersama Yudha selama bertahun-tahun, jadi dia bisa menebak kemampuan Revan."Terima kasih banyak atas bantuanmu kemarin." Dia mengganti anggur dengan teh. "Aku kurang enak badan akhir-akhir ini dan nggak boleh minum minuman beralkohol. Aku ingin bersulang untukmu."Revan buru-buru mengangkat gelas anggurnya. "Sama-sama, Nona Yara. Bukan masalah."Alhasil, sebelum dia sempat minum, dia mendengar ponselnya berdering di atas meja. Dia segera meletakkan gelas dan mengambil ponselnya.Sebuah pesan dari Yudha: "Tanyakan apa yang salah dengan kesehatannya."Revan tersenyum canggung. "Nona Yara, kurang enak badan kenapa? Ada yang di

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-12
  • Cinta yang Tertukar   Bab 0245

    Keluar dari ruang pribadi, Yara tiba-tiba bertemu Fabian."Paman, kenapa kamu ada di sini?"Fabian buru-buru menarik wanita itu ke samping sambil menunjuk ke arah ruang pribadi tadi. "Pak Revan ada di sana?"Yara mengangguk."Dia mengajakmu makan malam begitu tiba ke Wulindra?" Fabian berpikir sebentar. "Cuma kalian berdua?""Ya, aku ingin berterima kasih padanya." Yara tidak menyembunyikan apa pun.Ekspresi Fabian berubah. Hanya ada dua orang, tetapi mereka memesan ruang pribadi yang begitu besar. Apa lagi itu adalah ruang pribadi yang dilengkapi dengan kamar tidur. Jelas sekali apa yang mereka lakukan.Dia langsung membenarkan dugaannya bahwa Yara pasti adalah kekasih gelap Revan.Pria itu tersenyum tipis. "Kamu sudah bicarakan soal uang ganti rugi dengan Pak Revan? Kamu punya hubungan dekat dengan Pak Revan. Kalau kamu yang bilang, pasti dia langsung setuju.""Aku nggak bilang apa-apa." Yara berkata terus terang. "Paman, menurutku harganya terlalu tinggi. Aku nggak bisa bantu.""Ter

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-12
  • Cinta yang Tertukar   Bab 0246

    Revan memotongnya. "Kalau nggak ingin mendapat masalah, pergi saja!"Dia mendengus jijik. Dia paling meremehkan pria seperti dua yang bahkan tega mengkhianati kerabat sendiri.Fabian sangat ketakutan sampai banjir keringat dingin. Dia tidak menyangka Revan benar-benar berbeda dari Juno. Dia benar-benar tak berdaya menghadapi orang-orang kelas ini.Dia menyeka keringat di dahinya. Kemudian dia memikirkan hubungan antara Yara dan Pak Yudha dan langsung mendapatkan kepercayaan diri lagi."Apa hebatnya? Main-main dengan wanita janda saja, sudah menganggap diri sebagai orang terhebat?" Fabian mendengus keras.Dia masih sedikit khawatir tentang kata-kata Revan tadi, jadi dia bersiap pergi menemui tim pengembang.Alhasil, setelah menelepon, dia justru mendapat kabar bahwa dirinya dipecat."Pak Ketua, dengarkan penjelasanku ..." Jika Fabian dipecat, dia akan kehilangan muka di Wulindra. Seperti apa kehidupannya nanti?"Fabian," kata ketua tim tanpa daya. "Aku nggak bisa apa-apa untuk membantum

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-12
  • Cinta yang Tertukar   Bab 0247

    Yara dan Siska berencana tinggal di Wulindra untuk sementara waktu, sehingga mereka sudah mengosongkan rumah di Selayu.Ingin pulang tiba-tiba sudah pasti tidak mungkin.Namun, Yara juga tahu mereka tidak bisa selamanya tinggal di keluarga Wardhana dan harus segera mencari rumah di Wulindra.Dia tersenyum dan bertanya kepada Mustika, "Bibi, kamu ingin pulang ke Selayu? Nggak mau tinggal di Wulindra?""Nggak." Mustika menggeleng dan memandangi sungai jernih di hadapannya. "Rara, kamu percaya nggak, seseorang nggak akan bisa memutus keterikatan pada tanah kelahirannya sepanjang hidupnya. Bahkan meski nggak banyak kenangan indah di sana."Suaranya sangat lembut dan halus, membuat hati terasa nyaman. "Saat dalam masa-masa tersulit, mimpiku dipenuhi dengan pemandangan kampung halamanku ini.""Kalau saja nggak ada Siska." Mustika tersenyum tipis. "Aku mungkin berniat mencari tempat di sini saja dan mati perlahan sendirian.""Bibi!" Kata-kata itu membuat Yara merasa sesak. "Aku dan Siska akan

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-12
  • Cinta yang Tertukar   Bab 0248

    "Lalu kenapa?" Wanita tua itu beralasan dengan percaya diri, "Kalau adikmu sukses, bukannya kamu juga ikut kebagian untung?""Kebagian untung?" Mustika terkekeh. "Lalu selama tahun-tahun aku nggak di sini, berapa banyak keuntungan yang sudah kamu ambil, sebagai ibunya?"Wanita tua itu tercekat. "Apa kamu buta? Nggak bisakah kamu lihat betapa indahnya hidup kami? Setelah kami dapat ganti rugi tanah nanti, Fabian akan membelikan rumah besar untukku.""Iya juga. Kamu harus ikut kalau sudah ada rumah besar. Kalau nggak, berapa banyak uang yang harus dikeluarkan untuk membayar pembantu?"Begitu Mustika selesai berucap, wanita tua itu menamparnya. "Beraninya kamu bicara seperti itu!"Mustika menutup wajahnya dan memandang ibunya tak percaya.Inilah ibu yang melahirkan dan membesarkannya, tetapi ibu ini jugalah yang menginjak-injak dirinya sejak dia masih kecil, hanya karena dia perempuan.Bertahun-tahun, dia sangat ingin mengakhiri hidupnya. Baru setelah memiliki Siska, dia mendapat keyakina

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-12

Bab terbaru

  • Cinta yang Tertukar   Bab 0627

    Pada hari yang telah disepakati, Yudha menerima telepon dari Revan di pagi hari."Pak Yudha, saya di Meria sekarang, sedang menunggu penerbangan pulang. Seluruh informasinya sudah hampir lengkap.""Bagus." Yudha agak terkejut. Dia tidak menyangka Revan perlu pergi ke Meria. dia menambahkan, "Hati-hati di perjalanan. Aku tunggu kepulanganmu.""Pak Yudha." Revan menatap dokumen di tangannya. "Saya akan pergi ke rumahmu setelah sampai di sana. Sebelum itu ... siapkan mentalmu.""Oke." Yudha menutup telepon. Dia sebenarnya merasakan sedikit firasat buruk dalam hatinya.Dia menatap kalender dan melihat hari persidangan perceraiannya akan tiba dua hari lagi. Masih ada waktu.Satu hari terasa sangat panjang bagi Yudha. Dia meninggalkan semua pekerjaan dan kembali ke rumah keluarga besar untuk bermain sebentar dengan Agnes dan Yovi, lalu kembali ke vilanya dan menunggu.Agnes bertanya, "Kerjaanmu hari ini sudah selesai 'kan? Kenapa buru-buru pergi? Temani anakmu lebih lama lagi."Sejak ada Yov

  • Cinta yang Tertukar   Bab 0626

    Saat masuk ke ruang tamu, Santo jelas merasa agak malu, tapi Felix dan Gio bersikap seolah-olah tidak terjadi apa-apa dan bicara dengannya seperti biasa.Yara membawa album foto yang baru diambilnya dan mereka semua berkumpul untuk melihat."Ayah, lihat, ini foto pernikahanmu. Kalian masih sangat muda waktu itu, sangat tampan dan cantik."Santo tersenyum dan mengulurkan tangan untuk menyentuh Zaina di foto itu."Senyum Ibu sangat cantik di foto ini. Yang ini, Ayah, kamu sangat tampan ...."Sambil berbicara, Yara memperhatikan ekspresi Santo. Di dalamnya banyak foto-foto Melanie. Dia berusaha untuk menyebutnya sesedikit mungkin.Lambat laun, raut wajah Santo menjadi semakin serius.Tiba-tiba, air mata menetes membasahi album foto."Ayah, kamu kenapa?" Yara sedikit panik dan berusaha menyingkirkan album foto itu. "Kita lihat besok lagi saja, nggak apa-apa."Santo menunduk. Tangannya membelai wanita yang ada di foto tersebut dengan penuh kasih sayang. "Kenapa aku nggak pulang lebih cepat

  • Cinta yang Tertukar   Bab 0625

    Segera setelah pintu kamar mandi terbuka, bau menyengat menghantam. Ada noda air berwarna kuning di lantai. Tidak perlu ditanya lagi apa itu.Santo membelakangi semua orang, meringkuk di sudut ruangan. Seluruh tubuhnya gemetar."Kalian keluar dulu." Yara merasa dadanya sangat sesak dan meminta semuanya pergi."Rara, nggak apa-apa, biarkan aku membantumu." Siska bergegas berkata."Nggak usah." Yara menggeleng dan menatap mereka dengan memohon, "Keluar dulu, oke? Keluar!""Ayo, kita tunggu di ruang tamu." Gio akhirnya merespons, mengangguk kepada Yara, dan menarik pergi Felix dan Siska.Yara berdiri di ambang pintu, mengendus-endus, dan berseru lirih, "Ayah, mereka sudah pergi. Nggak apa-apa."Santo masih meringkuk di pojokan.Dia adalah kepala keluarga Lubis, yang berwibawa dan terhormat seumur hidup. Tapi sekarang ... pikirannya sudah tidak jernih lagi dan menghadapi hal semacam ini saja tidak bisa."Ayah!" Yara dengan hati-hati melangkah maju dan menarik lembut pakaian Santo. "Ayah, n

  • Cinta yang Tertukar   Bab 0624

    Yara juga berdiri dan menatap mata Melanie. "Bahkan meski mereka tahu kebenarannya dan menukar kita kembali, mereka tetap akan sangat mencintaimu dengan kasih sayang yang sama.""Melanie, kamu kehilangan dua orang yang paling menyayangimu. Kamu benar-benar nggak menyesalinya?" Yara sedikit emosional."Nggak!" kata Melanie dengan sangat tegas. "Yara, asal kamu tahu, nggak ada kata "menyesal" dalam kamus hidupku. Ambil barang-barangmu dan cepat pergi. Nggak usah ngoceh nggak jelas di sini."Yara menggelengkan kepalanya, mengambil album foto itu dan mengatakan satu hal lagi, "Jaga dirimu baik-baik."Dia keluar dari vila, mengucapkan selamat tinggal kepada Amel, dan segera pergi.Amel kembali ke vila dan melihat Melanie melamun sambil memandangi foto Zaina. Dia bertanya dengan suara kecil, "Bu, kamu juga kangen ibumu?""Dia bukan ibuku." Melanie mengambil foto itu dari dinding dan melemparkannya ke lantai. "Aku nggak kangen dia. Nggak sedikit pun!"Orang yang paling disayangi Zaina semasa

  • Cinta yang Tertukar   Bab 0623

    Setelah kehilangan Santo sekali, Yara dan yang lainnya tidak berani ceroboh lagi, terutama Siska."Rara, aku janji nggak akan membiarkan Paman Santo lepas dari pandanganku."Yara tertawa sambil menggelengkan kepalanya. "Oke, tutup pintunya, dia nggak akan bisa keluar. Aku keluar sebentar."Karena Santo selalu bicara soal menemui Zaina, Yara ingin pergi ke rumah keluarga Lubis untuk mengambil foto-foto Zaina. Dia sudah menelepon Melanie.Sampai di sana, dia melihat Amel sudah menunggunya dari kejauhan."Bibi Rara!" Amel melihat kedatangannya dan langsung berlari menghampiri. "Bibi Rara, kamu di sini."Yara memeluk Amel. "Wah, Amel sudah tambah tinggi dan cantik.""Bibi Rara juga tambah cantik," balas si kecil bermulut manis.Yara membawanya masuk ke dalam vila. Melanie sudah menunggu di ruang tamu."Barangnya di lantai atas, mungkin di kamar mereka." Melanie bangkit dan berjalan ke arah tangga. "Ayo kuantar ke atas.""Terima kasih." Yara meminta Amel bermain sendirian dan mengikuti ke a

  • Cinta yang Tertukar   Bab 0622

    Ini pertama kalinya Amel melihat Yudha berbicara sangat serius dengannya. Wajahnya langsung terlihat takut dan dia berbisik, "Amel kasihan sama Ibu.""Ibumu kenapa?" Yudha berjongkok dan sedikit melunakkan nada bicaranya.Amel menggeleng dan mengulangi, "Ibu kasihan sekali."Yudha tidak bertanya lagi dan mengelus kepala si kecil. "Amel, mungkin suasana hati ibumu sedang buruk. Paman akan menghiburnya, tenang saja.""Terima kasih, Paman." Amel menghela napas dan melanjutkan bermain.Yudha duduk di sofa dan menunggu. Pikirannya terus terbayang penampilan Melanie barusan. Gelagatnya seperti orang mabuk, tapi tidak ada bau alkohol sama sekali di dalam kamar. Bau itu ...Yudha belum pernah merasakan bau seperti itu sebelumnya. Menyengat dan sangat tidak enak.Dia menunggu beberapa saat dan kemudian melihat Melanie turun. Melanie sudah berganti pakaian dan menata rambutnya, nyaris seperti orang yang berbeda, membuat Yudha bertanya-tanya apakah yang dilihatnya tadi itu hanya ilusi."Yudha, ke

  • Cinta yang Tertukar   Bab 0621

    Selama beberapa hari berikutnya, Yara menghabiskan waktu bersama Yola dan Santo di siang hari. Lalu malamnya mengerjakan desain perhiasan bertemakan "Pulau" itu.Tapi, inspirasinya seakan sedang surut dan ide-ide yang dia pikirkan masih kurang memuaskan.Sidang perceraiannya semakin dekat.Di suatu sore, Yudha menerima telepon dari Amel sebelum pulang dari kantor."Paman sedang sibuk?" ucap gadis kecil itu dengan suara manis. "Amel sudah lama nggak ketemu Paman. Paman sedang sibuk bersama adikku ya?"Yudha terdiam. Beberapa waktu telah berlalu sejak Yovian datang ke rumah. Dia memang sudah lama belum bertemu Amel.Sejenak, dia merasa malu. "Paman minta maaf. Malam ini Paman ke rumahmu, oke?""Sekarang saja. Ayo makan di luar bersama Ibu." Amel tertawa usil. "Tapi jangan bilang Ibu. Beri dia kejutan.""Oke." Yudha menjawab ringan.Dia membereskan pekerjaannya sebentar dan segera pergi ke rumah keluarga Lubis. Tak disangka, Amel sudah menunggu di depan pintu."Amel ...""Ssst!" Amel mene

  • Cinta yang Tertukar   Bab 0620

    "Nggak mungkin." Yara berpikir, satu-satunya pria yang dekat dengannya baru-baru ini adalah Felix.Menurutnya, dengan sifat Felix, dia tidak mungkin punya ini seperti ini. Saran dari Gio juga rasanya tidak mungkin sampai ke sini.Dia tidak tahu siapa lagi yang mungkin."Rara, gawat!"Yara tiba-tiba mendengar suara Siska dari belakangnya. Dia buru-buru menutup telepon. "Safira, aku ada urusan mendadak. Sampai di sini dulu ya, terima kasih!""Ada apa?" Dia menatap Siska dengan cemas."Ayahmu ... ayahmu hilang." Siska terengah-engah karena kelelahan. Dia jelas sudah mencari di sekitar untuk mencoba mencarinya sebelum memberi tahu Yara.Suaranya seperti menahan tangisan. "Kami terlalu fokus dengan Yola. Aku nggak tahu sejak kapan ayahmu pergi.""Nggak apa-apa. Tolong jaga Yola dulu, aku akan mencarinya." Yara menenangkan Siska dan segera menelepon polisi.Setelah menelepon polisi, dia menelepon Felix dan Gio."Oke, jangan khawatir, kami akan membantu mencari." Felix menenangkan Yara dan me

  • Cinta yang Tertukar   Bab 0619

    Keesokan harinya setelah sarapan, cuaca di luar sangat cerah. Yara ingin mengajak Yola dan Santo berjalan-jalan."Aku ikut juga." Siska melambaikan kedua tangannya. Reaksi kehamilannya sudah jauh membaik akhir-akhir ini. Usia kandungannya sudah lima minggu.Yara meminta pengasuh memakaikan baju kepada Yola sementara dia pergi membantu Santo."Ayah, ganti baju dulu, lalu pergi jalan-jalan, oke?""Jalan-jalan?" Santo berpikir sejenak, "Ketemu Zaina?"Hati Yara terasa pilu. Dia hanya bisa berbohong, "Ya, jalan-jalan, menemui ibuku. Ayo Ayah, aku bantu pakai baju.""Oke, ketemu Zaina, ketemu Zaina ..." Santo terus bergumam dan segera berganti pakaian.Mereka turun ke bawah dan pergi ke lapangan kompleks. Yola di dalam kereta dorong bayi. Mata lebarnya berkedip-kedip, melihat ke mana-mana penuh rasa ingin tahu.Yara awalnya khawatir anaknya terlalu kecil untuk dibawa keluar. Tapi pengasuhnya mengatakan bahwa Yola tumbuh dengan sangat baik. Cuacanya sedang bagus, tidak terlalu dingin dan tid

DMCA.com Protection Status