Share

Bab 0183

Author: Jus Strawberi
last update Last Updated: 2024-05-29 10:23:31
"Kamu demam." Yara masih berdiri di tempat.

"Bukan urusanmu." Yudha mencubit alisnya menahan sakit kepala. Dia merasa tidak nyaman, sangat haus, dan ingin bangun untuk mengambil air minum, tetapi tiba-tiba terjatuh kembali.

Dia bergumam memaki-maki, tetapi Yara tidak mendengarnya. Yara melihatnya berdiri lagi, tampak gemetar.

"Kamu mau ke mana? Biar kubantu." Yara melangkah maju untuk menggandengnya.

"Nggak usah, pergi sana." Yudha mendorongnya dengan keras, lalu ikut terpental kembali ke sofa.

"Kamu perlu ke mana?" Yara tidak tahan lagi dan melangkah maju untuk memegang bahunya. "Katakan padaku, kamu butuh apa?"

Yudha mengangkat mata untuk menatapnya, dan akhirnya menyerah. "Minum."

Yara segera turun ke lantai bawah untuk menuangkan air. Ketika berjalan melewati jendela, dia melihat mobil Felix masih di luar.

Dia mengeluarkan ponselnya dan menelepon Felix. "Kak Felix, kamu masih belum pulang?"

"Bagaimana? Kamu sanggup mengurus dia?" Felix bertanya balik.

"Ya, nggak masalah. Dia agak d
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Cinta yang Tertukar   Bab 0184

    Yara menggertakkan giginya penuh kebencian. Tidak lagi malu, dia membantu Yudha melepas baju dengan ekspresi tegas. Selanjutnya celana.Dia bangkit berdiri. "Buka sendiri celanamu.""Nggak mau." Sekilas ide jahat muncul di mata Yudha. "Aku nggak bisa berdiri, tolong bantu aku."Yara menatap wajah Yudha, lalu celananya, sambil berdebat keras dalam hati."Cepat, aku sudah ngantuk," desak Yudha.Yara menggigit rahangnya kuat-kuat dan akhirnya berjongkok lagi di hadapan Yudha dengan wajah pasrah.Dia segera memegang ikat pinggangnya dan membukanya setelah berusaha keras. Saat dia melepas celananya, dia melihat bagian tertentu di tubuh pria itu yang memamerkan diri tanpa malu-malu.Keduanya merona malu.Yudha mengambil bajunya tadi untuk menutup pangkuannya, lalu berkata dengan suara canggung, "Oke, sudah, sana cepat pergi.""Sudah dibantu, nggak tahu terima kasih!" Yara cemberut. "Ya sudah, tidur yang benar, aku pergi dulu."Dia berbalik pergi. Namun, begitu melangkah maju, dia dipeluk dar

    Last Updated : 2024-05-29
  • Cinta yang Tertukar   Bab 0185

    "Kenapa?" Rasa kantuk Siska hilang lebih dari setengahnya dalam sekejap. "Kamu diapakan lagi sama Yudha?"Dia mengepalkan tinjunya penuh kebencian. "Dasar anjing busuk. Kamu bantu mengurus dia waktu dia mabuk, tapi dia berani macam-macam sama kamu?""Nggak." Yara berpikir sejenak, memutuskan untuk mengubah ceritanya, mengingat apa yang dilalui Siska hari ini. "Aku harusnya nggak mau waktu diajak tadi. Memaksakan diri nggak akan berbuah baik.""Ada apa sebenarnya?" Melihat dia ragu-ragu, Siska tahu dia tidak mengatakan yang sebenarnya. "Kalau kamu nggak mau cerita, aku marah.""Oke, aku cerita." Yara menarik Siska dan duduk di sofa. "Yudha demam sampai terlalu linglung dan mengira aku Melanie.""Apa?" Siska naik pitam. "Betapa butanya Yudha? Kamu dan Melanie seperti tuan putri dan kodok. Bagaimana bisa sampai salah?"Yara jadi ingin tertawa di antara kesedihannya. "Dia mabuk dan demam. Sebenarnya ... dia mungkin cuma memikirkan Melanie.""Sialan." Siska sangat marah. "Rara, jangan bilan

    Last Updated : 2024-05-29
  • Cinta yang Tertukar   Bab 0186

    Yudha sebenarnya agak bingung.Di satu sisi, beberapa tindakannya tadi malam membuatnya merasa malu. Dia tidak ingin bertemu Yara lagi secepat ini. Di sisi lain, dia ingin mengundangnya makan. Mungkin karena didikan yang dia terima sejak kecil. Dia tidak ingin berutang pada Yara.Melanie segera memesan tempat di restoran dan mengirimkan waktu serta alamatnya pada Yudha. "Kirimkan ke Rara, dia pasti senang.""Oke." Yudha menggerakkan sudut bibirnya. "Melly, terima kasih.""Bicara apa kamu?" Melanie bergerak mendekat dan bersandar padanya. "Kita sebentar lagi mau menikah. Urusanmu adalah urusanku. Nggak perlu segan-segan denganku."Ketika dia menyadari sekilas kegembiraan di mata Yudha, diam-diam dia menggertakkan gigi.Hari ini, Yara tidur hingga hampir tengah hari. Begitu sampai di ruang tamu, dia melihat pesan dari Yudha.Dia ragu-ragu untuk menolaknya."Kenapa? Pesan dari Yudha?" Siska menebak apa yang terjadi saat melihatnya memegang ponsel dengan wajah dilema.Yara mengangguk.Pada

    Last Updated : 2024-05-29
  • Cinta yang Tertukar   Bab 0187

    "Nona, untuk berapa orang? Sudah reservasi tempat sebelumnya?" Pelayan melangkah maju sambil tersenyum."Seharusnya sudah, tolong periksa atas nama Yudha Lastana." Yara ragu-ragu melaporkan nama Yudha."Yudha Lastana, betul?" Pelayan itu segera menemukannya. "Nona, silakan masuk. Pak Yudha Lastana memesan ruang terbaik di sini. Silakan masuk."Yara mengangguk. Dia tidak terkejut. Dengan status Yudha, dia pasti memesan tempat yang paling mahal."Nona, Anda pacar Pak Yudha ya?" Pelayan itu tampak iri. "Anda beruntung sekali. Pak Yudha pasti sangat mencintaimu."Yara menunduk malu-malu. "Sebenarnya ... saya istri Pak Yudha.""Oh, maaf, mataku buta." Pelayan itu menatap Yara dari atas ke bawah. "Sebenarnya, karena Nyonya masih terlihat sangat muda, seperti belum menikah sama sekali."Yara tersenyum dan tidak berkata apa-apa.Pelayan itu mengantarnya ke ruang pribadi yang dipesan dan pergi. Masih sepuluh menit sebelum waktu yang ditentukan, dan Yudha belum juga datang.Yara melihat sekelili

    Last Updated : 2024-05-29
  • Cinta yang Tertukar   Bab 0188

    Yara hanya bisa mengeluh dalam hati. Dia benar-benar tidak pernah tahu bahwa Yudha ternyata memperhatikan dia. Mungkin sudah kebiasaan seorang pebisnis.Keduanya berhenti bicara lagi.Yudha sebenarnya ingin mengucapkan terima kasih kepada Yara karena telah merawatnya tadi malam. Namun, sebelum dia bisa berkata apa-apa, dia teringat akan kelakuan memalukannya tadi malam.Jika dia mengungkitnya sendiri, bukankah dia akan mengingatkan Yara?Yara tampak bingung saat dia melihat pria di seberangnya tampak berangsur-angsur memerah dari leher sampai telinganya. Seperti ... saat dia kepanasan tadi malam.Memikirkan kejadian tadi malam, Yara juga merasa malu dan segera mengeluarkan ponsel untuk mengalihkan perhatiannya.Restoran menyajikan makanannya dengan segera. Saat si pelayan kembali masuk, dia merasa seisi ruangan ini dipenuhi dengan suasana canggung dan ambigu.Bosnya mengirimkan anggur merah dan kue penutup. Setelah meletakkannya, pelayan mengangguk kepada mereka berdua dan segera pergi

    Last Updated : 2024-05-29
  • Cinta yang Tertukar   Bab 0189

    "Yara!" Yudha tiba-tiba berdiri, memotong perkataan Yara.Dia berjalan selangkah demi selangkah. Kesabarannya sudah di ambang batas dan udara di sekitar dipenuhi kilatan amarah.Yara pun berdiri dan mundur ketakutan, selalu berusaha menjaga jarak aman dari Yudha."Kamu ingin tahu jawabannya?" ucapnya dengan nada dingin."Apa?" Yara masih agak marah. "Aku ingin dengar bagaimana kamu ingin menjelaskannya.""Apa yang ingin kamu dengar?" Pria itu mencibir, matanya penuh dengan rasa jijik. "Kamu ingin dengar aku tertarik padamu? Nggak bisa menahan diri?"Mana mungkin Yara berani memikirkan hal ini? Mendengarnya saja sudah membuat jantungnya berdetak lebih cepat seperti akan pingsan.Dia menelan ludah, tetapi sebelum terpikir apa yang harus dia katakan, pintu ruang pribadi itu terbuka."Nona Melanie, silakan masuk!: Pelayan itu berbalik ke samping dan menatap Yara dengan pandangan aneh.Tak lama kemudian, Melanie masuk sambil membawa boneka beruang besar. "Yudha, Rara, apa aku terlambat?"Yu

    Last Updated : 2024-05-29
  • Cinta yang Tertukar   Bab 0190

    "Melanie!" Yara menatapnya marah. "Nggak peduli betapa menjijikkannya aku, nggak mungkin semenjijikkan kamu.""Oh ya?" Melanie menatap Yara dari atas ke bawah. "Ck, ck, kamu bahkan dandan dan pakai gaun. Siapa yang mau kamu goda?"Dia berkata penuh kebencian, "Yara, ingat harga dirimu dan menjauhlah dari Yudha. Kalau nggak, apa yang terjadi hari ini hanya akan menjadi hidangan pembuka saja."Yara mengeluarkan selembar tisu dan menyeka sudut mulutnya.Dia memuntahkan semua steak yang baru saja dia makan. Perutnya mual dan dia merasa sangat tidak nyaman.Dia tidak ingin makan steak lagi selamanya."Jijik!" Melanie mendengus dan melenggang pergi.Yara bersandar lemah di dinding, air mata mengalir tanpa sadar.Melanie benar. Dia memang tidak punya harga diri. Dia masih menyimpan ilusi tentang Yudha. Dia pantas untuk dipermalukan.Saat Melanie kembali ke restoran, dia melihat Yudha berdiri di depan pintu.Dia mengambil berlari ke depan beberapa langkah. "Yudha, kamu mau pulang? Bisa antar a

    Last Updated : 2024-05-29
  • Cinta yang Tertukar   Bab 0191

    "Kak," Yara tersenyum dengan wajah lelahnya. "Lupakan saja urusan aku dan Yudha."Dia benar-benar lelah dan tidak ingin memberi Yudha kesempatan untuk melukai dirinya lagi."Rara, dengarkan aku. Yudha menceritakan padaku apa yang terjadi hari ini." Felix menatap Yara dengan mata sedih. "Dia juga nggak nyangka Melanie mau datang."Namun, Yara tidak merasa senang.Dia tersenyum pahit, "Terus? Kalaupun dia tahu, apa dia akan menghentikannya?"Felix tertegun sejenak, lalu segera berkata, "Rara, di sinilah letak kelicikan Melanie. Kamu jangan sampai jatuh ke dalam perangkapnya.""Perangkap? Kamu bisa melihatnya, 'kan? Apa mungkin Yudha nggak bisa melihatnya?" Hati Yara benar-benar sudah hancur lebur.Selama ini, bukannya dia tidak bisa mengalahkan Melanie. Hanya Yudha saja yang selama ini memihak Melanie."Rara, percaya kata-kataku. Beri Yudha kesempatan lagi. Beri kesempatan untuk anak-anak dalam perutmu juga." Kata-kata Felix terdengar berapi-api.Yara tetap diam dan tidak berbicara.Tiba

    Last Updated : 2024-05-29

Latest chapter

  • Cinta yang Tertukar   Bab 0627

    Pada hari yang telah disepakati, Yudha menerima telepon dari Revan di pagi hari."Pak Yudha, saya di Meria sekarang, sedang menunggu penerbangan pulang. Seluruh informasinya sudah hampir lengkap.""Bagus." Yudha agak terkejut. Dia tidak menyangka Revan perlu pergi ke Meria. dia menambahkan, "Hati-hati di perjalanan. Aku tunggu kepulanganmu.""Pak Yudha." Revan menatap dokumen di tangannya. "Saya akan pergi ke rumahmu setelah sampai di sana. Sebelum itu ... siapkan mentalmu.""Oke." Yudha menutup telepon. Dia sebenarnya merasakan sedikit firasat buruk dalam hatinya.Dia menatap kalender dan melihat hari persidangan perceraiannya akan tiba dua hari lagi. Masih ada waktu.Satu hari terasa sangat panjang bagi Yudha. Dia meninggalkan semua pekerjaan dan kembali ke rumah keluarga besar untuk bermain sebentar dengan Agnes dan Yovi, lalu kembali ke vilanya dan menunggu.Agnes bertanya, "Kerjaanmu hari ini sudah selesai 'kan? Kenapa buru-buru pergi? Temani anakmu lebih lama lagi."Sejak ada Yov

  • Cinta yang Tertukar   Bab 0626

    Saat masuk ke ruang tamu, Santo jelas merasa agak malu, tapi Felix dan Gio bersikap seolah-olah tidak terjadi apa-apa dan bicara dengannya seperti biasa.Yara membawa album foto yang baru diambilnya dan mereka semua berkumpul untuk melihat."Ayah, lihat, ini foto pernikahanmu. Kalian masih sangat muda waktu itu, sangat tampan dan cantik."Santo tersenyum dan mengulurkan tangan untuk menyentuh Zaina di foto itu."Senyum Ibu sangat cantik di foto ini. Yang ini, Ayah, kamu sangat tampan ...."Sambil berbicara, Yara memperhatikan ekspresi Santo. Di dalamnya banyak foto-foto Melanie. Dia berusaha untuk menyebutnya sesedikit mungkin.Lambat laun, raut wajah Santo menjadi semakin serius.Tiba-tiba, air mata menetes membasahi album foto."Ayah, kamu kenapa?" Yara sedikit panik dan berusaha menyingkirkan album foto itu. "Kita lihat besok lagi saja, nggak apa-apa."Santo menunduk. Tangannya membelai wanita yang ada di foto tersebut dengan penuh kasih sayang. "Kenapa aku nggak pulang lebih cepat

  • Cinta yang Tertukar   Bab 0625

    Segera setelah pintu kamar mandi terbuka, bau menyengat menghantam. Ada noda air berwarna kuning di lantai. Tidak perlu ditanya lagi apa itu.Santo membelakangi semua orang, meringkuk di sudut ruangan. Seluruh tubuhnya gemetar."Kalian keluar dulu." Yara merasa dadanya sangat sesak dan meminta semuanya pergi."Rara, nggak apa-apa, biarkan aku membantumu." Siska bergegas berkata."Nggak usah." Yara menggeleng dan menatap mereka dengan memohon, "Keluar dulu, oke? Keluar!""Ayo, kita tunggu di ruang tamu." Gio akhirnya merespons, mengangguk kepada Yara, dan menarik pergi Felix dan Siska.Yara berdiri di ambang pintu, mengendus-endus, dan berseru lirih, "Ayah, mereka sudah pergi. Nggak apa-apa."Santo masih meringkuk di pojokan.Dia adalah kepala keluarga Lubis, yang berwibawa dan terhormat seumur hidup. Tapi sekarang ... pikirannya sudah tidak jernih lagi dan menghadapi hal semacam ini saja tidak bisa."Ayah!" Yara dengan hati-hati melangkah maju dan menarik lembut pakaian Santo. "Ayah, n

  • Cinta yang Tertukar   Bab 0624

    Yara juga berdiri dan menatap mata Melanie. "Bahkan meski mereka tahu kebenarannya dan menukar kita kembali, mereka tetap akan sangat mencintaimu dengan kasih sayang yang sama.""Melanie, kamu kehilangan dua orang yang paling menyayangimu. Kamu benar-benar nggak menyesalinya?" Yara sedikit emosional."Nggak!" kata Melanie dengan sangat tegas. "Yara, asal kamu tahu, nggak ada kata "menyesal" dalam kamus hidupku. Ambil barang-barangmu dan cepat pergi. Nggak usah ngoceh nggak jelas di sini."Yara menggelengkan kepalanya, mengambil album foto itu dan mengatakan satu hal lagi, "Jaga dirimu baik-baik."Dia keluar dari vila, mengucapkan selamat tinggal kepada Amel, dan segera pergi.Amel kembali ke vila dan melihat Melanie melamun sambil memandangi foto Zaina. Dia bertanya dengan suara kecil, "Bu, kamu juga kangen ibumu?""Dia bukan ibuku." Melanie mengambil foto itu dari dinding dan melemparkannya ke lantai. "Aku nggak kangen dia. Nggak sedikit pun!"Orang yang paling disayangi Zaina semasa

  • Cinta yang Tertukar   Bab 0623

    Setelah kehilangan Santo sekali, Yara dan yang lainnya tidak berani ceroboh lagi, terutama Siska."Rara, aku janji nggak akan membiarkan Paman Santo lepas dari pandanganku."Yara tertawa sambil menggelengkan kepalanya. "Oke, tutup pintunya, dia nggak akan bisa keluar. Aku keluar sebentar."Karena Santo selalu bicara soal menemui Zaina, Yara ingin pergi ke rumah keluarga Lubis untuk mengambil foto-foto Zaina. Dia sudah menelepon Melanie.Sampai di sana, dia melihat Amel sudah menunggunya dari kejauhan."Bibi Rara!" Amel melihat kedatangannya dan langsung berlari menghampiri. "Bibi Rara, kamu di sini."Yara memeluk Amel. "Wah, Amel sudah tambah tinggi dan cantik.""Bibi Rara juga tambah cantik," balas si kecil bermulut manis.Yara membawanya masuk ke dalam vila. Melanie sudah menunggu di ruang tamu."Barangnya di lantai atas, mungkin di kamar mereka." Melanie bangkit dan berjalan ke arah tangga. "Ayo kuantar ke atas.""Terima kasih." Yara meminta Amel bermain sendirian dan mengikuti ke a

  • Cinta yang Tertukar   Bab 0622

    Ini pertama kalinya Amel melihat Yudha berbicara sangat serius dengannya. Wajahnya langsung terlihat takut dan dia berbisik, "Amel kasihan sama Ibu.""Ibumu kenapa?" Yudha berjongkok dan sedikit melunakkan nada bicaranya.Amel menggeleng dan mengulangi, "Ibu kasihan sekali."Yudha tidak bertanya lagi dan mengelus kepala si kecil. "Amel, mungkin suasana hati ibumu sedang buruk. Paman akan menghiburnya, tenang saja.""Terima kasih, Paman." Amel menghela napas dan melanjutkan bermain.Yudha duduk di sofa dan menunggu. Pikirannya terus terbayang penampilan Melanie barusan. Gelagatnya seperti orang mabuk, tapi tidak ada bau alkohol sama sekali di dalam kamar. Bau itu ...Yudha belum pernah merasakan bau seperti itu sebelumnya. Menyengat dan sangat tidak enak.Dia menunggu beberapa saat dan kemudian melihat Melanie turun. Melanie sudah berganti pakaian dan menata rambutnya, nyaris seperti orang yang berbeda, membuat Yudha bertanya-tanya apakah yang dilihatnya tadi itu hanya ilusi."Yudha, ke

  • Cinta yang Tertukar   Bab 0621

    Selama beberapa hari berikutnya, Yara menghabiskan waktu bersama Yola dan Santo di siang hari. Lalu malamnya mengerjakan desain perhiasan bertemakan "Pulau" itu.Tapi, inspirasinya seakan sedang surut dan ide-ide yang dia pikirkan masih kurang memuaskan.Sidang perceraiannya semakin dekat.Di suatu sore, Yudha menerima telepon dari Amel sebelum pulang dari kantor."Paman sedang sibuk?" ucap gadis kecil itu dengan suara manis. "Amel sudah lama nggak ketemu Paman. Paman sedang sibuk bersama adikku ya?"Yudha terdiam. Beberapa waktu telah berlalu sejak Yovian datang ke rumah. Dia memang sudah lama belum bertemu Amel.Sejenak, dia merasa malu. "Paman minta maaf. Malam ini Paman ke rumahmu, oke?""Sekarang saja. Ayo makan di luar bersama Ibu." Amel tertawa usil. "Tapi jangan bilang Ibu. Beri dia kejutan.""Oke." Yudha menjawab ringan.Dia membereskan pekerjaannya sebentar dan segera pergi ke rumah keluarga Lubis. Tak disangka, Amel sudah menunggu di depan pintu."Amel ...""Ssst!" Amel mene

  • Cinta yang Tertukar   Bab 0620

    "Nggak mungkin." Yara berpikir, satu-satunya pria yang dekat dengannya baru-baru ini adalah Felix.Menurutnya, dengan sifat Felix, dia tidak mungkin punya ini seperti ini. Saran dari Gio juga rasanya tidak mungkin sampai ke sini.Dia tidak tahu siapa lagi yang mungkin."Rara, gawat!"Yara tiba-tiba mendengar suara Siska dari belakangnya. Dia buru-buru menutup telepon. "Safira, aku ada urusan mendadak. Sampai di sini dulu ya, terima kasih!""Ada apa?" Dia menatap Siska dengan cemas."Ayahmu ... ayahmu hilang." Siska terengah-engah karena kelelahan. Dia jelas sudah mencari di sekitar untuk mencoba mencarinya sebelum memberi tahu Yara.Suaranya seperti menahan tangisan. "Kami terlalu fokus dengan Yola. Aku nggak tahu sejak kapan ayahmu pergi.""Nggak apa-apa. Tolong jaga Yola dulu, aku akan mencarinya." Yara menenangkan Siska dan segera menelepon polisi.Setelah menelepon polisi, dia menelepon Felix dan Gio."Oke, jangan khawatir, kami akan membantu mencari." Felix menenangkan Yara dan me

  • Cinta yang Tertukar   Bab 0619

    Keesokan harinya setelah sarapan, cuaca di luar sangat cerah. Yara ingin mengajak Yola dan Santo berjalan-jalan."Aku ikut juga." Siska melambaikan kedua tangannya. Reaksi kehamilannya sudah jauh membaik akhir-akhir ini. Usia kandungannya sudah lima minggu.Yara meminta pengasuh memakaikan baju kepada Yola sementara dia pergi membantu Santo."Ayah, ganti baju dulu, lalu pergi jalan-jalan, oke?""Jalan-jalan?" Santo berpikir sejenak, "Ketemu Zaina?"Hati Yara terasa pilu. Dia hanya bisa berbohong, "Ya, jalan-jalan, menemui ibuku. Ayo Ayah, aku bantu pakai baju.""Oke, ketemu Zaina, ketemu Zaina ..." Santo terus bergumam dan segera berganti pakaian.Mereka turun ke bawah dan pergi ke lapangan kompleks. Yola di dalam kereta dorong bayi. Mata lebarnya berkedip-kedip, melihat ke mana-mana penuh rasa ingin tahu.Yara awalnya khawatir anaknya terlalu kecil untuk dibawa keluar. Tapi pengasuhnya mengatakan bahwa Yola tumbuh dengan sangat baik. Cuacanya sedang bagus, tidak terlalu dingin dan tid

DMCA.com Protection Status